Rabu, 31 Agustus 2016

Ain bashiroh ( Mata hati )

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah manusia yang paling mencintai Allah ta’ala. Beliau menyembah Allah ta’ala karena mencintaiNya dan Allah ta’ala paling mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Oleh karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sangat mencintai Allah ta’ala maka beliau takut kepada Allah ta’ala yakni takut untuk melakukan sesuatu yang dibenciNya atau yang dimurkaiNya.
Muslim yang takut kepada Allah karena mereka selalu yakin diawasi oleh Allah Azza wa Jalla atau mereka yang selalu memandang Allah dengan hatinya (ain bashiroh), setiap akan bersikap atau berbuat sehingga mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya , menghindari perbuatan maksiat, menghindari perbuatan keji dan mungkar sehingga terbentuklah muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang sholeh
Muslim yang memandang Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) atau muslim yang bermakrifat adalah muslim yang selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan ingat kepadaNya.
Imam Qusyairi mengatakan “Asy-Syahid untuk menunjukkan sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang membuatnya selalu sadar dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa melihat dan menyaksikan-Nya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat ingatannya menguasai hati seseorang maka dia adalah seorang syahid (penyaksi)”
Ubadah bin as-shamit ra. berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata: “Seutama-utama iman seseorang, jika ia telah mengetahui (menyaksikan) bahwa Allah selalu bersamanya, di mana pun ia berada“
Rasulullah shallallahu alaihi wasallm bersabda “Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)
Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani, “Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati”
Sebuah riwayat dari Ja’far bin Muhammad beliau ditanya: “Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya?” Beliau menjawab: “Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah”. “Bagaimana anda melihat-Nya?” dia menjawab: “Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.”

Hidayah kedekatan

hamba yang dekat dengan Tuhan

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh“
Sungguh celaka orang yang tidak berilmu.
Sungguh celaka orang yang beramal tanpa ilmu
Sungguh celaka orang yang berilmu tetapi tidak beramal
Sungguh celaka orang yang berilmu dan beramal tetapi tidak menjadikannya muslim yang berakhlak baik atau muslim yang ihsan.
Urutannya adalah ilmu, amal, akhlak (ihsan)
Ilmu harus dikawal hidayah. Tanpa hidayah, seseorang yang berilmu menjadi sombong dan semakin jauh dari Allah ta’ala. Sebaliknya seorang ahli ilmu (ulama) yang mendapat hidayah (karunia hikmah) maka hubungannya dengan Allah Azza wa Jalla semakin dekat sehingga meraih maqom (derajat) disisiNya dan dibuktikan dengan dapat menyaksikanNya dengan hati (ain bashiroh).
Sebagaimana diperibahasakan oleh orang tua kita dahulu bagaikan padi semakin berisi semakin merunduk, semakin berilmu dan beramal maka semakin tawadhu, rendah hati dan tidak sombong.
Para ulama tasawuf atau kaum sufi mengatakan bahwa hijab itu meliputi antara lain nafsu hijab, dosa hijab, hubbub al-dunya hijab, cara pandang terhadap fiqh yang terlalu formalistik juga hijab, terjebaknya orang dalam kenikmatan ladzatul ‘ibadah, sampai karomah juga bisa menjadi hijab, dll. Salah satu bentuk nafsu hijab terbesar itu justru kesombongan, karena sombong itu, membuat, manusia hanya melihat dirinya. Kita bisa bayangkan, kalau keadaan batin itu hanya melihat dirinya sendiri, orang lain tidak kelihatan, bagaimana dia bisa menyaksikan Allah dengan hatinya (ain bashiroh).
Rasulullah bersabda: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah bin Mas’ud)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda , “Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (HR. Muslim)
Dalam sebuah hadits qudsi , Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda , “Allah berfirman, Keagungan adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya”. (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kemuliaan adalah sarung-Nya dan kesombongan adalah selendang-Nya. Barang siapa menentang-Ku, maka Aku akan mengadzabnya.” (HR Muslim)
Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam “Musllim yang bagaimana yang paling baik?” “Ketika orang lain tidak (terancam) disakiti oleh tangan dan lisannya” Jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu aliahi wasallam bersabda “Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus lidahnya“. (HR. Ahmad)
Sayyidina Umar ra menasehatkan, “Jangan pernah tertipu oleh teriakan seseorang (dakwah bersuara / bernada keras). Tapi akuilah orang yang menyampaikan amanah dan tidak menyakiti orang lain dengan tangan dan lidahnya“
Sayyidina Umar ra juga menasehatkan “Orang yang tidak memiliki tiga perkara berikut, berarti imannya belum bermanfaat. Tiga perkara tersebut adalah santun ketika mengingatkan orang lain; wara yang menjauhkannya dari hal-hal yang haram / terlarang; dan akhlak mulia dalam bermasyarakat (bergaul)“.
Tujuan beragama adalah menjadi muslim yang ihsan atau muslim yang berakhlakul karimah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad)
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Sungguh dalam dirimu terdapat akhlak yang mulia”. (QS Al-Qalam:4)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Lalu dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya (bermakrifat), maka jika kamu tidak melihat-Nya (bermakrifat) maka sesungguhnya Dia melihatmu. (HR Muslim 11)
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Al Faathir [35]:28).

