Rabu, 31 Maret 2021

Jauhi Sifat Ujub

SIFAT UJUB DAN OBATNYA

SUATU
 hari di tepi sungai Dajlah, Syeich Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan.

Di sisi mereka terletak sebotol arak memabukkan…… Kemudian Syeich Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak orang itu & baiknya kalau dia seperti aku!” . Tiba-tiba Syeich Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam.

Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun utk menolong penumpang perahu yang hampir lemas karena karam.

Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan. . Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang” .

Bagaimanapun Syeich Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata padanya, “Tuan, sebenarnya perempuan yg duduk di samping saya ini adalah saudara saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak” .

Hasan al-Basri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan”.

Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan” . Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin & selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yg tdk lebih daripada orang lain.

Jika Allah membukakan pintu solat tahajud untuk kita, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yg sedang tertidur nyenyak.

Jika Allah membukakan pintu puasa sunnah, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang tidak ikut berpuasa sunnah . Boleh jadi orang yang gemar tidur & jarang melakukan puasa sunnah itu lebih dekat dengan Allah, daripada diri kita. Ilmu Allah sangat amatlah luas. Jangan pernah ujub & sombong pada amalanmu ...

*****

Syech Abu yazid al Bustami adalah guru sufi terkemuka di jamannya. Ia mempunyai padepokan sufi dengan murid yang banyak. Salah satu murid Syech Abu yazid al Bustami telah memiliki perguruan sendiri, ia juga memiliki banyak Jamaah. Kedudukannya sebagai ulama itu menjadikan sang murid selalu memakai jubah putih, sorban dan wewangian, sebagai bentuk mengikuti sunnah nabi. Atribut itu menjadi penanda bahwa sang murid adalah seorang yang saleh.

Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Syech Abu yazid al Bustami,

“Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya. Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang Tuan Guru ceritakan. Saya tak pernah saksikan apa pun yang Tuan gambarkan. Hati saya selalu gelisah, tak bisa tenang.”

Syech Abu yazid al Bustami menjawab:

“Sekiranya kau beribadat selama tiga ratus tahun pun, kau takkan mencapai satu butir pun debu kecemerlangan dalam hidupmu.”.

Murid itu heran: “Mengapa, ya Tuan Guru?”

“Karena kau tertutup oleh dirimu sendiri,” jawab Syech Abu yazid al Bustami.

“Bisakah kau obati aku agar hijab itu tersingkap?” pinta sang murid.

“Bisa,” ucap Bayazid, “tapi kau takkan melakukannya,”lanjut Syech Abu yazid al Bustami

“Tentu saja akan aku lakukan,” sanggah murid itu.

“Baiklah kalau begitu,” kata Syech Abu yazid al Bustami, “sekarang tanggalkan pakaianmu. Sebagai gantinya, pakailah baju yang lusuh, sobek, dan compang-camping. Gantungkan di lehermu kantung berisi kacang. Pergilah kau ke pasar, kumpulkan sebanyak mungkin anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka, “Hai anak-anak, barangsiapa di antara kalian yang mau menampar aku satu kali, aku beri satu kantung kacang.”

“Lalu datangilah tempat di mana jamaah kamu sering mengagumimu. Katakan juga pada mereka, “Siapa yang mau menampar mukaku, aku beri satu kantung kacang!” lanjut Syech Abu yazid al Bustami.

“Subhanallah, masya Allah, lailahailallah,” kata murid itu terkejut. Syech Abu yazid al Bustami berkata, “Jika kalimat-kalimat suci itu diucapkan oleh orang kafir, ia berubah menjadi mukmin. Tapi kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu, kau berubah dari mukmin menjadi kafir.”.

Murid itu keheranan, “Mengapa bisa begitu?”
Syech Abu yazid al Bustami menjawab, “Karena kelihatannya kau sedang memuji Allah, padahal sebenarnya kau sedang memuji dirimu sendiri. Ketika kau katakan: Tuhan mahasuci, seakan-akan kau mensucikan Tuhan padahal kau menonjolkan kesucian dirimu.”. ”

“Kalau begitu,” murid itu kembali meminta, “berilah saya nasihat lain.”.

Syech Abu yazid al Bustami menjawab, “Bukankah aku sudah bilang, kau takkan mampu melakukannya!”

Kisah dialog antara Syech Abu yazid al Bustami dan muridnya itu begitu menampar. Ujub, rasa kagum pada diri sendiri dan sombong membuat ibadah ribuan kali tak berguna.

Ibadah menjadi sarang pamer kesombongan, bukan bentuk ketawadhuan dan ketaatan. Ibadah tidak membuat hati lembut dan welas asih, tapi justru membuat hati keras dan kasar.

Biografi MBAH KH NAHROWI DALHAR WATUCONGOL MUNTILAN

Mbah Kiai Dalhar lahir di kawasan pesantren Darussalam, Watucongol, Muntilan, Magelang. 
Nama kecilnya adalah Nahrowi, nama pemberian orang tuanya.
Mbah Dalhar dilahir kan pada 10 Syawal 1286 H atau 10 Syawal 1798 – Je (12 Januari 1870 M) 
Nasab Kiai Dalhar tersambung pada trah Raja Mataram, Amangkurat III. Ayah Kiai Dalhar bernama Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo. Pada waktu perjuangan Perang Jawa, Kiai Abdurrauf membantu Dipanegara berjuang di tanah Jawa. Kiai Abdurrauf dikenal sebagai salah satu Panglima Perang Dipanegara, membantu laskar pada Perang Jawa. Dari silsilah Kiai Hasan Tuqo, tersambung kepada Raja Amangkurat III (memerintah 1703-1705), atau Amangkurat Mas. Kiai Hasan Tuqo memiliki nama ningrat, yakni Raden Bagus Kemuning.

Rihlah ilmiyyah Kiai Dalhar 

Kiai Dalhar mewarisi semangat dakwah dan perjuangan dari ayah dan kakeknya. Sejak kecil, beliau haus akan ilmu agama, dengan mengaji dan belajar di pesantren. Pada umur 13 tahun, Nahrowi (Dalhar kecil) mulai belajar mondok. Ia mengaji kepada Mbah Kiai Mad Ushul di kawasan Mbawang, Ngadirejo, Salaman, Magelang. Di pesantren ini, Kiai Dalhar belajar ilmu tauhid selama 2 tahun. Setelah itu, Dalhar kecil melanjutkan mengaji di kawasan Kebumen. Ayahnya menitipkan Kiai Dalhar di pesantren Sumolangu, di bawah asuhan Syaikh as-Sayyid Ibrahim bin Muhammad al-Jilani al-Hasani, atau dikenal sebagai Syaikh Abdul Kahfi ats-Tsani. Ketika mengaji di pesantren Sumolangu, Kiai Dalhar mengabdi di ndalem sang Syaikh selama delapan tahun. Hal ini, merupakan permintaan Kiai Abdurrahman kepada Syaikh Abdul Kahfi ats-Tsani. 

Jalan Kaki dan Pemberian Nama

Tidak hanya di daerah sekitar Mbah Dalhar menimba ilmu. Di Makkah Mukaramah beliau berguru kepada beberapa alim ulama yang masyhur. Perjalalannya ke tanah suci untuk menuntut ilmu terjadi pada tahun 1314 H/1896 M. Mbah Kyai Dalhar diminta oleh gurunya, Syeikh As Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani untuk menemani putera laki – laki tertuanya Sayid Abdurrahman Al-Jilani Al-Hasani untuk menuntut ilmu di Mekkah. Syeikh As Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani berkeinginan menyerahkan pendidikan puteranya kepada shahib beliau yang menjadi mufti syafi’iyyah Syeikh As Sayid Muhammad Babashol Al-Hasani.

Keduanya berangkat ke Makkah dengan menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Tanjung Mas,Semarang. Ada sebuah kisah menarik tentang perjalanan keduanya. Selama perjalanan dari Kebumen dan singgah di Muntilan, kemudian lanjut sampai di Semarang, Mbah Dalhar memilih tetap berjalan kaki sambil menuntun kuda yang dikendarai oleh Sayid Abdurrahman. Hal ini dikarenakan sikap takdzimnya kepada sang guru. Padahal Sayid Abdurrahman telah mempersilahkan mbah Kyai Dalhar agar naik kuda bersama.

Di Makkah (waktu itu masih bernama Hijaz), mbah Kyai Dalhar dan Sayid Abdurrahman tinggal di rubath (asrama tempat para santri tinggal) Syeikh As Sayid Muhammad Babashol Al-Hasani yaitu didaerah Misfalah.

Sayid Abdurrahman dalam rihlah ini hanya sempat belajar pada Syeikh As Sayid Muhammad Babashol Al-Hasani selama 3 bulan, karena beliau diminta oleh gurunya dan para ulama Hijaz untuk memimpin kaum muslimin mempertahankan Makkah dan Madinah dari serangan sekutu. Sementara itu mbah Kyai Dalhar diuntungkan dengan dapat belajar ditanah suci tersebut hingga mencapai waktu 25 tahun.

Syeikh As_Sayid Muhammad Babashol Al-Hasani inilah yang kemudian memberi nama “Dalhar” pada mbah Kyai Dalhar. Hingga akhirnya beliau memakai nama Nahrowi Dalhar. Dimana nama Nahrowi adalah nama asli beliau. Dan Dalhar adalah nama yang diberikan untuk beliau oleh Syeikh As Sayid Muhammad Babashol Al-Hasani. Rupanya atas kehendak Allah Swt, mbah Kyai Nahrowi Dalhar dibelakang waktu lebih masyhur namanya dengan nama pemberian sang guru yaitu Mbah Kyai “Dalhar”.

Ketika berada di Hijaz inilah mbah Kyai Dalhar memperoleh ijazah kemursyidan Thariqah As-Syadziliyyah dari Syeikh Muhtarom Al-Makki dan ijazah aurad Dalailil Khoerat dari Sayid Muhammad Amin Al-Madani. Dimana kedua amaliyah ini dibelakang waktu menjadi bagian amaliah rutin yang memasyhurkan.

Dari jalur thariqah inilah, Kiai Dalhar dikenal sebagai mursyid, sufi, ulama 'alim, sekaligus penggerak perjuangan pada masa kemerdekaan di Indonesia. 

Mbah Kyai Dalhar adalah seorang ulama yang senang melakukan riyadhah.

Sehingga pantas saja jika menurut riwayat shahih yang berasal dari para ulama ahli hakikat sahabat – sahabatnya, beliau adalah orang yang amat akrab dengan nabiyullah Khidhr as. Sampai–sampai ada putera beliau yang diberi nama Khidr karena tafaullan dengan nabiyullah tersebut. Sayang putera beliau ini yang cukup ‘alim walau masih amat muda dikehendaki kembali oleh Allah Swt ketika usianya belum menginjak dewasa.

Selama di tanah suci, mbah Kyai Dalhar pernah melakukan khalwat selama 3 tahun disuatu goa yang teramat sempit tempatnya. Dan selama itu pula beliau melakukan puasa dengan berbuka hanya memakan 3 buah biji kurma saja serta meminum seteguk air zamzam secukupnya. Dari bagian riyadhahnya, beliau juga pernah melakukan riyadhah khusus untuk mendoakan para keturunan beliau serta para santri – santrinya.

Dalam hal adab selama ditanah suci, mbah Kyai Dalhar tidak pernah buang air kecil ataupun air besar di tanah Haram. Ketika merasa perlu untuk qadhil hajat, beliau lari keluar tanah Haram.

Selain mengamalkan dzikir jahr ‘ala thariqatis syadziliyyah, mbah Kyai Dalhar juga senang melakukan dzikir sirr. Ketika sudah tagharruq dengan dzikir sirrnya ini, mbah Kyai Dalhar dapat mencapai 3 hari 3 malam tak dapat diganggu oleh siapapun. Dalam hal thariqah As-Syadziliyyah ini menurut kakek penulis KH Ahmad Abdul Haq, beliau mbah Kyai Dalhar menurunkan ijazah kemursyidan hanya kepada 3 orang. Yaitu, Kyai Iskandar, Salatiga ; KH Dimyathi, Banten ; dan kakek penulis sendiri yaitu KH Ahmad Abdul Haq. 

