Senin, 30 Agustus 2021

kurikulum alquran



KURIKULUM 2021
MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH ULA
( MDT ULA )


A.AL QURAN
 KELAS 1 SEMESTER 1

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Mengetahui bacaan huruf hijaiyah tunggal  dan bersambung dari الف  sampai  ياء  yang berharokat fathah, kasrah, dan dlommah dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca Huruf Hijaiyah tunggal dari الف  sampai  ياء  yang berharokat fathah, kasrah, dan dlommah dengan bacaan yang baik dan benar.



Mampu membaca Huruf Hijaiyah bersambung dari الف  sampai  ياء  yang berharokat fathah, kasrah, dan dlommah dengan bacaan yang baik dan benar


Mengetahui bacaan panjang huruf-huruf hijaiyah dari الف  sampai  ياء  yang berharkat fathah, kasrah, dan dlommah dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan panjang huruf-huruf Hijaiyah dari الف  sampai  ياء  yang berharkat fathah dengan bacaan yang baik dan benar.



Mampu  membaca bacaan panjang huruf-huruf Hijaiyah dari الف  sampai  ياء  yang berharokat kasrah dengan bacaan yang baik dan benar



Mampu membaca bacaan panjang huruf-huruf Hijaiyah dari الف  sampai  ياء  yang berharokat dlommah dengan bacaan yang baik dan benar


Mengetahui tulisan Huruf hijaiyah tunggal dari الف  sampai  ياء  dengan tulisan yang baik dan benar

Mampu menebalkan/menyalin Huruf hijaiyah tunggal dari الف  sampai  ياء   dengan tulisan yang baik dan benar

Mengetahui bacaan dan hafalan Al Quran pada surat-surat pendek dengan bacaan yang baik dan benar.
Mampu menghafal Al Quran  surat Al Fatihah, An Naas, Al Falaq dengan bacaan yang baik dan benar
 


STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 1 SEMESTER 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Mengetahui bacaan lien  dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan lien  dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui bacaan Tanwin fathah, kasrah, dan dlommah dari الف  sampai  ياء  dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Tanwin fathah, kasrah, dan dlommah dari الف  sampai  ياء  dengan bacaan yang baik dan benar


Mengetahui bacaan Sukun dari الف  sampai  ياء  dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Sukun dari الف  sampai  ياء  dengan bacaan yang baik dan benar


Mengetahui bacaan alif lam qomariyah dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan alif lam qomariyah dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui bacaan Tasydid dari الف  sampai  ياء  dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Tasydid dari الف  sampai  ياء  dengan bacaan yang baik dan benar


Mengetahui bacaan Lafazh Jalalah dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Lafazh Jalalah yang dibaca Tafkhim dengan bacaan yang baik dan benar



Mampu membaca bacaan Lafazh Jalalah yang dibaca Tarqiq dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui bacaan dan hafalan Al Quran pada surat-surat pendek dengan bacaan yang baik dan benar.

Mampu membaca Al Quran surat-surat pendek dengan bacaan yang baik dan benar.



Mampu menghafal Al Quran  surat Al Iklash, Al Kautsar, dan Al ’Ashr. dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui tulisan Huruf hijaiyah bersambung dan kalimat sederhana teks Al quran  dengan tulisan yang baik dan benar
Mampu menyalin Huruf hijaiyah bersambung dan kalimat sederhana teks Al quran  dengan tulisan yang baik dan benar

STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 2 SEMESTER 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Mengetahui bacaan Qolqolah  dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Qolqolah  dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui bacaanWaqaf di akhir kalimat  dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Waqaf di akhir kaliamat yang berharkat dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Waqaf di akhir kaliamat yang berhuruf ta marbuthoh dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Waqaf di akhir kaliamat yang berharkat tanwin Dlommah dan Kasrah dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Waqaf di akhir kaliamat yang berharkat tanwin Fathah dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Waqaf di akhir kaliamat yang berharkat Tasydid dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaanWaqaf di akhir kalimat yang berharkat  yang huruf sebelumnya sukun dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaanWaqaf di akhir kalimat yang berharkat  yang huruf sebelumnya huruf mad dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaanWaqaf di akhir kalimat yang berharkat  yang huruf sebelumnya huruf Lien dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui hafalan AlQuran dari surat-surat pendek yang ditentukan


Mampu menghafal  Al Quran surat
AlFatihah, An-Naas, AlFalaq, Al Ikhlash, Al Lahab, An-Nashr, Al-afirun, AlKautsar, AlMaun, Quraisy, Al-Fiil, AlHumazah, Al’Ashr, dan At-Takatsur.

Mengetahui tulisan AlQuran dari surat-surat pendek yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran  surat
AlFatihah, An-Naas, AlFalaq, Al Ikhlash, Al Lahab, An-Nashr, Al Kafirun, AlKautsar, AlMaun, Quraisy, AlFiil, AlHumazah, Al’Ashr, dan At-Takatsur.



STANDAR ISI
KURIKULUM DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 2 SEMESTER 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Mengetahui bacaan Nun mati dan tanwin dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Nun mati dan tanwin yang dibaca jelas dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Nun mati dan tanwin yang dibaca sengau/dengung  dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Nun mati dan tanwin yang dibaca mim dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Nun mati dan tanwin yang dibaca samar dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui bacaan Mim mati  dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan Mim mati  yang dibaca jelas dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Mim mati  yang dibaca sengau/dengung dengan bacaan yang baik dan benar


Mampu membaca bacaan Mim mati  yang dibaca samar dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui bacaan  yang dibaca panjang lebih dari 2 (dua) harkat dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan  yang dibaca panjang lebih dari 2 (dua) harkat dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui bacaan  fawatihussuwar dengan bacaan yang baik dan benar

Mampu membaca bacaan  fawatihussuwar dengan bacaan yang baik dan benar

Mengetahui tanda baca Waqaf dan Washal


Mampu menunjukkan tanda baca Waqaf dan Washal

Mengetahui hafalan AlQuran dari surat-surat pendek yang ditentukan


Mampu menghafal Al Quran pada surat
Al Qori’ah, Al’Adiyat, Al Zalzalah, Al Bayyinah, Al Qodr, Al’Alaq, AtTien, Al Insyiroh, Ad-Dhuha.

