Minggu, 29 September 2019

Syair tanpo waton

Astaghfirullah rabbal baroya
Astaghfirullah minal khotoya
Robbi zidni ‘ilman nafi\'a
Wawafiqni amalan sholiha

Yarasullah... Salamun alaik
Ya rafi\'a syani wadaraji
Athfatayyaji ratal ‘alami
Ya uhailalju diwal karomi

Ngawiti ingsun nglaras syi\'iran
Kelawan muji maring Pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan

Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro

Akeh kang apal Qur\'an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale

Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto

Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine

Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma\'rifate
Ugo haqiqot manjing rasane

Al Qur\'an qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo

Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu\'jizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman

Kelawan Alloh Kang Moho Suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali

Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking Pengeran

Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podho rukun ojo dursilo
Iku sunahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito

Ayo nglakoni sakabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senajan asor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate

Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese

Sabtu, 28 September 2019

Khutbah safar tafakkur

Khutbah Bulan Safar
TAFAKKUR

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ  خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَاخْتِلافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
اَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الخالقُ الوهَّاب 
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الناطقُ بالصدق والصواب 
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وبارك عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وتابعيهم الى يوم الحساب 
أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْكم و نَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Hadirin Jama’ah sholat Jum’at yang dimuliakan Allah

Mengawali khutbah ini, tiada henti-hentinya kami berwasiat untuk senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah swt. 
Dengan menjalankan segala perintah perintahNya serta menjauhi segala larangan laranganNya
agar hidup kita selalu terisi dengan nilai-nilai ketakwaan. Sebab dengan ketakwaan kebahagiaan hidup akan tercapai, baik di dunia maupun di akhirat

Jama'ah Sholat Jum'ah Rahimakumullah

Sebaik-baik keluar masuknya nafas adalah saat seseorang merenungkan ayat-ayat Allah dan keajaiban ciptaan-Nya, sehingga dari situ terangkatlah hati seorang hamba menjadi tergantung kepada Allah semata, bukan kepada apapun makhluk ciptaanNya.

Ayat-ayat Allah adalah lambang-lambang dan bukti-bukti nyata atas kebesaran-Nya. Melalui perenungan, seorang hamba dapat mengenal Robb-nya dengan semua asma’Nya, sifat-Nya, Af'al-Nya, keesaan-Nya, perintah-Nya dan larangan-Nya. 
Menatap makhluk ciptaan Allah dengan penuh makna adalah ibadah sekaligus pembuka jalan. Sebab perenungan merupakan fondasi dan kunci amal kebajikan. Dengan perenungan, tergugahlah seorang hamba untuk mengagungkan Tuhan-Nya sehingga bertambah imannya, terbuka mata hatinya, sadar akan kelalaiannya, berubah hidupnya menjadi hidup yang bertafakur, cinta dan selalu mengingat Allah.

Merenungkan ayat-ayat Allah merupakan ibadah hati yang paling utama dan efektif untuk memotivasi seseorang melakukan amal kebajikan dengan penuh kepasrahan. 

Sofyan Bin Uyainah –rahimahullah- berkata:

"التفكر مفْتاحُ الرحمة ألَا ترى أن المرْء يتَفكّر فيتوب "
“Perenungan (tafakur) adalah kunci turunnya rahmat. Tidakkah Anda perhatikan ketika seseorang merenung lalu (sesudah itu) ia bertobat”.

Maka perenungan adalah nasihat terbaik yang perlu disampaikan kepada manusia. Firman Allah:

قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا [ سبأ/46]

Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepada kalian suatu hal, yaitu supaya kalian menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kalian bertafakur”. Qs Saba’:46

Jika seseorang mau merenungkan, maka ia akan menemukan hikmah dan pelajaran pada setiap sesuatu. 

Allah –subhanahu wa ta’ala- menyebut hamba-hambaNya yang bertafakur dan merenungkan makhluk ciptaanNya. Firman Allah:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal”.Qs Ali Imran:190.

Allah jadikan semua itu sebagai sinyal-sinyal bagi mereka yang mau mendaya gunakan akal pikiran yang sehat.Firman Allah:

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (١٢)

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal”.Qs An-Nahl:12


Jama'ah Sholat Jum'ah Rahimakumullah

Berfikir tentang Allah Azza wajalla, yakni memikirkan dzat Allah Azza wajalla tidak selayaknya untuk dilakukan. Sebab apabila seorang hamba itu berpikir, maka dia berpikir dengan apa yang tergambar oleh akalnya dan apa yang terbetik dalam benaknya dari hal-hal yang terlihat, terdengar, dan diketahui. Sedangkan Allah Azza wajalla berada di atas itu semua. Tidak layak bagi seorang pun untuk memikirkan dzat Allah Azza wajalla, sebab tatkala ia menggambarkan sesuatu tentang diri Allah Azza wajalla maka Allah Azza wajalla berbeda dengan apa yang ia gambarkan dan cukup bagi kita berpikir tentang makhluk-makhluk-Nya, dan tentang kekuasaan-Nya yang luar biasa
عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال. إن قوماً تفكروا في الله عز وجل فقال صلى الله عليه وسلم .
تَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللهِ، وَلاَ تَفَكَّرُوا فِي اللهِ، فَإِنَّكُمْ لَنْ تَقْدِرُوا قَدْرَهُ 

“Berfikirlah kamu tentang makhluk Allah tetapi jangan kamu fikirkan tentang Allah, sebab, kamu tidak akan sanggup mengira-ngira tentang hakikatnya yang sebenarnya.” (HR Abu Nu’aim)

Dalam kitab nasoihul ibad disebutkan bahwa secara garis besar jumhurul Ulama membagi tafakur menjadi 5 bagian beserta faedah masing masing 

ان الفكرة في خمسة اوجه
Sesungguhnya pemikiran itu tertuju pada 5 sasaran
١. فكرة في ايات الله يتولد منها التوحيد واليقين
1.berfikir tentang Ayat ayat Allah bukti bukti kebesaran Allah.. hal ini dapat menimbulkan ketauhidan dan keyakinan