Sahrallayal (meninggalkan tidur malam) adalah juga bagian dari riyadhah mbah Kyai Dalhar. Sampai dengan sekarang, meninggalkan tidur malam ini menjadi bagian adat kebiasaan yang berlaku bagi para putera – putera di Watucongol.

Murid dan Karya – karyanya

Karya mbah Kyai Dalhar yang sementara ini dikenal dan telah beredar secara umum adalah Kitab Tanwirul Ma’ani. Sebuah karya tulis berbahasa Arab tentang manaqib Syeikh As-Sayid Abil Hasan ‘Ali bin Abdillah bin Abdil Jabbar As-Syadzili Al-Hasani, imam thariqah As-Syadziliyyah. Selain daripada itu sementara ini masih dalam penelitian. Karena salah sebuah karya tulis tentang sharaf yang sempat diduga sebagai karya beliau setelah ditashih kepada KH Ahmad Abdul Haq ternyata yang benar adalah kitab sharaf susunan Syeikh As-Sayid Mahfudz bin Abdurrahman Somalangu. Karena beliau pernah mengajar di Watucongol, setelah menyusun kitab tersebut di Termas. Dimana pada saat tersebut belum muncul tashrifan ala Jombang.

Banyak sekali tokoh–tokoh ulama terkenal negara ini yang sempat berguru kepada beliau semenjak sekitar tahun 1920 – 1959. Diantaranya adalah KH Mahrus,Lirboyo ; KH Dimyati Banten ; KH Marzuki, Giriloyo dan lain sebagainya. Sesudah mengalami sakit selama kurang lebih 3 tahun, Mbah Kyai Dalhar wafat pada hari Rabu, 29 Ramadhan 1378 H atau bertepatan dengan 8 April 1959 M. Ada yang meriwayatkan jika beliau wafat pada 23 Ramadhan 1959. 

Semoga amal ibadah beliau di terima oleh Allah SWT dan semoga kesalahan-kesalahan beliau juga di ampuni oleh Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin…. 



Minggu, 28 Maret 2021

Nisfu Syaban

MALAM NISFU SYA'BAN ,,,,

ba'da Maghrib ( 28 Maret 2021 )
AHAD malam SENIN      
Malam ke 15 bulan Sya'ban,                           . 

di anjurkan membaca ,,,,
- Surah Yasin  ( 3x )

Surah Yasin ke .1

" di baca untuk memohon panjang
  Umur dan keTaatan serta
  keTaq waan dan dapat 
  istiqomah  kepada Alloh Ta'ala ."

Surah Yasin ke .2

" di baca untuk menolak
  Bala musibah  dan bahaya."

Surah Yasin ke 3

" di baca untuk memohon luas  Rezeqi yg halal dan ditetapkannya Iman Islam hingga
  Akhir hayat ."

berdo'alah secara khusyu' ...
meminta apa apa yg tersirat dalam hati...

Karena malam nisfu Sya' ban adalah malam yg sangat di ijabah
untuk di qobul semua doa doa &
hajat hajat yang di inginkan...

Para Ulama menyatakan bahwa
Malam nisfu Sya' ban juga di namakan malam pengampunan 
atau malam Maghfiroh .

Imam Al Gozhali RA. mengistilahkan malam nisfu  Sya' ban sebagai malam yg penuh
dg Syafaat ( pertolongan )  menurut beliau .. 

Malam ke 13 bulan Sya' ban Alloh
memberikan 3 Syafaat kepada hamba - NYA 

Malam ke .14 " seluruh Syafaat di berikan secara penuh ."

Malam ke .15
 " umat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikkan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun ."

Karena pada malam itu Alloh Ta'ala menurunkan pengampunan
kepada seluruh penduduk bumi 
terutama kepada hamba hambanya yg Sholeh .
  

Doa ,,

" Allohumma bariklana fii
  Sya' bana wabalighna Romadhona ."

artinya ,

" ya ,Alloh berilah ke berkahan di
  bulan Sya' ban dan
  sampaikanlah umurku
  menjumpai bulan Romadhon ."......

MALAMNYA DILANJUT🕋🕋🕋🕋🕋🕋....

SHOLAT TASBIH 
SHOLAT TAHAJUD/HAJAD 
SHOLAT WITIR...

Dilanjut zikir

baca , 
- .Astaghfirulloh al Adzim ( 100x )
,- LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH         ( 100 x)
- Sholawat Nabi.                 ( 100x )

dan dzikir dzikir lainnya ..

Semoga manfaat..berbagi amal kebaikan...
monggo dengan niat untuk mendekat kepada ALLAH Dan ROSULNYA...

semoga ISTIQOMAH setiap hari... 🕌🕌🕌🕌🕌🕌🕌🎇🎇🎇🎇🌠🌠🌠🌠🌠🌠🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Doa malam Nisfu Sya'ban dalam bahasa arab dan juga artinya :

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﻤَﻦِّ ﻭَ ﻻ ﻳَﻤُﻦُّ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍْﻟﺠَﻼَﻝِ ﻭَ ﺍْﻻِﻛْﺮَﺍﻡِ ﻳﺎَ ﺫَﺍ ﺍﻟﻄَّﻮْﻝِ ﻭَ ﺍْﻻِﻧْﻌَﺎﻡِ ﻻَ ﺍِﻟﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍَﻧْﺖَ ﻇَﻬْﺮَ ﺍﻟﻼَّﺟِﻴْﻦَ ﻭَﺟَﺎﺭَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﺠِﻴْﺮِﻳْﻦَ ﻭَ ﺍَﻣَﺎﻥَ ﺍْﻟﺨَﺎﺋِﻔِﻴْﻦَ . ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍِﻥْ ﻛُﻨْﺖَ ﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻰ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﻓِﻲْ ﺍُﻡِّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺷَﻘِﻴًّﺎ ﺍَﻭْ ﻣَﺤْﺮُﻭْﻣًﺎ ﺍَﻭْ ﻣَﻄْﺮُﻭْﺩًﺍ ﺍَﻭْ ﻣُﻘْﺘَﺮًّﺍ ﻋَﻠَﻰَّ ﻓِﻰ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕِ ﻓَﺎﻣْﺢُ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑِﻔَﻀْﻠِﻚَ ﻓِﻲْ ﺍُﻡِّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺷَﻘَﺎﻭَﺗِﻲ ﻭَ ﺣِﺮْﻣَﺎﻧِﻲ ﻭَ ﻃَﺮْﺩِﻱ ﻭَ ﺍِﻗْﺘَﺎﺭَ ﺭِﺯْﻗِﻲ ﻭَ ﺍَﺛْﺒِﺘْﻨِﻰْ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﻓِﻲ ﺍُﻡِّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺳَﻌِﻴْﺪًﺍ ﻣَﺮْﺯُﻭْﻗًﺎ ﻣُﻮَﻓَّﻘًﺎ ﻟِﻠْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻗُﻠْﺖَ ﻭَ ﻗَﻮْﻟُﻚَ ﺍْﻟﺤَﻖُّ ﻓِﻰ ﻛِﺘَﺎﺑِﻚَ ﺍﻟْﻤُﻨْﺰَﻝِ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺒِﻴِّﻚَ ﺍﻟْﻤُﺮْﺳَﻞِ ﻳَﻤْﺤُﻮ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَ ﻳُﺜْﺒِﺖُ ﻭَ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺍُﻡُّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ . ﺍِﻟﻬِﻲْ ﺑِﺎﻟﺘَّﺠَﻠِّﻰ ﺍْﻻَﻋْﻈَﻢِ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻬْﺮِ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺍﻟْﻤُﻜَﺮَّﻡِ ﺍﻟَّﺘِﻲْ ﻳُﻔْﺮَﻕُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻛُﻞُّ ﺍَﻣْﺮٍ ﺣَﻜِﻴْﻢٍ ﻭَ ﻳُﺒْﺮَﻡُ ﺍِﺻْﺮِﻑْ ﻋَﻨِّﻲْ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺒَﻼَﺀِ ﻣَﺎ ﺍَﻋْﻠَﻢُ ﻭَ ﻣَﺎ ﻻ ﺍَﻋْﻠَﻢُ ﻭَﺍَﻧْﺖَ ﻋَﻼَّﻡُ ﺍْﻟﻐُﻴُﻮْﺏِ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎ ﺍَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍَﻟِﻪِ ﻭَ ﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ . ﺍَﻣِﻴْﻦَ

ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WAL IN AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SAIIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AADHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYABAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ANNII MINAL BALAA I MAA ALAMU WA MAA LAA ALAM WA ANTA ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.

Artinya: 
Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. 
Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. 
Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. 
Tiada Tuhan selain Engkau: 
Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. 
Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. 
Sungguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: 
“Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. 
Amin....

http://hidayahandhadiyah.blogspot.co.id/2018/04/doa-malam-nisfu-syaban.html?m=1

Jumat, 26 Maret 2021

Pendataan LEMBAGA USTAD SANTRI DPP FKDT

Assalamu'alaikum...
Berikut kami informasikan pendataan MDT baik data ustadz, santri, lembaga yang wajib dikirim  *sebelum tanggal 31 maret 2021* lewat bitly kemenag pusat jakarta.. 

----
Adapun tata cara pengisiannya adalah sbb:
1. Unduh master data baik data lembaga, data santri, data ustadz dari simmdata.. 

2. Sesuaikan data unduhan simmdata tersebut sebagai acuan awal pengisian bitly kemenag pusat

3. Jika ada isian yang tidak ada jawaban, misal no npwp dll, maka  cukup diisi dengan angka 0 (nol) 

4. Pastikan data yang terkirim adalah benar, karena kita tidak memiliki akses edit. Untuk itu perlu kehati hatian dalam pengisian data.. 

5. Mari kita sukses kan pendataan dari kemenag pusat demi kemaslahatan ustadz

6. Pastikan MDT memiliki salinan File Eksel untuk pengiriman data bitly, dan dicetak di mdt masing2. 

7. form Eksel untuk membantu pengunggahan bitly bisa diunduh pada file pdf dalam edaran kemenag pusat

*****

Alamat pendataan lembaga, ustadz dan santri MDT:
1. Lembaga MDT : http://bit.ly/kelembagaanmdt
2. Ustdaz  MDT: http://bit.ly/gurumdt
3. Santri MDT : 
http://bit.ly/santrimdt

*****
*Petunjuk Pemakaian Aplikasi Robot keyboard and mouse*

1. Excel form ini di isikan data Santri yang di unduh dari SIMMDATA... 
2. Urutkan perkelas mulai kelas 1 sampai 6
3.tiap kelas urutkan  laki laki dulu lalu perempuan
4.instal aplikasi Robot Keyboard and Mouse di pc atau laptop
5.Buka Excel form yg sudah ada data siswa dan sudah diurutkan tiap kelas dan laki2 lalu perempuan
6. Lihat Tutorialnya..
7. Semoga membantu...

Link Robot keyboard and mouse
https://drive.google.com/file/d/1tRpDT1_yjEvtFF5l6L7NGNIVmrVITPp6/view

Link Form
https://drive.google.com/file/d/1oWWpNU94diEIry87cloVkTE3J-WOayvC/view

Malam Nisfu Syaban

Tidak lama lagi kita akan menyongsong satu malam yang penuh keutamaan, kemuliaan dan keberkahan. Malam itu adalah malam pertengahan bulan Sya’ban atau biasa disebut malam nisfu Sya’ban. Tahun 1442 H ini, malam nisfu Sya’ban akan jatuh pada ahad malam Senin, 28 Maret yang akan datang. 