Mengetahui tulisan AlQuran dari surat-surat pendek yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
Al Qori’ah, Al’Adiyat, Al Zalzalah, Al Bayyinah, Al Qodr, Al’Alaq, AtTien, Al Insyiroh, Ad-Dhuha.
STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 3 SEMESTER 1

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat-surat pedek dari surat al-Fatihah sampai surat At-Takatsur serta memahami ilmu tajwid

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat al-Fatihah sampai surat At-Takatsur berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah lafzhiyah surat al-Fatihah sampai surat At-Takatsur dengan lancar



Menjelaskan kandungan surat al-Fatihah sampai surat At-Takatsur secara sederhana




Menjelaskan pengertian Ilmu Tajwid dan menerapkan hukum bacaan Ta’awwudz dan Basmalah, Nun mati dan Tanwin serta hukum bacaan Mim mati dalam al-Quran surat al-Fatihah sampai surat At-Takatsur


Mengetahui tulisan AlQuran dari surat-surat pendek yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
al-Fatihah sampai surat At-Takatsur
 





STANDAR ISI
KURIKULUM DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 3 SEMESTER 2

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat-surat pedek dari surat al-Qori’ah sampai surat ad-Dhuha

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat al-Qori’ah sampai surat ad-Dhuha berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah lafzhiyah surat al-Qori’ah sampai surat ad-Dhuha  dengan lancar



Menjelaskan kandungan surat al-Qori’ah sampai surat ad-Dhuha secara sederhana


Memahami kaidah ilmu tajwid

Menerapkan hukum bacaan mim dan nun yang bertasydidhukum alif lam Qomariyah dan alif lam syamsiyah dalam al-Quran surat -Qori’ah sampai surat ad-Dhuha


Mengetahui tulisan Al Quran dari surat-surat yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
al-Qori’ah sampai surat ad-Dhuha








STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 4 SEMESTER 1

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat-surat pedek dari surat al-Lail sampai surat al-Balad

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat al-Lail sampai surat al-Balad berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah  surat al-Lail sampai surat al-Balad dengan lancar



Menjelaskan kandungan surat al-Lail sampai surat al-Balad secara sederhana


Memahami kaidah ilmu tajwid

Menerapkan hukum bacaan Idghom dan Qolqolah dalam al-Quran surat al-Lail sampai surat al-Balad


Mengetahui tulisan Al Quran dari surat-surat yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
al-Lail sampai surat al-Balad








STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 4 SEMESTER 2

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat-surat pedek dari surat al-Fajr sampai surat al-A’la

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat al-Fajr sampai surat al-A’la berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah  surat al-Fajr sampai surat al-A’la dengan lancar



Menjelaskan kandungan surat al-Fajr sampai surat al-A’la  secara sederhana

Memahami kaidah ilmu tajwid

Menerapkan hukum bacaan Mad asli, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil  dalam al-Quran surat al-Fajr sampai surat al-A’la


Mengetahui tulisan Al Quran dari surat-surat yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
al-Fajr sampai surat al-A’la









STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 5 SEMESTER 1 

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat at-Thariq dan surat al-Buruj

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat at-Thariq dan surat al-Buruj berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah  surat at-Thariq dan surat al-Buruj dengan lancar



Menjelaskan kandungan surat  at-Thariq dan surat al-Buruj secara sederhana


Memahami kaidah ilmu tajwid

Menerapkan hukum bacaan Mad ‘Aridh lissukun, Mad Badal, Mad ‘Iwadl, dan Mad Silah dalam al-Quran surat at-Thariq dan surat al-Buruj


Mengetahui tulisan Al Quran dari surat-surat yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
at-Thariq dan surat al-Buruj









STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 5 SEMESTER 2

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat al-Insyiqaq dan surat al-Muthaffifin

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat al-Insyiqaq dan surat al-Muthaffifin berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah surat al-Insyiqaq dan surat al-Muthaffifin dengan lancar



Menjelaskan kandungan  surat al-Insyiqaq dan surat al-Muthaffifin secara sederhana


Memahami kaidah ilmu tajwid

Menerapkan hukum bacaan Mad Lazim Mutsaqqol kalimi, Mad lazim Mukhoffaf kalimi, Mad Lazim harfi, dan Mad Farqi dalam al-Quran surat al-Insyiqaq dan surat al-Muthaffifin


Mengetahui tulisan Al Quran dari surat-surat yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
al-Insyiqaq dan surat al-Muthaffifin








STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 6 SEMESTER 1 

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat al-Infithar, at-Takwir, dan surat ‘Abasa

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat al-Infithar, at-Takwir, dan surat ‘Abasa berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah  surat al-Infithar, at-Takwir, dan surat ‘Abasa dengan lancar



Menjelaskan kandungan surat al-Infithar, at-Takwir, dan surat ‘Abasa secara sederhana


Memahami kaidah ilmu tajwid

Menerapkan hukum bacaan Ra, dan Makhorijul huruf dalam al-Quran surat al-Infithar, at-Takwir, dan surat ‘Abasa


Mengetahui tulisan Al Quran dari surat-surat yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
al-Fatihah sampai surat At-Takatsur








STANDAR ISI
KURIKULUMDINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
MATA PELAJARAN  AL QURAN KELAS 6 SEMESTER 2

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

Membaca, menghafal tarjamah lafzhiyah, dan menulis serta memahami surat an-Nazi’at dan surat an-Naba

Membaca dengan makhorijul huruf yang tepat dan tajwid yang benar (fasih dan tartil)


Menulis kembali teks surat an-Nazi’at dan surat an-Naba berikut terjemahnya  ke dalam bahasa Indonesia



Menghafal tarjamah  surat an-Nazi’at dan surat an-Naba dengan lancar



Menjelaskan surat an-Nazi’at dan surat an-Naba
secara sederhana


Memahami kaidah ilmu tajwid

Menerapkan hukum bacaan Sifatul huruf, Waqaf, Sakat, Isymam, dan Imalah dalam al-Quran serta memahami hukum bacaan khatam Al Quran.


Mengetahui tulisan Al Quran dari surat-surat yang ditentukan


Mampu menyalin tulisan Al Quran pada surat
an-Nazi’at dan surat an-Naba


Minggu, 29 Agustus 2021

ojo foya2


Biyen wis tahu koe ta kandani
nanging nyatane isih mok baleni
biyen wis tahu koe ta wuruki
nanging nyatane koe ra wigati

urip mung sepisan ojo foya foyahan
ora migunani ono ing bebrayan
agaweyo becik sesuk bakal ketitik
nek agawe olo sesuk bakal kuciwo

lelakone menungso ono ing alam donyo
bakal ke gowo mati sowan marang kang kuoso
ono tanggung jawabe ono timbal balike
siro ojo nganti gethun ono tembe burine

Sabtu, 28 Agustus 2021

Batasan Aurat Muslimah Indonesia


Batasan Aurat Muslimah Indonesia dalam Kajian Fiqih 

muncul pertanyaan berkaitan menutup aurat yang benar bagi muslimah Indonesia dalam perspektif fiqih Ahlussunnah wal Jama’ah.

Bila merujuk pada arus utama Mazhab Syafi’i yang diamalkan masyarakat Indonesia, maka semestinya seluruh tubuh perempuan adalah aurat yang haram dilihat laki-laki bukan mahram kecuali wajah kedua telapak tangan. 

Kenapa keduanya dikecualikan? 

Pertama, karena nash Surat Al-Ahzab ayat 31 yang kemudian ditafsirkan oleh Ibnu Abbas RA bahwa yang dikecualikan dalam ayat adalah wajah dan kedua telapak tangan.

Kedua, berdasarkan larangan Nabi Muhammad SAW terhadap perempuan yang sedang ihram dalam memakai sarung tangan dan niqab penutup wajah, yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Umar RA. Andaikan wajah dan telapak tangan perempuan adalah aurat, tentu Nabi Muhammad SAW tidak melarangnya untuk ditutupi. 

Ketiga, karena membuka wajah perempuan diperlukan dalam seperti jual beli. Demikian pula kedua telapak tangan dibutuhkan untuk mengambil dan memberikan sesuatu dalam berbagai kegiatan keseharian. (Abu Ishaq Ibrahim bin Ali bin Yusuf As-Syirazi, Al-Muhaddzab fi Fiqhil Imamis Syafi’I, [Beirut, Darul Qalam dan Darus Syamiyyah: 1412 H/1992 M], cetakan pertama, juz I, halaman 219-220). 