Seperti memikirkan tentang keajaiban ciptaan Allah SWT yang mengagumkan. Memikirkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang dzahir maupun yang batin dan berbagai macam kekuasaan-Nya yang Allah swt bentangkan di kerajaan langit dan bumi.
Pemikiran semacam ini dapat menambah pengetahuanmu tentang Allah .SWT, sifat-sifatNya dan asma-Nya. Allah SWT telah menganjurkan berpikir, sebagimana firman-Nya:
قل انظروا ماذا في السماوات والأرض
Artinya: “Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yang ada di langit dan dibumi.'(Qs. Yunus ayat: 101).
Sadarlah, bahwa engkau sendiri termasuk salah satu keajaiban ciptaan-Nya, maka berfikirlah tentang dirimu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT:
وفي الأرض ءاياتٌ للموقنين (20) وفي أنفسكم أفلا تبصرون (21)
Artinya: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu’ sendiri. Maka apakah engkau tiada memperhatikan.” (Qs. adz-Dz.ariyaai 20-21).
٢.فكرة فى الاء الله يتولد منها المحبة والشكر
2.berfikir tentang anugrah  anugrah Allah SWT hal ini akan melahirkan rasa mahabbah dan syukur
Sebagaimana firman Allah SWT:
فاذكروا ءالاء الله لعلكم تفلحون (69)
Artinya: “Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya engkau mendapatkan keberuntungan.”(Qs. al-A’raaf ayat: 09).
٣.فكرة فى وعد الله تعالى يتولد منها الرغبة فى الاخرة
3.berfikir akan janji janji Allah SWT  hal ini akan menimbulkan rasa cinta pada kehidupan Akherat
(13). إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh keni'matan,
٤.فكرة في  وعيد الله تعالى يتولد منها الهيبة
4. Berfikir akan ancaman dan peringatan Allah  hal ini akan menghasilkan rasa takut berbuat maksiat
(14). وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ
dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.
٥.فكرة فى تقصير نفسه عن الطاعة مع إحسان الله عليه يتولد منها الحياء
5. Berfikir tentang kekurangan diri sendiri dalam mengabdi padahal terlalu banyak Allah memberi Kebaikan hal ini akan membuahkan rasa malu terhadap Allah SWT
Berpikir tentang sejauh mana ketaatan kepada Allah, padahal Allah selalu berbuat baik kepada kita, sehingga lahirlah kegairahan dalam ibadah
Allah Maha Baik kepada hamba-Nya, Allah Maha Rohman dan Rahim kepada hamba-Nya. Allah Maha Memberi kepada Hamba-Nya walau hamba tersebut tidak minta, kalau Allah Tuhan semesta alam sudah banyak memberi kepada kita sebagai manusia, maka selayaknya kita tunduk dan patuh atas perintah-perintah-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم   بسم الله الرحمن الرحيم

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ 

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين)

Selasa, 24 September 2019

Sanad API tegalrejo

Sanad Keilmuan PP API Tegalrejo, disampaikan oleh KH. Zuhrul anam Hisyam Banyumas.

1. Alloh ‘Azza wa Jalla
2. Malaikat Jibril
3. Nabi Muhammad saw (571-632 M/wafat 11 H)
4. Abdullah bin Abbas ra
5. Atho ‘ bin Abi Rabbah
6. Abdul Malik bin Juraij
7. Muslim bin Khalid az-Zinji
8. Muhammad bin Idrisasy-Syafi’i (150-204 H)
9. Yahya bin Isma’il al-Muzani
10. Sa’id bin Utsman bin Basysyar al-Anmathiy
11. Ahmad bin Syuraij
12. Abu Ishaq al-Marwaziy
13. Abu Zaid al-Marwaziy
14. Imam Qoffal as-Shoghir
15. Abu Abdillah bin Yusuf al-Juwainiy
16. Imam Haramain
17. Imam Ghazali (450-505 H)
18. Abul Fadhl Muhammad bin Yahya
19. Abdul Karimar- Rofi’i
20. Abul Ghoffar bin AbdurRohman al-Qozwainy
21. Muhammad bin Muhammad
22. Sallar al-Ardabiliy
23. Muhyiddin an-Nawawi (wafat 662 H)
24. ‘Alauddin Ibrahim al-‘Ath-thar
25. Abdurrahman al-‘Iraqi
26. Ahmad al-‘Iraqi
27. IbnuHajar al-Asqolani
28. Zakariya al-Anshori (823-926 H / 1420-1520 M)
29. Ibnu Hajar al-Haitami (090 H / 974 H)
30. Syaikhul Islam Nuruddinaz-Ziyadi
31. Syaikh Sulthon bin Ahmad al-Muzakhi
32. Abdul Lathif al-Bisybisyi
33. Syihab al-Khulaifiy
34. Muhammad bin Salim al-Hifni
35. Asy-Syarqowi
36. Sayyid Zaini Dahlan (1232- 1304 H / 1816-1886 M)
37. Sayyid Bakri Syatho’ Ad-Dimyathi (1266-1310 H / 1849-1892 M)
38. Mahfudz at-Turmusi (1285-1338 H / 1868-1920 M)
39. Mbah Baidlowi Lasem dan Hadlrotusy Syaikh Hasyim Asy’ari Jombang
40. KH. Chudlori (1912-1977 M)
41. KH. Abdurrohman Chudlori (1944-2011 M) dan Bapak Ahmad Muhammad

Maka PD lah menyampaikan islam didepan Umum karena kita punya Transmisi keilmuan islam. 😊😊😊

Sabtu, 14 September 2019

Jumlah huruf ALQURAN

JUMLAH HURUF AL-QUR'AN



JUMLAH SURAT/JUZ/AYAT/HURUF AL-QUR’AN

Surah (Arab:سورة) adalah pembagian yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an dibagi menjadi 114 bab yang disebut "surah". "Surah" itu diatur berdasar panjangnya, dari yang terpanjang sampai yang terpendek, kecuali yang pertama (Surah Al-Fatihah), yang disebut "Pembukaan".


Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh,[1] 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, atau 6214 ayat menurut riwayat Warsy.[2]Surah-surah dalam Al-Qur'an terbagi atas surah-surah makkiyah dan madaniyah tergantung pada tempat dan waktu penurunan surah tersebut (Mekkah atau Madinah, sebelum atau sesudah hijrah)


Ulama berbeda pendapat tentang jumlah ayat al-Quran. Ibnu Katsir menyebutkan beberapa pendapat, dan beliau tegaskan bahwa jumlah ayat al-Quran tidak kurang dari 6000 ayat. Sementara lebihnya, diperselisihkan.


Tentang jumlah ayat al-Quran ada 6000 ayat. Kemudian ulama berbeda pendapat yang lebih dari angka itu. Diantara mereka berpendapat, tidak lebih dari 6 ribu ayat. Ada yang mengatakan, 6204 ayat. Ada yang mengatakan, 6014 ayat. Ada juga yang mengatakan, 6219 ayat. Ada yang mengatakan, 6225 atau 6226 ayat. Dan ada yang mengatakan, 6236 ayat. Pendapat terakhir ini disampaikan oleh Abu Amr ad-Dani dalam kitab al-Bayan. (Tafsir Ibn Katsir, 1/98).