Hal itu berdasarkan hasil pengamatan hilal pada hari Sabtu, 13 Maret yang lalu yang tidak berhasil melihat hilal. Sehingga bulan sebelumnya, yaitu bulan Rajab digenapkan menjadi 30 hari dan 1 Sya’ban ditetapkan jatuh pada hari Senin, 15 Maret 2021.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

  إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه فِي السُّنَنِ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيْمَانِ)  

 Maknanya: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya” (HR Ibnu Majah dalam as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman) 

Yakni bangunlah di sebagian besar malam itu dan isilah dengan shalat, baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-kebaikan yang lain. Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir adalah  ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

  إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَان نَادَى مُنَادٍ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ في شُعَبِ الْإِيْمَانِ(   

Maknanya: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman)  

 Oleh karena itulah, Imam Syafi’i menegaskan dalam kitab al-Umm: 

  وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ  

 “Telah sampai berita kepada kami bahwa dulu pernah dikatakan: sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam jum’at, malam hari raya idul adha, malam idul fitri, malam satu Rajab dan malam nisfu Sya’ban.”   
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Fatawa al-Kubra mengatakan:   

  وَالْحَاصِلُ أَنَّ لِهَذِهِ اللَّيْلَةِ فَضْلًا وَأَنَّهُ يَقَعُ فِيْهَا مَغْفِرَةٌ مَخْصُوْصَةٌ وَاسْتِجَابَةٌ مَخْصُوْصَةٌ وَمِنْ ثَمَّ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِيْهَا   

“Kesimpulannya bahwa malam nisfu Sya’ban memiliki keutamaan, dan terjadi pengampunan dosa secara khusus serta pengabulan doa secara khusus. Dari sini-lah Imam Syafi’i mengatakan bahwa doa dikabulkan di malam nisfu Sya’ban.”   Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Marilah kita manfaatkan pertengahan Sya’ban ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita berpuasa di hari nisfu Sya’ban (hari kelima belas Sya’ban) dan memperbanyak shalat di malam harinya (malam 15 Sya’ban), karena telah diriwayatkan dalam hadits yang shahih:

   يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ)   

Maknanya: “Allah merahmati para hamba-Nya di malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan duniawi” (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).   

Makna hadits ini bahwa Allah mengkhususkan malam nisfu Sya’ban dengan sebuah keistimewaan, yaitu Allah merahmati para hamba-Nya yang beriman dengan rahmat yang khusus. Allah mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin sebagian dosa mereka dan mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin semua dosa mereka. Sedangkan orang kafir dan musyrik, maka Allah tidak akan mengampuninya. Demikian pula musyahin, yakni seorang Muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan dunia. Oleh karenanya, hendaklah masing-masing kita memperbaiki hubungan dengan saudara sesama Muslim. Dan hendaklah masing-masing dari kita memaafkan, berlapang dada dan mengeluarkan serta membuang iri dan kebencian dari hati kita sebelum malam nisfu Sya’ban tiba. Dengan itu, semoga Allah merahmati kita dan mengampuni dosa-dosa kita.  

Selasa, 16 Maret 2021

BULAN SYABAN

BULAN SYABAN

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah kita telah memasuki 
Bulan Sya'ban 1442 Hijriyah
Marhaban Yaa Syahra Sya'ban
Selamat datang Bulan Sya'ban
bulan yang memiliki banyak keutamaan

Bulan Sya'ban letaknya persis sebelum Ramadhan dan menjadi pintu gerbang menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Ini menjadi isyarat bahwa kita harus berbenah menyiapkan bekal ibadah untuk menyambut bulan agung Ramadhan.

Sya'ban disebut juga bulannya Rasulullah صلى الله عليه وسلم karena beliau menjadikan bulan ini sebagai bulan memperbanyak puasa. 

Para ulama mengatakan bahwa Rajab adalah bulan menanam kebaikan. Sedangkan Sya'ban adalah bulan menyirami kebaikan dan Ramadhan bulan memanen kebaikan.

رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ  

Artinya: Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyirami, sedangkan Ramadlan adalah bulan menuai

Jika dianalogikan, 
Rajab adalah bulan memperbanyak istighfar, 
Sya'ban adalah bulan bersholawat dan Ramadhan adalah bulan menghidupkan Al-Qur'an. 
karnanya memasuki bulan syakban ini 
marilah kita memperbanyak sholawat 
dan kita dengarkan lantunan merdu 
Abah Guru Sekumpul Syekh AlAlim AlAlamah 
Muhammad Zaini Abdul Ghoni Martapura

Semoga Sholawat sholawat tersebut
menanamkan menumbuhkan 
Rasa cinta kita 
kepada Rosulullah SAW 
serta Para keluarga dan sahabatnya

Demikian semoga menikmati
lantunan solawat ini
wassalamu alaikum 
warohmatullahi wabarokatuh

Kamis, 11 Maret 2021

11 golongan dalam kisah isro mi'roj

Syekh Najmudin Al-Ghaithi dalam kitab Dardir Miraj-nya menuturkan kisah-kisah nabi ketika bertemu dengan ummatnya yang bermacam-macam. 
Saat itu nabi sedang melakukan perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis. 
Nabi SAW agak kaget melihat pemandangan yang begitu nyata dan jelas di pelupuk matanya. Berikut golongan-golongan umat nabi yang disaksikan dan ditemui saat Isra dan Miraj. 

1. Orang-orang yang gemar bersedekah 
Nabi melihat golongan ini sering memanen tanaman yang baru ia tanam. Setelah dipanen, tanaman tersebut tumbuh kembali. Begitupun seterusnya sehingga hasil panen mereka melimpah ruah. Mereka adalah orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Allah akan mengganti semua hal yang diinfakkan di jalan-Nya. 

2. Orang-orang yang senantiasa berpegang teguh pada agama Allah 
Ketika itu nabi mencium bau harum. Ternyata ketika ditanyakan kepada Malaikat Jibril, bau harum tersebut berasal dari keluarga besar Masyitah yang dimasak hidup-hidup oleh Fir‘aun karena tidak mau mengakuinya sebagai Tuhan.  

3. Pemalas mengerjakan shalat fardhu 
Saat itu Nabi melihat sekelompok orang yang kepalanya pecah. Setelah kepala mereka pecah, kepala tersebut utuh kembali. Setelah itu, kepala mereka pecah kembali. Kemudian utuh seperti semula dan pecah lagi. Kejadian itu berlangsung berkali-kali. 
Nabi begitu iba melihatnya. Nabi kemudian menanyakan ikhwal itu kepada Malaikat Jibril yang mendampinginya. Malaikat Jibril dengan jelas mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kepalanya berat untuk melaksanakan shalat fardhu sehingga urung menunaikannya. Itulah siksaan yang akan diterima oleh orang-orang yang malas melaksanakan kewajiban shalat fardhu di hari pembalasan nanti. 

4. Orang-orang yang enggan bersedekah  Setelah itu Nabi SAW menyaksikan beberapa orang yang memakan pohon dhari‘  (pohon kering dan berduri), zaqqum (tumbuhan yang rasanya pahit) dan batu yang panas. Ketika ditanyakan kepada Malaikat Jibril, orang-orang ini adalah orang yang tidak mau bersedekah. 

5. Pezina yang lebih memilih wanita lain di luar istrinya sendiri 
Kelompok orang ini digambarkan pada saat itu seperti orang yang menggenggam daging empuk dan daging busuk. Namun orang-orang itu memilih memakan daging busuk dari pada daging empuk yang dibawanya. Orang-orang ini, menurut Malaikat Jibril, adalah orang yang lebih memilih tidur dengan perempuan lain padahal ia memiliki istri yang sah.  

6. Para perampok atau pembegal 
Nabi SAW melihat golongan ini seperti kayu yang berada di tengah jalan. Saat ada orang yang melewati jalan tersebut, orang itu terkoyak karena kayu itu. 

7. Pemakan harta riba 
Nabi SAW menyaksikan perumpamaan golongan ini seperti orang yang berenang di sungai yang penuh darah. 

8. Rakus jabatan 
Saat itu Nabi SAW melihat golongan orang yang memikul kayu bakar di pundaknya. Orang-orang yang termasuk golongan ini masih terus menambah kayu bakar yang dipikulnya walaupun sebenarnya mereka tidak kuat memikulnya. 

9. Para dai yang tidak mengamalkan ucapannya 
Para dai ini dilihat oleh nabi seperti sekelompok orang yang lidah dan mulut mereka dipotong dengan menggunakan gunting besi. Setelah dipotong, mulut dan lidah mereka tumbuh seperti semula dan dipotong lagi. Kejadian itu selalu berulang. Ini adalah perumpamaan bagi para dai yang hanya mampu ceramah dan berorasi namun tidak mampu mengamalkan ceramahnya untuk diri sendiri. 

10. Para pengumpat 
Saat itu Nabi SAW melihat golongan orang yang berkuku panjang dan terbuat dari tembaga. Mereka mencakar-cakar muka mereka dengan kuku tersebut. Menurut Jibril, mereka adalah orang-orang yang mengumpat perbuatan orang lain, namun mereka melakukan perbuatan tersebut. 

11. Provokator 
Ketika itu Nabi SAW melihat sebuah lubang kecil. Tiba-tiba keluarlah seekor sapi yang besar dari lubang tersebut. Sapi itu tidak mampu kembali masuk ke lubang tersebut karena terlalu besar. Menurut Jibril, hal itu adalah perumpamaan bagi umat Nabi Muhammad yang melakukan provokasi sehingga menimbulkan masalah yang besar. Saat tersadar akan ulahnya, ia tidak mampu menyelesaikan masalah besar tersebut.

Wallahu a'lam bishowab

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/77330/11-golongan-yang-ditemui-nabi-muhammad-saat-isra-dan-miraj

kisah isro mi'roj 3

Nabi Muhammad Jadi Imam Sholat Bagi Para Rasul dan Bertemu Bidadari


Dalam perjalanan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم beberapa kali berjumpa dengan sekelompok hamba-hamba Allah, mereka berkata: "Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir, Assalamu'alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan." Maka Jibril berkata kepada Nabi: "Jawablah salam mereka." Maka Nabi menjawab salam mereka dan bertanya: "Siapa mereka wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa 'alaihimussalam."

Bertemu Nabi Musa
Nabi صلى الله عليه وسلم melewati Nabi Musa 'alaihissalam yang sedang sholat di kuburnya yang terletak di Bukit Pasir Merah (Gunung Nebo). Postur tubuhnya, tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari Suku Syanuah. Dalam sholatnya Nabi Musa berkata dengan suara sangat lantang, "Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad)."

Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengucapkan salam dan Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata: "Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Ini Ahmad." Maka Musa berkata: "Selamat datang Nabi dari bangsa Arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad dengan keberkahan." Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhammad: "Mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu."

Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Jibril. "Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?" Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran. Nabi bertanya: "Terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?" Jibril menjawab: "Kepada Tuhannya." Jibril berkata lagi: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memaklumi ketegasannya."

Bertemu Nabi Ibrahim
Kemudian di perjalanan, Nabi melewati pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi melihat lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasululllah bertanya: "Siapa itu wahai Jibril?"

Jibril menjawab: "Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim 'alaihissalam." Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril: "Siapa ini wahai Jibril?" "Ini adalah putramu Ahmad," jawab Jibril.

Maka Nabi Ibrahim berkata: "Selamat datang wahai Nabi dari bangsa Arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan risalah Tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu malam ini. Dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah." Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan keberkahan.

Singgah di Baitul Maqdis
Nabi صلى الله عليه وسلم melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di Kota Baitul Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani. Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan.

Kemudian Nabi turun dari Buroq dan dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para Nabi sebelumnya mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu dan meletakkan jarinya kepada batu itu sampai tembus berlubang dan kemudian Buroq dikaitkan di lubang tersebut.

