Karomah Sultonul auliya' Syaikh Abi ya'qub yusuf alhamdani an-naqsyabandi Qs
Imam Ibn Hajar al-Haytsami seorang ulama fiqhi madzhab syafi'i, menuliskan di dalam kitabnya, Al-Fatawa al-Haditsiyya,
Abu sa'id abdullah bercerita tentang pengalamannya di masa muda,
Abu sa'id berkata:
waktu masih muda saya dan teman saya ibnus-saqo pernah masuk ke kota baghdad untuk mencari ilmu, sebelumnya saya berdua sering bersilaturrahim kpd ulama' ulama' sholeh.
Dan diwaktu itu saya mendengar bahwa di kota baghdad ada wali qutub (sulton auliya') yang jelas maqom nya, namanya syaikh abii ya'qub yusuf al-hamdani, maka kami berdua berniat untk bersilaturrahim kpd beliau, dan kebetulan pada waktu itu syaikh abdul qodir al-jailani ikut juga bersama kita,
yang pada waktu itu umurnya skitar 22 tahun.
Dan berangkatlah kita bertiga...
Namun Saat di perjalanan ibnus-saqo berkata:
saya akan bertanya kpd syaikh abi ya'qub satu pertanyaan yang sekiranya beliau tidak bisa menjawabnya.
'
Dan saya pun juga berkata:
kalau saya ingin bertanya satu pertanyaan yg sekiranya syaikh abi ya'qub sulit untk menjawabnya sehingga beliau masih pikir panjang untuk menjawab.
'
Lalu syaikh abdul qodir juga berkata:
kalau saya tidk ingin tanya apa2 kpd syaikh abi ya'qub, aku cuma ingin duduk bersama beliau untuk menanti dan mengharap barokahnya..
'
Setelah sampai kerumahnya syaikh abi ya'qub, beliau tidk menghiraukan kedatangan kami.
Setelah beberapa waktu kemudian, syaikh abi ya'qub datang dan memandang kami dan pandangannya langsung tertuju kpd ibnus-saqo dengn pandangan yg tajam seprti petir menyambar.
Kemudian beliau berkata: celakalah engkau wahai ibnus-saqo..
Engkau membuat pertanyaan kpd ku yg sekiranya aku tak bisa menjawabnya.
Pertanyaanmu Seperti ini . . . . . . . . . . . . . . .?
Dan inilah jawabannya . . . . . . . . . . . . . . . . !
Perlu kau ketahui, aku melihat api kekafiran yg membakar mulutmu.!
'
Lalu syaikh abi ya'qub mengalihkan pandangannya kpd saya, dengn pandangan yg sama seprti kpd ibnus-saqo.
Kemudian beliau berkata:
Dan engkau juga membuat pertanyaan kpd saya yg sekiranya saya sulit untuk menjawabnya sehingga saya masih mikir panjang.
Pertanyaan kamu Seperti ini . . . . . . . . . . .?
Dan inilah jawabannya.
Perlu kau ketahaui, aku melihat harta akan membuat kamu kesulitan ..
Mendangar ucapan syaikh abi ya'qub, saya dan ibnus-saqo sangat terkejut sekali karna beliau mengetahui rencana kami berdua.
Dan beliau menjawab pertanyaan kami sebelum kami sempat bertanya.
'
Dan seterusnya syaikh abi ya'qub menatap kpd syaikh abdul qodir al-jailan
Beliau di hormati oleh syaikh abi ya'qub dan di suruh mendekat kehadapanya,
Kemudian Syaikh abi ya'qub berkata: Wahai abdul qodir... Allah dan rosul Nya meridhoi kamu karna terpujinya akhlaqmu..
Dan aku melihat engkau di kota baghdad menduduki sebuah kursi sambil berkata di hadapan manusia banyak yang wali-wali.
Engkau berkata: "kakiku akan menjadi panutan para wali"
Dan aku juga melihat semua wali allah di zamanmu semunya menghadap kepadamu karna memuliakan dirimu..
Begitulah kata syaikh abi ya'qub kpd syaikh abdul qodir...
Setelah saya berpisah dengan syaikh abi ya'qub saya tak pernah bertemu lagi dengan nya...
'
Singkat cerita.. Ibnus-saqo menjadi ulama' besar yang di segani karna kegigihannya mencari imu, sampai dia menjadi nomer satu d zamannya dan masyhur di kalangannya. Sehingga semua orang yg berdebat denganya tdk pernah menang... Ibnus-saqo tdk pernah kalah dalam berdebat, dengan bermodal lancarnya berbicara dan pintar menyusun kata kata. Sampai ahirnya ibnus-saqo di sukai oleh kholifah, dan ibnus-saqo di utus ke kerajaan romawi.