“Mengenai jumlah kata dalam al-Quran, Fadhl bin Syadan meriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, yang mengatakan, Jumlah huruf ada 77439 kata. Sedangkan jumlah hurufnya, diriwayatkan oleh Abdullah bin Katsir, dari Mujahid, beliau mengatakan, “Berikut yang kami hitung dari al-Quran, jumlah hurufnya ada 321.180 huruf.” (Tafsir Ibn Katsir, 1/98).


Para ulama sepakat mengatakan bahwa jumlah ayat Al-Quran lebih dari 6.200 ayat. Namun berapa ayat lebihnya, mereka masih berselisih pendapat.


Menurut Nafi’ yang merupakan ulama Madinah, jumlah tepatnya adalah 6.217 ayat. Sedangkan Syaibah yang juga ulama Madinah, jumlah tepatnya 6214 ayat. Lain lagi dengan pendapat Abu Ja’far, meski juga merupakan ulama Madinah, beliau mengatakan bahwa jumlah tepatnya6.210 ayat.


Menurut Ibnu Katsir, ulama Makkah mengatakan jumlahnya 6.220 ayat. Lalu ‘Ashim yang merupakan ulamaBashrah mengatakan bahwa jumlahnya
jumlah ayat al-Quran ialah., 205 ayat.


Hamzah yangmerupakan ulama Kufah sebagaimana yang diriwayatkan mengatakan bahwa jumlahnya 6.236 ayat.


Dan pendapat ulama Syria sebagaimana yang diriwayatkan oleh Yahya Ibn al-Harits mengatakan bahwajumlahnya 6.226 ayat.


Menurut atsar (kata-kata sahabat r.a) yang dinisbahkan kepada Ibnu Abbas r.a ialah : 6600 ayat – menurut atsar lain yang juga disandarkan kepadanya r.a , ialah sebanyak : 6666 ayat.


Pendapat ke-3 : 6204 ayat.Pendapat ke-4 : 6014 ayat.


Pendapat ke-5 : 6019 ayat.Pendapat ke-6 : 6025 ayat.Pendapat ke-7 : 6036 ayat.


Menurut Ibnu Abbas r.a : 323, 671 huruf.


Sejarah Lengkap Al-Quran diterjemahkan dari: Tarikh Al-quran karya Muhammad Hadi Ma’rifat. Didalamnya jelas tertulis, Dinukil dari Ibnu Abbas bahwa semua ayat Al-Quran berjumlah 6600 ayat. Semua hurufnya berjumlah 320.671. Ada yang berpendapat bahwa kalimat alquran berjumlah 77.277, sebagian lain berpendapat 77.934, pendapat lain lagi adalah 77.434 kalimat. Menurut Kufiyyin, riwayat yang paling sahih dan pasti tentang jumlah ayat Al-Quran adalah 6236 ayat. Riwayat ini dinukil dari Ali bin Abi Thalib.



An Nasafi dalam kitab Majmu al Ulum wa Mathli'u an Nujum dan dikutip oleh Imam Ibn 'Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur'an diurut sesuai dengan banyaknya: 

Alif: 48740 huruf, Lam: 33922 huruf, Mim: 28922 huruf, Ha ': 26925 huruf, 
Ya ': 25717 huruf, Waw: 25506 huruf, Nun: 17000 huruf, Lam alif: 14707 huruf, 
Ba ': 11420 huruf, Tsa ': 10480 huruf, Fa ': 9813 huruf, 'Ain: 9470 huruf, 
Qaf: 8099 huruf, Kaf: 8022 huruf, Dal: 5998 huruf, Sin: 5799 huruf, 
Dzal: 4934 huruf, Ha: 4138 huruf, Jim: 3322 huruf, Shad: 2780 huruf, 
Ra ': 2206 huruf, Syin: 2115 huruf, Dhadl: 1822 huruf, 
Zai: 1680 huruf, Kha ': 1503 huruf, Ta ': 1404 huruf, Ghain: 1229 huruf, 
Tha ': 1204 huruf Dza ': 842 huruf. 

Jumlah total semua huruf dalam al-Qur'an sebanyak 1,027,000 (satu juta dua puluh tujuh ribu). Jumlah total ini sudah termasuk jumlah huruf ayat yang di-nasakh. 

Al-Quran memiliki 604 halaman. Ini berarti setiap halaman hurufnya berjumlah sekitar 1700 huruf. Jika Allah memberi pahala untuk satu huruf berarti setiap pembaca al-Qur'an yang menbaca 1 juz sehari (1700 X 20 ms) sebanyak 34000 X 10 = 340,000 pahala.


25 Nabi Rosul

BIODATA LENGKAP 25 NABI DAN RASUL

1. ADAM AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

2. IDRIS AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As.
Usia: 345 tahun di bumi.
Periode sejarah: 4533-4188 SM.
Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis).
Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

3. NUH AS.
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
Usia: 950 tahun.
Periode sejarah: 3993-3043 SM.
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.

4. HUD AS.
Nama: Hud bin Abdullah.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As.
Usia: 130 tahun.
Periode sejarah: 2450-2320 SM.
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman).
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman.
Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.

5. SHALIH AS.
Nama: Shalih bin Ubaid.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 2150-2080 SM.
Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.

6. IBRAHIM AS.
Nama: Ibrahim bin Tarakh.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As.
Usia: 175 tahun.
Periode sejarah: 1997-1822 SM.
Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak).
Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.

7. LUTH AS.
Nama: Luth bin Haran.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
Usia: 80 tahun.
Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth).
Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita).
Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria).
Sebutan kaumnya: Kaum Luth.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.

8. ISMAIL AS.
Nama: Ismail bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As.
Usia: 137 tahun.
Periode sejarah: 1911-1774 SM.
Tempat diutus: Mekah.
Jumlah keturunannya: 12 anak.
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

9. ISHAQ AS.
Nama: Ishaq bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As.
Usia: 180 tahun.
Periode sejarah: 1897-1717 SM.
Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an).
Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.

10. YA’QUB AS.
Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As.
Usia: 147 tahun.
Periode sejarah: 1837-1690 SM.
Tempat diutus: Syam (Syria).
Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

11. YUSUF AS.
Nama: Yusuf bin Ya’qub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1745-1635 SM.
Tempat diutus: Mesir.
Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan.
Tempat wafat: Nablus.
Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.