Jadi Imam Sholat Bagi Para Rasul
Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki masjid dari pintu yang matahari dan bulan condong ke arahnya. Kemudian Nabi dan Jibril sholat dua rakaat dan tidak mengunggu lama berkumpullah manusia yang sangat banyak. Di antara mereka ada yang sedang sholat berdiri, ada yang rukuk, dan sujud.

Kemudian Adzan dan iqomah dikumandangkan. Mereka berdiri berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menuntunnya ke bagian depan. Nabi mendirikan sholat 2 rakaat sebagai imam bersama mereka.

Diriwayatkan dari Ka'ab bahwa Jibril mengumandangkan Adzan dan turunlah Malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan seluruh Rasul dan para Nabi. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menjadi imam bagi para Rasul, Nabi dan Malaikat. Setelah selesai sholat, Jibril bertanya: "Wahai Muhammad! apakah engkau tahu siapa mereka yang sholat di belakangmu? Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata: "Mereka adalah seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah."

Pujian dari Para Nabi
Diriwayatkan di dalam hadis Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan disahihkan Imam Al-Baihaqi: " Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berjumpa dengan para arwah Nabi dan Rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim 'alaihis salam: "Segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya) dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian."

Nabi Musa 'alaihissalam memuji kepada Allah. "Segala puji bagi Allah yang telah berfirman kepadaku secara langsung dan menjadikan kehancuran Fir'aun dan keselamatan Bani Israil karena sebab perjuangan tanganku. Dan menjadikan sekelompok dari umatku sebagai petunjuk akan kebenaran dan dengan kebenaran mereka berbuat adil."

Giliran Nabi Daud 'Alaihissalam memanjatkan pujian kepada Allah. "Segala puji bagi Allah yang menjadikan untukku kerajaan yang agung dan melunakkan besi dan menundukkan untukku gunung-gunung yang bertasbih dan juga burung, dan memberikanku hikmah dan Fashl Al Khithob."

Kemudian Nabi Sulaiman 'alaihissalam menyampaikan pujiannya kepada Allah. "Segala puji bagi Allah yang menundukkan untukku angin, menundukkan kepadaku setan-setan, mereka bekerja untukku apa yang aku mau dari membangun gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring seperti kolam dan periuk-periuk yang kokoh. Dan mengajariku bahasa burung dan memberikanku segala macam kemuliaan dan menundukkan kepadaku tentara setan dan burung. Memuliakanku dari segala hamba-hamba-Nya yang beriman, dan memberikan kepadaku kerajaan yang agung yang tidak pantas untuk seorangpun setelah aku, dan menjadikan kerajaanku bersih tidak ada hisab dan hukuman."

Lalu Nabi Isa bin Maryam 'alaihi salam pun memuji Allah. "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai Kalimat-Nya (kalimat-Nya, Nabi Isa diciptakan Allah dengan kalimat 'Kun Fa Yakun') sebagai tanda kebesaran-Nya, dan menjadikan perumpamaanku seperti Nabi Adam, Allah menciptakannya dari tanah dan Allah katakan: "Jadilah, maka terjadi (Kun Fa Yakun)." Dan segala puji bagi Allah yang telah mengajarkanku ilmu Al-Kitab, hikmah, Taurat, dan Injil, dan menjadikanku penyembuh penyakit buta dari lahir dan penyakit belang. Aku mampu menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Allah mengangkatku, menyucikanku, dan melindungi aku dan ibuku dari syaitan yang terkutuk, maka tidak ada celah bagi setan untuk mengganggu kami."

Pujian Rasulullah SAW
Setelah para Nabi dan Rasul 'alaihimussalam memuji kepada Allah dengan pujian yang indah atas anugerah yang Allah khususkan untuk mereka. Tibalah giliran Al-Mushtofa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menyampaikan pujian kepada Allah.

"Kalian semua telah memuji Allah, dan aku pun akan memuji Allah atas karunia yang Allah khususkan kepadaku." Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم memulainya dengan mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah mengutusku sebagai rahmat untuk alam semesta dan menyeluruh ke seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Menurunkan kepadaku Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang segala sesuatu. Menjadikan umatku sebaik-baiknya umat yang pernah ada, menjadikan umatku sebagai umat moderat dan menjadikan umatku sebagai golongan awal (yang masuk surga) dan golongan akhir (yang lahir ke muka bumi).

Segala puji bagi Allah yang telah melapangkan dadaku, menghapus dariku dosa-dosaku, meninggikan sebutanku, dan yang menjadikanku pembuka dan penutup.

Maka berkata Nabi Ibrahim 'alaihissalam: "Dengan semua ini, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengungguli kalian wahai para Nabi".

Para Nabi Diskusi Tentang Hari Kiamat
Para Nabi dan Rasul saling berbicara dan berdiskusi tentang perkara hari Kiamat. Merekapun bertanya kepada Nabi Ibrahim dan beliau menjawab: "Saya tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya." Lalu mereka bertanya kepada Nabi Musa, beliau menjawab: "Aku tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya."

Mereka pun bertanya kepada Nabi Isa dan beliau menjawab: "Adapun waktu terjadinya, sungguh tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan dari apa yang telah sampai kepadaku bahwasanya ketika Dajjal keluar dan aku membawa dua bilah pedang, ketika Dajjal melihatku dia meleleh seperti melelehnya timah, dan Allah akan membinasakannya ketika ia melihatku, hingga pada saat itu bebatuan pun akan berkata: "Wahai muslim di bawahku ada seorang kafir bersembunyi maka kemarilah dan bunuhlah dia, dan Allah akan membinasakan mereka semua. Kemudian kembalilah para manusia ke tempat masing masing.

Dan pada saat itu keluarlah Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun berbondong-bondong dari tempat-tempat yang tinggi memasuki kota-kota. Tidaklah mereka datang ke suatu tempat kecuali mereka hancurkan dan bumi hanguskan dan mereka tidak melewati air kecuali mereka meminumnya hingga habis. Sehingga seluruh manusia mengadu kepadaku, lalu akupun berdoa kepada Allah dan Allah kemudian hancurkan mereka dan binasakan mereka semua, sampai bumi menjadi busuk karena bau bangkai busuk mereka.

Kemudian Allah pun turunkan hujan lebat yang membawa bangkai mereka sampai ke laut. Dan dari apa yang sampai kepadaku bahwa jika hal itu semua sudah terjadi maka waktu kedatangan hari Kiamat hanya tinggal seperti keluarga yang menunggu perempuan hamil tua. Tidak tau kapan mengagetkan mereka dengan kelahirannya di malam atau di siang hari."

Nabi Muhammad Bertemu Bidadari Surga
Peristiwa agung berikutnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم merasakan dahaga yang amat sangat. Maka Jibril pun datang dengan gelas berisi arak dan gelas berisi susu. Maka Nabi صلى الله عليه وسلم memilih susu. Jibril berkata kepadanya: "Engkau memilih Fitrah (kesucian), jikalau engkau meminum arak maka umatmu akan menyimpang dan tidak ada yang mengikutimu melainkan sedikit." Di dalam riwayat lain, gelas tersebut ada tiga, yang ketiga di dalamnya berisi air. Jibril berkata padanya: "Kalau engkau meminumnya maka umatmu akan tenggelam." Riwayat lain menyebutkan yang ketiga itu berisi madu pengganti dari air.

Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat di samping kiri Shokhrahk (batu yang di atasnya sekarang dibangun Qubbah Ash Shokhrakh) para bidadari surga. Nabi memberi salam kepada mereka lalu para Biadadari Surga menjawab salamnya. Beliau menyapa mereka dan mereka menyambut sapaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Referensi:
1. Kitab An-Nur Al-Wahhaj Fi Qisshoti Al Isra wal Mi'raaj karya Al-Imam Al-'Allamah Sayyid Zainal 'Abidin bin Muhammad Al hadi bin Zainal 'Abidin Al-Barzanji.
2. Kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah dan Kitab Wa Huwa bil Ufuq Al-A'la karya Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki.
3. Kitab Al-Isra wal-Mi'raj karya Al-Imam Asy-Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi.

kisah Isro Mi'roj 2

Rasulullah Mencium Bau yang Amat Wangi dan Melihat Rupa Asli Dajjal

Setelah Jin Ifrit tersungkur, di tengah perjalanan Isra Miraj Rasulullah صلى الله عليه وسلم mencium bau yang amat wangi. Rasulullah bertanya, "Wangi apa ini wahai Jibril?".

Malaikat Jibril menjawab: "Ini adalah wanginya seorang wanita mulia dan anak-anaknya. Dia adalah penyisir rambut putri Fir’aun. " Dikisahkan tatkala wanita mulia ini sedang menyisirkan rambut putri Fir’aun, saat itu sisirnya terjatuh, maka wanita mulia ini pun berkata, "Dengan nama Allah dan celakalah Fir’aun". Maka putri Fir’aun pun terperanjat dan berkata, "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku?".


Wanita mulia itu menjawab, "Iya". Putri Fir’aun dengan murka berkata, "Apakah engkau ingin aku laporkan kepada ayahku?" Wanita mulia ini pun menjawab, "Silakan". Maka kejadian ini disampaikannya kepada Fir’aun, dan Fir'aun pun memanggilnya dengan murka berkata: "Apakah engkau bertuhan kepada selain aku?"

Wanita itu dengan tegas menjawab: "Iya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah Ta’ala."

Wanita mulia ini mempunyai dua orang anak dan suami. Fir’aun mengutus kepada mereka untuk menyiksa mereka semua agar bertuhan kepada Fir’aun, maka mereka menolaknya. Fir’aun berkata: "Sungguh aku akan membunuh kalian semua”. Maka wanita mulia itu berkata, "Lakukanlah apa yang engkau ingin lakukan terhadap kami, namun sebagai balasan dari pelayanan yang selama ini kami lakukan untuk putrimu, apabila engkau membunuh kami, jadikanlah kami dalam satu tempat yang sama, dan kubur kami setelah itu dalam satu kuburan yang sama".

Maka Fir’aun memerintahkan budaknya untuk menyiapkan penggorengan raksasa dari tembaga berisi minyak yang di panaskan, kemudian perempuan dan anak-anaknya dipaksa untuk melempar diri mereka satu persatu masuk ke dalam penggorengan tersebut. Satu persatu dilemparkan ke dalam penggorengan dan seketika hangus terpanggang hingga sampai kepada bayinya yang paling kecil dari yang masih menyusu.

Saat itu wanita ini tidak tega jika melihat bayinya yang kecil ini akan dilemparkan ke dalam penggorengan panas, namun tiba-tiba bayi itu berbicara dengan suara lantang dan jelas penuh kelembutan kepada ibunya, "Wahai ibu, tenanglah, jangan engkau ragu karena engkau berada dalam kebenaran". Wanita mulia ini dan anaknya di lemparkan ke dalam penggorengan raksasa berisi minyak yang sudah di panaskan.

As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki berkata: "Sesungguhnya ada empat bayi yang berbicara: yang pertama adalah kisah ini, kedua saksi nabi Yusuf ketiga kisah Juraij, keempat Nabi Isa bin Maryam."

Nabi Melihat Kaum yang Kepalanya Dihancurkan
Nabi صلى الله عليه وسلم kemudian melanjutkan perjalanannya hingga menyaksikan sekelompok kaum yang kepala mereka dihancurkan dengan batu. Setiap kali dihancurkan kembali seperti keadaan semula untuk dihancurkan kembali, begitu seterusnya tanpa akhir. Nabi berkata: "Wahai Jibril siapa mereka?" Jibril menjawab: "Mereka orang-orang yang kepalanya berat sekali untuk melakukan sholat lima waktu."

Melihat Kaum yang Memakan Pohon Berduri
Di perjalanan Nabi menyaksikan sekelompok kaum yang menutupi kemaluan dan dubur mereka dengan sehelai daun. Mereka digembalakan sebagaimana unta dan kambing digembalakan namun yang mereka makan adalah pohon-pohon yang berduri, buah yang pahit dan bara api jahannam yang panas beserta batunya.