Selasa, 30 Agustus 2016

Kasat mata

PERINDAH DIRI DENGAN AKHLAQULKARIMAH

☆☆☆☆☆☆☆


Orang-orang yang diizinkanNya untuk dapat mengetahui alam yang tidak kasat mata maka mereka akan melihat siapa yang telanjang atau bahkan yang berupa binatang daπ siapa yang dianugerahkan pakaian oleh Allah Azza wa Jalla
Kami kalau mendengarkan kabar dari seorang kawan yang dizinkanNya untuk melihat alam yang tidak kasat mata tentang perbuatan kami terdahulu yang salah jalan maka kamipun tertunduk malu kepada Allah Azza wa Jalla namun tentulah Allah Ar Rahmaan Ar Rahiim, maha pemberi ampun
Pernah pula mendapatkan kabar dari seorang kawan tentang kawannya yang masuk rumah sakit dan dokter tidak mampu menegakkan diagnosanya. Kemudian konsultasi kepada “ahlinya” dan bertanya apa kesalahannya.
Ternyata kawan yang masuk rumah sakit ini, setiap singgah ke kampung halamannya mempunyai kebiasaan menyempatkan diri untuk ziarah kubur.
Namun beberapa kali singgah ke kampung halamannya pada akhir akhir ini melupakan kebiasaannya
Setelah dia mengkhususkan waktu untuk ziarah kubur di kampung halamannya , pada kenyataanya penyakitnya pun sirna.
Kami meyebut penyakit kawan yang masuk rumah sakit karena dirindukan oleh ahli kubur...
Wallahu a’lam...