12. AYYUB AS.
Nama: Ayyub bin Amush.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1540-1420 SM.
Tempat diutus: Dataran Hauran.
Jumlah keturunannya: 26 anak.
Tempat wafat: Dataran Hauran.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

13. SYU’AIB AS.
Nama: Syu’aib bin Mikail.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1600-1490 SM.
Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai).
Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan.
Tempat wafat: Yordania.
Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.

14. MUSA AS.
Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1527-1407 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.

15. HARUN AS.
Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As.
Usia: 123 tahun.
Periode sejarah: 1531-1408 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.

16. DZULKIFLI AS.
Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As.
Usia: 75 tahun.
Periode sejarah: 1500-1425 SM.
Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

17. DAUD AS.
Nama: Daud bin Isya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As.
Usia: 100 tahun.
Periode sejarah: 1063-963 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

18. SULAIMAN AS.
Nama: Sulaiman bin Daud.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As.
Usia: 66 tahun.
Periode sejarah: 989-923 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.

19. ILYAS AS.
Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As.
Usia: 60 tahun di bumi.
Periode sejarah: 910-850 SM.
Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon).
Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

20. ILYASA’ AS.
Nama: Ilyasa’ bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As.
Usia: 90 tahun.
Periode sejarah: 885-795 SM.
Tempat diutus: Jaubar, Damaskus.
Tempat wafat: Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

21. YUNUS AS.
Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 820-750 SM.
Tempat diutus: Ninawa, Irak.
Tempat wafat: Ninawa, Irak.
Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

22. ZAKARIYA AS.
Nama: Zakariya bin Dan.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As.
Usia: 122 tahun.
Periode sejarah: 91 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Jumlah keturunannya: 1 anak.
Tempat wafat: Halab (Aleppo).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

23. YAHYA AS.
Nama: Yahya bin Zakariya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As.
Usia: 32 tahun.
Periode sejarah: 1 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

24. ISA AS.
Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
Usia: 33 tahun di bumi.
Periode sejarah: 1 SM-32 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

25. MUHAMMAD SAW.
Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw.
Usia: 63 tahun.
Periode sejarah: 570-632 M.
Tempat diutus: Mekkah.
Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
Tempat wafat: Madinah.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

(Disarikan dari: Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as-Suyuthi dan selainnya)

Jumat, 13 September 2019

Nabi Nuh AS

Nabi Nuh AS

Ulul Azmi (bahasa Arab: ﺃﻭﻟﻮﺍﻟﻌﺰﻡ Ulu al-Azmi) adalah sebuah gelar khusus bagi golongan nabi pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid.
Terdapat lima nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yakni Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Gelar Ulul Azmi dijelaskan dalam Surah Al-Ahqaf ayat ke-35 dan Asy-Syura ayat ke-13.

Nabi Nuh memiliki keteguhan luar biasa selama menyebarkan berbagai risalah Allah.
Tatkala para nabi ini harus menghadapi berbagai penentangan dari kaum-kaum yang didakwahi; para nabi ini berdoa agar Allah memberi hidayah untuk kaum-kaum tersebut.
Tatkala Allah mendapati bahwa berbagai risalahNya yang disampaikan melalui para nabi ini telah secara mutlak dibantah serta diingkari oleh kaum-kaum tersebut, maka Allah yang menyelamatkan para nabi ini beserta para pengikut mereka, serta Allah timpakan hukuman setimpal kepada kaum-kaum pengingkar itu.

Kegigihan Nabi Nuh sewaktu mendakwahkan berbagai risalah Allah, meskipun dirinya harus menghadapi berbagai penentangan dari kaumnya, merupakan bukti bahwa Nabi Nuh termasuk golongan nabi yang sangat tabah serta bertekun dalam tugas kenabian.

Selama bertahun-tahun, Nuh mendakwahi keluarga, kerabat hingga kaumnya yang merupakan sebagian besar umat manusia pada masa itu, supaya mereka meninggalkan kemusyrikan juga agar mereka hanya menyembah Allah.

Meski demikian, seorang anak dan istri nabi Nuh menentang dakwah sang nabi.

Ketika mendapati dakwahnya telah mutlak diingkari, Nabi Nuh mengadu kepada Allah supaya seluruh kaum itu dihukum setimpal akibat kaum itu lebih menghendaki ajaran mereka sendiri dibanding risalah Allah.

Nabi Nuh memohonkan pengampunan kepada Allah untuk dirinya beserta orang tuanya maupun orang-orang yang beriman, juga Nuh memohon agar tiada satu orang kafir pun yang diluputkan hidup di muka bumi.

Kemudian Allah mengabulkan pengaduan Nabi Nuh, sewaktu Azab banjir bah melenyapkan segala makhluk di muka bumi, selain para penghuni bahtera Nuh.
Nabi Nuh selama kurang lebih 900 tahun berdakwah mengajak kaumnya untuk menyembah Allah. namun tenyata hanyalah sebagian saja yang mau mengikuti dakwahnya, ironisnya anak Nabi Nuh yang bernama Kan’an pun menolak ajakan dakwah dari Nabi Nuh.

Yang akhirnya oleh Allah ditenggelamkan pada kejadian banjir bandang yang menimpa kaumnya yang durhaka. Kisah tentang kedurhakaan anaknya (Kan’an) tentunya tidak lagi diperselisihkan kebenarannya sebab Allah swt dalam Al-Quran secara jelas menceritakan peristiwa tersebut dalam surah huud ayat 42:

ﻭَﻫِﻲَ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﺑِﻬِﻢْ ﻓِﻲ ﻣَﻮْﺝٍ ﻛَﺎﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ ﻭَﻧَﺎﺩَﻯٰ ﻧُﻮﺡٌ ﺍﺑْﻨَﻪُ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻣَﻌْﺰِﻝٍ ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻲَّ ﺍﺭْﻛَﺐ ﻣَّﻌَﻨَﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻜُﻦ ﻣَّﻊَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. (QS. Hud : 42)

Jika mengacu pada teori pendidikan, tentunya hal ini menimbulkan pertanyaan, yaitu apa kira-kira penyebab “kegagalan” atau lebih tepatnya kedurhakaan Kan'an?

Apakah memang ada kaitannya dengan pendidikan agama yang diberikan ayahnya?

Padahal ayah Kan'an adalah seorang Nabi?

Bukan menjadi rahasia umum bahwa dalam teori pendidikan ditemukan sebuah rumusan bahwa kesalehan anak tergantung dari pendidikan yang diberikan orang tuanya.