Nabi bertanya: "Siapa mereka?" Jibril berkata: "Mereka adalah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat dan sedekah dari harta-harta mereka, dan Allah tidak menzalimi kepada mereka sama sekali."

Melihat Kaum Memakan Daging Bangkai
Di perjalanan, Nabi juga menyaksikan sekelompok kaum yang di hadapan mereka terdapat daging yang bagus di dalam sebuah wadah, serta daging bangkai yang jelek dan menjijikkan di wadah yang lain, namun ternyata mereka memilih untuk memakan daging bangkai yang jelek dan meninggalkan yang bagus.

Nabi صلى الله عليه وسلم berkata: "Apa ini wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Ini laki-laki dari umatmu dia punya perempuan yang halal dan baik tapi dia mendatangi perempuan yang tidak halal baginya, dan menginap di tempatnya hingga waktu Subuh. Juga perempuan dari umatmu dia punya laki-laki yang halal dan baik tapi dia mendatangi laki laki yang tidak halal baginya, dan menginap di tempatnya hingga waktu subuh."

Menyaksikan Sebatang Pohon di Jalanan
Kemudian Nabi menyaksikan sebatang pohon di jalanan, tidak ada apapun yang melewati batang pohon tersebut baik itu pakaian atau sesuatu apapun kecuali kayu tersebut merobeknya. Maka Nabi bertanya: "Apa ini wahai Jibril?" Jibril berkata: "Ini adalah perumpamaan kaum dari umatmu, mereka duduk di jalan dan mereka memotong orang yang berjalan dan mengganggunya, kemudian Jibril membacakan suatu ayat Al-Qur’an:

وَ لاَ تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوْعِدُونَ وَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ

"Dan janganlah kalian duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalangi dari jalan Allah."

Melihat Laki-laki Berenang di Sungai Darah
Di perjalanan, Nabi صلى الله عليه وسلم menyaksikan seorang laki-laki berenang di sungai darah sambil dirajam dan dilempari dengan batu. Maka Nabi berkata: "Apa ini wahai jibril?” Jibril berkata, “Ini adalah perumpamaan orang yang memakan riba."

Laki-laki Mengumpulkan Kayu Bakar
Di perjalanan, Nabi menyaksikan seorang laki-laki yang mengumpulkan ikatan kayu bakar dan memikulnya padahal dia tak mampu memikulnya, tapi dia terus menambah kayu yang dipikulnya. Nabi berkata: "Apa ini wahai Jibril?" Jibril berkata: "Ini adalah laki-laki dari umatmu, dia menerima amanat-amanat orang namun dia tak mampu untuk melaksanakannya dan dia ingin terus menambah amanah tersebut."

Menyaksikan Kaum yang Lidahnya Dipotong
Di perjalanan Nabi menyaksikan sekelompok kaum yang lidah dan bibir- bibir mereka dipotong dengan pemotong dari besi. Setiap kali dipotong maka kembali seperti semula untuk terus disiksa, dan begitu seterusnya tanpa akhir. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berkata, "Siapa ini wahai Jibril?" Jibril berkata: "Mereka adalah para penceramah dan pengkhutbah yang membawa fitnah dari umatmu, mereka berucap namun tak melaksanakannya."

Melihat Kaum yang Merobek Wajahnya dengan Kuku
Setelah itu Nabi menyaksikan sekelompok kaum, mereka memiliku kuku-kuku dari tembaga, dengan kuku-kuku tersebut mereka merobek-robek wajah dan badan mereka. Maka Nabi berkata: "Siapa mereka wahai Jibril?" Jibril berkata, "Mereka adalah orang-orang yang suka berghibah dan bergunjing (makan daging manusia), mereka menodai kehormatan orang lain dengan lisan mereka."

Menyaksikan Kerbau Keluar dari Lubang Kecil
Kemudian, Nabi menyaksikan suatu lubang yang kecil. Keluar dari lubang itu kerbau yang amat besar, namun ketika kerbau itu ingin kembali ke dalam lubang kecil itu kerbau besar itu mampu. Kemudian Nabi berkata, "Apa ini wahai Jibril?" Jibril berkata: "Ini lelaki dari umatmu yang berbicara dengan ucapan yang besar, kemudian dia menyesali ucapan tersebut, namun ucapannya tidak bisa ditarik kembali."

Nabi Mencium Wangi Misik dan Suara Merdu Surga
Di perjalanan Nabi melalui suatu lembah yang di situ tercium wangi yang harum, dingin dan wangi misik serta terdengar suara merdu nan indah. Nabi bertanya: "Apa ini wahai Jibril?" Jibril berkata: "Ini adalah suara surga dan surga itu berseru, Wahai Tuhan-Ku datangkanlah kepadaku apa yang engkau janjikan kepadaku karena sungguh sudah banyak kamar-kamarku, sutera tebalku, pakaian dari sutera-sutera yang halus, dan permadaniku, mutiara, marjan, perak, emas, piala-piala, piring-piring, cangkir-cangkir, serta kendaraan-kendaraan, madu, air, susu,dan arakku."

Allah Ta'ala berfirman: "Untukmu wahai surga seluruh orang-orang muslim dan muslimah, mukmin dan mukminah, dan orang-orang yang beriman kepada-Ku dan kepada para Rasul-Ku dan mengerjakan amal sholeh sedang ia tidak menyekutukan-Ku dan tidak menjadikan selain-Ku sebagai Tuhan dan sembahannya. Sesungguhnya setiap orang yang takut kepada-Ku maka dia selamat, dan orang yang berharap kepada-Ku, Aku beri. Barang siapa yang memberikan pinjaman hutang karena Aku maka Aku yang akan mengganjarnya, dan barang siapa yang bertawakkal kepada-Ku, Aku cukupkan. Sesungguhnya Aku adalah Allah tiada Tuhan selain-Ku. Aku tidak akan mengingkari janji, sungguh beruntung orang-orang mukmin. Maha Suci Allah sebaik-baiknya pencipta. Surga berkata, Ya Allah, sungguh aku puas dan ridho dengan janji-Mu."

Mendengar Suara Menakutkan dari Neraka Jahannam
Di perjalanan, Nabi melalui suatu lembah yang terdengar suara yang sangat memekik dan menakutkan serta tercium bau yang amat sangat busuk. Nabi berkata, "Apa ini wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Ini adalah suara jahannam." Jahannam berkata, "Wahai Tuhan-Ku datangkan kepadaku apa yang engkau janjikan kepadaku, karena sungguh telah banyak rantai-rantaiku serta belengguku, kobaran api ku, air panasku, duri besarku, cairan busukku, adzabku, dan sungguh sangat dalam dasarku, dan sangat panas apiku, maka datangkanlah padaku apa yang Engkau janjikan."

Maka Allah berfirman kepadanya, "Untukmu wahai neraka, orang-orang yang menyekutukan Aku dari kaum laki-laki dan perempuan, orang kafir laki-laki dan perempuan, dan setiap laki laki dan perempuan yang buruk, dan setiap orang yang sombong yang tidak beriman pada hari perhitungan."

Melihat Rupa Asli Dajjal
Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم melakukan perjalanan, Nabi menyaksikan Dajjal dalam bentuk aslinya, dengan mata penglihatan yang nyata bukan dalam mimpi.

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah : "Wahai Rasulullah, bagaimana engkau melihatnya?" Rasulullah berkata: "Dia tinggi besar, sangat putih sekali, di antara salah satu matanya seperti bintang yang berkilau, rambutnya seperti dahan-dahan pohon, menyerupai Abdul 'Uzza bin Qoton (seorang tokoh arab yang wafat pada zaman Jahiliyah).

Melihat Tiang Putih Bercahaya
Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat tiang yang putih bercahaya seperti permata dipikul oleh para Malaikat. Nabi berkata: “Apa yang kalian bawa?” Mereka berkata, "Ini adalah tiang Islam, kami diperintah untuk meletakkannya di Syam."

Nabi Dipanggil dari Berbagai Seruan
Di perjalanan, Nabi dipanggil oleh suatu seruan yang memanggilnya dari arah kanan, "Wahai Muhammad! lihatlah aku, aku ingin bertanya kepadamu." Rasulullah tidak menjawabnya. Nabi berkata, "Apa ini wahai Jibril?" Jibril berkata, "Ini adalah seruan seorang Yahudi, apabila engkau menjawab seruannya maka umatmu akan mengikuti kaum Yahudi."

Di perjalanan Nabi dipanggil oleh suatu seruan yang memanggil dari arah kiri, "Wahai Muhammad! lihatlah aku, aku ingin bertanya kepadamu.” Maka Rasulullah tidak menjawabnya. Nabi berkata: "Apa ini wahai Jibril? Jibril berkata, "Ini adalah seruan seorang Nasrani, apabila engkau menjawab seruannya maka umatmu akan mengikuti kaum Nasrani.”

Nabi juga dipanggil oleh seorang wanita yang terbuka lengannya dan lengannya dipenuhi dengan segala macam perhiasan yang pernah Allah ciptakan. Maka wanita itu berkata, "Wahai Muhammad! lihatlah kepadaku, aku ingin bertanya kepadamu." Maka Rasulullah tidak menjawabnya. Nabi berkata, "Apa ini wahai Jibril?" Jibril berkata, "Itu adalah dunia, apabila engkau menjawab seruannya maka umatmu akan memilih dunia yang hina dari pada akhirat.”

Kemudian Nabi dipanggil oleh seorang yang sudah tua, "Kemarilah wahai Muhammad!" Jibril berkata, "Terus jalan wahai Muhammad." Nabi bertanya, "Siapa itu wahai Jibril?" Jibril berkata, "Itu adalah Iblis musuh Allah, dia menginginkan engkau condong terhadapnya."

Nabi dipanggil oleh seorang nenek tua di pinggir jalan, "Wahai Muhammad! lihatlah kepadaku aku ingin bertanya." Maka Rasulullah tidak menjawabnya. Nabi berkata, "Apa ini wahai Jibril?" Jibril berkata, "Sesungguhnya tidak tersisa dari umur dunia melainkan apa yang tersisa dari umur nenek tua itu."

Referensi:
1. Kitab An-Nur Al Wahhaj Fi Qisshoti Al Isra wal Mi'raaj karya Al-Imam Al-'Allamah Sayyid Zainal 'Abidin bin Muhammad Al hadi bin Zainal 'Abidin Al-Barzanji.
2. Kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah dan Kitab Wa Huwa bil Ufuq Al-A'la karya Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki.
3. Kitab Al-Isra wal-Mi'raj karya Al-Imam Asy-Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi.

Kisah Isro Mi'roj 1

Adapun sumber riwayat kisah Isra dan Mi'raj ini dirangkum oleh Al-Imam Al 'Allamah Sayyid Zainal 'Abidin bin Muhammad Al hadi bin Zainal 'Abidin Al-Barzanji dalam kitab "An-Nur Al Wahhaj Fi Qisshoti Al Isra wal Mi’raaj".

Kemudian Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki dalam kedua Kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah dan Kitab Wa Huwa bil Ufuq Al A'la. Rujukan lainnya yaitu kitab karya Al-Imam Asy-Syeikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi yang berjudul "Al-Isra wal-Mi’raj".
محمد سيد الخلق الذي امتلأت
من نوره الأرض و السبع السماوات
أسرى به الله من أرض الحجاز إلى
أن قبلت نعله الحجب الرفيعات
أدناه من قاب قوس حين كلمه
بالغيب من بعد ما قال التحيات

"Muhammad adalah pemimpin seluruh makhluk yang cahayanya memenuhi tujuh lapis langit dan bumi. Allah memperjalankannya di malam hari dari bumi Hijaz hingga seluruh hijab yang tinggi (yang menghijab seluruh makhluq dari Sang Khaliq) mencium kedua sandal agung Baginda yang memijaknya. Allah mendekatkannya kepada-Nya hingga bagaikan dua ujung busur saat berwahyu kepadanya setelah baginda mengucapkan kepada-Nya At Tahiyyat."