Lalu bagaimana dengan model kerudung yang kurang rapat, kaki telanjang, dan tangan terbuka? Adakah pendapat fiqih dalam lingkungan empat mazhab yang membolehkannya? 

Pertama, untuk kaki, khususnya telapak kaki dalam Mazhab Syafi’ terdapat pendapat—As-Syafi’i atau ashabnya—yang dihikayatkan ulama Khurasan yang membolehkan terbukanya bagian dalam telapak kaki atau bathin qadamain. 
Demikian pula Al-Muzani (175-264 H/791-878 M) murid langsung Imam As-Syafi’i, menegaskan bahwa kedua telapak kaki atau qadamani bukan merupakan aurat perempuan sehingga boleh terbuka. Imam An-Nawawi menjelaskan:

وَحَكَى الْخُرَاسَانِيُّونَ قَوْلًا وَبَعْضُهُمْ يَحْكِيهِ وَجْهًا أَنَّ بَاطِنَ قَدَمَيْهَا لَيْسَ بِعَوْرَةٍ. وَقَالَ الْمُزَنِيُّ الْقَدَمَانِ لَيْسَا بِعَوْرَةٍ

Artinya, “Ulama Syafi’iyah kota Khurasan menghikayatkan pendapat as-Syafi’i—dan sebagian ulama menghikayatkannya sebagai pendapat ashabnya—bahwa bagian dalam kedua telap[ak kaki perempuan merdeka bukan aurat. Sementara al-Muzani menyatakan: ‘Kedua telapak kaki—bagian dalam maupun bagian luarnya—bukan merupakan aurat’.” (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab, [Jeddah, Maktabah Al-Irsyad: tth], juz III, halaman 174). 

Pendapat serupa juga dikemukakan Abu Hanifah melalui riwayat muridnya Al-Hasan bin Ziyad Al-Lu’lu’i (w. 204 H/819 M) berikut ini:
 وَرَوَى الْحَسَنُ عَنْ أَبِي حَنِيفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّهُ يَجُوزُ النَّظَرُ إِلَى قَدَمِهَا أَيْضًا، لِأَنَّهَا تَحْتَاجُ إِلَى إِبْدَاءِ قَدَمِهَا إِذَا مَشَتْ حَافِيَةً أَوْ مُتَنَعِّلَةً، فَإِنَّهَا لَا تَجِدُ الْخُفَّ فِي كُلِّ وَقْتٍ 

Artinya, “Al-Hasan bin Ziyad meriwayatkan dari Abu Hanifah RA, bahwa (laki-laki) boleh melihat telapak kaki perempuan merdeka bukan mahram, sebab perempuan itu perlu membuka telapak kakinya ketika berjalan dengan kaki telanjang atau memakai sandal. Sebab, ia tidak pasti menemukan khuff (semacam kaus kaki) setiap waktu,” (Burhanuddin Al-Bukhari, Al-Bahrul Muhith fil Fiqhin Nu’mani, [Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah: 1424 H/2004 M], cetakan pertama, juz V, halaman 334).

Selain itu, juga terdapat pendapat Mazhab Hanafi yang membolehkan laki-laki melihat betis perempuan terbuka. Al-Fatawa Al-Hindiyyah atau yang terkenal dengan Al-Fatawa Al-‘Alamkariyah, himpunan fatwa Mazhab Hanafi yang disusun oleh 500 ulama Hanafiyah dari Asia Selatan, Irak dan Hijaz pimpinan Syekh Nizhamuddin Burhanpuri atas perintah Raja India keturunan Timurlenk, Muhammad Aurangzeb Alamgir (1027-1118 H/1619-1707 M), menjelaskan:
 قِيلَ: وَكَذَلِكَ يُبَاحُ النَّظَرُ إلَى سَاقِهَا إذَا لم يَكُنْ النَّظَرُ عن شَهْوَةٍ 
Artinya, “Dikatakan, ‘Demikian pula boleh melihat betis perempuan merdeka bila melihatnya tidak berangkat dari dorongan syahwat,’” (Nizham dkk, Al-Fatawa Al-Hindiyyah, [Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah: 1421 H/2000 M], cetakan pertama, juz V, halaman 406). 

Dengan demikian, untuk permasalahan pertama yaitu terbukanya kaki perempuan sampai sebatas betis, dalam fiqih empat mazhab ada pendapat yang dapat mengakomodasinya. Demikian pula bagi laki-laki yang kebetulan melihatnya hukumnya diperbolehkan, selama tidak berangkat dari dorongan nafsu syahwatnya. 

Adapun untuk dua permasalahan lainnya, yaitu kerudung yang kurang rapat dan tangan terbuka dapat disimak dalam tulisan berikutnya. 

Wallahu a’lam.   
Ustadz Ahmad Muntaha AM, Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur


kalam insya


Definisi Kalam Insya 

مالم يكن محتملا للصدق *  والكذب الانشا ككن بالحق
والطلب استدعاء مالم يحصل *  اقسامه كثيرة ستنجلى
امر ونهي ودعاء ونداء *  تمن استفهام اعطيت الهدى
واستعملوا كليت لو وهل لعل *  وحرف حض وللاستفهام هل
اي متى ايان اين من وما *  وكيف انى كم وهمز علما

Secara bahasa kata insya’ berasal dari
أَنْشَأَ – يُنْشِئُ – إنْشَاءٌ
shighah mashdar yang berarti Al-ijaad (الإيجاد) mewujudkan, mengembangkan, menciptakan atau menimbulkan.

Menurut istilah yaitu:
هو الكلام لا يحتمل الصدق والكذب في ذاته
Kalam Insya’ adalah suatu kalimat yang tidak mengandung kemungkinan benar maupun bohong dalam dzatnya, seperti
ياخالد، لا تضرِبْ 
Hai khalid, jangan kau memukul.
كن بالحق
jadilah benar..

Pembagian Kalam Insya
(أقسام الكلام الإنْشِائى)

Kalam insya’ terbagi menjadi dua kelompok yaitu thalabi dan ghair thalabi.

Pembahasan Pertama: 

Kalam Insya Thalabi (إنشاء طلبي )

ما يَسْتَدْعي مَطْلوباً غَيرَ حاصل وقتَ الطلب ويكونُ بالأمر، والنهْي، والاستفهام، والتمني، والنِّداءَ

Kalam Insya’ Thalabi yaitu ungkapan kalimat yang menuntut suatu permintaan yang belum diperoleh ketika memintanya.
Maksud dari “belum diperoleh ketika memintanya” yaitu: lafadz perintah terlebih dahulu diucapkan kemudian disusul dengan implementasi (pelaksanaan) dari perintah tersebut. Artinya, perintah dan pelaksanaan tidak bersamaan.
Contoh: يا خالد، قُمْ Hai Khalid, berdirilah.. Kholid mendengar terlebih dahulu perintah berdiri kemudian dia berdiri. Dia tidak berdiri sebelum ada perintah.

Kalam Insya Thalabi  terdapat beberapa model diantaranya:
Ungkapan dengan bentuk kata perintah (الأمر),
ungkapan dengan bentuk larangan (النهي),
permohonan ( دعاء ),
seruan (النداء)
harapan (التمني),
pertanyaan (استفهام ).