Begitu pula sebaliknya kegagalan anak bisa jadi disebabkan kegagalan pendidikan dari orang tuanya.

Maka dari itu tentunya ada rahasia besar dibalik kegagalan tersebut, maka jika kita mau menyadari, pasti akan menemukan rahasia tersebut yakni antara lain adalah Allah hendak memberikan pelajaran kepada seluruh manusia bahwa: hidayah adalah hak mutlak milik Allah, manusia hanya mampu berusaha.

Bahkan sebenarnya bukan hanya Nabi Nuh saja, melainkan nabi-nabi yang lain.

Hal yang serupa pun pernah menimpa Nabi Muhammad yang ditakdirkan gagal untuk mengajak pamannya memeluk agama Islam dan Allah secara tegas menyatakan:

ﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﺎ ﺗَﻬْﺪِﻱ ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺖَ ﻭَﻟَٰﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﻣَﻦ ﻳَﺸَﺎﺀُ ۚ ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﺎﻟْﻤُﻬْﺘَﺪِﻳﻦَ

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [QS. Al-Qashash : 56]

Hanya saja, bukan hanya kegagalan yang dikisahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an melainkan kesuksesan dari orang tua dalam mendidik pun banyak diceritakan.

Seperti kisah Lukman Al-Hakim, Nabi Ibrahim, Nabi Ya'kub dll. Itu menandakan bahwa orang tua memang mempunyai peranan penting dalam kesuksesan anak-anaknya.

Hanya saja hasil finalnya adalah takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jadi benarlah apa yang dikatakan seorang bijak yang pernah mengatakan:
“Jika para pendahulunya adalah orang baik, maka keturunanya pun akan baik. Sungguh menakjubkan jika sekuntum mawar tumbuh di tengah pohon-pohon yang berduri.
Namun terkadang juga ditemukan keturunan yang buruk berasal dari para orang-orang tua yang baik, sebagai bukti bahwa Allah Maha Kuasa untuk membolak balikkan suatu keadaan”

Wallahu A'lam

*****

Nama pertamanya adalah Abdul Malik. Disebut Nuh karena dia selalu meratapi umatnya selama 500 tahun.
Menurut Ibnu Katsir bahwa Nabi Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib, dia lahir 126 sepeninggal Nabi Adam a.s.
ASSuyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syria yang artinya “Bersyukur” atau “selalu berterima kasih”.
Al Hakim berkata, dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis, namanya adalah Abdul Ghafar.

Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Shiyth, dan Idris.
Dia merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam .
Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa fatrah, masa kekosongan diantara dua rasul di saat itu biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan iblis.

Ibnu Abbas menceritakan bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun. Dia mengarungi banjir ketika dia berumur 600 tahun dan kemudian setelah banjir dia hidup selama 350 tahun. Ibnu Abbas menceritakan bahwa suatu ketika Nabi Isa menghidupkan Ham Ibnu Nuh dan bertanya kepadanya mengapa rambutnya beruban, dia menjawab dia meninggal di saat usia muda karena ketakutannya ketika banjir. Dia berkata bahwa panjang kapal Nuh adalah 120 kubit dan lebarnya 600 kubit dan mempunyai tiga lapisan.
Menikah sebanyak dua kali. Istri pertama adalah ‘Amud. ‘Amudlah yang pertama kali beriman kepadanya. Darinya, lahir tiga orang anak: Sam, Yam, dan Ham. Kemudian menikah dengan Wahilah yang melahirkan dua orang anak: Yafits dan Kan’an.
Pekerjaan sehari-hari Nuh adalah sebagai pemahat batu.
Kurang lebih selama 300 tahun Nabi Nuh berdakwa secara sirriyah (sembunyi-sembunyi). Setelah itu, Allah memerintahkan untuk berdakwah secara jahiriyah (terang-terangan). Nabi Nuh diutus kepada Bani Rasib yang dipimpin seorang raja bernama Darmasil. Darmasil adalah sosok penguasa tiran dan penyembah banyak berhala, diantaranya Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Natsra. Kemudian selama 50 tahun, dia menyeru Bani Qabil yang sama-sama menyembah berhala.
Inti ajaran Nabi Nuh adalah tauhid, shalat, puasa, amar makruf, dan nakhyi munkar, namun dakwah dibalas dengan angkara murka, sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah brfirman:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan”. (QS. Hud, 11: 25-26)
Mereka dimusnahkan karena menolak dakwah Nabi Nuh a.s dan Allah berfirman dalam Al-Quran dengan jelas.
Maka, mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta. (QS. Al-A’raf, 7:64)

*****

Kaum Nabi Nuh adalah kaum yang pertama kali menyembah berhala. Mereka menyembah patung-patung yang dibuat oleh mereka sendiri. Kaum Nabi Nuh dikenal sebagai Bani Rasib. Mereka tinggal di wilayah Babel Irak. Dahulunya mereka menyembah Allah Ta’ala. Mereka beribadah dan taat kepada Allah. Di antara mereka terdapat orang-orang yang saleh, rajin beribadah, berlaku adil, dan bijaksana. Orang-orang Bani Rasib sangat menghormati dan memuliakan mereka. Di antara mereka terdapat lima orang yang sangat terkenal, yaitu Wudd, Suwaa, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.
Suatu ketika, lima orang tersebut meninggal dunia. Orang-orang Bani Rasib sangat bersedih. Dalam kesedihan yang mendalam, iblis berhasil memunculkan ide dalam pikiran mereka untuk membuat patung-patung kelima orang tersebut. Hal itu merupakan wujud kecintaan mereka kepada kelima orang yang meninggal itu.
Melalui patung-patung itu, mereka mengingat orang-orang yang sangat dikasihinya. Kemudian, patung-patung itu dimasukkan ke dalam rumah-rumah mereka. Lama-kelamaan, mereka juga menyucikan dan memuliakan patung-patung itu. Setelah beberapa generasi, kegiatan itu menjadi kegiatan ibadah. Akhirnya, mereka melupakan Allah SWT. Sejak saat itu, mereka menjadi kaum yang kufur dan syirik. Inilah kaum yang pertama kali menyembah berhala.