Perjalanan di Tahun Duka
Ketika Allah memerintahkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم untuk menyampaikan risalah terang-terangan, kaumnya memusuhi beliau dan memeranginya secara zalim. Abu Tholib sang paman tercinta adalah orang setia membelanya hingga akhir hayat. Ketika orang-orang kafir mengganggu beliau, Sayyidah Khadijah sang istri tercinta hadir menghiburnya.

Selama 10 tahun keduanya setia membela Rasulullah صلى الله عليه وسلم dengan segenap harta, jiwa dan raga hingga akhir hayat. Tepat setelah 10 tahun dari masa kenabian keduanya dipanggil oleh Allah di saat yang sangat berdekatan. Kesedihan melanda Rasulullah صلى الله عليه وسلم hingga tahun itu dinamakan tahun kesedihan.

Ketika itu orang-orang kafir makin merajalela dalam memusuhi Nabi. Hingga akhirnya beliau pergi ke Kota Thoif untuk meminta dukungan dan pembelaan, namun beliau mendapati penduduk Thoif lebih ganas dan bengis dari penduduk Makkah. Beliau diusir secara tidak terhormat dan dihujani dengan cacian dan batu.

di perjalanan pulang dari Thoif di suatu kebun beliau menangis dan mengadu kepada Allah 'Azza wa Jalla:

اللهم إليك أشكو ضعف قوتي ﴿﴾ و قلة حيلتي ﴿﴾ و هواني على الناس ﴿﴾ يا أرحم الراحمين أنت رب المستضعفين ﴿﴾ و أنت ربي ﴿﴾ إلى من تكلني؟ ﴿﴾ إلى بعيد يتجهمني؟ ﴿﴾ أم إلى عدو ملكته أمري؟ ﴿﴾ إن لم يكن بك علي غضب فلا أبالي ﴿﴾ و لكن عافيتك هي أوسع لي ﴿﴾ أعوذ بنور وجهك الذي أشرقت له الظلمات ﴿﴾ و صلح عليه أمر الدنيا و الآخرة ﴿﴾ من أن تنزل بي غضبك ﴿﴾ أو تحل علي سخطك ﴿﴾ لك العتبى حتى ترضى ﴿﴾ و لا حول و لا قوة إلا بالله ﴿﴾

"Wahai Allah, hanya kepada-Mu aku mengadu akan lemahnya kekuatanku, dan sedikitnya jalan yang dapat aku tempuh serta kehinaanku di mata manusia. Wahai Tuhan yang kasih sayangnya lebih besar dari para penyayang manapun, Engkau adalah Tuhan kaum yang tertindas dan tertekan, dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapa Engkau hendak menyerahkan diriku? Apakah kepada orang yang jauh yang akan menindasku? Atau kepada musuh Engkau lemparkan diriku? Selama kemurkaan-Mu tidak Engkau tumpahkan kepadaku maka sungguh aku tidak peduli dengan semua derita itu. Namun afiyah dan kelembutan-Mu lebih aku harapkan. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang terbit menghapuskan segala kegelapan, yang dengannya mengalir segala perkara dunia dan akhirat, aku berlindung dengannya dari kemurkaan-Mu yang hendak Engkau tumpahkan kepadaku, dan dari kemarahan-Mu yang akan menghampiriku. Engkau berhak menegur hingga Engkau ridho. Dan tiada kemampuan dan kekuatan melainkan dengan Allah."

Allah mendengar rintihan dan tangisan Nabi صلى الله عليه وسلم. Beberapa waktu sekembali beliau dari Thoif ke Makkah, Allah memanggil beliau untuk melakukan perjalanan Isra dan Mi'raj yang agung. Peristiwa Isra dan Mi'raj terjadi pada malam Senin 27 Rajab satu tahun sebelum Hijrah ke Madinah sebagaimana pendapat yang masyhur.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshor dan Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum berkata: " Rasulullah صلى الله عليه وسلم lahir pada hari Senin, dan hari Senin beliau diutus, dan pada hari Senin dimikrajkan ke langit, dan pada hari senin beliau wafat".

Tatkala Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berada di Hijir Ismail samping Ka'bah, berbaring tidur bersama dua lelaki (Hamzah bin Abdul Muttholib dan Ja’far bin Abi Tholib), maka datanglah Jibril dan Mikail serta bersamanya Malaikat yang lain yaitu Isrofil. Para malaikat membawa Rasulullah hingga ke sumur Zamzam dan melentangkannya. Pada saat itu yang memimpin kejadian ini adalah Malaikat Jibril.

Di riwayat lain, saat Rasulullah sedang tidur dirumahnya, terbuka atap rumah Nabi dan turunlah Jibril lalu membelah bagian atas dada Nabi, hingga bawah perutnya. Lalu Jibril berkata kepada Mikail: "Berikanlah aku semangkok air Zamzam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya".

Lalu dia keluarkan hatinya dan membasuhnya hingga tiga kali dan mencabut apa-apa yang mengganggu hatinya. Datanglah Mikail membawa tiga mangkok air Zamzam, lalu didatangkan satu mangkok dari emas yang penuh dengan hikmah dan iman lalu menuangkanya ke dada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan memenuhinya dengan kebijaksanaan dan keilmuan lalu keyakinan serta keislaman. Setelah itu dirapatkan kembali dada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menstempelnya dengan stempel Nubuwah.

Diperjalankan dengan Buroq yang Indah
Lalu didatangkanlah Buroq yang indah berpelana dan bertali kekang. Buroq adalah hewan berwarna putih yang lebih tinggi dari keledai dan lebih kecil dari baghal (hasil perkawinan antara kuda dan keledai). Langkahnya sejauh mata memandang, memiliki dua telinga yang panjang.

Apabila mendaki gunung maka terangkat lebih tinggi kaki belakangnya, dan jika dia turun maka terangkat lebih tinggi kaki depannya. Buroq memiliki dua sayap di bagian pinggulnya yang membantu kakinya agar lebih cepat. Pada saat rasul ingin menaikinya, Buroq pun berontak untuk dinaiki oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Jibril meletakan tangan ke buraq, lalu berkata: "Tidakkah kau malu wahai Buroq! Demi Allah tidak ada yang menaikimu seorang makhluk yang lebih mulia darinya."

Maka Buroq pun tenang dan merasa malu sehingga keringatnya membasahi tubuhnya, lantas Rasulullah pun menaikinya. Buroq adalah kendaraan para Anbiya sebelum Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم mulai berjalan dan Jibril berada di sebelah kanannya, sedangkan Mikail di sebelah kirinya. Ibnu Sa'ad berkata: "Bahwa yang memegang pelananya adalah Jibril, dan yang memegang tali kekangnya adalah Mikail. Maka berjalanlah Rasulullah dan Jibril hingga sampai pada belantara yang dipenuhi kebun kurma.

Jibril berkata: 'Turunlah dan sholat di sini". Maka Rasulullah pun sholat lalu naik Buroq kembali. Jibril bertanya: "Ya Rasulullah, tahukah dimana engkau sholat tadi?".

Rasul menjawab: "Tidak". Jibril berkata: "Tadi engkau sholat di Thaybah (Kota Madinah) dan ke situlah kelak engkau akan berhijrah."

Buraq pun berjalan dengan cepat bagaikan kilat, serta melangkahkan telapak kakinya sejauh pandangan mata. Lalu Jibril berkata, "Turunlah dan sholat di sini". Maka Rasulullah pun sholat lalu menaiki Buroq kembali. Jibril bertanya, "Ya Rasulullah, tahukah dimana tadi engkau shalat?". Rasul menjawab, "Tidak".

Jibril berkata, "Tadi engkau sholat di Kota Madyan di suatu pohon yang dahulu Nabi Musa pernah berteduh di situ."

Buroq pun berjalan dengan cepat bagaikan kilat, lalu Jibril berkata, "Turunlah dan sholat di sini". Maka Rasulullah pun sholat lalu menaiki Buraq kembali. Jibril berkata, "Ya Rasulullah, tahukah dimana tadi engkau sholat? Rasul menjawab, "Tidak". Jibril berkata, "Tadi engkau sholat di Bukit Tursina dimana dahulu Nabi Musa bermunajat dengan Allah subhanahu wa ta'ala."
Lantas sampailah Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan Jibril hingga ke suatu tempat yang tampak darinya istana dan bangunan-bangunan negeri Syam. Jibril berkata, "Turunlah dan sholat di sini", maka Rasul pun sholat dan naik Buroq kembali, dan Buroq pun berjalan dengan cepat secepat kilat.

Lalu Jibril berkata, "Taukah engkau dimana tadi engkau shalat?". Rasul berkata, "Tidak". Jibril berkata, "Tadi engkau sholat di Bait Lahm, di tempat itulah Nabi Isa dilahirkan."

Jin Ifrit Tersungkur

Tatkala di perjalanan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat Jin Ifrit mengincar beliau sambil membawa api. Setiap Rasul menengok pasti Ifrit berada di hadapannya. Jibril berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Maukah engkau aku ajarkan suatu kalimat, apabila engkau mengucapkannya maka akan padam apinya dan dia akan jatuh tersungkur pada wajahnya?".

Maka berkata Rasulullah: "Ajarkan aku wahai Jibril." Kemudian Jibril berkata:

أَعُوذُ بِوَجْهِ اللهِ الكَرِيمِ وَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّات الَّتِي لاَ يُجَاوِزُ هُنَّ بَرٌّ و لا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاء وَ مِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا وَ مِنْ شَرِّ ما ذَرَأَ فِي الأَرْضِ وَ مِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَ مِنْ فِتَنِ الَّليْلِ وَ النَّهَارِ وَ مِنْ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَن

"Aku berlindung dengan kemuliaan Allah Yang Maha Dermawan dan dengan firman-firman Allah yang sempurna yang tidak bisa ditembus oleh orang baik maupun orang jahat, dari keburukan yang turun dari langit, dan dari keburukan yang naik ke langit, dan dari keburukan makhluk yang ada di bumi, dan dari keburukan yang keluar dari bumi, dan dari fitnah siang dan malam, dan dari kejadian yang datang tiba-tiba di siang dan malam, kecuali sesuatu kejadian yang datang membawa kebaikan, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih".

Ifrit langsung tersungkur jatuh dan api yang dibawanya padam. Kemudian Nabi dan Jibril melanjutkan perjalanan hingga sampai kepada suatu kaum yang sedang menanam benih dan pada saat itu pun benih yang ditanam langsung panen seketika, setiap dipanen kembali tumbuh seperti semula untuk dipanen kembali dengan seketika. Rasulullah bertanya: "Wahai Jibril apa ini?"

Jibril berkata: "Mereka adalah para Mujahid di jalan Allah, dilipatgandakan kebaikan mereka hingga tujuh ratus kali lipat, dan apapun yang mereka infaqkan di jalan Allah maka Allah akan menggantikannya dan mengganjarnya."


Ringkasan kisah Isro Mi'roj




Sejarah kisah Nabi Muhammad saw. dalam Isra dan Miraj, latar belakang, dan urutan peristiwa perjalanan dari Ka'bah ke Baitul Maqdis, lalu Sidratul Muntaha.

Kisah Isra dan Mikraj Nabi Muhammad saw. terjadi dalam satu malam. Isra dan Mikraj ini umum diperingati umat Islam setiap 27 Rajab yang tahun ini bertepatan dengan Kamis, 11 Maret 2021. Terdapat serangkaian peristiwa yang dialami Rasulullah sepanjang malam tersebut, termasuk menerima perintah salat 5 waktu.

