Selasa, 03 Agustus 2021

Sifat Sifat yang layak dipertimbangkan dalam mencari Pasangan


Sebagaimana Islam mengajarkan kepada kaum wanita tentang sifat-sifat yang layak dipertimbangkan dalam menerima calon suami, Islam juga mengajari kaum lelaki tentang sifat-sifat yang layak dipertimbangkan dalam memilih seorang calon istri.

Sebagian orang kadang lebih mementingkan kecantikan daripada pertimbangan-pertimbangan lain. Ada pula yang lebih mendahulukan kekayaan dan hartanya daripada kecantikannya. Dan sebagian lagi ada yang lebih mengutamakan wanita berpangkat dan bernasab, tanpa memperdulikan ahlak dan kecantikan. 

Proses seleksi calon pasangan hidup sedikitnya dapat dilakukan dengan penekanan kriteria kecantikan, kekayaan atau status sosial. Dari seluruh kriteria tersebut, perilaku dan kepribadian keagaman  merupakan kriteria yang juga patut dipertimbangkan. Bahkan, kriteria terakhir inilah yang mendapatkan anjuran lebih dalam Islam. Mengenai hal ini nabi bersabda:
 تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا ، وَلِحَسَبِهَا ، وَلِجَمَالِهَا ، وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
 Artinya : “Wanita itu dinikahi karena empat hal: (1) hartanya, (2) nasabnya, (3) kecantikannya, dan (4) karena agamanya, maka pilihlah wanita yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Imam Bukhari Muslim)

Dalam mencari calon pasangan hidup seseorang dituntut untuk selektif sebelum menetapkan pilihan. Tidak sekadar berkonsentrasi pada penampilan fisik saja, baik dalam arti struktur biologis maupun dalam arti akumulasi materi yang dimiliki. Penilaian tersebut hanya merupakan kriteria semu yang tidak menjamin kebahagiaan dalam mengarungi rumah tangga.

Imam An-Nawawi mengutip perkataan Al-Ghazali dalam salah satu karynya, bahwa seseorang tidak dilarang memilih calon pasangannya dikarenakan cantik, tampan dan bahkan hartawan. Tapi pertanyaan yang sangat eksistensial selanjutnya adalah "apakah agama dan kepribadiaan yang ia punya  juga cantik sebagaimana fisiknya?" 

Dengan demikian, maka kriteria fisik pada dasarnya tidak menjadi soal. Sebab kecantikan dan kedudukan merupakan kriteria pendukung dalam menjalani bahtera kehidupan. Bahkan dalam hadis dinyatakan:

مَنْ تَزَوَّجَ امْرَأَةً لِعِزِّهَا لَمْ يَزِدْهُ اللَّهُ إلَّا ذُلًّا ، وَمَنْ تَزَوَّجَهَا لِمَالِهَا لَمْ يَزِدْهُ اللَّهُ إلَّا فَقْرًا ، وَمَنْ تَزَوَّجَهَا لِحَسَبِهَا لَمْ يَزِدْهُ اللَّهُ إلَّا دَنَاءَةً وَمَنْ تَزَوَّجَ امْرَأَةً لَمْ يُرِدْ بِهَا إلَّا أَنْ يَغُضَّ بَصَرَهُ وَيُحْصِنَ فَرْجَهُ أَوْ يَصِلَ رَحِمَهُ بَارَكَ اللَّهُ لَهُ فِيهَا وَبَارَكَ لَهَا فِيهِ
Artinya: “Barangsiapa menikahi wanita karena kemuliaannya maka Allah takkan menambahkan padanya melainkan Kehinaan, dan barang siapa menikahi wanita karena hartanya, maka Allah tidak akan menambahkan padanya melainkan kefakiran, dan barang siapa menikahi wanita karena keturunannya, maka Allah tidak akan menambahka padanya, melainkan kenistaan, dan barang siapa menikahi wanita melainkan agar pAndangan dan kemaluannya terjaga, atau agar ia dapat menyatukan tali silaturrahni, maka Allah akan memberkahi dirinya dan wanita yang dinikahinya.”  (HR. Ibnu Najjar)

 Islam telah menetapkan kriteria wanita-wanita yang ideal agar dipilih sebagai pasangan hidup. Jika kriteria itu betul-betul diperhatikan kelak (setelah mengarungi berumah tangga) akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.