☆☆☆
Begitupula riwayat berikut ini
Pada suatu hari Abu Bashir berada di Masjid A-Haram. la terpesona mnenyaksikan ribuan orang yang bergerak mengelilingi Kabah, mendengarkan gemuruh tahlil, tasbih, dan takbir mereka. Ia membayangkan betapa beruntungnya orang-orang itu. Mereka tentu akan mendapat pahala dan ampunan Tuhan.
Imam Ja’far Al-Shadiq ra, ulama besar dari keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, menyuruh Abu Bashir menutup matanya. Imam Ja’far mengusap wajahnya. Ketika ia membuka lagi matanya, ia terkejut. Di sekitar Ka’bah ia melihat banyak sekali binatang dalam berbagai jenisnya- mendengus, melolong, mengaum. Imam Ja’far berkata, “Betapa banyaknya lolongan atau teriakan; betapa sedikitnya yang haji.”
Apa yang disaksikan Abu Bashir pada kali yang pertama adalah bentuk tubuh-tubuh manusia. Apa yang dilihat kedua kalinya adalah bentuk-bentuk ruh mereka.
Seperti tubuh, ruh mempunyai rupa yang bermacam-macam: buruk atau indah; juga mempunyai bau yang berbeda: busuk atau harum. Rupa ruh jauh lebih beragam dari rupa tubuh. Berkenaan dengan wajah lahiriah, kita dapat saja menyebut wajahnya mirip binatang, tapi pasti ia bukan binatang. Ruh dapat betul-betul berupa binatang -babi atau kera.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Katakanlah: apakah akan Aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk kedudukannya di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi dan penyembah Thagut? Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus”. (QS Al-Maidah [5]: 60)
Al-Ghazali menulis: ‘Al-Khuluq dan Al-Khalq kedua-duanya digunakan. Misalnya si Fulan mempunyai khuluq dan khalq yang indah -yakni indah lahir dan batin. Yang dimaksud dengan khalq adalah bentuk lahir, yang dimaksud dengan khuluq adalah bentuk batin. Karena manusia terdiri dari tubuh yang dapat dilihat dengan mata lahir dan ruh yang dapat dilihat dengan mata batin. Keduanya mempunyai rupa dan bentuk baik jelek maupun indah. Ruh yang dapat dilihat dengan mata batin memiliki kemampuan yang lebih besar dari tubuh yang dapat dilihat dengan mata lahir. Karena itulah Allah memuliakan ruh dengan menisbahkan kepada diri-Nya.
Firman Allah ta’ala yang artinya
‘Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, Aku menjadikan manusia dan’ tanah. Maka apabila telah kusempurna kan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya ruhku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.’ (QS. Shaad [38]:71-72).
Allah menunjukkan bahwa jasad berasal dari tanah dan ruh dari Tuhan semesta alam. (Ihya Ulum Al-Din, 3:58).
Khuluq -dalam bahasa Arab- berarti akhlak. Ruh kita menjadi indah dengan akhlak yang baik dan menjadi buruk dengan akhlak yang buruk. Dalam teori akhlak dari Al-Ghazali, orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya, akan memiliki ruh yang berbentuk babi; orang yang pendengki dan pendendam akan memiliki ruh yang berbentuk binatang buas; orang yang selalu mencari dalih buat membenarkan kemaksiatannya akan mempunyai ruh yang berbentuk setan (monster) dan seterusnya.
Oleh karenanya untuk memperindah bentuk ruh kita, kita harus melatihkan akhlak yang baik. Meningkatkan kualitas spiritual, berarti mernperindah akhlak kita. Kita dapat simpulkan dari doa ketika bercermin. “Allahumma kama ahsanta khalqi fa hassin khuluqi.’ (Ya Allah, sebagaimana Engkau indahkan tubuhku, indahkan juga akhlakku)...
Wassalam...

Senin, 29 Agustus 2016

Jamak dan qoshor sholat


TATA CARA NIAT JAMA’ TAQDIM, JAMA TA’KHIR
DAN NIAT QOSHOR

1. Jama’ Taqdim adalah menjalankan sholat Dhuhur dan sholat Ashar didalam waktu Dhuhur,  atau menjalankan sholat Maghrib dan sholat Isya’  didalam waktu Maghrib.
Qoshor adalah mengurangi roka’at sholat yang empat rokaat menjadi dua roka’at, maka qoshor hanya berlaku untuk sholat dhuhur,  Ashar , dan Isya’.
Syarat jama’ taqdim :
1. Tertib
2. Niat jamak pada takbirotul ihrom shalat pertama
3. mualah/ langsung /terus menerus dalam mengerjakan.
a. Niat sholat Dhuhur Jama’ Taqdim dan di Qoshor 
أُصَلّى فَرْضَ الظُّهْرِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض ظهر حالى دى جمع كلوان عصر راع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
b. Niat sholat Ashar Jama’ Taqdim dan di Qoshor
أُصَلّى فَرْضَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض عصر راع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
a. Niat sholat Maghrib Jama’ Taqdim ( tidak boleh di qoshor )
أُصَلّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض مغرب حالى دى جمع كلوان عشاء تيكاع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
b. Niat sholat Isya’ Jama’ Taqdim dan di Qoshor
أُصَلّى فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض عشاء راع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
2. Jama’ Ta’khir adalah menjalankan sholat dhuhur dan sholat Ashar didalam waktu Ashar, atau menjalankan sholat Maghrib dan sholat Isya’ didalam waktu Isya’.
Syarat jama’ ta’khir :1.Niat Jama Ta’khir harus dilakukan didalam waktu Dhuhur (ketika Jama’ Ta’khir Sholat Dhuhur dan Ashar), dan didalam waktu Maghrib (ketika Jama’ Takhir Sholat Maghrib dan Isya’).
menurut qaul shohih dalam jama’ ta’khir tidak di syaratkan tertib,muwalah,niat jama’ pada takbirotul ikhrom.



a. Niat Jama’ Ta’khir untuk sholat Dhuhur dan Sholat Ashar ( dilakukan didalam waktu dhuhur )
نَوَيْتُ تَأْخِيْرَ الظُّهْرِ إِلىَ الْعَصْرِ لِأَجْمَعَ بَيْنَهُمَا
( نية إعسون عاخيراكن صلاة ظهر ماريع صلاة عصر كرنا أرف دى جمع )

Sedangkan niat sholat dhuhur Jama’ ta’khir dan di Qoshor 
أُصَلّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض ظهر  راع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
Niat sholat Ashar Jama’ ta’khir dan di Qoshor
أُصَلّى فَرْضَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض عصر  راع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
b. Niat jama’ Ta’khir untuk sholat Maghrib dan sholat isya’ ( dilakukan didalam waktu Maghrib )
نَوَيْتُ تَأْخِيْرَ الْمَغْرِبِ إِلىَ الْعِشَاءِ لِأَجْمَعَ بَيْنَهُمَا
( نية إعسون عاخيراكن صلاة مغرب ماريع صلاة عشاء كرنا أرف دى جمع )
Sedangkan niat sholat Maghrib Jama’ Ta’khir ( tidak boleh di Qoshor )
أُصَلّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض مغرب  تيكاع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
Niat sholat Isya’ Jama’ Ta’khir dan di Qoshor
أُصَلّى فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالٰى
( نية إعسون صلاة فرض عشاء  راع ركعة حالى مأموم كرنا الله تعالى )
TAMBAHAN:
Sholat Maghrib hanya bisa di Jama’ dan tidak bisa di Qoshor
Sholat Shubuh tidak boleh di Jama’ dan di Qoshor
Niat Qoshor bisa menggunakan   ركعتين   atau  قصرا

Kata mutiara

Kata Kata Mutiara
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
1. Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama.
2. Keluhuran budi pekerti akan tampak pada ucapan dan tindakan.
3. Orang yang berjiwa besar teguh pendiriannya, tetapi tidak keras kepala.
4. Ulurkan cintamu karena Tuhanmu dan tariklah cintamu karena Tuhanmu, anda tentu tak akan kecewa.
5. Cinta indah seperti bertepuk dua tangan, tak akan indah jika hanya sebelah saja.
6. Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita, tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja.
7. Melihatlah ke atas untuk urusan akhiratmu dan melihatlah ke bawah untuk urusan duniamu maka hidup akan tenteram.
8. Seseorang yang oprimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan.
9. Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan dirinya atau membenci sesuatu yang bermanfaat baginya. Mohonlah petunjuk-Nya.
10. Sahabat yang sejati adalah orang yang dapat berkata benar kepada anda, bukan orang yang hanya membenarkan kata-kata anda.
11. Bekerja atas dorongan cinta akan terasa senang tiada jemu dan lelah.
12. Orang besar menempuh jalan kearah tujuan melalui rintangan dan kesukaran yang hebat.
13. Berbuat baiklah kepada orang lain seperti berbuat baik kepada diri sendiri.
14. Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna.
15. Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain.
16. Jika seseorang tidak mencintai anda janganlah dia anda benci, karena mungkin akan tumbuh benih cinta kembali.
17. Cinta akan menggilas setiap orang yang mengikuti geraknya, tetapi tanpa gilasan cinta, hidup tiada terasa indah.
18. Bukan kecerdasan anda, melainkan sikap andalah yang yang akan mengangkat anda dalam kehidupan.
19. Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri sendiri.
20. Jika rasa cinta terbalas, maka bersyukurlah karena Allah telah memberikan hidup lebih berharga dengan belas Kasih-Nya.
21. Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda.
22. Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksana sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan.
23. Jika rasa cinta itu tak terbalas maka bersukurlah, karena anda akan dipilihkan Allah yang lebih baik.
24. Watak keras belum tentu bisa tegas, tetapi lemah lembut tak jarang bisa tegas.
25. Sifat orang yang berlilmu tinggi adalah merendahkan hati kepada manusia dan takut kepada Tuhan.
26. Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.
27. Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.
28. Makanlah Sebelum Lapar dan Berhentilah Sebelum Kenyang.
29. Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.
30. Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.
31. Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.

Minggu, 28 Agustus 2016

Sholawat Taghfir / Mansuub

SHALAWAT TAGHFIR oleh: Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid Tanggul Jember
"Allaahumma Shalli 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Shalaatan Tagh-firu Bihadz Dzunuub, Wa Tush-lihu Bihal Quluub, Wa Tan-thaliqu Bihal ‘Ushuub, Wa Taliinu Bihash Shu’uub, Wa 'Alaa Aaalihii Wa Shahbihii Wa Man Ilaihi Mansuub"
Artinya: Ya Allah, Engkau curahkan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dengan shalawat yang mengampuni segala dosa, yang memperbaiki segala hati, yang menyembuhkan segala penyakit, yang memudahkan segala kesusahan, tercurahkan pula kedpada keluarganya dan para sahabatnya dan orang yang ada bertalian kepada beliau (Nabi Muhammad SAW).

Istighfar adalah obat berbagai keluhan

Istigfar Adalah obat berbagai keluhan
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Suatu hari, Rasulullah Saw, duduk bersama beberapa sahabatnya. Lalu datanglah seorang laki-laki. Dia bertanya dan mengeluhkan kemiskinannya kepada Rasulullah , Lalu Rasulullah bersabda, ” Engkau harus beristighfar. “
Kemudian datang seorang laki-laki lainnya bertanya dan mengeluhkan sedikitnya anak. Maka Rasulullah bersabda, ” Engkau harus beristighfar. “
Lantas seorang sahabat, Abu Hurairah r.a. bertanya, ” Ya Rasulullah, penyakitnya bermacam-macam , tapi kenapa obatnya hanya satu?” Rasulullah bersabda, ” Aku akan bacakan kepada kalian apa yang telah di sampaikan oleh Nabi Nuh kepada umatnya.”
“ Maka aku katakan: mohon ampunlah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat dari langit untukmu. Dia akan memberimu banyak harta dan anak-anak dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan (mengadakan pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai yang mengalir (di dalamnya ). Mengapa kamu tidak meletakkan harapan kepada Allah.” ( QS. Nuh ayat 10-13 ).”
Rasulullah kemudian bersabda,” Barang siapa senantiasa membaca istighfar, maka Allah menjadikan baginya jalan keluar atas setiap kesulitan yang ia derita dan Allah memberi kelapangan atas setiap kesempitannya serta Allah memberi kepadanya rizki dari arah yang tidak di sangka-sangka.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)
Dan di ceritakan dari sejarah ulama besar mengenai istighfar
Hasan al-Basri adalah ulama besar. Beliau tabiin (generasi sesudah sahabat) yang luas ilmunya. Bahkan Wasil bin Atha’, tokoh Mu’tazilah, mengaku dirinya murid Hasan. Suatu hari seseorang datang kepada beliau, mengeluhkan musim paceklik yang panjang danpenghasilannya menyusut. “Minta ampunlah (istighfar) kepada Allah agar masa paceklik itu segera berlalu,” kata Hasan memberi nasehat.
Datang lagi seseorang mengadukan keadaan dirinya kepada Hasan. “Guru, saya ingin punya keturunan. Doakanlah kepada Tuhan agar aku dikaruniai anak,” pintanya. Hasan menjawab: “Istighfarlah kepadaAllah agar kamu dikaruniai anak.”
Datang lagi orang ketiga pada Hasan. Orang ini mengeluh tentang tanamannya yang tidak kunjung berbuah. Hasan lalu berkata: “Mohon ampunlah kepada Allah agar tanamanmu cepat berbuah.” Para murid yang mendengar jawaban gurunya heran. Tiga pertanyaan berbeda dijawab dengan jawabanyang sama: Istighfar atau minta ampun. Tapi diperlukan keberanian bagi seorang murid menegur gurunya, apalagi guru sekelas Hasan al-Basri.
Salah seorang memberanikan diri. “Wahai guru kami. Ada tiga orang berbeda datang kepada guru dengan keluhan berbeda. Tetapi mengapa guru memberi jawaban yang sama atas tiga keluhan berbeda?” tanya murid itu. Hasan dengan senyum ramah mengatakan: “Jawabanku itu bukan atas kemauanku sendiri melainkan berdasarkan firman Allah.” Hasan lalu membacakan surat Nuh ayat 10-13 :
“Maka aku katakan: mohon ampunlah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat dari langit untukmu. Dia akan memberimu banyak harta dan anak-anak dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan (mengadakan pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai yang mengalir (di dalamnya ). Mengapa kamu tidak meletakkan harapan kepada Allah.” ( QS. Nuh ayat 10-13 ).”
Cara ulama besar Hasan al-Basri menjawab keluhan umatnya sungguh menarik. Ia memfokuskan pada satu kata kunci yaitu istighfar. Al-Qurtubi dan Ibnu Katsir menyatakan bahwa ayat ini merupakan bukti bahwa beristighfar dan bertaubat akan menambah rezeki dan keturunan serta hujan turun membasahi bumi yang gersang. Hamka dalam tafsir Al-Azhar memberi komentar tentang ayat ini bahwa ampunan Tuhan adalah cahaya hidup. Jika Tuhan memberi ampunan, segala pekerjaan menjadi mudah, dada pun lapang dan hidup terang benderang.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda sebagai berikut,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻩُ ﻓَﺈِﻧِّﻰ ﺃَﺗُﻮﺏُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩُ ﻛُﻞَّ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﺎﺋَﺔَ ﻣَﺮَّﺓٍ
“ Wahai manusia seluruhnya bertaubat dan mohon ampunlah kepada Allah. karena sesungguhnya aku memohon ampunan kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari ”

Asmaul husna komunikasi

Ada sejumlah petikan wacana dari kaum sufi, yang membangkitkan semangat mereka mendekat dengan Allah Swt, antara lain:
¤ Sungguh, bagi orang yang kenal Tuhan, tidak layak mengeluh dari cobaan. Karena setiap orang yang tidak mengenal Tuhan, setiap ucapan adalah pengakuan. Sedangkan bagi orang ‘arif tidak ada lagi pengakuan, dan bagi pecinta tidak ada lagi keluhan.
¤ Bila pertolongan Allah mendahuluinya, segala luka nestapa akan roboh karenanya.
¤ Bila pertolonganNya tiba, kewalian menjadi keharusan baginya. Karena pertolongan itulah kewalian ada, dan kewalian merobohkan luka duka.
Yang penting bukanlah kewalian, tetapi yang penting adalah pertolongan. Siapa pun tak akan meraih kewalian manakala kehilangan pertolongan.
¤ Orang yang teguh adalah orang yang merahasiakan rahasia.
Wujud Allah telah membuang wujud makhluk, maka buanglah pengakuan diri, engkau temukan maknanya.
Siapa yang batinnya benar, maka seluruh ucapannya manis.
¤ Jangan tertipu oleh indahnya waktu, karena di baliknya ada sejumlah bencana.
Jangan tertipu oleh indahnya ibadah, karena di dalamnya ada kealpaan dirimu pada sifat RububiyahNya.
¤ Singkirkan dua rumah (dunia dan akhirat) dan berbahagialah dengan Allah Robbul ‘alamin.
¤ Mohon petunjuklah kepada Allah, sebab Dia adalah sebaik-baik bukti.
¤ Berserahlah kepadaNya, sebab Dia sebaik-baik tempat berserah diri.
¤ Sepanjang qalbu hamba bergantung pada selain Allah, maka pintu kebeningan hati tertutup.
¤ Kemesraan bersama Allah adalah cahaya yang memancar, dan mesra dan gembira dengan makhluk adalah kesusahan.
¤ Sumber rahasia adalah qalbu orang-orang yang abik bersama Allah, sedangkan hati orang yang dekat dengan Allah adalah benteng rahasia-rahasiaNya.
¤ Qalbu, ketika gagal diberi cobaan Tuhan ia akan lepas dari wilayah Sang Kekasih.
¤ Sebaik-baik rezeki adalah yang sesuai dengan kebutuhan. Sebaik-baik dzikir adalah yang tersembunyi (dalam hati).
¤ Tawakallah, engkau dapatkan kecukupan. Mohonlah, engkau diberi.
¤ Bukan orang yang jiwanya cerdas, orang yang membuat pilihan, tetapi tidak menurut pilihan Sang Kekasih.
¤ Menurut apa yang yang berarti bagimu, engkau raih cita-citamu.
¤ Sang hamba, jika Allah membencinya, para makhluk akan membencinya. Jika Allah meridloi-nya, selain Allah akan meridloinya.
¤ Permintaan maaf pecinta pada Sang Kekasih adalah kebajikan. Sedangkan perbuatan dosa pecinta pada Kekasihnya adalah terampuni.
¤ Siapa yang berhasrat menuju Tuhan, berarti menghamparkan diri untuk cobaan .

Bersahabatlah dengan Allah ....!!

Janji yg kokoh ( ميثاقاغليظا )

Buka mata kita lebar-lebar sebelum menikah,
dan biarkan mata kita setengah terpejam sesudahnya..
Aku tidak berharap untuk menjadi orang yg terpenting dalam hidupmu,
karena itu merupakan permintaan yg terlalu besar bagiku.
Aku hanya berharap setiap saat jika kau melihatku.
kau akan tersenyum dan berkata.
dialah orang yg selalu menyayangiku
*************************
untuk yg berbahagia.... para penganten baru... dan para penganten masa lalu...
♡♡♡ slamat berbahagia ♡♡♡

Sabtu, 27 Agustus 2016

Mursyid

 بسم الله الرحمن الرحيم

Berguru Kepada MURSYID

1. Dasar-Dasar Al Qur’an Dan Al Hadits
Sebagai manusia yang mendapat tugas mengabdi kepada Allah Swt harus melalui atau menapak jalan untuk mencapai suatu tujuan yaitu berjumpa dengan Allah dan mendapatkan ridla-Nya. Untuk mencapai Allah, hamba tidak berkemampuan, karena dimensi manusia sebagai hamba sangat terbatas. Karena itu, sesuai dengan keinginan Allah Swt, ia menciptakan makhluk perantara sekaligus pengantar manusia untuk mempermudah berhubungan dengan Allah Swt dan mengenalnya dengan baik.

Firman Allah dalam hadits Qudsi menceritakan pesisa-Nya di kalangan hambanya sebagai berikut :

ﻛُﻨْﺖُ ﺧَﺰِﻳْﻨَﺔً ﺧَﺎﻓِﻴَﺔً ﻓَﺎَﺭَﺩْﺕُ ﺍَﻥْ ﺍُﻋْﺮَﻑَ ﻓَﺨَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖَ ﻓَﺘَﻌَﺮَّﻓْﺖُ ﺍِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﻓَﻌَﺮَّﻓُﻮْﻥِ

Adalah Aku satu perbendaharaan yang tersembunyi, maka inginlah Aku supaya diketahui siapa Aku, maka Aku jadikanlah makhluk-Ku. Maka Aku memperkenalkan diri-Ku kepada mereka (para petugas Allah).

Dalam al Qur’an terdapat banyak keterangan mengenai orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah, yaitu diberi rahmat dari Allah dan dikaruniai ilmu ladunni, seperti : nabi Khidlir guru ruhani Nabi Musa, Lukman al Hakim, Asif bin Barkhiya  perdana menteri Nabi Sulaiman, pemuda-pemuda penghuni gua atau Ashabul Kahfi dan lain-lain.

Pemuda-pemuda Ashabul Kahfi merupakan contoh pemuda yang telah beriman kepada Tuhannya dan petunjuknya senantiasa bertambah, imannya semakin kuat, kokoh, tidak dapat ditumbangkan oleh siapa pun, termasuk oleh raja yang berkuasa waktu itu. Ashabul Kahfi adalah sosok pemuda-pemuda yang keramat penuh fenomena, mereka adalah bagian ayat-ayat Tuhan :

Demikian itulah termasuk ayat-ayat Allah, siapa yang Allah menyukainya, maka ia mendapat petunjuk, siapa yang Allah sesatkan, maka engkau (Muhammad) tidak mendapatkan untuknya seseorang yang wali yang memintarkan (mendidik)-Nya, tentang urusan dunia, dan urusan keakhiratan.
(QS. al Kahfi : 17)

Lalu masalahnya, siapakah mursyid yang wali ini dan di mana tempatnya, apa ciri-ciri atau tanda-tandanya?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang sulit dicari jawaban-jawabannya, kecuali dari orang yang telah dikehendaki Allah mendapat petunjuk.

Ciri-cirinya antara lain yang disabdakan Rasulullah, dalam Hadits Qudsi :
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya :

Barang siapa memusuhi seorang Wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Dan apabila Hamba-Ku menghampirkan diri kepada-Ku dengan suatu amalan yang lebih Aku cintai dari hanya sekedar mengamalkan apa-apa yang telah kuwajibkan atasnya, kemudian ia terus menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan yang nawafil (yang baik-baik), hingga Aku mencintainya. Maka apabila ia telah Kucintai, adalah Aku pendengarnya bila ia mendengar, dan Akulah penglihatannya bila melihat, dan Akulah tangannya bila ia mengambil (melakukan sesuatu), dan Akulah kakinya bila ia berjalan. Demi jika ia memohon kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan permohonannya, dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pastilah Aku lindungi dia. (HR. Bukhori dari Abu Hurairah ra.)