Peristiwa Isra dan Mikraj yang dialami Nabi Muhammad saw. dilukiskan alam Surah al-Isra:1, 

سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ

"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Isra' yang bermakna perjalanan malam adalah peristiwa ketika Nabi Muhammad saw. berangkat dari Ka'bah di Makkah ke Baitul Maqdis di Yerusalam. Jarak Makkah ke Yerusalem sekitar 1.239 kilometer yang pada sekitar 621 Masehi normalnya ditempuh dengan perjalanan kuda atau unta sekitar sebulan. Namun, Nabi Muhammad saw. mencapainya hanya dalam semalam.

Sementara itu, mikraj, kenaikan, adalah peristiwa saat Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha, melewati 7 langit.

Nabi akhirnya tiba di Sidratul-Muntaha, yang merupakan simbol puncak pengetahuan yang paling mungkin dicapai makhluk. Dalam Surah an-Najm:17, digambarkan, 

مَا زَاغَ ٱلْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ

"Penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya".

Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat dari Allah untuk umat Islam. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi.

Rasulullah dilukiskan berkata, "Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu".

Latar Belakang Isra dan Miraj

Terdapat beberapa versi soal tanggal, bulan, dan tahun peristiwa Isra dan Mikraj. Namun, yang paling umum diyakini adalah 27 Rajab, sekitar 621 Masehi.

Isra dan Mikraj itu terjadi setelah tahun kesedihan, yaitu ketika Nabi Muhammad saw. melepas kepergian paman sekaligus pelindung beliau, Abu Thalib, juga istri tercinta, Khadijah.

Isra dan Mikraj Rasulullah tersebut bagai hiburan dari Allah ketika Nabi merasa sedih dan risau.  ini adalah hadiah Allah sekaligus pembuktian bahwa Nabi Muhammad saw. mengikuti jalur para nabi terdahulu.

Peristiwa yang Dialami Nabi Saat Isra dan Miraj

Pada malam sebelum mengalami Isra dan Mikraj, Nabi Muhammad saw. tengah bermalam di rumah Hindun binti Abu Thalib, sepupu beliau yang dikenal dengan nama Ummu Hani.

Setelah tidur sejenak, Nabi terjaga dan mengunjungi Ka'bah. Di sana, beliau mengantuk hingga terlelap. Saat itulah Jibril datang, membangunkan beliau hingga 3 kali. Oleh Jibril, Nabi diantarkan ke buraq, sejenis hewan yang lebih tinggi dari himar (keledai), dan lebih pendek dari baghal. Buraq ini memiliki sayap, dan berwarna putih susu.

Dalam kitab Qishshah Mi'rajin Nabi karya Syekh Najmudin Al Ghoidzi, digambarkan dalam perjalanan dari Ka'bah ke Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengalami perhentian beberapa kali, yaitu di Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh saat diburu Raja Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa.

Beberapa peristiwa lain yang dialami Nabi Muhammad saw.

  • Melihat Jin Ifrit yang mengikuti nabi dengan membawa obor.

  • Nabi kemudian melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.

  • Nabi kemudian mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah, meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam penggorengan oleh Firaun.
  • Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang yang memukul kepada dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali dan dipukuli lagi. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan salat maktubah (salat wajib).

  • Nabi melintasi sekelompok orang yang hanya mengenakan pakaian untuk menutupi kemaluan dan memakan tumbuhan berduri. Mereka adalah gambaran umat yang enggan berzakat meski sudah waktunya.

  • Nabi juga bertemu orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina.

  • Nabi juga bertemu sekelompok orang yang berenang di sungai darah dan dilempari batu-batu. Mereka adalah gambaran orang yang memakan harta riba.

  • Nabi bersua pula dengan orang-orang yang mengumpulkan kayu bakar, mengikat dan memanggulnya, tetapi beban kayu bertambah. Mereka adalah umat yang banyak mengambil tanggungan.
  • Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah.

  • Nabi bertemu kaum yang mencakar wajah dengan kuku tembaga, gambaran orang yang gemar mengumpat dan menyebarkan aib.

  • Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serbaindah, yang merupakan gambaran dunia yang bisa melalaikan orang dari akhirat. Kelak akan ada perwujudan lain, wanita itu menjadi tua renta, yang menandakan betapa dekatnya dunia menuju hari kiamat.

Sesampainya di Baitul Maqdis, Nabi Muhammad saw. mengerjakan salat dua rakaat, menjadi imam para nabi di tempat tersebut.

Beliau lantas diberi tiga gelas dengan isi yang berbeda-beda, yatu khamr, susu, dan air putih. Rasulullah memilih susu, yang disebut oleh Jibril sebagai memilih fitrah atau agama Islam.

Setelah itu, Nabi Muhammad saw. melakukan miraj, melewati langit dunia menuju sidratul muntaha. Dalam proses mikraj ini, Rasulullah bertemu dengan para nabi pilihan di setiap langit sebagai berikut.

  • Nabi Adam di langit pertama
  • Nabi Isa dan Yahya di langit kedua
  • Nabi Yusuf di langit ketiga
  • Nabi Idris di langit keempat
  • Nabi Harun di langit kelima
  • Nabi Musa di langit keenam, dan
  • Nabi Ibrahim di langit ketujuh.

Pada akhirnya, Nabi Muhammad saw. mencapai Sidratul Muntaha. Beliau mendapatkan perintah untuk mengerjakan salat wajib 5 waktu, yang menjadi titik penting perjalanan beliau dalam malam tersebut.

Isra dan Mikraj adalah bukti kekuasaan Allah mampu melampaui segalanya tanpa terbatas ruang dan waktu. Mikraj dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai gambaran insan kamil (manusia sempurna) yang mencapai titik penghambaan mutlak kepada Tuhannya.

Rabu, 10 Maret 2021

istighfar Rajab

بسم الله الرحمن الرحيم
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ۳xاَلَّذِيْ لَاإِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ الْمَعَاصِيْ وَالذُّنُوْبِ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ مَاكَرِهَ اللهُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَسَمْعًا وَبَصَرًا وَحَاضِرًا. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ اَسْتَغْفِرُكَ لِمَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَاأَعْلَنْتُ وَمَاأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّيْ اَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ تُبْتُ إِلَيْكَ مِنْهُ ثُمَّ عُدْتُ فِيْهِ وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَاأَرَدْتُ بِهِ وَجْهَكَ الْكَرِيْمَ فَخَالَطْتُهُ بِمَا لَيْسَ لَكَ بِهِ رِضًى وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَا وَعَدْتُكَ بِهِ نَفْسِيْ ثُمَّ اَخْلَفْتُكَ وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَادَعَالِيْ إِلَيْهِ الْهَوَى مِنْ قَبْلِ الرُّخَصِ مِمَّااشْتَبَهَ عَلَيَّ وَهُوَ عِنْدَكَ مَحْظُوْرٌ، وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنَ النِّعَمِ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ بِهَاعَلَيَّ فَصَرَفْتُهَا وَتَقَوَّيْتُ بِهَاعَلَى الْمَعَاصِيْ، وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِيْ لَايَغْفِرُهَا غَيْرُكَ وَلَايَطَّلِعُ عَلَيْهَا أَحَدٌ سِوَاكَ وَلَايَسَعُهَا إِلَّارَحْمَتُكَ وَحِلْمُكَ وَلَايُنْجِيْ مِنْهَا إِلَّاعِفْوُكَ، وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ يَمِيْنٍ حَلَفْتُ بِهَا فَحَنَثْتُ فِيْهَاوَأَنَا عِنْدَكَ مَأْخُوْذٌ بِهَا، وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. وَاَسْتَغْفِرُكَ يَا لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ عَالِمٌ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةَ مِنْ كُلِّ سَيِّئَةٍ عَمِلْتُهَا فِيْ بَيَاضِ النَّهَارِ وَسَوَادِ اللَّيْلِ فِيْ مَلَإٍوَخَلَإٍ وَسِرٍّ وَعَلَاِنيَةٍ وَأَنْتَ إِلَيَّ نَاظِرٌ إِذَا ارْتَكَبْتُهَا تَرَى مَا اَتَيْتُهُ مِنَ الْعِصْيَانِ بِهِ عَمْدًا أَوْ خَطَأً أَوْ نِسْيَانًا يَا حَلِيْمُ يَاكَرِيْمُ، وَاَسْتَغْفِرُكَ يَا لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ وَأَنْتَ خَيْرٌ الرَّاحِمِيْنَ وَأَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ فَرِيْضَةٍ وَجَبَتْ عَلَيَّ فِيْ أَنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ فَتَرَكْتُهَا عَمْدًا أَوْ خَطَأً أَوْ نِسْيَانًا أَوْ تَهَاوُنًا وَأَنَا مَسْئُوْلٌ بِهَا، وَمِنْ كُلَّ سَنَةٍ مِنْ سُنَنِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَخَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ فَتَرَكْتُهَا غَفْلَةً أَوْ سَهْوًا أَوْ جَهْلًا أَوْتَهَاوُنًا قَلَّتْ أَوْ كَثُرَتْ وَأَنَا عَائِدٌ بِهَا وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ، سُبْحَانَكَ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَكَ الْمُلْكُ وَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ وَأَنْتَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيرْاً وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

اللهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ، حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ، أَنِ ارْحَمْ قَلْبِي الْحَزِيْنَ، وَتُجِيْبَ دَعْوَتِي يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ.

 ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻲ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﺎﺣِﺐِ ﺍﻟﺨَﺎﺗَﻢِ ﻭَﺍﻟﻠِّﻮَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﺘَّﺎﺝِ ﻭَﺍﻟﻤَﺨْﺼُﻮْﺹِ ﺑِﻤُﻌْﺠِﺰَﺓِ ﺍﻹِﺳْﺮَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﻤِﻌْﺮَﺍﺝِ ﻭَﻋَﻠَﻲ ﺍَﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺑﺎَﺭِﻙْ ﻭَﺳَﻠِّﻢ . 

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻲ ﻃَﻴِّﺐِ ﺍﻷَﺭَﺝ ﺍَﻓْﻀَﻞِ ﻣَﻦْ ﺍُﺳْﺮِﻱَ ﻭَﻋَﺮَﺝ . ﻋَﺒْﺪِﻙَ ﻭَﺣَﺒِﻴْﺒِﻚَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻲ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺻَﻠَﺎﺓً ﻧَﻨَﺎﻝُ ﺑِﺒَﺮَﻛَﺘِﻬَﺎ ﻋَﺎﺟِﻞَ ﺍﻟﻔَﺮَﺝ . ﻣِﻦ ﻫَﻢٍّ ﻭَ ﻏَﻢٍّ ﻭَﺑَﻠَﺎﺀٍ ﻭَﻭَﺑَﺎﺀٍ ﻭَﻋَﻠَﻲ ﺍَﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ.

*****

Bacalah amalan di atas dengan niat yang tulus ikhlas serta keyakinan yang besar kepada Allah ta'ala bahwa doa yang kita lantunkan akan mendapatkan ijabah dariNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pemurah dan Maha Pengabul Doa. Ia senantiasa mengabulkan doa-doa dari para hamba yang ikhlas dan penuh keimanan memohon kepadaNya. Alhamdulillah....

Senin, 08 Maret 2021

Jumat Terakhir Rajab

Jumat akhir rajab

DOA KELUASAN RIZQI

Doa pertama

اللهم انى اسالك من فضلك فانه لا يملكه الا انت

Allahumma inni as-aluka min fadhlika, fa innahu la yamlikuhu illa anta.

Artinya : "Ya Allah,sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu, karena yang memiliki karunia itu hanyalah Engkau."