Setelah ibnu saqo berada di romawi, sang raja romawi pun di buat takjub olehnya karna keluasan ilmu ibnus-saqo. Maka raja pun mengumpulkan semua pendeta-pendeta yg ada di romawi untuk berdebat dengan ibnus-saqo. Dan hasilnya sama seperti sebelumnya, ibnus-saqo tak bisa di kalahkan. Setelah kejadian itu ibnus-saqo menjadi masyhur di negari romawi dan di muliakan oleh masrakat...
Sampai pada ahirnya ibnus-saqo di goda oleh gadis yg saaangat cantik, yg mana gadis itu adalah salah satu putri raja romawi..
Dan ibnus-saqo pun tergoda dengan kecantikan gadis itu.
Hingga pada ahirnya terjadilah apa yg tidk patut terjadi,
ya itu sesuatu yg di larang oleh agma. Setelah beberapa bulan terjadilah fitnah yang mengguncangkan negara romawi, tentang kehamilan putri raja yang mengaku di hamili oleh ibnu saqo,
Kemudian raja memanggil ibnus-saqo, dan di tanyakan kebenaran fakta itu, ibnus-saqo menjawab dengan jujur apa yg terjadi, dan dia mau bertanggung jawab dan mengutarakan isi hatinya kalau dia mau menikahi putrinya...
Raja pun menjawab: ibnus-saqo tidak boleh menikahi putrinya, kecuali mengikuti agama raja dan putrinya, iya itu agama nashroni..
Maka ibnus-saqo pun setuju dengan syarat itu.. Maka jadilah dia nashroni karna seorang wanita. Na'udzu billa tsumma na'udzu billah...
Setelah beberapa tahun kemudian ibnus-saqo menderita sebuah penyakit, dia mengalami sakit begitu lama dan ahirnya dia pun menjadi miskin, hingga pada ahirnya dia di usir oleh keluarga raja dari istana kerajaan.
Setelah keluar dari istana kerajaan dia pun tak mempunyai tempat tinggal bahkan untk membeli makanan saja dia tak punya, maka jadilah dia seorang pengemis di pasar-pasar...
Di saat ajal mendekatinya, ada seorang laki laki yg pernah kenal dengannya. Laki laki itu berkata: apakah kamu masih ingat afalan al-quran?
Ibnus-saqo menjawab:
al-quran? Saya tdk ingat sama sekali kecuali ayat "rubumaa yawaddul-ladzina kafaruu lau kaanuu muslimiin"
Di waktu itu ibnus-saqo dalam keadaan sakaratul maut..
Kemudian laki laki itu membalik badan ibnus-saqo untuk menghadap qiblat tapi inbnus-saqo membalikkan lagi badanya, dan keluarlah ruhnya dengan tidak menghadap qiblat..
Sebelum ibnussaqo mati dia berkata kpd laki laki itu bahwa dia seperti itu karna suu-ul adab (buruk sopan santun) kpd syaikh abi ya'qub yusuf al-hamdani An-naqsyabandi...
Sedangkan Syaikh abdul qodir berbeda dengan ibnus-saqo.
Syaikh abdul qodir tumbuh menjadi tokoh shufi terkemuka, seperti yang di ucapkan syekh abi ya'qub di waktu syaikh abdul qodir masih muda, yaitu menjadi panutan para wali (sulthonul-auliya' ) di zamannya...syaikh abdul qodir juga pernah berkata di depan manusia banyak yg menjadi muridnya
"kakiku ini menjadi panutan para wali"
(seperti yg di ucapkan syekh abii ya'qub Qs)
Dan ternyata memang benar semua wali allah yg ada di dunia pada zaman itu menundukkan kepalanya memuliakan syaikh abdul qodir..
Seterusnya abu sa'id melanjutkan ceritanya.
Abu sa'id berkata:
kalau saya sendiri juga sama seperti yg di ucapkan syaikh abi ya'qub.
Di kmudian hari saya di sukai oleh sulthon nuruddin, saya di paksa olehnya untuk menjadi mantri waqof, dan saya tidk bisa menolak karna raja yang memaksaku. Setelah saya menjadi mentri waqof, berkumpullah semua harta di hadapanku, sampai2 aku kesulitan karna sangat banyak....
Dan sekali lagi saya membenarkan ucapan syaikh abi ya'qub yusuf al-hamdani an-naqsyabandi Qs.
SEKIAN...!
Semoga bermanfaat, dengn cerita ini bisa d ambil hikmah betapa pentingnya akhlaq.
Mari kita tekankan akhlaq kepada anak-anak kita di zaman yg sangat ahir ini, Zaman yg akhlaq sudah tidak di anggap penting lagi, Zaman yg sudah sulit menemukan para orang tua menekan pada anak-anaknya untuk menjaga akhlaq dan tatakrama.
'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.