Model-model semua ungkapan seperti di atas termasuk kalam insya thalabi yang menjadi objek pembahasan ilmu ma’ani. 

A). Perintah (الأمر) Al-Amr yaitu meminta agar terlaksananya suatu pekerjaan yang dilontarkan dari mutakallim kepada mukhattab (lawan bicara) dengan menggunakan kalimat yang mengandung kata perintah. 

Terdapat 4 shighah untuk bisa mengungkapkan bentuk kalimat perintah yaitu: 
1. Dengan menggunakan bentuk fi’il Amr seperti:
 افْعَلْ وَفْقَ ماَ تُرِيْدُ 
Lakukanlah sesuai kehendakmu. 

Dalam Al-Qur’an:
 قال الله تعالى : ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ. سورة النحل ١٢٥ 
2. Dengan menggunakan lam amr yang memasuki fi’il mudhari’ yang dihukumi jazm, seperti:
 لِتَفْعَلْ وَفْقَ ماَ تُرِيْدُ 
Lakukanlah sesuai kehendakmu 
Dalam Al-Qur’an:
 قال الله تعالى : فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً. سورة النساء ٩ 
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

3. Dengan menggunakan bentuk Isim fi’il amr. seperti:
 صَهْ إذا قُرِأَ القُرْانُ / حيّ على الصلاة 
Diamlah apabila AlQuran dilantunkan /Mari menunaikan shalat 

Dalam Al-Qur’an:
 قال الله تعالى : وَالْقَائِلِينَ لِإِخْوَانِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا. سورة الأحزب ١٨ 

4. Dengan menggunakan bentuk mashdar (mashdar sebagai pengganti fi’il), seperti:
 فِعْلاً مَا تُرِيْدُ Lakukanlah apa yang kau inginkan 

Selain mengandung arti tuntutan terhadap suatu perbuatan, Al-Amr (perintah) dalam ilmu ma’ani memiliki kandungan makna lain yang bisa difahami dari konteks kalimat dan qarinah terkait situasi dan kondisinya diantaranya: 
a). Ad-du’a/Doa (الدعاء) Suatu permohonan kepada Allah SWT dari makhluk-Nya untuk memperoleh karunia dan segala yang diridhoiNya dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan atau bencana yang tidak dikehendakinya. Contoh:
 رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ. النمل ١٩ 
“Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku” 
b). Al-Irsyad/petunjuk (الإرشاد) Petunjuk adalah bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan dengan arah yang jelas, tepat dengan menggunakan bahasa yang lugas dan efektif. Contoh:
 يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا تَدَايَنتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ. البقرة ٢٨٢ 
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar”. 
c). Al-Ta`jiz /melemahkkan (التعجيز) 
Perintah yang mengandung pengertian melamahkan orang yang diperintah (mukhatab) atas ketidakmampuanya. Contoh:
 وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ. البقرة ٢٣ 
“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” 
e). Al-Ibahah/pembolehan (الإباحة) Suatu perintah untuk melakukan perbuatan yang mengandung dan bersifat boleh. Contoh:
 وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ. البقرة ١٨٧ 
Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. 
f). At-taswiyyah/penyetaraan (التسوية) Penyetaraan antara dua hal, dimana mukhatab mengira bahwa salah satunya lebih baik dari yg lain. Contoh:
 اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ ۖ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ. الطور ١٦ 
“Masuklah ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; sesungguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan” 
i). At-takhyir /Pilihan (التخيير), contoh:
 تَزَوَجْ مَرْيَمَ أَوْ أُخْتَهَا 
Nikahi Mayram atau saudarinya.  

B). Larangan (النهي)
 النهي هو طلب الكف عن العمل على وجه الاستعلاء وله صيغة واحدة وهي المضارع مع لا الناهية 
Al-nahyi adalah meminta dihentikannya suatu pekerjaan kepada lawan bicara dengan menggunakan sighat fi’il mudhari’ dengan la nahiyah (larangan). Contoh
 لاَ تَضْربْ  Kau jangan pukul. 
Firman Allah Ta’ala:
 وَلاَتُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ. الأعرف: ٧٥ 
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.” 
Seperti halnya Al-Amr (perintah), larangan juga dalam ilmu ma’ani memiliki kandungan makna berbeda yang bisa difahami dari konteks kalimatnya dan qarinah terkait situasi dan kondisi, diantaranya: 
a). Al-du’a (الدعاء) Larangan yang mengandung makna do’a adalah suatu tuntutan agar mukhatab meninggalkan suatu pekerjaan yang disampaikan dengan cara merendah dan sopan. Contoh:
 رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ (ال عمران: 8) 
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” 
b). Iltimas (الالتماس) Yaitu suatu larangan yang mengandung makna tuntutan agar mukhatab meninggalkan suatu pekerjaan yang disampaikan tanpa merendah. Seperti ucapaan seseorang kepada kawanya yang sebaya. Contoh: لا تذهبْ حتّى أطبخَ لك طعاما Janganlah kau pergi sampai aku memasak makanan untukmu. 
c). Al-Irsyad (petunjuk) Yaitu suatu larangan yang mengandung makna petunjuk agar mukhatab tidak salah jalan. Contoh:
 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَسْئَلُوا عَنْ أَشْيَآءَ إِن تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ…المائدة: ١١٠ 
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu (justru) menyusahkan kamu…” 
d). Al-Dawam (kekal) Contoh Firman Allah ta’ala:
 وَلاَتَحْسَبَنَّ اللهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ اْلأَبْصَارُ. إبراهيم ٤٢ 
Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak 
e). Al-Tahdid (ancaman) Contoh:
 لا تخرجْ خارج البيت فأصابك فيروس الكرونا Janganlah kau keluar rumah, maka kau akan terinfeksi virus corona 
f). Al-Karahah (benci) Contoh:
 لا تلتفت وأنت في الصلاة 
Janganlah kau melirik apabila sedang shalat 

 C). Pertanyaan (الاستفهام) 
Kata istifham “استفهام” berwazan استفعل yang mengandung arti meminta pemahaman. Menurut istilah yaitu :
 هو طلب العلم بشيء لم يكن معلوما من قبل، وذلك بأدة من إحدى أدواته وهي الهمزة، هل، من، متى، أيّان، كيف، أين، أنّى , أي و كم 
Al-Istifham adalah mencari tahu tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan menggunakan perangkat istifham (alat bertanya) seperti hamzah, hal, man, ma, mata, ayyana, kayfa, aina, kam dan ayyu .
Sedangan dari segi makna balaghah, perangkat istifham di atas secara garis besar memiliki makna tashawwur atau tashdîq.

Berikut rincianya. 
# Huruf hamzah (أ), memiliki dua makna yaitu tashawwur dan tashdiq Tashawwur berarti lontaran pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan informasi terkait individunya. Dalam kalimatnya biasanya dibarengi dengan kata perbandingan (atau). Dengan demikian, jawaban dari pertanyaan seperti ini tidak dijawab dengan iya atau tidak. Melainkan dengan menyebutkan individunya. 
Contoh.
 أَأَنْتَ ضَرَبْتَ زيدا أَمْ خَالِدا ؟ 
Apakah kau yang memukul zaed atau kholid ? 
Jawab: Aku/Kholid Tashdiq berarti lontaran pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan informasi tentang terjadi atau tidaknya suatu perbuatan tanpa dibarengi dengan kata perbandingan (atau). Dengan demikian, jawaban dari pertanyaan seperti ini dijawab dengan Iya atau tidak.  

# Huruf hal (هل) mengandung makna tashdiq, sebab hanya untuk menyakan tentang kejelasan terjadi atau tidaknya sesuatu perbuatan. Contoh هَلْ عَادَ خَالدٌ إلى البيت Apakah kholid telah kembali ke rumah ? Jawabanya antara Iya atau tidak Berbeda dengan alat bertanya hamzah yang bisa masuk pada semua susunan jumlah (kalimat), sedangkan untuk hal (هل) memiliki keterbatasan dan tidak masuk pada kalimat manfi, jumlah ismiyyah إنّ, jumlah syarat, dan jumlah hal. Contoh#1 هل لم ينجح خالدٌ 
Contoh#2 هل إن خالدا ناجحٌ 
Contoh#3 هل إذا زرتك تكرمني 
Contoh#4 هل تضرب خالدا وهو شجاع 

# Ma & Man (ما dan من) Ma digunakan untuk yang tidak berakal dengan maksud menanyakan kejelasan suatu nama, hakikat sesuatu atau sifat. Contoh ما هو الإحسان ؟ و ما هو الإيمان ؟ و ما هي الشمس ؟ Apa itu ihsan ? iman? matahari ? 

Sedangkan من digunakan untuk yang berakal. من هو خالد ؟ من الذي نجح في الامتحان ؟ 
Siapa kholid itu ? siapa yang lulus dalam ujian ? 

# Mataa ( متى ) digunakan untuk meminta penjelasan tentang waktu, baik waktu lampau atau waktu sekarang. 
Contoh : متى تزور والديك في القرية 
Kapan kau akan mengunjungi kedua orang tua di kampung ?
 متى تولّى الخلافةَ عمرُ ؟ 
Kapan Umar berkuasa menjadi khalifah ?
 حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ. البقرة ٢١٤ “…
Sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” 

# Ayyana (أيَّانَ) Digunakan untuk meminta penjelasan mengenai waktu yang akan datang terkait dengan sesuatu yang masih samar atau membingungkan. 
Contoh يَسْـَٔلُ اَيَّانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِ. القيامة ٦ 
Dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat itu?”
 يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَا ۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْ ۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَ. الأعراف ١٨٧ 
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. 

# Kaifa ( كيف ) Digunakan untuk menanyakan keadaan. Contoh. كيف حالك؟ 

D). Tamanni (التَّمَنِي)
 التمني هو طلب الشيء المحبوب يرجى حصوله Tamanni yaitu menghendaki sesuatu yang diinginkan, baik sesuatu itu mustahil didapatkan atau sesuatu yang mungkin digapai. Namun, tidak ada kemampuan menggapainya dan atau kehendak itu hanyalah berupa harapan. 
# Contoh harapan mustahil:
 أَلَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَوْمًا # فَأَخْبَرَهُ بِمَا فَعَلَ المُشِيْبُ
 Seandainya suatu hari jiwa muda akan kembali, maka beritahukanlah ia dengan apa yang dilakukan orang yang beruban.
 يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ. القصص ٧٩ 
Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun. 
Apabila sesuatu yang dikehendaki memungkinkan untuk dicapai, disebut dengan tarajji (التَّرَجِي) dan pada umumnya menggunakan kata ‘Asa (عَسَى) dan La’alla (لَعَلَّ) yang biasa diartikan dengan ‘mudah-mudahan’ dan barangkali’. 
# Contoh penggunaan tarajji:
 عَسَى ٱللَّهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ ٱلَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهُم مَّوَدَّةًۭ. سورة الممتحنة ٧ 
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka.
 لاَ تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَٰلِكَ أَمْرًا. سورة الطلاق ١ 
“Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru”. 
Untuk Tamanni (التَّمَنَّي) perangkat khusus (asli) yaitu lafadz Laita (لَيْتَ) ;sekiranya/seandainya. 
Kemudian lafadz penggantinya (tidak asli) menggunakan hal (هَلْ), Lau (لَوْ) dan La’alla (لَعَلَّ). 
# Contoh penggunaan Tamanni:
 فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ. سورة الشعراء ١٠٢ 
“Maka seandainya kita dapat kembali (ke dunia) niscaya kita menjadi orang-orang yang beriman”.
 فَهَل لَّنَا مِن شُفَعَآءَ فَيَشْفَعُوا۟ لَنَآ أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ. سورة الأعراف ٥٣ 
“Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?”
 أَسِربَ القَطَا هَلْ مَنْ يُعِيْرُ جَنَاحَهُ # لَعَلّي إِلى مَنْ قَدْ هَوْيْتُ أَطِيْرُ 
“Wahai segerombol burung, adakah yang mau meminjamkan sayapnya kepadaku, agar aku bisa terbang kepada orang yang aku cintai”. 

E). Annida (النداء)
 هو طلب المتكلم إقبالَ المخاطب إليه بحرف نائب مناب (أنادي) 
Annida yaitu memanggil mukhatab dengan menggunakan perangkat panggil sebagai pengganti dari kata unaadi (أُنادي) dengan perangkat yang dipakai ialah:
 همزة / أَيّ / يَا / وَآ / آي / أيَا / هَيَّا / وَا 
Dalam hal penggunaanya, perangkat nida dibagi menjadi dua kelompok, untuk panggilan dekat (أ dan أي ), selebihnya dipergunakan untuk panggilan jauh. 
Hamzah dan aiy terkadang dipergunakan untuk panggilan jarak jauh seakan yang dipanggil terasa dekat di depan mata.
 أَسُكَّانَ نُعْمانِ الأَرَاكِ تَيَقَّنُوا # بِأَنَّكُمْ فِي رَيْعِ قَلْبِي سُكَّانُ 
“Wahai penduduk Nu’man Al-Arak, yakinlah bahwa kalian berada di lubuk hatiku”.

Terkadang juga perangkat untuk panggilan jarak jauh dipergunakan memanggil jarak dekat. Hal ini untuk pertanda tingginya derajat orang yang dipanggil, atau bagi orang yang lalai meski berada dihadapan dan bagi orang yang rendah derajatnya.
 أَيَا مَوْلاي / أَيَا فُلاَنُ / أَيا هٰذا 
Wahai tuanku/hai fulan/hai ini (dia) 

Selain mengandung makna panggil, al-nida juga memiliki makna lain sesuai konteks kalimatnya 

Al-Ighra (الإغراء); bujukan, rayuan, godaan, seperti anjuran kepada seseorang yang mondar mandir mau masuk rumah musuhnya:
 يا ابنةَ اليمِّ ، ما أبوكِ بخيلٌ # ما له مولع بمنع وحبس 

Al-Zijr (الزجر); hardikan, cacian. contoh:
 يا قلبُ ما لك لا تزالُ موكلاً # تَهْذي بِهِنْدٍ عِنْدَ حِينَ أَوَانِ

 Al-Tahassur (التحسر) ; penyesalan dan kesakitan, contoh:
 وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَالَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا (النباء:40) 

Al-Istighatsah (الاستغاثة); permintaan pertolongan), contoh:
 يا الله للمؤمنين 

Al-Nudbah (الندية); ratapan, contoh:
 فَوَاعَجبًا كم يُدَعِّي الفَضْلَ نَاقِصٌ # وَوَا أَسِفًا كَمْ يُظْهِرُ النَّقْصَ فاضلٌ 

Pembahasan Kedua: 
Insya Ghair Thalabi ( إنشاء غير طلبي)

 ما لا يستدعي مطلوبا غير حاصل وقت الطلب كصيغة المدح والذم 
Insya Ghair Thalabi yaitu kalimat yang di dalamnya tidak menuntut suatu permintaan. Insya ghair thalabi mencakup kalimat yang mengandung pengertian 

al-madh/pujian (المدح), al-dzam/celaan (الذم), al-qasam/sumpah (القسم), al-ta’ajjub/takjub, al-raja’/harapan (الرجاء) 
Contoh: 
Al-Madh wa al-Dzam (المدح والذم), pujian dan celaan dengan menggunakan kata ni’ma(َنِعْم), bi`sa (بئس)dan habbadza, 
contoh:
 نعمَ هاديا العقلُ ، وبئسَ مشيرا الهوى / نعمَ الصديقُ المخلصُ / بئس الخلُقُ الكذبُ 

Shiyaghu Al-‘Uqud (صيغة العقود); pada umumnya menggunakan bentuk kata kerja madhi, contoh:
 بِعْتُكَ هَذَا / وَهَبْتُكَ ذَاكَ / زوجتك ابنتي 

Al-Qasam (القسم) atau sumpah dengan menggunakan huruf (و/ب/الباءُ والواوُ والتَّاءُ)، contoh:
 واللهِ لَأَفعِلَنَّ / وبِاللهِ لَأَفعَلَنَّ / 
وقَالَ تَعَالَى: وتَاللهِ لَأَكِيدَنَّ أصنَامَكُم 

Demikian materi kalam insya’

Jumat, 27 Agustus 2021

BAB QASR ( MENGKHUSUSKAN )


#JauharulMaknun
#Qasr
#Pengkhususan

Qasar atau al-qasru (‫ (القصر

menurut pengertian etimologi (bahasa) adalah “AlHabsu” (‫(الحبس‬

artinya "menahan, melarang atau memenjarakan"

Ada juga yang mengatakan qasr secara bahasa yaitu “takhshish” yang berarti “pengkhususan” "Pengistimewaan" "penghanyaan"

Sedangkan menurut istilah
‫تخصيص امر بأخر بطريق مخصوص‬ 

“Qasr yaitu mengkhususkan sesuatu terhadap yang lainnya dengan cara tertentu.”

Imam Akhdhori (T.th:116) memberikan pengertian qasr dalam kitabnya yang berjudul Jauharul Maknun, yaitu sebagai berikut:

‫تخصيص امر مطلقا بأمر * هو الذي يدعونه بالقصر‬ “Pentakhsisan suatu perkara secara mutlak bagi perkara lainnya ialah yang mereka sebutkan dengan qasr.” 

Jadi dapat disimpulkan pengertian qasr ialah pengkhususan suatu perkara pada perkara lain dengan cara yang khusus. 

يكون فى الموصوف والاوصاف *  وهو حقيقي كمااضافي

لقلب او تعيين او افراد *  كانما ترقى بالاستعداد

 Macam-Macam Qasr

Qasr terbagi menjadi 2, yaitu : 

 1; Berdasarkan Tharaf 

a; Qashr maushuf ‘ala shifat (membatasi sesuatu yang disifati dari suatu sifat). Contoh:

مازيد الا زاهدا 

وماالحياة الدنيا الا متاع الغرور 

وماالحياة الدنيا الا لعب ولهو

b; Qashr shifat ‘ala maushuf (membatasi sifat dari yang disifati). Contoh:

ما قائم الا زيد

لايفوز الا الصالحون

2; Berdasarkan Hakikat dan Kenyataan 

a; Hakiki, yaitu qashr yang pengkhususannya berdasarkan fakta dan kenyataan, bukan berdasarkan idhafah (penyandaran) terhadap sesuatu yang lain. Contoh:

‫انما السعادة للمقبولين 

"Keberuntungan hanyalah milik orang yang diterima Amal ibadahnya"

Hanya ada pada Qasr Sifat alal Mausuf

b; Idhafi, yaitu qashr yang pengkhususannya berdasarkan idhâfah kepada sesuatu yang tertentu. Contoh:

‫ما زيد إلا كاتب

“Zaid hanya Sekretaris” bukan pedagang atau penyair

ما كاتب الا زيد

"Sekretaris hanyalah Zaid" bukan bakar umar


Berdasarkan keadaan mukhatab, qasr idhafi terbagi menjadi 3 yaitu: 

1; Qashr qalb: Seseorang meyakini bahwa ‘Amr adalah sekretaris, kemudian saya katakan:

‫لا كاتب إلا علي‬
“sekretaris hanyalah Ali”

ini adalah qashr qalb, karena orang yang diajak bicara meyakini bahwasanya tidak ada sekretaris kecuali ‘Amr, namun sekarang saya balikkan persepsinya. Ini dinamakan qashr qalb 

2; Qashr ta’yin: Seseorang yang meyakini kenyataannya satu tetapi bingung apakah sekretarisnya Khalid atau Ali, maka saya mengatakan:
‫لا كاتب إلا خالد‬ “sekretaris hanyalah Khalid”

3; Qashr ifrad, apabila orang yang diajak bicara meyakini kenyataannya lebih dari satu, seperti apabila Anda mengatakan:

‫لا قائم إلا محمد‬
“yang berdiri hanyalah Muhammad”
kepada seseorang yang meyakini bahwa orang yang berdiri adalah Muhammad dan juga Ali, maka qashr ini disebut qashr ifrâd. 

Cara Membentuk Qasr

وادوات القصر الّا انّما  *  عطف وتقديم كماتقدم

Cara membentuk qasr terbagi menjadi 4 cara, yaitu: 

1; Dengan menggunakan nafy (penafian) yang disusul dengan istitsnâ` (pengecualian),

seperti: ‫إن هذا إلا ملك كريم‬ “sesungguhnya (pemuda) ini hanyalah malaikat yang mulia.” (Yûsuf:31). 

2; Dengan menggunakan ‫إنما‬, contohnya: 

‫إنما الفاهم علي‬ “orang yang paham hanya Ali.” 

3; Dengan ‘athaf dengan huruf (لا)  (بل) (لكن) seperti:

‫أنا ناثر لا ناظم‬
“aku hanyalah pengarang, bukan pujangga.”

‫ما أنا حاسب بل كاتب‬
“aku bukanlah akuntan, hanya sekretaris.” 

ماجاء زيد لكن عمرو

4; Mendahulukan lafadz yang seharusnya diakhirkan, seperti: 
العالم صحبت
"hanya kepada orang Alim saya bersahabat"
‫على الرجال العالمين نثنى‬
“hanya kepada kaum lelaki pekerja kami memuji.”


Kamis, 26 Agustus 2021

Lirik Ya Nabi Salam Arab Indonesia


ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ

Yâ nabî salâm ‘alaika, Yâ Rosûl salâm ‘alaika

Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rosul salam sejahtera untukmu.

ﻳﺎﺣﺒﻴﺐ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ
Yâ habîb salâm ‘alaika, sholawâtullâh ‘alaika

Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu.

ﺃﺷﺮﻕ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ، ﻓﺎﺧﺘﻔﺖ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺒﺪﻭﺭ
Asyroqol badru ‘alainâ, fakhtafat minhul budûru

Bulan purnama telah terbit menyinari kami, Pudarlah purnama purnama lainnya.

ﻣﺜﻞ ﺣﺴﻨﻚ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ، ﻗﻂ ﻳﺎ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ
Mitsla husnik mâ ro-ainâ, qotthu yâ wajhas-surûri

Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah riang.

ﺃﻧﺖ ﺷﻤﺲ ﺃﻧﺖ ﺑﺪﺭ ، ﺃﻧﺖ ﻧﻮﺭ ﻓﻮﻕ ﻧﻮﺭ
Anta syamsun anta badrun, anta nûrun fauqo nûrin

Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya

ﺃﻧﺖ ﺇﮐﺴﻴﺮ ﻭﻏﺎﻟﻲ ، ﺃﻧﺖ ﻣﺼﺒﺎﺡ ﺍﻟﺼﺪﻭﺭ

Anta iksîrun wa ghôlî, anta mishbâhush-shudûri

Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati.

ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﯽ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ، ﻳﺎﻋﺮﻭﺱ ﺍﻟﺨﺎﻓﻘﻴﻦ
Yâ habîbî yâ Muhammad, yâ ‘arûsal-khôfiqoini

Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia)

ﻳﺎ ﻣﺆﻳﺪ ﻳﺎﻣﻤﺠﺪ ، ﻳﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﺒﻠﺘﻴﻦ
Yâ mu-ayyad yâ mumajjad, yâ imâmal qiblataini

Wahai Nabi yang dikuatkan (dengan wahyu), wahai Nabi yang diagungkan, wahai imam dua arah kiblat

من  ﺭﺃﯼ ﻭﺟﻬﻚ ﻳﺴﻌﺪ ، ﻳﺎﮔﺮﻳﻢ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ

Man ro-â wajhaka yas’ad, yâ karîmal wâlidaini

Siapapun yang melihat wajahmu pasti berbahagia, wahai orang yang mulia kedua orang tuanya.

ﺣﻮﺿﻚ ﺍﻟﺼﺎﻓﯽ ﺍﻟﻤﺒﺮﺩ ، ﻭﺭﺩﻧﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻨﺸﻮﺭ
Haudlukash-shôfîl mubarrod, wirdunâ yauman-nusyûri

Telagamu jernih dan dingin, yang akan kami datangi kelak dihari qiyamat.

ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺍﻟﻌﻴﺲ ﺣﻨﺖ ، ﺑﺎﻟﺴﺮﯼ ﺇﻻ ﺇﻟﻴﻚ

Mâ ro-ainâl ‘îsa hannat, bissurô illâ ilaika

Belum pernah unta putih berbalur hitam berdenting berjalan malam hari kecuali unta yang datang kepadamu.

ﻭﺍﻟﻐﻤﺎﻣﻪ ﻗﺪ ﺃﻇﻠﺖ ، ﻭﺍﻟﻤﻼ ﺻﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻚ
Wal ghomâmah qod adhollat, wal malâ shollû ‘alaika

Awan tebal memayungimu, seluruh tingkat golongan manusia mengucapkan sholawat kepadamu.

ﻭﺃﺗﺎﻙ ﺍﻟﻌﻮﺩ ﻳﺒﮑﻲ ، ﻭﺗﺬﻟﻞ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻚ
Wa atâkal ‘ûdu yabkî, wa tadzallal baina yadaika

Pohon pohon datang kepadamu menangis bersimpuh merasa hina di hadapanmu.

واستجارت  ﻳﺎﺣﺒﻴﺒﻲ ، ﻋﻨﺪﻙ ﺍﻟﻈﺒﻲ ﺍﻟﻨﻔﻮﺭ

Wastajârot yâ habîbî, ‘indakadh-dhobyun-nufûru

Kijang gesit datang memohon keselamatan kepadamu wahai kekasih.

ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺷﺪﻭﺍ ﺍﻟﻤﺤﺎﻣﻞ ، ﻭﺗﻨﺎﺩﻭﺍ ﻟﻠﺮﺣﻴﻞ
‘Indamâ syaddûl mahâmil, wa tanâdau lirrohîli

Ketika serombongan berkemas dan menyerukan untuk berangkat

جئتهم  ﻭﺍﻟﺪﻣﻊ ﺳﺂﺋﻞ ، ﻗﻠﺖ ﻗﻒ ﻟﯽ ﻳﺎ ﺩﻟﻴﻞ

Ji tuhum waddam’u sã-il, qultu qif lî yâ dalîlu

Kudatangi mereka dengan berlinang air mata seraya kuucapkan tunggulah wahai pemimpin rombongan

ﻭﺗﺤﻤﻞ ﻟﻲ ﺭﺳﺂﺋﻞ ، ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺸﻮﻕ ﺍﻟﺠﺰﻳﻞ
Wa tahammal lî rosã-il, ayyuhâsy-syauqul jazîlu

Bawakan aku surat yang berisikan kerinduan yang mendalam

ﻧﺤﻮﻫﺎﺗﻴﻚ ﺍﻟﻤﻨﺎﺯﻝ ، ﻓﯽ ﺍﻟﻌﺸﻲ ﻭﺍﻟﺒﮑﻮﺭ
Nahwa hâtîkal manâzil, fîl ‘asyiyyi wal bukûri

Membawakan ke tempat yang jauh ketika petang dan paginya.

ﮐﻞ ﻣﻦ ﻓﯽ ﺍﻟﮕﻮﻥ ﻫﺎﻣﻮﺍ ، ﻓﻴﻚ ﻳﺎ ﺑﺎﻫﻲ ﺍﻟﺠﺒﻴﻦ
Kullu man fîl kauni hâmû, fîka yâ bâhîl jabîni

Setiap orang di jagad raya ini bingung (karena sangat rindu) kepadamu wahai orang yang bersinar kedua keningnya.

ﻭﻟﻬﻢ ﻓﻴﻚ ﻏﺮﺍﻡ ، ﻭﺍﺷﺘﻴﺎﻕ ﻭﺣﻨﻴﻦ
Wa lahum fîka ghorômun, wasytiyâqun wa hanînu

Mereka terpikat, tergila-gila dan meronta-ronta dengan mu tentang sifatmu.

ﻓﻲ ﻣﻌﺎﻧﻴﻚ ﺍﻷﻧﺎﻡ، ﻗﺪ ﺗﺒﺪﺕ ﺣﺂﺋﺮﻳﻦ
Fî ma’ânîkal anâmu, qod tabaddat hã-irîna

Para makhluk berbeda pendapat dan bingung (tidak mampu menyifati dengan sempurna)

ﺃﻧﺖ ﻟﻠﺮﺳﻞ ﺧﺘﺎﻡ ، ﺃﻧﺖ ﻟﻠﻤﻮﻟﯽ ﺷﮑﻮﺭ
Anta lirrusli khitâmun, anta lil maulâ syakûru

Engkau adalah penutup para utusan, engkau adalah orang yang paling banyak bersyukur kepada Allah.

ﻋﺒﺪﻙ ﺍﻟﻤﺴﮑﻴﻦ ﻳﺮﺟﻮ ، ﻓﻀﻠﻚ ﺍﻟﺠﻢ ﺍﻟﻐﻔﻴﺮ
Abdukal miskînu yarjû, fadl-lakal jammal ghofîru

Hambamu (umatmu) yang miskin mengharap anugerahmu yang banyak lagi merata.

ﻓﻴﻚ ﻗﺪ ﺃﺣﺴﻨﺖ ﻇﻨﻲ ، ﻳﺎﺑﺸﻴﺮ ﻳﺎﻧﺬﻳﺮ
Fîka qod ahsantu dhonnî, yâ basyîru yâ nadzîru

Aku berbaik sangka kepadamu wahai pembei kabar gembira dan pemberi peringatan.

ﻓﺄﻏﺜﻨﻲ ﻭﺃﺟﺮﻧﻲ ، ﻳﺎﻣﺠﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻌﻴﺮ
Fa-aghitsnî wa ajirnî, yâ mujîru minas-sa’îri

Maka tolonglah aku dan selamatkan aku wahai penyelamat dari neraka syair.

ﻳﺎﻏﻴﺎﺛﻲ ﻳﺎﻣﻼﺫﻱ ، ﻓﻲ ﻣﻬﻤﺎﺕ ﺍﻷﻣﻮﺭ
Yâ ghiyâtsî yâ malâdzî, fî muhimmâtil umûri

Wahai penolongku, wahai tempat berlindungku dalam perkara-perkara yang menyulitkan.

ﺳﻌﺪ ﻋﺒﺪ ﻗﺪ ﺗﻤﻠﯽ ، ﻭﺍﻧﺠﻠﯽ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺤﺰﻭﻥ
Sa’id ‘abdun qod tamallâ, wanjalâ ‘anhul huzûna

Berbahagialah dan hilanglah kesusahan hamba yang senang kepadamu.

ﻓﻴﻚ ﻳﺎﺑﺪﺭ ﺗﺠﻠﯽ ، ﻓﻠﻚ ﺍﻟﻮﺻﻒ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ
Fîka yâ badrun tajallâ, falakal washful hasînu

Wahai bulan purnama yang nampak terang bagimu sifat yang indah

ﻟﻴﺲ ﺃﺯﮐﯽ ﻣﻨﻚ ﺃﺻﻼ ، ﻗﻂ ﻳﺎﺟﺪ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ
Laisa azkâ minka ashlân, qotthu yâ jaddal husaini

Tiada orang yang orang tuanya lebih suci darimu sama sekali wahai kakek Hasan dan Husain.

ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﯽ ، ﺩﺁﺋﻤﺎ ﻃﻮﻝ ﺍﻟﺪﻫﻮﺭ
Fa’alaikallâhu shollâ, dã-imân thûlad-duhûri

Bagimu sholawat Allah selamanya sepanjang masa.

ﻳﺎ ﻭﻟﻲ ﺍﻟﺤﺴﻨﺎﺕ ، ﻳﺎ ﺭﻓﻴﻊ ﺍﻟﺪﺭﺟﺎﺕ
Yâ waliyyal hasanâti, yâ rofî’ad-darojâti

Wahai Dzat Penguasa kebaikan, wahai Dzat Yang berpangkat Tinggi

ﮔﻔﺮ ﻋﻨﻲ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ، ﻭﺍﻏﻔﺮ ﻋﻨﻲ ﺍﻟﺴﻴﺌﺎﺕ
Kaffir ‘annyadz-dzunûba, waghfir ‘annîs-sayyi-âti

Hapuslah dosa dosa dariku dan ampunilah kesalahan kesalahanku.

ﺃﻧﺖ ﻏﻔﺎﺭ ﺍﻟﺨﻄﺎﻳﺎ ، ﻭﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺍﻟﻤﻮﺑﻘﺎﺕ
Anta ghoffârul khothôyâ, wadz-dzunûbil mûbiqôti

Engkau adalah Maha Pengampun kesalahan kesalahan dan dosa yang merusakkan.

ﺃﻧﺖ ﺳﺘﺎﺭ ﺍﻟﻤﺴﺎﻭﻱ ، ﻭﻣﻘﻴﻞ ﺍﻟﻌﺜﺮﺍﺕ
Anta sattârul masâwî, wa muqîlul ‘atsarôti

Engkau adalah Yang Menutupi kejelekan dan menyelamatkan dari kesalahan.

ﻋﺎﻟﻢ ﺍﻟﺴﺮ ﻭﺃﺧﻔﯽ ، ﻣﺴﺘﺠﻴﺐ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ
Âlimus-sirri wa akhfâ, mustajîbud-da’awâti

Engkau Maha Mengetahui rahasia dan kesamaran, Engkau adalah Pengabul do’a.

ﺭﺏ ﻓﺎﺭﺣﻤﻨﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ، ﺑﺠﻤﻴﻊ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺎﺕ
Robbi farhamnâ jamî’an, bijamî’ish-shôlihâti

Robbi belas kasihanilah kami semua dengan mampu menjalankan segala amal baik

وصلاة الله تغشا عد تحرير السطور
أحمد الهادی محمد صاحب الوجه المنير
Wa sholâtullâhi taghsyâ ‘adda tahrîris-suthûri Ahmadal hâdî Muhammad shôhibal wajhil munîri

Dan sholawat Allah semoga tercurah atas Ahmad sang petunjuk yaitu Nabi Muhammad pemilik wajah yang bersinar..

Selasa, 17 Agustus 2021

Ya Rosulallah Salamun alaik

YA ROSULALLAH SALAMUN ALAIK

يارسول الله سلام عليك ، يارفيع الشان والدرج

Yâ Rosûlallâh salâmun ‘alaik, yâ rofî’asy-syâni waddaroji

Wahai utusan Allah, semoga keselamatan tetap padamu, Wahai yang berbudi luhur dan bermartabat tinggi)

عطفة ياجيرة العلم ، ياأهيل الجود والگرم

‘Athfatan yâ jîrotal ‘alami, yâ uhailal jûdi wal karomi


(Rasa kasihmu wahai pemimpin tetangga, Wahai ahli dermawan dan pemurah hati)



نحن جيران بذا الحرم ، حرم الإحسان والحسن

Nahnu jîrônu bidzâl haromi, haromil ihsâni wal hasani

(Kami tetangga di tanah haram ini. Tanah haram tempat berbuat baik dan memberi kebaikan).

نحن من قوم به سگنوا ، وبه من خوفهم امنوا

Nahnu min qoumin bihî sakanû, wa bihî min khoufihim âminû

(Kami dari kaum yang tinggal di tempat itu. Tempat yang mereka merasa aman dari ketakutan).


وبأيات القرآن عنوا ، فاتئد فينا أخا الوهن

Wa bi âyâtil qur-ãni ‘unû, fatta-id fînâ akhôl wahani

(Dengan ayat-ayat Al-Qu’an mereka mendapat inayah. Renungkanlah di hati kita, wahai yang berjiwa lemah).


نعرف البطحا وتعرفنا ، والصفا والبيت يألفنا

Na’riful bath-hâ wa ta’rifunâ, wash-shofâ wal baitu ya,lafunâ


(Kami mengenal padang pasir dan ia mengenal kami, Bukit Shafa dan Baitil-Haram menawan hati kami).

ولنا المعلی وخيف منا ، فاعلمن هذا وکن زکن

Wa lanâl Ma’lâ wa khoifu minâ, fa’laman hâdzâ wakun zakini

(Kami punya Ma’la dan masjid Kha’if di kota Mina. 

Ketahuilah ini, beradalah dan beribadahlah di sana