Doa ini terdapat di dalam kitab 'Amal Al yawm wa Al Laylah yang disusun oleh Habib Hasan bin Abdullah bin Umar Asy-Syathiri.
Disebutkan di dalam kitab tersebut barang siapa yang merasa rejekinya terasa sulit, hendaklah berdoa dengan doa di atas. Doa tersebut dapat diucapkan kapan saja dan di mana saja, asalkan di tempat yang baik. akan lebih baik lagi apabila dijadikan salah satu doa yang rutin dibaca setelah selesai shalat fardhu.

*****

Doa ke-dua

احمد رسول الله محمد رسول الله

Ahmadu rasulullah Muhammadur rasulullah

Artinya : "Ahmad* adalah utusan Allah, Muhammad adalah utusan Allah"

Disebutkan, barang siapa membaca doa ini sebanyak 35 kali pada JUMAT terakhir di bulan Rajab ketika khatib berada di atas mimbar,tentunya sambil tetap memperhatikan atau menyimak khutbahnya khatib. Insyaallah di tahun itu uang tak akan terputus dari tangannya.

*****

Doa ke-tiga

بسم الله على نفسى ومالى وواهلى ودينى
اللهم رضينى بقضاءك وبارك لى فيما قدر لى حتى لااحب تعجيل ما اخرت وتأخير ما عجلت

Bismillahi'ala nafsii wa maali wa ahli wa diinii. Allahumma rodhdhinii biqodhoo-ika wa barik lii fiima quddira lii hatta laa uhibba ta'jiila maa akhkhorta wa ta'khiiro maa 'ajjalta.

Artinya : "Dengan nama Allah, lindungi diriku,hartaku,kluargaku dan agamaku. Wahai Tuhanku,berikanlah kepadaku keridhaan atas ketetapan-Mu dan berkahilah segala yang ditaqdirkan kepadaku hingga aku tidak senang mencepatkan yang engkau lambatkan dan tidak senang melambatkan apa yang Engkau cepatkan."

12 Maret 2021  jumat terakhir bulan rajab...

Sabtu, 06 Maret 2021

khutbah Rajab 1442


اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ. وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ. وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.


أَمَّا بَعْدُ،فَيَا أَيُّها النّاس أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyirol muslimin, Rahima kumulloh

Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui larangan-larangan-Nya.

Ma’asyirol muslimin, Rahima kumulloh

   Alhamdulillah, pada bulan ini kita masih berada di bulan mulia, yaitu bulan Rajab 


Salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Keempat yang dimuliakan tersebut adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.   Firman Allah 

    إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ 

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan mulia. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS At-Taubah: 36)  



Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Dalam kitab I‘anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab” dari kata “tarjib

yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashabb

” (الأصب) yang berarti “yang mengucur” atau “menetes”. Dijuluki demikian karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini.

Bulan Rajab bisa juga dikenal dengan sebutan “Al-Ashamm” (الأصم) atau “yang tuli”, karena tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada bulan ini. Julukan lain untuk bulan Rajab adalah “Rajam” (الرجم) yang berarti “melempar”. Dinamakan demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh.Allah memasukkan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram alias bulan yang dimuliakan

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT

Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan tentang empat bulan yang dimuliakan tersebut dengan kalimat berikut:

 

   وَمَعْنَى الْحُرُمِ: أَنَّ الْمَعْصِيَةَ فِيهَا أَشَدُّ عِقَابًا، وَالطَّاعَةَ فِيهَا أَكْثَرُ ثَوَابًا  

 

Artinya: Yang dimaksudkan dengan bulan-bulan yang dimuliakan di sini, sesungguhnya maksiat dalam bulan ini siksanya lebih berat. Jika menjalankan ketaatan, pahalanya dilipatgandakan. (Tafsir Ar-Râzi)  

Pada bulan Rajab ini perlu menjadi pengingat untuk pribadi kita, supaya membersihkan diri dari kotoran maksiat. Mari hentikan caci maki, menyebar kabar bohong, hoaks, fitnah menggunjing sesama warga negara dan bentuk perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim. Ingatlah, dosanya dilipatgandakan.   

 

Kita perlu waspada, perilaku dosa di bulan ini tidak main-main. Kalau perang yang jelas-jelas membela agama Islam di masa Rasulullah saja disuruh berhenti karena menghormati bulan mulia, apalagi caci maki, memang seharusnya untuk dihentikan sekarang juga. Tidak usah menunggu besok-besok. Apalagi di bulan mulia, mari mulai konsentrasi memikirkan akhirat yang abadi, menyambut bulan Ramadlan yang suci tinggal sebentar lagi.   

 

Al-Imam Dzun Nûn Al-Mishriy mengatakan:

 

    رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ  

 

Artinya: Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan menyiram, sedangkan Ramadlan adalah bulan menuai.  

 

وَكُلٌّ يَحْصُدُ مَا زَرَعَ، فَمَنْ ضَيَّعَ الزِّرَاعَةَ نَدِمَ يَوْمَ الْحَصَادِ  

 

Artinya: Setiap orang akan mengunduh atas apa yang ia tanam. Barangsiapa yang tidak merawat tanamannya, ia akan menyesal saat musim panen.   

 

Hadirin yang Dirahmati Allah

Pada bulan Rajab sebagai bulan menanam ini, jangan sampai kita bercocok tanam keburukan. Minimal, jika kita tidak bisa menanam dengan membantu atau membuat orang lain tersenyum, setidaknya jangan sampai kita merugikan orang lain. Jangan sakiti siapa pun. Mari kita mulai dari bulan Rajab yang mulia ini

Rajab adalah kunci dari bulan-bulan terbaik yang datang mengikuti sesudahnya 

Mudah-mudahan di bulan Rajab ini kita senantiasa diberi kekuatan, kemudahan dan kemampuan untuk memperbanyak kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT. Aamiiin.


  اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ  

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين. وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ. 

أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ  بسم الله الرحمن الرحيم

وَسَارِعُوْا اِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّموَاتُ وَالْاَرْضُ. أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

  (وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين)


أَلْخُطْبَةُ الثَّانِيَّةُ


بسم الله الرحمن الرحيم

ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّٰﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺟَﻌَﻞَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤْﻌَﺔِ ﺃَﻓْﻀَﻞَ ﺍَﻳَّﺎﻡِ ﺍْﻻُﺳْﺒُﻮْﻉِ
ﻭَﺍﺧْﺘَﺼَّﻪُ ﺑِﺴَﺎﻋَﺔٍ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻣُﺠَﺎﺏٌ ﻣَﺴْﻤُﻮْﻉٌ
ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓً ﻣُﺤَﺘَﻮِﻳَﺔً ﻋَﻠَﻰ ﻛَﻤَﺎﻝِ ﺍْﻻِﺧْﻼَﺹِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻀُﻮْﻉِ
ﻭَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﺳَﻴِّﺪَﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺻَﺎﺣِﺐُ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﻡِ ﺍﻟْﻤَﺤْﻤُﻮْﺩِ ﻭَﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺍﻟْﻤَﺮْﻓُﻮْﻉِ
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺍٰﻟِﻪِ ﻭَ ﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺫَﻭِﻯ ﺍﻟﺰُّﻫْﺪِ ﻭَﺍﻟْﺨُﺸُﻮْﻉِ
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ
ﻓَﻴَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ، ﺍِﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺍﻟﻠّٰﻪَ ﻓِﻰ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍﻟْﺤَﺎﻻَﺕِ،
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺟَﻞَّ ﺟَﻼَﻟُﻪُ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎٓ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤًﺎ
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﻧُﻮْﺭِ ﺍْﻻَﻧْﻮَﺍﺭِ ﻭَﺳِﺮِّ ﺍْﻻَﺳْﺮَﺍﺭِ ﻭَﺗِﺮْﻳَﺎﻕِ ﺍْﻻَﻏْﻴَﺎﺭِ ﻭَﻣِﻔْﺘَﺎﺡِ ﺑَﺎﺏِ ﺍﻟْﻴَﺴَﺎﺭِ، ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﻥِ ﺍﻟْﻤُﺨْﺘَﺎﺭِ ﻭَ ﺍٰﻟِﻪِ ﺍْﻻَﻃْﻬَﺎﺭِ، ﻭَ ﺍَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﺍْﻻَﺧْﻴَﺎﺭِ ﻋَﺪَﺩَ ﻧِﻌَﻢِ ﺍﻟﻠّٰﻪِ ﻭَ ﺍِﻓْﻀَﺎﻟِﻪ ﻭَ ﺍَﺭْﺣَﻤْﻨَﺎ ﻭَﺍﺣْﺸُﺮْﻧَﺎ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎ ﺍَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍَﻟْﺎَﺣْﻴَﺂﺀِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﻟْﺎَﻣْﻮَﺍﺕِ
وَضَعِّفْ لَهُمُ الْحَسَنَاتْ وَكَفِّرْ عَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
ﺇِﻧَّﻚَ ﺳَﻤِﻴْﻊٌ ﻗَﺮِﻳْﺐٌ ﻣُﺠِﻴْﺐُ ﺍﻟﺪَّﻋَﻮَﺍﺕِ، ﻳَﺎ ﻗَﺎﺿِﻲَ ﺍﻟْﺤَﺎﺟَﺎﺕِ ﻭَ ﻳَﺎ ﻋَﺎلِمَﺍﻟﺴِّﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺨَﻔِﻴَّﺎﺕِ
وَيَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ وَيَاارْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻧْﺼُﺮِ ﺍﻹِﺳْﻠَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻧْﺼُﺮْ ﺟُﻴُﻮْﺵَ ﺍﻟْﻤُﻮَﺣِّﺪِﻳْﻦَ ﻭَ ﺍَﻋْﻞِ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﻓِّﻘْﻨَﺎ ﻭَﺟَﻤِﻴْﻊَ ﻭُﻻَﺓِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَ ﻗُﻀَﺎﺗِﻬِﻢْ ﻟِﻠْﻌَﺪْﻝِ ﻭَﻧُﺼْﺮَﺓِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﻭَﺍﺗِّﺒَﺎﻉِ ﺷَﺮِﻳْﻌَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻧْﺼُﺮْﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﺪُﻭِّﻫِﻢْ ﺍَﻋْﺪَﺍﺋِﻚَ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ
ﻭَ ﺍَﻫْﻠِﻚِ ﺍﻟْﻜَﻔَﺮَﺓَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺒْﺘَﺪِﻋَﺔَ ﻭَﻛُﻞَّ ﻣَﻦْ ﻫُﻮَ ﻋَﺪُﻭٌ ﻟِﻠﺪِّﻳِﻦِ
اللهم اجْعَلْ بَلدتَنا هذه وسائرَ بُلدان المسلمين بلدةً امنة مطمئنة تجرى فيها احكامك وسنةُ رسولك برحمتك ياارحم الراحمين
اللهم اكشف عنّا البلاء والغلاء والوباء والفحشاء والمنكر والبغي والشدائد والمحن ما ظهر منها ومابطن من بلدنا هذا خاصة ومن بلدان المسلمين عامة انك على كل شيء قدير
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍٰﺗِﻨَﺎ ﻓِﻰ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺎٰﺧِﺮَﺓِ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَ ﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ

ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠّٰﻪِ، ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّٰﻪَ  يَأْﻣُﺮُ ﺑِﺎﻟْﻌَﺪْﻝِ ﻭَﺍﻹِﺣْﺴَﺎﻥِ ﻭَﺇِﻳﺘَﺎﺀِ ﺫِﻱ ﺍﻟْﻘُﺮْﺑَﻰ ﻭَ ﻳَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻔَﺤْﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻲِ ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭﻥَ ﻓَﺎﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠّٰﻪَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢَ ﻳَﺬْﻛُﺮْﻛُﻢْ ﻭَﺍﺷْﻜُﺮُﻭْﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﻧِﻌَﻤِﻪِ ﻳَﺰِﺩْﻛُﻢْ ﻭَﻟَﺬِﻛْﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻛْﺒَﺮُ .