Jumat, 19 Juli 2019

Perdagangan yang tak akan rugi

PERDAGANGAN YANG TAK AKAN RUGI
KHUTBAH JUM'AT ذوالقعدة

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ
وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم البَعَاثِ
اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا (امّا بعـــــد)
فيا عباد الله:
أُوصِيكُمْ ونَفْسِي بالاِزْدِلاَفِ لِلْمَوْلَى – جَلَّ وَعَلاَ – بالشُّكْرِ عَلَى ما هَدَاكُمْ للإسلام، وأَوْلاَكُم مِنَ اْلفَضْلِ والإنْعَام، فَاتَّقُوهُ – تبارك وتعالى – حقَّ التّقوى في السِّرِّ والعلانية
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ)  (الحشر: ١٨

Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah

Dalam kesempatan yang berbahagia ini marilah kita senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu melaksanakan perintah Allah SWT dan bersungguh-sungguh dalam meninggalkan semua larangan Allah SWT, karena hanya dengan begitu kita akan meraih kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akherat nanti.

Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah

Dalam kehidupan  sehari-hari terutama dalam dunia bisnis, perdagangan menjadi sebuah daya tarik yang telah mengakar sejak perdagangan itu dikenal. Bermula dari kebutuhan dan saling bertukar kepemilikan benda, perdagangan tumbuh dan berkembang sedemikian rupa hingga sekarang. Tetapi perdagangan tetaplah sebuah perdagangan dimana terdapat  resiko kerugian di dalamnya, namun jika ada sebuah jaminan “tidak akan rugi”, sungguh merupakan daya tarik yang sangat besar sekali, terutama jaminan “tidak akan rugi” itu datang dari Allah SWT, Dzat yang tidak akan mengingkari janji, tentunya perdagangan tersebut menjadi sesuatu yang diidam-idamkan oleh setiap manusia.

perdagangan dengan jaminan “tidak akan rugi” ini bukan perdagangan biasa tetapi sebuah perumpamaan sesuatu yang akan menjadikan apa yang kita investasikan membuahkan keuntungan yang luar biasa.

Al Qur’an telah mengajarkan kita bagaimana kita dapat memperoleh perdagangan dengan jaminan “tidak akan rugi” tersebut. Allah SWT berfirman dalam surah fathir ayat 29 – 30 :

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ ٢٩) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (٣٠
“Sesunguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (al-quran), dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. (29) Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karuniaNya. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (30).”

Dalam 2 (dua) ayat diatas secara tegas Allah SWT menyebutkan bahwa ada 3 (tiga) perkara yang dapat dijadikan modal untuk memperoleh perdagangan dengan jaminan “tidak akan rugi” tersebut.

Pertama, الذين يتلون كتاب الله , yaitu orang-orang yang selalu membaca kitab Allah.

Membiasakan diri untuk selalu membaca al-qur’an adalah sebuah aktifitas yang dapat mendatangkan manfaat yang sangat besar. Diantaranya adalah mendapatkan kebaikan hingga berlipat ganda. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud Nabi SAW bersabda:

عن إبن مسعود قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ) :مَنْ قَرَأ حَرْفاً مِنْ كِتاَبِ الله فَلَهُ حَسَنَةٌ والحَسَنةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهاَ ، لا أَقُولُ الم حرفٌ ، ولكن أَلِفٌ حَرْفٌ ، ولامٌ حَرْفٌ ، وَمِيْمٌ حرفٌ(رواه الترمذي

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (al-Quran) maka dengan membaca itu ia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan itu berlipat dengan 10 kali lipat. Aku tidak berkata alif lam mim itu satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”.

Membaca al-Qur’an juga akan mendatangkan nur(cahaya) di dunia dan sebagai investasi di akherat.

عن أبي ذرّ رضي الله عنه قال قلت : يا رسولَ الله أَوْصِنِي . قال :«عليكَ بتقوى الله ؛ فإنه رأسُ الأمرِ كلِّهِ» . قلتُ : يا رسولَ الله زِدْنِي . قال :«عليك بتلاوة القرآن ؛ فإنه نورٌ لك في الأرض ، وذُخْرٌ لك في السَّماء »

Dari Abi Dzar RA berkata: aku berkata: “Wahai Rosulullah berilah wasiat kepadaku,” Rosulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah karena itu adalah pokok dari segala urusan,” aku berkata: “Wahai Rosulullah tambahilah (wasiat) kepadaku,” Rosulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu membaca al-Qur’an, karena itu menjadi cahaya bagimu di bumi dan simpanan bagimu di langit.”

Sindiran bagi orang yang tidak gemar membaca al-Qur’an pernah disampaikan oleh Nabi SAW. Nabi SAW memberikan perumpamaan orang yang tidak gemar membaca al-Qur’an seperti rumah  rusak yang tidak layak huni. Na’udzu billahi min dzaalik.

عن ابن عباسٍ رضي الله عنهما ، قَالَ : قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ

Dari Abdullah bin Abbas RA berkata bahwa Rosulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya (perumpamaan) seseorang yang tidak terdapat sedikitpun al-Qur’an dalam tenggorokannya adalah bagaikan rumah yang rusak.”

Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah

Modal yg Kedua, وأقاموا الصلاة  , yaitu orang-orang yang selalu mendirikan shalat.

Shalat menjadi salah satu modal untuk mendapatkan perdagangan dengan jaminan “tidak akan rugi” karena kedudukan shalat bagi seorang mukmin adalah sebuah kebutuhan, bukan sebatas kewajiban. Shalat menjadi tolok ukur amal perbuatan yang lain. Ketika shalat seseorang baik di mata Allah SWT maka ia termasuk orang yang beruntung. Di dalam kitab Sunan at-Tirmidzi disebutkan sebuah hadits:

حَدَّثَني قَتادةُ عن الحسن عن حُرَيْب بن قُبَيْصَة قال : قَدِمْتُ المدينةَ فقلتُ اللّهم يَسِّرْ لي جَلِيْسًا صالحًا قال فجلستُ إلى أبي هريرةَ فقلتُ إنِّي سألتُ الله أَنْ يَرْزُقَنِي جَلِيسًا صالحًا فَحَدَّثَنِي بحديثٍ سَمِعْتُهُ من رسول الله صلى الله عليه و سلم لعلّ اللهَ أن يَنْفَعَنِي به فقال سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه و سلم يقول إنّ أوّلَ ما يُحَاسَبُ به العبدُ يومَ القيامة مِنْ عَمَلِه صَلاَتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فقد أَفْلَحَ وأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فقد خابَ وَخَسِرَ فَإِنْ اِنْتَقَصَ مِنْ فَريضَتِه شيءٌ قال الرَّبُّ عزّ و جلّ اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فيكمل بها ما اِنْتَقَصَ مِنَ الفريضة ثم يكون سائرُ عملِه على ذلك

Bercerita kepadaku Qatadah dari Hasan dari Huraib bin Qubaishoh bahwa dia berkata: “Aku ka na di kota Madinah lalu aku berdoa: Ya Allah mudahkanlah bagiku (untuk mendapatkan) teman yang saleh”, dia berkata: “lalu aku duduk menuju Abu Hurairah dan berucap: aku telah memohon kepada Allah agar diberikan teman yang saleh yang menceritakan kepadaku hadits dari Rosulullah SAW (dengan harapan hal itu) dapat bermanfaat bagiku”, Abu Hurairah berkata: aku mendengar dari Rosulullah SAW beliau bersabda: “Sesungguhnya pertama kali amal yang dihisab dari seorang hamba kelak di hari kiamat adalah shalatnya, ketika (shalatnya) baik maka ia telah berbahagia dan beruntung, apabila shalatnya rusak maka ia celaka dan merugi, apabila ada yang kurang dari shalat fardlunya, Allah Azza wa Jalla berfirman (kepada para Malaikat); “Lihatlah apakah ada shalat sunnah yang pernah dilakukan? (jika iya) maka akan dapat menyempurnakan shalat fardlu yang kurang”, lalu seluruh amal perbuatan yang lain juga seperti itu.”

Shalat merupakan wahana untuk bermunajat kepada Allah SWT. Ketika telah memenuhi syarat dan rukunnya lalu dilakukan dengan penuh penjiwaan makna (khusyuk) dan kondisi seperti itu dihadirkan dalam setiap aktifitas sehari-hari maka shalat akan mampu menghindarkan seseorang dari melakukan tindakan keji dan munkar. Hal inilah yang menjadi makna dari surah al-ankabut ayat 45.

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ  ﴿٤٥ العنكبوت﴾

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)

Ibnu Juraij, salah seorang ahli tafsir berkata :

العبدُ ما دام في صلاته لا يأتِي فحشاء ولا منكرا، أي إن الصلاةَ تنهى ما دمت فيها

“Selama seseorang (saat melakukan aktifitasnya sama seperti) saat ia melakukan shalat (khusyuk, penuh penjiwaan makna, bahwa ia sedang bermunajat dan merasa selalu diawasi Allah SWT) niscaya ia tak akan pernah melakukan tindakan keji dan munkar.”

Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah

Modal yg Ketiga,
 وأنفقوا ممّا رزقناهم سرّاً وعلانيةً
Yaitu orang-orang yang selalu menginfaqkan sebagian dari rizki yang telah Kami anugerahkan baik secara diam-diam maupun terang-terangan.

Infaq secara diam-diam adalah shodaqoh sunnah, sedangkan infaq secara terang-terangan adalah shodaqoh wajib (zakat).

Ayat ini mengajarkan kita untuk menjadi seorang mukmin yang dermawan dan memiliki kepedulian terhadap sesama.

Rosulullah pernah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: الَسَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنَ الله، قريبٌ مِنَ الجَنَّة، قريبٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّارِ. وَالبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنَ الله بَعِيدٌ مِنَ الجَنَّةِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيبٌ مِنَ النَّارِ. وَالْجَاهِلُ الَسَّخِيُّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ تعالى مِنْ عَابِدٍ بَخِيْلٍ

Sifat dermawan akan mampu memudahkan seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dekat dg sorga dekat dg manusia dan menjauhkan diri dari neraka
sebaliknya sifat kikir akan menjauhkan seseorang dari kasih sayang Allah SWT, menjauhkan dari RahmatNya, jauh dari sorga, jauh dari umat manusia dan mendekatkan kepada siksa neraka, bahkan seseorang yang kurang pengetahuan agamanya tetapi dermawan lebih disukai Allah SWT daripada seorang ahli ibadah tetapi kikir.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَ مَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ اِلاَّ عِزًّا. وَ مَا تَوَاضَعَ اَحَدٌ ِللهِ اِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. مسلم

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Harta itu tidak menjadi berkurang karena disedeqahkan, dan Allah tidak menambah bagi orang yang suka memaafkan melainkan kemuliaan, dan tidak ada seseorang yang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah meninggikan derajatnya”. [HR. Muslim]

Hadirin jamaah shalat jum’ah Rahimakumullah

Jika ketiga hal di atas dapat kita lakukan secara istiqomah dan penuh keikhlasan maka akan ada 2 (dua) manfaat yang akan diperoleh sebagai imbal balik atas apa yang telah kita lakukan;

Pertama, لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُوْرَهُمْ , Allah akan menyempurnakan pahalanya kepada mereka. Pahala atas amal baik tersebut pasti akan diberikan oleh Allah SWT,

dan Kedua, وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ, dan Allah SWT akan menambah karuniaNya, bonus berupa karunia diluar pahala pokok.

Begitulah perumpamaan yang disampaikan al-Qur’an kepada kita, agar supaya kita termasuk orang-orang yang mampu mendapatkan:
( تجارة لن تبور )
perdagangan dengan jaminan “tidak akan rugi” selamanya.
Amin Ya Robbal ‘Alamin.

نسأﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻥ ﻳﻮﻓﻘﻨﺎ ﻭﺇﻳﺎﻛﻢ ﻟﻤﺎﻳﺤﺒﻪ ﻭﻳﺮﺿﻴﻪ ﻭﺃﻥ ﻳﻔﺘﺢ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻓﺘﻮﺡ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﺑﻪ ﻭﺃﻥ ﻳﺤﻔﻈﻨﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻓﻰ ﺃﻧﻔﺴﻨﺎ ﻭﺃﻫﻠﻴﻨﺎ ﻭﺇﺧﻮﺍﻧﻨﺎ ﻭﺃﻥ ﻳﺒﺎﺭﻙ اعمالنا  ﻭيجعلها ﺧﺎلصة ﻟﻮﺟﻬﻪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن

الخطبة الثانية
Khutbah Jum’at Kedua:

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ِﻟﻠﻪِ , ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ِﻟﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺍْﻷَﺷْﻴَﺂﺀَ * ﺃَﺣْﻤَـﺪُﻩُ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺣَﻤْﺪَ ﻣَﻦْ ﻋُﻔِﻲَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺒَﻼَﺀِ *
ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻵ ﺍِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻵ ﺷَـﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓً ﺗُﻨْﺠِﻲْ ﻗَﺎﺋِﻠَﻬَـﺎ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠَـﺰَﺍﺀِ *
ﻭَﺃَﺷْـﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺃَﺗْﻘَﻰ ﺍْﻷَﺗْﻘِﻴﺂﺀِ * ﺃَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟﺮُّﺳُﻞِ ﻭَﺍْﻷَﻧْﺒِﻴﺂﺀِ * ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺍﻟْﻜَﺮَﻣﺂﺀِ * ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﺍْْﻷَﺻْﻔِﻴﺂﺀِ * ﻭَﻣَﻦْ ﺗُﺒِﻌَﻬُﻢْ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎﻥِ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﻠِّﻘَﺎﺀ ِ *
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ ﻓَﻴَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻱَ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺃَﺷْـﻜُﺮُﻭْﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻮَﺍﻟِﻲ ﺍﻟﻨَّﻌَﻤﺂﺀِ
ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮْﺍ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻣَﺮَﻛُﻢْ ﺃَﻣْﺮًﺍ ﻋَﻤِﻴْﻤًﺎ * ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺟَﻞَّ ﺟَﻼَﻟُﻪُ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ * ﻳَﺂﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ *
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ * ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺍﻟﺘَّﺎﺑِﻌِﻴْﻦَ * ﻭَﺗَﺎﺑِﻊِ ﺍﻟﺘَّﺎﺑِﻌِﻴْﻦَ ﻟَﻬُﻢْ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎﻥٍ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ * ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻨَﺎ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎ ﺃَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ *
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ * ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ * ﺇِﻧَّﻚَ ﺳَﻤِﻴْﻊٌ ﻗَﺮِﻳْﺐٌ ﻣُّﺠِﻴْﺐُ ﺍﻟﺪَّﻋَﻮَﺍﺕِ * ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﺃَﺋِﻤَﺘَﻨَﺎ ﻭَﺃُﻣَّﺘَﻨَﺎ * ﻭَﻗُﻀَﺎﺗَﻨَﺎ ﻭَﻋُﻠَﻤَﺎﺀَﻧَﺎ ﻭَﻓُﻘَﻬَﺎﺀَﻧَﺎ * ﻭَﻣَﺸَﺎﻳِﺨَﻨَﺎ ﺻَﻼَﺣًﺎ ﺗَﺎﻣًّﺎ ﻋَﺎﻣًّﺎ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻫُﺪَﺍﺓَ ﻣُﻬْﺘَﺪِﻳْﻦَ *
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍْﻧﺼُﺮْ ﻣَﻦْ ﻧَﺼَﺮَ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ * ﻭَﺍﺧْﺬُﻝْ ﻣَﻦْ ﺧَﺬَﻝَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ * ﺃَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻫْﻠِﻚْ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀَ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ * ﻭَﺃَﻟِّﻒْ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮْﺏِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ * ﻭَﻓُﻚَّ ﺃَﺳْﺮَ ﺍﻟْﻤَﺄْﺳُﻮْﺭِﻳْﻦَ * ﻭَﻓَﺮِّﺝْ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻜْﺮُﻭْﺑِﻴْﻦَ * ﻭَﺍﻗْـﺾِ ﺍﻟﺪَّﻳْﻦَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﺪْﻳُﻮْﻧِﻴـْﻦَ * ﻭَﺍﻛْﺘُﺐِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻟﺴَّﻼَﻣَﺔَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ * ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻐُﺰَّﺍﺓِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺠَﺎﻫِﺪِﻳْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴَﺎﻓِﺮِﻳْﻦَ * ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ *
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺍﺩْﻓَﻊْ ﻋَﻨَّﺎ ﺍﻟْﻐَﻠَﺎﺀَ * ﻭَﺍﻟْﺒَﻼَﺀَ ﻭَﺍﻟْﻮَﺑَﺎﺀَ * ﻭَﺍْﻟﻔَﺤْﺸَﺎﺀَ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮَ ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻲَ ﻭَﺍﻟﺴُّﻴُﻮْﻑَ ﺍﻟْﻤُﺨْﺘَﻠِﻔَﺔ * ﻭَﺍﻟﺸَّﺪَﺍﺋِﺪَ ﻭَﺍﻟْﻤِﺤَﻦَ * ﻣَﺎ ﻇَﻬَﺮَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻄَﻦَ * ﻣِﻦْ ﺑَﻠَﺪِﻧَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺧَﺎﺻَّﺔً * ﻭَﻣِﻦْ ﺑُﻠْﺪَﺍﻥِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻋَﺎﻣَّﺔً * ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ * ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﻹِﺧْﻮَﺍﻧِﻨَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺳَﺒَﻘُﻮْﻧَﺎ ﺑﺎﻹِﻳـْﻤَﺎﻥِ * ﻭَﻻَ ﺗَﺠْﻌَﻞْ ﻓِﻲْ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻨَﺎ ﻏِﻼًّ ﻟِّﻠَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻚَ ﺭَﺅُﻭْﻑٌ ﺭَّﺣِﻴْﻢ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺄْﻣُﺮُ ﺑِﺎْﻟﻌَﺪْﻝِ ﻭَﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥِ ﻭَﺇِﻳْﺘَﺎﺀِﺫِﻯ ﺍْﻟﻘُﺮْﺑَﻰ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍْﻟﻔَﺤْﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍْﻟﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺍْﻟﺒَﻐْﻰِ ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭْﻥَ * ﻭَﺍﺷْﻜُﺮُﻭْﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﻧِﻌَﻤِﻪِ ﻳَﺰِﺩْﻛُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺌَﻠُﻮْﻩُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ ﻳُﻌْﻄِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺬِﻛْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻛْﺒَﺮُ

Kamis, 18 Juli 2019

Allah Allah voc.S.Hasyim Baroom

ALLAH ALLAH
Vocal. S.Hasyim Baroom

اللهْ اللهْ الله الله مَالَنَا مَوْلًى سِوَى اللهْ  x ٢
كُلَّمَا نَادَيْتُ يَا رَبّْ قَالَ يَا عَبْدِي أَنَا اللهْ x ٢

Allah Allah Allah Allah
Tiada bagiku Tuhan selain Allah

Setiap kali aku memanggil : "Ya Robb" Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

يا مُجَمّلُ لا تهمّل إن عادتْكَ الجمالة

Wahai Pencipta Keindahan

Jangan abaikan kebiasaanMu

Akan keindahan

جَمِّل الدنيا والأخرى خَليها تَمضي سَهالة

Perindah duniaku dan akheratku

Biarkan berlalu dengan mudah

اللهْ اللهْ الله الله مَالَنَا مَوْلًى سِوَى اللهْ  x ٢
كُلَّمَا نَادَيْتُ يَا رَبّْ قَالَ يَا عَبْدِي أَنَا اللهْ x ٢

Allah Allah Allah Allah
Tiada bagiku Tuhan selain Allah

Setiap kali aku memanggil : "Ya Robb" Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

أنت وهَّابُ العطايا ومُجيبٌ للسؤالَة

Engkaulah Sang Pemberi dan Pengabul permohonan


أنت ربي أنت حسبي ومُزيلٌ للضلالة

Engkaulah Tuhanku Engkaulah yang mencukupiku dan penghilang kesesatan

أنت جابر كلَ كسر كلَ من ترجو وِصاله

Engkau yang memenuhi kebutuhan setiap orang yang berharap bertemu


يا عظيمَ الجودِ جُدْ لِي منك جودا بكماله

Wahai Dzat Yang Agung pemberiannya

Berilah aku pemberian yang sempurna

أنت شافٍ أنت كافٍ كلَ داءٍ وعُضالَة

Engkaulah Penyembuh Engkau mencukupi tiap penyakit dan kesengsaraan
أنت ساقٍ أنت باقٍ اسقني كأسا زُلالاة

Engkau Pemberi minum Engkau  Kekal minumilah aku dengan segelas Air yang segar

اللهْ اللهْ الله الله  مَالَنَا مَوْلًى سِوَى اللهْ  x ٢
كُلَّمَا نَادَيْتُ يَا رَبّْ قَالَ يَا عَبْدِي أَنَا اللهْ x ٢

Allah Allah Allah Allah
Tiada bagiku Tuhan selain Allah

Setiap kali aku memanggil : "Ya Robb" Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

واخْتِمِ العمرَ بحُسنَى وبنورٍ في حَلالة

Tutuplah usiaku dengan kebaikan dan dengan cahaya di tempat persinggahan

وصلاةُ اللهِ تغشى دائما في كل حالة

Salawat Allah semoga selalu tetap meliputi tiap keadaan


تبلُغ الهادي المشفّع واتّبعِ الصحبَ وآلـــه

Sampai Pada Nabi yang memperoleh Hidayah syafaat dan semoga bisa mengikuti Para Sahabat dan keluarga

(اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى آلـــه)

Senin, 15 Juli 2019

Nida insya tholabi dalam ilmu ma'ani

Nida: Insya Tholabi dalam Ilmu Ma’ani

النداءُ

NIDA

وأمَّا النداءُ، فهوَ طَلَبُ الإقبالِ بحرْفٍ نائبٍ مَنَابَ (أَدْعُو)، وأدواتُه ثمانيةٌ: (يا)، والهمزةُ، و(أيْ)، و(آ)، و(آي)، و(أيا)، و(هيا)، و(وا).

Adapun yg disebut NIDA (panggilan) adalah: menuntut tanggapan/perhatian, dengan menggunakan huruf nida sebagai pengganti dari lafazh AD’UU (aku memanggil).
Adawat nida ada delapan:
1. يا =Yaa
2. أ =Hamzah
3. أي =Ay
4. آ =Aa
5. آي =Aay
6. أيا =Ayaa
7. هيا =Hayaa
8. وا =Waa

فالهمزةُ و(أَيْ) للقريبِ، وغيرُهما للبعيدِ.

Huruf nida Hamzah dan Ay digunakan untuk penggilan dekat, huruf nida selain keduanya digunakan untuk panggilan jauh.

وقدْ يُنَزَّلُ البعيدُ مَنْزِلةَ القريبِ فَيُنَادى بالهمزةِ و(أيْ)، إشارةً إلى أنَّهُ لِشِدَّةِ استحضارِه في ذِهْنِ المتكلِّمِ صارَ كالحاضِرِ معهُ، كقولِ الشاعرِ

Dan terkadang panggilan jauh tsb diposisikan menjadi panggilan dekat, dengan menggunakan kata panggil Hamzah atau Ay. Sebagai isyarat bahwa di dalam fikiran mutakallim sangat membutuhkannya. Maka dihukumi sebagaimana dia berada bersamanya. Contoh perkataan seorang penyair:

أسُكَّانَ نَعْمانَ الْأَرَاكِ تَيَقَّنُوا = بأنَّكم في رَبْعِ قَلْبيَ سُكَّانُ

Wahai penghuni lembah Na’manal-Araak, yakinlah… sesungguhnya kalian berada di sekeliling hatiku.

وقدْ يُنَزَّلُ القريبُ مَنزلةَ البعيد،ِ فيُنادى بأحَدِ الحروفِ الموضوعةِ له، إشارةً إلى أنَّ المنادَى عظيمُ الشأنِ، رفيعُ المرْتَبَةِ، حتَّى كأنَّ بُعْدَ درجتِه في العِظَمِ عنْ درجةِ المتكلِّمِ بُعْدٌ في المسافةِ، كقولِك: (أيا مولايَ)، وأنت معَهُ.
أوْ إشارةً إلى انحطاطِ درجتِه، كقولِك: (أيا هذا)، لِمَنْ هوَ معكَ.
أوْ إشارةً إلى أنَّ السامعَ غافلٌ لنحْوِ نوْمٍ أوْ ذهولٍ، كأنَّهُ غيرُ حاضرٍ في المجلِسِ، كقولِكَ للساهِي: (أيا فلانُ).

Dan terkadang panggilan dekat diposisikan menjadi panggilan jauh, dengan menggunakan salah satu huruf nida jarak jauh. Sebagai isyarat bahwa yg dipanggil itu lebih agung statusnya, ditinggikan martabatnya. Sehingga jauhnya derajat munada ketimbang derajat mutakallim dalam hal keagungan, seakan jauh dalam jarak. Contoh kamu berkata: AYAA MAULAAYA = “wahai tuanku” padahal kamu bersamanya.
Atau digunakan sebagai isyarat kerendahan derajat orang yg dipanggil. Contoh kamu berkata: AYAA HAADZAA “hai kamu ini” pada sesorang yang besamamu.
Atau digunakan sebagai isyarat bahwa pendengarnya lengah semisal orang tidur atau orang yg kacau pikirannya, seakan dia tidak hadir pada tempat. Contoh perkataanmu pada orang lalai tsb: AYAA FULAANU “hai fulan”.

*****

MUNADA

Nida’ secara bahasa artinya panggilan, sedangkan secara terminologi dalam  ilmu balaghah ialah menurut Abdul Qodir Husain dalam kitabnya Fan Al-Balagoh.

النداء هو طلب المتكلم إقبال المخاطب بحرف من أحرف النداء. [1]

Nida’ ialah tuntutan mutakallim yang menghendakiorang yang diajak bicara menghadapnya dengan menggunakan salah satu huruf nida’.

Dan nida’ menurut Abdul Aziz Atiq dalam kitabnyaIlmu Ma’ani.

النداء هو طلب إقبال المدعو علي بأحد حروف مخصوصة ينوب كل حرف منها مناب الفعل "أدعو". وأحرف النداء أو أدواته ثمان : الهمزة, أي, يا, أيا, هيا, أ, أي, وا. [2]

Nida’ ialah tuntutan mutakalim terhadap orang yangdipanggil untuk menghadapnya  dengan menggunakan salah satu huruf tertentu yang menjadi ganti dari fi’il ad’u. dan huruf-huruf nida’ ada delapan yaitu:  

الهمزة, أي, يا, أيا, هيا, أ, أي, وا

       B.     Pembagian Adawat Nida’ dalam Penggunaanya

 

Adawat Nida’ dalam penggunaanya dibagi menjadi dua:[3]

1. Nida’ yang digunakan untuk memanggil munadayang dekat: أي ,الهمزة

a.  Hamzah, contoh: أ محمد  ( hai muhammad )

b.  Ay, contoh: أي ولدي لا تكسل ( hai anakku jangan kau malas )

2. Nida’ yang diguanakan untuk memanggilmunada yang jauh: يا, أيا, هيا, أ, أي, وا

 

a. Yaa, contoh: يا غائبا عن عيونى ( hai orang yang tidak kelihatan olehku)

b.  Ayaa, contoh: أيا سعيد متي تعود ( wahai sa’id kapan kamu kembali )

c.   Hayaa, contoh: هيا سعيد متي تعود ( wahai sa’id kapan kamu kembali )

d.  Ai, contoh: آى علي هلم إلينا ( hai Ali  mari kesini)

e.  Aa, contoh: آعلي هلم إلينا ( hai Ali mari kesini)

f.  Waa, contoh: وا أمير المؤمنين  ( Wahai pemimpin orang-orang mu’min)

Terkadang munada yang jauh dianggap sebagaimunada yang dekat, maupun sebaliknya yang dekat dianggap jauh, yakni:

a. Kadang-kadang munada yang jauh dianggap sebagai munada yang dekat, lalu dipanggil dengan huruf nida dengan huruf nida Hamzahdan ay. Hal ini merupakan isyarat atas dekatnya Munada dalam hati orang yang memanggilnya, seperti kata seorang penyair :

أسُكَّا نَ نَعْمَا نِ الآرَاكِ تَيَقَّنُوا # بِأَنَّكُمْ فِي رَبْعِ قَلْبِي سُكَّا نٌ

“Wahai penduduk Na’man al-Arak! Yakinlah bahwa sesungguhnya kalian berada dalam lubuk hatiku” [4]

Sekalipun penduduk Na’man al-Arak jauh, tetapi penyair menggunakan hamzah sebagai isyarat bahwa penduduk itu selalu dekat dihatinya.

b.Dan kadang-kadang munada yang dekat dianggap sebagai munada yang jauh, lalu dipanggil dengan huruf Nida selain hamzah dan ay. Hal ini sebagai isyarat atas ketinggian derajat Munada, atau kerendahan martabatnya, atau kelalaian atau kebekuan hatinya.

a) Yang dipanggil sangat tinggi derajatnya, seperti perkataan Abu Nawas :

يَا رَبٍّ إن عَظُمَتْ ذُنُوبِي كَثْرَةً # فلَقَدْ عَلِمْتُ بأنّ عَفْوَكَ أعْظَمُ

“Ya Tuhan ku ! sekalipun dosa-dosaku sangat besar, namun sungguh aku yaqin bahwa ampunanmu jauh lebih besar.

Sekalipun Allah dekat “Aqrobu min Habil Warid”, tetapi Abu Nawas menggunakan huruf Nida “ya’ yang biasanya dipergunakan untuk panggilan jauh. Hal ini dikarenakan Allah sangat tinggi jauh melebihi derajatnya. Jauh perbedaan dalam derajat dan kedudukan seakan-akan jauh dalam tempat.

b) Yang dipanggil dianggap sangat rendah kedudukannya, seperti dalam firman Allah  menghikayatkan kata ejekan Firaun terhadap Nabi Musa.

إِنَّي لَأَظُنُّكَ يَا مُوْسَى مَسْحُوْرًا [5]

“Sungguh aku mengira engkau orang terkena sihir hai Musa !”

Sekalipun Nabi Musa dekat dihadapannya tetapi Fira’un menggunakan “ya” padahal biasanya untuk panggilan jauh. Hal ini dikarenakan ia beranggapan bahwa Nabi Musa sangat rendah derajatnya. Jauh berbeda dengannya. Perbedaan kedudukan sangat jauh, disamakan jauh jarak tempat.

c) Yang dipanggil dianggap lalai atau lupa, seperti kata penyair yang ditujukan kepada pengumpul harta yang tidak ada batasnya.

أَيَاجَامِعَ الدُّنْيَا لِغَيْرِ بَلَاغَة # لِمَنْ تَجْمَعُ الدُنْيَا وَأنْتَ تَمُوْتُ

“Wahai pengumpul harta yang tidak ada batas ? untuk apakah kau kumpulkan semua itu sedangkan engkau akan mati ?

Sekalipun dekat tapi dipanggilnya dengan ayya dikarenakan orang lalai dan lupa itu menurutnya tidak ada pada satu tempat dengan kedudukannya. [6]

       C.    Nida’ yang Keluar dari Pengertian Aslinya

Diatas sudah diterangkan bahwa Nida itu memanggil untuk menghadap tetapi kadang-kadang mempunyai pengertian lain diantaranya :

a. Al-Jazru (melarang), seperti :

يَا قَلْبُ وَيْحَكَ مَا سَمِعْتَ لِنَا صِحٍ # لَمَّاارْتَمَيْتَ وَلَااتَّقَيْتَ مَلَاحًا

“Wahai hati ! aneh, engkau tidak mau mendengarkan orang yang menasehatimu, dan belum pula engkau membersihkan dan menjaga cercaan orang.”

b. Attahassuru Wattawajjuu ( merasa menyesal dan sakit), seperti :

اَياقَبْرَمَعْنٍ كَيْفَ وَارَيْتَ جُودَهُ # وَقَدْكَانَ مِنْهُ البَرُّوَالبَحْرُمُتْرَعَا

“Wahai kuburan Maan ! bagaiman engkau bisa menutupi kedermawanannya sedangkan daratan dan lautan penuh dengan kebaikannya.”

c. Al-Igroo (mendorong, memberi semangat,) seperti yang ditujukan kepada orang yang sedang teraniaya :

يامَظْلُوْم , تَكَلَّمْ !

“Wahai orang yang teraniaya ! bicaralah”[7]

d. Istogosah (mohon pertolongan) seperti ungkapan:

يا أولى القوة للضعفاء

Wahai yang memiliki kekuatan terhadap orang-orang yang lemah

e.  Ta’ajub (kekaguman) seperti:

يا لجمال الربيع !

Alangkah indahnya musim semi”

f.  An-nudbah (ratapan atau mengaduh) seperti:

و اكبدي

Duhai hatiku ini

g.  Al-ikhtishos (mengkhususkan) seperti:

بعلمكم أيها الشباب يعتز الوطن و ينهض

“Hanya dengan ilmu kalianlah wahai para pemuda, Negara itu akan terhormat dan bangkit”[8]

Minggu, 14 Juli 2019

Hukum jual beli online

Hukum jual beli online

Jual beli online telah menjadi menjadi primadona sistem jual beli di tengah perkembangan teknologi internet dewasa ini. Dropshipping mengacu pada istilah jual beli yang dilakukan tanpa modal. Penjual tidak perlu menyediakan stok barang atau melakukan proses pengiriman barang pada pembeli. Ia hanya berperan sebagai perantara yang menghubungkan antara penjual dan pembeli. Sementara itu, supplier berperan menyediakan stok dan melakukan pengiriman barang atas nama dropshipper. 

Sistem ini berbeda sekali dengan sistem jual beli reseller, yaitu sistem jual beli yang dilakukan dengan jalan menjual kembali barang yang dikulak oleh pedagang dari pedagang stok. Dalam sistem ini, penjual harus menyediakan stok barang terlebih dahulu sebelum bergerak selaku penjual. Tanggung jawab pengiriman barang melekat pada dirinya sendiri.

Dengan membedakan kedua sistem antaradropshipping dan reseller ini, maka bisa diketahui bahwa dropshipping merupakan sistem jual beli tanpa modal (urudlu al-tijârah). Pedagang hanya bergerak selaku makelar (samsarah) atau selaku orang yang diberi hak kuasa menjualkan barang (wakil) oleh pedagang stok (supplier). Barang yang diperjualbelikan mengikuti klasifikasi barang yang disediakan oleh penyedia stok-nya. Adapun harga barang, maka ada dua kemungkinan, yaitu: pertama, pedagang memberikan harga sendiri atas barang yang dijual, yang berbeda dengan harga pokok pemilik stok. Kedua, pedagang hanya berperan selaku orang yang mendapatkan izin menjualkan barang milik supplier(seharga yang sudah ditetapkan pemilik stok, dengan tetap mendapat keuntungan sesuai kesepakatan, red). 

Untuk hukum seputar jual beli reseller, para ulama sepakat membolehkan disebabkan karena barang sudah menjadi milik dari supplier. Sistem jual beli reseller masuk kategori bai’u maushufin fi al-dzimmah, yaitu jual beli barang yang sudah menjadi milik dari pedagang. Akad yang berlaku adalah akad salam, yaitu sistem jual akad pesan. Cirinya adalah:

- Barang sudah berada dalam kuasa pedagang

- Diketahui ra’sul maal-nya (modal pokoknya)

Ikhtilaf terjadi pada sistem perdagangan dropshipping. Ada beberapa pangkal ikhtilaf mengingat sistem jual beli dropshipping ini ada dua, sebagaimana telah dijelaskan di atas. 

Dropshipping dengan barang yang belum mendapatkan izin dari supplier 

Biasanya sistem ini dilakukan dengan jalan, penjual membuat akun sendiri. Ia mencantumkan banyak ragam barang yang ditawarkan, sementara barangnya masih berada di tangan orang lain yang menjadi pedagang aslinya. Ia hanya berperan mencarikan barang, tanpa kesepakatan imbalan (ujrah) dengan pedagang pertama. Sebagai gambaran mudahnya adalah perdagangan ala makelaran. Barang yang ditawarkan belum menjadi milik makelar, dan belum mendapat izin atau meminta izin kepada pedagang aslinya, tapi dia sudah menawarkan barang. 

Jual beli sistem dropship model makelaran seperti ini disepakati oleh mayoritas ulama sebagai haram, kecuali mazhab Hanafi yang masih membolehkan, asalkan ia mengetahui ciri-ciri umum dari barang. Sebagian dari kalangan Syafi’iyah juga masih ada yang menyatakan boleh, namun sifatnya hanya terbatas pada barang tertentu yang mudah dikenali dan tidak gampang berubah ciri khasnya. Contoh makelar sepeda motor dengan merek Jupiter Z1, atau makelar mobil dengan merek Avanza. Baik sepeda motor maupun mobil Avanza adalah merupakan jenis barang yang tidak gampang berubah dan mudah dikenali oleh pembelinya, meskipun barangnya itu tidak ada di tempat penjualnya. Untuk jual beli barang seperti ini termasuk jual beli ainun ghaibah, yaitu jual beli barang yang belum ada di tempat. 

Pangkal hukum yang memperlemah status kebolehan dropshipping sistem pertama ini adalah masalah izin yang belum didapatkan oleh dropshipper dari supplier. Itulah sebabnya ia dikelompokkan dalam sistem samsarah (makelar) yang hanya di mazhab Hanafi saja yang membolehkannya. Salah satu ulama dari kalangan Malikiyyah, yakni Syekh Wahbah Zuhaily juga menyatakan kebolehan dari akad samsarah ini. Dalam Al-Fiqhu al-Islam wa Adillatuhu, beliau menyampaikan:

ﻭاﻟﺴﻤﺴﺮﺓ ﺟﺎﺋﺰﺓ، ﻭاﻷﺟﺮ اﻟﺬﻱ ﻳﺄﺧﺬﻩ اﻟﺴﻤﺴﺎﺭ ﺣﻼﻝ؛ ﻷﻧﻪ ﺃﺟﺮ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻞ ﻭﺟﻬﺪ ﻣﻌﻘﻮﻝ

Artinya: “Jual beli makelaran adalah boleh. Dan upah yang diambil oleh makelar adalah halal karena ia didapat karena adanya amal dan jerih payah yang masuk akal.” (Lihat: Wahbah Al-Zuhaily, Al-Fiqhu al-Islam wa Adillatuhu, Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah, tt.,: 5/21!).

Namun, sayangnya dalam mazhab Maliki tetap mensyaratkan adanya al-ajru, yaitu upah bagi makelar, yang berarti harus ada izin langsung dari pihak supplier. Jadi, satu-satunya mazhab yang membolehkan dalam masalah ini adalah mazhab Hanafi saja.

Dropshipping dengan barang yang mendapat izin dari supplier

Untuk sistem kedua ini, biasanya dilakukan dengan jalan pihak dropshipper meminta izin kepada supplier untuk ikut menjualkan barangnya. Dengan demikian pedagang berperan selaku orang yang diizinkan atau mendapatkan kuasa menjualkan. Selaku orang yang mendapatkan hak kuasa, maka kedudukannya hampir sama dengan pedagang reseller. Hanya saja, kondisi barang yang dijual belum ada di tangan pedagang. 

Selaku orang yang diberi izin menjualkan barang, maka dropshipping sistem kedua ini masuk kategori bai’u ainin ghaibah maushufatin bi al-yad, yaitu jual beli barang yang belum ada di tempat namun bisa diketahui sifat dan ciri khas barangnya dan diperbolehkan sebab pemberian kuasa. Kalangan ulama mazhab Syafi’i ada yang memandang hukumnya sebagai boleh sebagaimana pendapat berikut ini:

وقوله لم تشاهد يؤخذ منه أنه إذا شوهدت ولكنها كانت وقت العقد غائبة أنه يجوز

Artinya: “Maksud dari pernyataan Abi Syujja’ “belum pernah disaksikan”, difahami sebagai “apabila barang yang dijual pernah disaksikan, hanya saja saat akad dilaksanakan barang tersebut masih ghaib (tidak ada)”, maka hukumnya adalah boleh.” (Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hushny, Kifâyatu al-Akhyar fi hilli Ghâyati al-Ikhtishâr, Surabaya: Al-Hidayah, 1993: 1/240)

Namun kebolehan ini disertai dengan syarat mutlak yaitu apabila contoh barang tersebut pernah disaksikan oleh pembeli, mudah dikenali dan tidak gampang berubah modelnya, sebagaimana pendapat ini tercermin dari pernyataan berikut ini:

إن كانت العين مما لا تتغير غالبا كالأواني ونحوها أو كانت لا تتغير في المدة المتخللة بين الرؤية والشراء صح العقد لحصول العلم المقصود

Artinya: “Jika barang “‘ain ghaibah” adalah berupa barang yang umumnya tidak mudah berubah, misalnya seperti wadah (tembikar) dan sejenisnya, atau barang tersebut tidak mudah berubah oleh waktu ketika mulai dilihat (oleh yang dipesani) dan dilanjutkan dengan membeli (oleh yang `memesan), maka akad (jual beli ‘ain ghaibah) tersebut adalah sah disebabkan tercapainya pengetahuan barang yang dimaksud.” (Lihat: Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hushny, Kifâyatu al-Akhyar fi hilli Ghâyati al-Ikhtishâr, Surabaya: Al-Hidayah, 1993: 1/241). 

Adapun akad jual beli untuk dropshipping model kedua ini adalah akad salam, yaitu jual beli dengan sistem pemesanan. Hukumnya adalah boleh (jaiz). 

Kesimpulan 

Dropshipping adalah jual beli online tanpa modal dengan barang yang masih belum menjadi milik pihak penjual. Ada dua sistem dropshipping berdasarkan keberadaan izin yang dipegang oleh penjual. Pertama, dropshipping tanpa izin menjualkan barang oleh supplier. Hukumnya adalah haram menurut mayoritas ulama. Hanya mazhab Hanafi saja yang memperbolehkan sistem jual beli ini. Akad yang dibangun dalam sistem pertama ini adalah akad makelaran (samsarah). 

Kedua, dropshipping dengan izin menjualkan barang oleh supplier. Akad yang dibangun dalam model kedua ini adalah akad salam. Ulama empat mazhab menyatakan status kebolehan hukumnya. Khusus untuk mazhab Syafi’i, ada catatan khusus terkait dengan barang yang dijual, yaitu apabila barang terdiri atas barang yang tidak mudah berubah baik model maupun sifat barangnya. Untuk barang yang mudah berubah model dan sifat barangnya, maka hukumnya sepakat tidak boleh. Wallahu a’lam bi al-shawab.

Muhammad Syamsudin, Pegiat Kajian Fiqih Terapan dan Pengasuh PP Hasan Jufri Putri, P. Bawean, JATIM

Kamis, 11 Juli 2019

MA LANA MAWLAN VERSI LAIN

الله الله الله
مالنا مولى سوى الله
كلما ناديت يا هو
قال يا عبدي انا الله
في ربيع اطلع الله
واتى النصر من الله
يا له شهر عظيم
وشريف كرم الله
فيه جمعا قد فرحنا
وبنيل القصد فزنا
يا رسول الله طبنا
وعلينا انعم الله
ظهر الدين المؤيد
بظهور السيد احمد
يا هنيئا بمحمد
ذلك الفضل من الله
ثاني عشر في ربيع
كان ميلاد الشفيع
صاحب القدر الرفيع
من له قد ايد الله
مولد قد جل قدرا
نكس الا صنام جهرا
وبه ايوان كسرى
بات منصدعامن الله
يوم ميلاد التهامي
خاتم الرسل الكرام
زخرفت دار السلام
واتى النصر من الله
خص بالسبع المثاني
وحوى لطف المعاني
ماله في الحسن ثان
وعليه انزل الله
اطيب العالم خلقا
واجل الناس خلقا
من حمى غربا وشرقا
وعليه سلم الله
يا الهي بالبشر
النبي الهادي النذير
كن لنا يوم الخطير
واغفر الزلات ياالله
من مدح سيد تهامه
نال من ربي كرامه
واعطي يوم القيامه
كل خيرات من الله

Malana mawlan siwallah masud kurtis

Malana Mawlan Siwallah

مالنا مولى سوى الله

We Have No Lord Except Allah
Kami Tidak Memiliki Tuhan Kecuali Allah
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

قدْ سمِعْنا وأطَعْنا

We heard, and we obeyed
Kami mendengar, dan kami patuh

وعلى الحقِّ اجْتَمَعْنا

And we have gathered and united upon the truth
Dan kami telah berkumpul dan bersatu pada kebenaran

وكتابُ اللهِ مَعَنا

Holding onto Allah's Book (Qur'an)
Memegang Buku Allah (Qur'an)

وهُدَى الهَادِي محمّد

Following the footsteps of The Guide, Muhammad (pbuh)
Mengikuti jejak Panduan, Muhammad (saw)

الله الله ، الله الله

Allah Allah, Allah Allah
Allah Allah, Allah Allah

مالنا مولى سوى الله

We have no lord except Allah
Kami tidak memiliki Tuhan selain Allah

كلما ناديتُ ياربْ

Whenever I call out “O Lord!”
Setiap kali saya memanggil "Ya Tuhan!"

قال ياعبدي أنا الله

He says “O My servant, I am Allah”
Dia berkata, “O hamba-Ku, aku adalah Allah”

ما وَهَنَّا ما رَضِينَا

We’ve never weakened nor have we ever accepted...
Kami tidak pernah melemah atau pernah menerima ...

غَيْرَ دينِ اللهِ دينَا

Any religion but Allah’s religion as our own
Agama apa pun kecuali agama Allah adalah milik kita

نحنُ للدُنْيَا أَتَيْنَا

We’ve come to this world
Kami datang ke dunia ini

نَقْتَفِي نورَ محمّدْ

To follow Muhammad’s light (noor)
Untuk mengikuti cahaya Muhammad (noor)

نحنُ أتباعُ محمدْ

We are Muhammad’s followers
Kami adalah pengikut Muhammad

إِشْهَدُوا واللهُ يَشْهَدْ

Bear witness, and Allah bears witness also
Bersaksi, dan Allah bersaksi juga

قائدُ الدُنيا و إنّا

He (Muhammad) is the leader of all humanity and we...
Dia (Muhammad) adalah pemimpin seluruh umat manusia dan kami ...

نَتَبَاهَى بمُحمّدْ

Are so full of pride of (having as our Prophet) Muhammad
Begitu penuh kebanggaan (memiliki sebagai Nabi kita) Muhammad

Lirik malana maulan siwallah ammar sarsar

سوى الله
منشد : عمار صرصر
*****

الله الله الله الله
مالنا مولى سوى الله

Allah Allah Allah Allah
Tiada bagiku Tuhan selain Allah

الله الله الله الله
مالنا مولى سوى الله
Allah Allah Allah Allah
Tiada bagiku Tuhan selain Allah

كلما ناديت يا هو
قال يا عبدي انا الله

Setiap kali aku memanggil : "Ya Dia(Tuhan)"
Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

كلما ناديت يا هو
قال يا عبدي انا الله

Setiap kali aku memanggil : "Ya Dia(Tuhan)"
Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

زحزح الحجب فقلبي
غاب فى ظلمة ذنبي

Singkirkanlah  segala penghalang ini hatiku telah tenggelam  dalam kelamnya dosa

زحزح الحجب فقلبي
غاب فى ظلمة ذنبي

Singkirkanlah  segala penghalang ini hatiku telah tenggelam  dalam kelamnya dosa

نظرة فى العمر حسبي
تجعلُ الميتَ حيّا

Satu Tatapan seumur hidup sudah cukup bagiku menjadikan rasa yg mati menjadi hidup kembali

نظرة فى العمر حسبي
تجعل الميت حيّا

Satu Tatapan seumur hidup sudah cukup bagiku menjadikan rasa yg mati menjadi hidup kembali

كلما ناديت يا هو
قال يا عبدي انا الله

Setiap kali aku memanggil : "Ya Dia(Tuhan)"
Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

كلما ناديت يا هو
قال يا عبدي انا الله

Setiap kali aku memanggil : "Ya Dia(Tuhan)"
Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

كنت فى الباب وحيدا
حاش ترميني طريدا

Aku sebatang kara bersimpuh dipintuMU
Akankah Engkau tega mengusirku ?

كنت فى الباب وحيدا
حاش ترميني طريدا

Aku sebatang kara bersimpuh dipintuMU
Akankah Engkau tega mengusirku ?

من يلذ كان سعيدا
فيك ماكان شقيا

Setiap orang yg merasakan kebahagiaan bersamaMU tak mungkin merasakan kesengsaraan.

من يلذ كان سعيدا
فيك ماكان شقيا

Setiap orang yg merasakan kebahagiaan bersamaMU tak mungkin merasakan kesengsaraan.

الله الله الله الله
مالنا مولى سوى الله

Allah Allah Allah Allah
Tiada bagiku Tuhan selain Allah

كلما ناديت يا هو
قال يا عبدي انا الله

Setiap kali aku memanggil : "Ya Dia(Tuhan)"
Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"
كلما ناديت يا هو
قال يا عبدي انا الله

Setiap kali aku memanggil : "Ya Dia(Tuhan)"
Dia berfirman : "Wahai hambaku Aku Adalah Allah"

Selasa, 09 Juli 2019

Laba lebih 100%

Ada dua riwayat yang tegas menunjukkan bolehnya mengambil keuntungan lebih dari 100%.

Pertama, hadis dari Urwah al-Bariqi beliau menceritakan,

دَفَعَ إِلَىَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- دِينَارًا لأَشْتَرِىَ لَهُ شَاةً فَاشْتَرَيْتُ لَهُ شَاتَيْنِ فَبِعْتُ إِحْدَاهُمَا بِدِينَارٍ وَجِئْتُ بِالشَّاةِ وَالدِّينَارِ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan uang sebesar 1 dinar kepadaku untuk dibelikan seekor kambing. Kemudian uang itu saya belikan 2 ekor kambing. Tidak berselang lama, saya menjual salah satunya seharga 1 dinar. Kemudian saya bawa kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seekor kambing dan uang 1 dinar.

Kemuduian akupun menceritakan kejadian itu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mendoakan,

بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِى صَفْقَةِ يَمِينِكَ

Semoga Allah memberkahimu dalam transaksi yang dilakukan tanganmu. (HR. Turmudzi 1304, Daruquthni 2861, dan dihasankan Syuaib)

Kedua, hadis dari Abdullah Zubair radhiyallahu ‘anhuma,  beliau menceritakan,

وَكَانَ الزُّبَيْرُ اشْتَرَى الْغَابَةَ بِسَبْعِينَ وَمِائَةِ أَلْفٍ ، فَبَاعَهَا عَبْدُ اللَّهِ بِأَلْفِ أَلْفٍ وَسِتِّمِائَةِ أَلْفٍ

Zubair pernah membeli tanah hutan seharga 170.000, kemudian tanah itu dijual oleh putranya, Abdullah bin Zubair seharga 1.600.000 (HR. Bukhari 3129).

Hadis ini diletakkan al-Bukhari dalam kitab shahihnya di Bab, “keberkahan harta orang yang berperang.”

Hadis ini dijadikan dalil oleh para ulama untuk menyimpulkan bolehnya mengambil keuntungan berlipat-lipat dalam jual beli. (Majallah Majma’ al-Fiqh al-Islami, volume 5/VII – Tahdid Arbah Tujjar, Dr. Yusuf Qardhawi)

Banyak kasus dimana orang bisa mendapatkan keuntungan berlipat-lipat ketika jual beli. Orang yang pergi ke hutan untuk mencari kayu gaharu, mereka bermodal gergaji, kapak, dst. yang jika dinilai, tidak lebih dari 2 jt. dan ketika dia berhasil mendapat 1 batang gaharu, hasilnya bisa berjuta-juta. Jika dilihat dari modal, keuntungan bisa berlipat-lipat. Dan umumnya unit produksi, bisa menghasilkan keuntungan berlipat-lipat, jika dilihat dari modal. Meskipun hukum ini juga berlaku untuk unit usaha yang lain seperti trader.

Biasanya, pembodohan itu banyak terjadi ketika konsumen kurang perhatian terhadap harga pasar atau kurang perhatian melihat situasi barang. Memang keuntungan dalam jual beli mengikuti laju perekonomian masyarakat, seperti faktor permintaan dan suplay barang atau ketersediaan barang.  Namun para pedagang hendaknya tetap memperhatikan kode etik pebisnis muslim. Dalam arti, tidak bernafsu meraup keuntungan dengan terlalu semangat memanfaatkan kesempatan. Karena ini yang memicu tindakan ghabn.

Kesimpulan

ليست الأرباح في التجارة محدودة , بل تتبع أحوال العرض والطلب , كثرة وقلة ، لكن يستحسن للمسلم تاجراً أو غيره أن يكون سهلاً سمحاً في بيعه وشرائه , وألا ينتهز فرصة غفلة صاحبه , فيغبنه في البيع أو الشراء , بل يراعي حقوق الأُخوّة الإسلامية

Keuntungan perdagangan tidak memiliki batasan tertentu. Namun mengikuti kondisi persediaan – permintaan barang, dan ketersediaan barang. Hanya saja dianjurkan bagi para pegadang untuk memberi kemudahan bagi konsumen dalam bertransaksi. Jangan sampai memanfaatkan kesempatan kelalaian pembeli, kemudian melakukan ghabn (pembodohan) dalam melakukan transaksi jual beli. Sehingga dia harus memperhatikan hak ukhuwah islamiyah.

Dari keterangan di atas, kita bisa memberikan kesimpulan,

[1] Dibolehkan mengambil keuntungan lebih dari 100%

[2] Tidak dibolehkan menjual barang melebihi harga pasar, karena ini termasuk pembodohan konsumen

[3] Keuntungan dari jual beli dibolehkan selama tidak menyababkan harga barang dinaikkan melebihi harga pasar.

[4] Memanfaatkan kelalaian konsumen terhadap barang, bisa terhitung ghabn (pembodohan) jika harga dinaikkan secara tidak normal.

[5] Dibolehkan menaikkan harga barang mengikuti perubahan harga pasar, karena faktor ketersediaan dan permintaan terhadap barang.

*****