Senin, 09 September 2019

Kitab ianatuth tholibin hari asyuro

dalam kitab I’anatuth Thalibin juz II halaman 267: 
(فَائِدَةٌ)
Faedah 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضَ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيل صَوْمَ يَوْمٍ فِي السَّنَةِ وَهُوَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَهُوَ الْيَوْمُ الْعَاشِرُ مِنَ الْمُحَرَّمِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullahshallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah mefardhukan kepada Bani Israil puasa satu hari dalam setahun, hari ‘Asyura’, yaitu hari kesepuluh dari bulan Muharram 
فَصُومُوهُ وَوَسِّعُوا عَلَى عِيَالِكُمْ فِيهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ وَسَّعَ فِيْهِ عَلَى عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ مِنْ مِالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpuasa ‘Asyura dan lapangkanlah nafkah kalian terhadap keluarga kalian pada hari itu, karena sesungguhnya barangsiapa melapangkan nafkah kepada keluarganya dari harta bendanya pada hari ‘Asyura, niscaya Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun. 
فَصُومُوهُ فَإِنَّهُ الْيَوْمُ الَّذِي تَابَ اللهُ فِيهِ عَلَى آدَمَ فَأَصْبَحَ صَفِيًّا
Lakukanlah puasa Asyura’, karena pada hari itu Allah menerima taubat nabi Adam,maka jadilah beliau orang yang bersih 
وَ رَفَعَ فِيهِ إِدْرِيسَ مَكَانًا عَلِيًّا
Dan Allah mengangkat nabi Idris hari itu pada tempat/kedudukan yang tinggi 
وَأَخْرَجَ نُوْحًا مِنَ السَّفِيْنَةِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Nuh dari kapalnya 
وَنَجَّى إِبْرَاهِيْمَ مِنَ النَّارِ
Dan Allah menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api 
وَأَنْزَلَ اللهُ فِيْهِ التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى
Dan Allah , menurunkan kitab Taurat kepada nabi Musa 
وَأَخْرَجَ فِيْهِ يُوْسُفَ مِنَ السِّجْنِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Yusuf dari penjara 
وَ رَدَّ فِيْهِ عَلَى يَعْقُوْبَ بَصَرَهُ
Dan Allah mengembalikan mata penglihatan nabi Ya’qub 
وَفِيْهِ كَشَفَ الضُّرَّ عَنْ أَيُّوْبَ
Dan Allah membebaskan nabi Ayyub dari bencana (penyakit) 
وَفِيْهِ أَخْرَجَ يُونُسَ مِنْ بَطنِ الْحُوْتِ
Dan Allah mengeluarkan nabi Yunus dari perut ikan 
وَفِيْهِ فَلَقَ الْبَحْرَ لِبَنِيْ إِسْرَائِيْلَ
Dan Allah membelah lautan (menjadi daratan) bagi bani Israil 
وَفِيْهِ غَفَرَ لِدَاوُدَ ذَنْبَهُ
Dan Allah pada hari itu mengampuni dosa nabi Dawud 
وَفِيْهِ أَعْطَى اللهُ الْمُلْكَ لِسُلَيْمَانَ
Dan Allah pada hari itu memberikan kerajaan kepada nabi Sulaiman 
وَفِيْ هَذَا الْيَوْمِ غَفَرَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ
Dan Allah pada hari itu mengampuni dosa-dosa nabi Muhammad yang telah lalu maupun yang akan datang 
وَهُوَ أَوَّلُ يَوْمٍ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ الدُّنْيَا
Hari Asyura’ adalah hari pertama yang Allah ciptakan dunia 
وَأَوَّلُ يَوْمٍ نَزَلَ فِيْهِ المَطَرُ مِنَ السَّمَاءِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
Pada hari Asyura’ Allah menurunkan hujan dari langit untuk pertama kalinya 
وَأَوَّلُ رَحْمَةٍ نَزَلَتْ إِلَى الْأَرْضِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
dan pada hari Asyura pertama kali rahmat Allah turun di bumi 
فَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ ، وَهُوَ صَوْمُ الأَنْبِيَاءِ
Barangsiapa berpuasa Asyura’, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun. Puasa Asyura’ adalah puasanya para nabi. 
وَمَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ عَاشُورَاءَ بِالْعِباَدَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ تَعَالَى مثل عِبَادَةِ أَهْلِ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ
Dan barangsiapa menghidupkan malam Asyura’ maka seakan-akan ia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya para penghuni tujuh langit. 
وَمَنْ صَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ الْحَمْدُ للهِ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ إِحْدَى وَخَمْسِيْنَ مَرَّةً غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَ خَمْسِينَ عَامًا
Barangsiapa sholat empat rokaat dan pada setiap rokaat ia membaca Alhamdu Lillah sekali dan Qul Huwallah Ahad 50 (lima puluh) kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama 50 tahun 
وَمَنْ سَقَى فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ شُرْبَةَ مَاءٍ سَقَاهُ اللهُ يَوْمَ الْعَطْشِ الْأَكْبَرِ كَأْسًا لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهَا أَبَدًا، وكَأَنَّمَا لَمْ يَعْصِ اللهَ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Barangsiapa memberi seteguk air minum maka Allah akan memberikan kepadanya satu gelas minuman pada hari haus yang besar, yang mana dia tidak akan dahaga sesudah itu selamanya, dan seakan-akan ia tidak pernah bermaksiat kepada Allah sekejap pun. 
وَمَنْ تَصَدَّقَ فِيْهِ بِصَدَقَةٍ فَكَأَنَّمَا لَمْ يَرُدَّ سَائِلا قَطُّ
Barangsiapa bersedekah dengan suatu sedekah pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia tidak pernah menolak seorang pun yang meminta-minta.

وَمَنِ اغْتَسَلَ وَتَطَهَّرَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَمْرَضْ فِيْ سَنَتِهِ إِلَّا مَرَضَ الْمَوْتِ .
Barangsiapa mandi pada hari Asyura’, maka ia tidak akan mengalami sakit apapun kecuali kematian 
وَمَنْ مَسَحَ فِيْهِ عَلَى رَأْسِ يَتِيْمٍ أَوْ أَحْسَنَ إِلَيْهِ فَكَأَنَّمَا أَحْسَنَ إِلَى أَيْتَامِ وَلَدِ آدَمَ كُلِّهِمْ .
Barangsiapa tangannya mengusap kepala anak yatim atau berbuat baik kepadanya, maka seakan-akan ia ia telah berbuat baik kepada semua anak yatim bani Adam. 
وَمَنْ عَادَ مَرِيْضًا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا عَادَ مَرْضَى أَوْلَادِ آدَمَ كُلِّهِمْ .
Dan barangsiapa menjenguk orang sakit pada hari Asyura’, maka seakan-akan ia telah menjenguk semua orang sakit dari keturunan nabi Adam. 
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ الْعَرْشَ، وَاللَّوْحَ، وَالْقَلَمَ
Pada hari Asyura’ Allah menciptakan ‘Arasy, Lauh, Qalam, 
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ خَلَقَ اللهُ فِيْهِ جِبْرِيْلَ، وَرَفَعَ فِيْهِ عِيْسَى
dan hari itu Allah menciptakan Jibril, dan mengangkat nabi Isa 
وَهُوَ الْيَوْمُ الَّذِيْ تَقُوْمُ فِيْهِ السَّاعَةُ
dan pada hari itu terjadinya kiamat 
(Sumber Kitab I’AANATUTHTHALIBIN juz II halaman 267) 
Riwayat diatas juga termaktub dalam kitab al Ghunyah Lithaalibii Thariiqil Haqqi ‘Azza Wa Jalla (juz II halaman 88 dengan lafazh yang berbeda, dan diriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas 
Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Al Quds (wafat tahun 1363 H) berkata dalam Kitab Kanzunnajah Wassuruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur halaman 20 s/d 24 dan 42 s/d 46 
.....فَاعْمَلْ يـَا أَخِيْ بِـكُلِّ مَا فِيْ هَذَا الْكِتَابِ [كَنْزِ النَّجَاحِ وَالسُّرُوْرِ، مِنَ الْأَدْعِيَةِ الَّتِيْ تَشْرَحُ الصُّدُوْرَ] فَإِنَّهَا كَثِيْرَةُ الْفَوَائِدِ
…..maka amalkanlah, wahai saudaraku, doa-doa yang terdapat dalam kitab ini, Kanzunnajaah wassuruur minal ad’iyati allatii tasyrahushshuduur.
Karena doa-doa tersebut banyak faedahnya……… 
وَاعْمَلْ بِهَذَا الْمَطْلَبِ، وإِنَّمَا الَّذِيْ يَضُرُّكَ لَوْ اِعْتَقَدْتَ مَعَ الْعَمَلِ بِهَا ثُبُوْتَ وُرُوْدِهَا عَنِ النَّبِيِّ الْأَفْخَمِ، لِئَلَّا تَنْسِبَ إلَيْهِ مَا لَمْ يَقُلْهُ صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَدْخُلَ فِي الْحَدِيْثِ الْوَارِدِ عَنِ نَبِيِّنَا الْمُخْتَارِ؛ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Amalkanlah anjuran ini.
Adapun yang membahayakan anda adalah ketika anda meyakini terbukti datangnya doa-doa tersebut dari Nabi yang agung (shallallaahu ‘alaihi wasallam) , agar anda tidak menisbatkan sesuatu yang tidak disabdakan oleh beliau shallallaahu Ta’ala ‘alaihi wasallam, maka anda masuk didalam hadits yang datang dari Nabi kita yang terpilih:
“Barang siapa berdusta atas saya dengan sengaja maka hendaklah dia menempatkan tempat duduknya di neraka” 
فَاعْمَلْ بِهَا حِيْنَئِذٍ مُعْتَمِدًا عَلَى اللهِ، غَيْرَ مُلْتَفِتٍ إِلَى مَا سِوَاهُ،
Maka amalkanlah doa-doa tersebut,dengan bergantung kepada Allah, tanpa memperdulikan lain-Nya 
لَا عَلَى أَنَّهَا مَرْوِيَّةٌ يَقِيْنًا عَنِ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى التَّسْلِيْمِ،
Bukan meyakini doa-doa tersebut dari Nabi yang mulia –‘alaihi afdhalushshalaati wa azkattasliim- 
اِقْتِدَاءً بِالسَّلَفِ الصَّالِحِ الَّذِيْنَ كَانُواْ يَفْعَلُوْنَهَا، وَيَحُضُّوْنَ عَلَيْهَا، تَبَرُّكًا بِعَمَلِهِمْ النَّاجِحِ،
Karena mengikuti salaf shalih yang mana mereka mengamalkannnya dan menganjurkannya, karena tabarruk dengan amal mereka yang sukses 
وَتَأَسِّيًا بِالسَّادَةِ الصُّوْفِيَّةِ،
Dan karena meneladani saadat ulama sufi 
وَامْتِثَالًا لِقَوْلِ مَنْ أَوْصَى بِهَا، وَتَيَمُّنًا بِأَفْعَالِهِمْ اَلْمَرْضِيَّةِ،
Dan karena mematuhi ucapan ulama yang berpesan dengan doa-doa tersebut, karena ‘ngalap barokah’ dengan af’al mereka yang diridhai 
نَفَعَنَا اللهُ تَعَالَى بِهِمْ أَجْمَعِيْنَ، وَوَفَّقَنَا وَإِيَّاكَ لِمَا يُحِبُّهُ وَيَرْضَاهُ آمِيْنَ.
Semoga Allah Ta’ala memberi manfaat kepada kami dengan mereka semuanya.
Dan semoga Allah menolong kami dan anda kepada apa yang dicinta-Nya dan diridhai-Nya.
Amin.

Kitab kanzunnajah hari asyuro

Kitab Kanzunnajah Wassuruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur halaman karya Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Al Quds (wafat tahun 1363 H) halaman 20 s/d 24 dan 42 s/d 46 
Syeikh Abul Hamid berkata: 
.....فَاعْمَلْ يـَا أَخِيْ بِـكُلِّ مَا فِيْ هَذَا الْكِتَابِ [كَنْزِ النَّجَاحِ وَالسُّرُوْرِ، مِنَ الْأَدْعِيَةِ الَّتِيْ تَشْرَحُ الصُّدُوْرَ] فَإِنَّهَا كَثِيْرَةُ الْفَوَائِدِ
…..maka amalkanlah, wahai saudaraku, doa-doa yang terdapat dalam kitab ini, Kanzunnajaah wassuruur minal ad’iyati allatii tasyrahushshuduur.
Karena doa-doa tersebut banyak faedahnya……… 
وَاعْمَلْ بِهَذَا الْمَطْلَبِ، وإِنَّمَا الَّذِيْ يَضُرُّكَ لَوْ اِعْتَقَدْتَ مَعَ الْعَمَلِ بِهَا ثُبُوْتَ وُرُوْدِهَا عَنِ النَّبِيِّ الْأَفْخَمِ، لِئَلَّا تَنْسِبَ إلَيْهِ مَا لَمْ يَقُلْهُ صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَدْخُلَ فِي الْحَدِيْثِ الْوَارِدِ عَنِ نَبِيِّنَا الْمُخْتَارِ؛ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ 
Amalkanlah anjuran ini.
Adapun yang membahayakan anda adalah ketika anda meyakini terbukti datangnya doa-doa tersebut dari Nabi yang agung (shallallaahu ‘alaihi wasallam) , agar anda tidak menisbatkan sesuatu yang tidak disabdakan oleh beliau shallallaahu Ta’ala ‘alaihi wasallam, maka anda masuk didalam hadits yang datang dari Nabi kita yang terpilih:
“Barang siapa berdusta atas saya dengan sengaja maka hendaklah dia menempatkan tempat duduknya di neraka” 
فَاعْمَلْ بِهَا حِيْنَئِذٍ مُعْتَمِدًا عَلَى اللهِ، غَيْرَ مُلْتَفِتٍ إِلَى مَا سِوَاهُ،
Maka amalkanlah doa-doa tersebut,dengan bergantung kepada Allah, tanpa memperdulikan lain-Nya 
لَا عَلَى أَنَّهَا مَرْوِيَّةٌ يَقِيْنًا عَنِ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى التَّسْلِيْمِ،
Bukan meyakini doa-doa tersebut dari Nabi yang mulia –‘alaihi afdhalushshalaati wa azkattasliim- 
اِقْتِدَاءً بِالسَّلَفِ الصَّالِحِ الَّذِيْنَ كَانُواْ يَفْعَلُوْنَهَا، وَيَحُضُّوْنَ عَلَيْهَا، تَبَرُّكًا بِعَمَلِهِمْ النَّاجِحِ،
Karena mengikuti salaf shalih yang mana mereka mengamalkannnya dan menganjurkannya, karena tabarruk dengan amal mereka yang sukses 
وَتَأَسِّيًا بِالسَّادَةِ الصُّوْفِيَّةِ،
Dan karena meneladani saadat ulama sufi 
وَامْتِثَالًا لِقَوْلِ مَنْ أَوْصَى بِهَا، وَتَيَمُّنًا بِأَفْعَالِهِمْ اَلْمَرْضِيَّةِ،
Dan karena mematuhi ucapan ulama yang berpesan dengan doa-doa tersebut, karena ‘ngalap barokah’ dengan af’al mereka yang diridhai 
نَفَعَنَا اللهُ تَعَالَى بِهِمْ أَجْمَعِيْنَ، وَوَفَّقَنَا وَإِيَّاكَ لِمَا يُحِبُّهُ وَيَرْضَاهُ آمِيْنَ. 
Semoga Allah Ta’ala memberi manfaat kepada kami dengan mereka semuanya.
Dan semoga Allah menolong kami dan anda kepada apa yang dicinta-Nya dan diridhai-Nya.
Amin. 
BACAAN & DOA 
Pertama:
MEMBACA HASBALAH 
وَمِنَ الْمَطْلُوْبِ فِيْ يَوْمِهِ أَيْضًا: أَنْ يُشْغِلَهُ بِالتَّضَرُّعِ وَالْإِبْتِهَالِ، سِيَّمَا بِالْحَسْبَلَةِ وَالتَّسْبِيْحِ الْآتِيْ لَفْظُهُمَا؛ فَإِنَّ فِيْهِمَا فَائِدَةً عَظِيْمَةً، وَعَائِدَةً فَخِيْمَةً
Diantara yang dianjurkan pada hari Asyura adalah agar menyibukkan diri dengan merendahkan diri dan memohon sungguh-sungguh (kepada Allah) apalagi dengan membaca HASBALAH dan TASBIH berikut ini, karena didalam keduanya ada faidah yang agung dan kemanfaan yang besar 
فَقَدْ ذَكَرَ الْعَلَّامَةُ الدَّيْرَبِيُّ فِيْ فَوَائِدِهِ، وَسَيِّدِيْ مُحَمَّدْ اَلْأَمِيْرُ الصَّغِيْرُ فِيْ رِسَالَتِهِ فِي الْفَضَائِلِ الْعَاشُوْرِيَّةِ، نَقْلًا عَنِ الْعَلَّامَةِ الْأَجْهُوْرِيِّ
Al Allamah Imam Ad Dairabi berkata dalam Fawa`idnya, dan Sayyidii Muhamma Al Amir Ash Shagier dalam risalahnya, al fadha`il al ‘Asyuriyyah, mengutip dari al Allamah al Ajhuri: 
– أَنَّ مَنْ قَالَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ،نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ . سَبْعِيْنَ مَرَّةً كَفَاهُ اللهُ تَعَالَى شَرَّ ذَلِكَ الْعَامِ 
Barang siapa pada hari Asyura membaca: 
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ،نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ . 
HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULAA WA NI’MANNASHIIR
Allah yang mencukupi kami, dan Dialah sebaik-baik Yang mengurusi, sebaik-baik Pemimpin dan sebaik-baik Penolong
70 kali, maka Allah akan mencegah dia dari keburukan tahun tersebut 
Kedua:
MEMBACA TASBIH, TAHMID, TAKBIR, HAUQALAH DAN DOA 
وَقَالَ فِيْ فَتْحِ الْبَارِيْ: كَلِمَاتٌ مَنْ قَالَهَا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ وَهِيَ:
Dan berkata dalam Fat_hul Baari:
Beberapa kalimah, barang siapa membacanya pada hari Asyura maka hatinya tidak mati.
Kalimah-kalimah tersebut ialah: 
سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ ،
وَالْحَمْدُ لِلّهِ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ
وَاللهُ أَكْبَرُ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ
لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْ اللهِ إلَّا إلَيْهِ
سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا
وَالْحَمْدُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا

وَاللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا
أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ،
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ 
SUBHAANALLAAH MIL`AL MIIZAAN WAMUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHARRIDHAA WA ZINATAL ‘ARSYI 
WALHAMDULILLAAH MIL`AL MIIZAAN WAMUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHARRIDHAA WA ZINATAL ‘ARSYI 
WALLAAHU AKBAR MIL`AL MIIZAAN WAMUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHARRIDHAA WA ZINATAL ‘ARSYI 
LAA MALJA`A WALAA MANJAA ILLAA ILAIH 
SUBHAANALLAAH ‘ADADASYSYAF’I WALWATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAAHITTAAMMAATI KULLIHAA 
WALHAMDULILLAAH ‘ADADASYSYAF’I WALWATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAAHITTAAMMAATI KULLIHAA 
WALLAAHU AKBAR ‘ADADASYSYAF’I WALWATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAAHITTAAMMAATI KULLIHAA 
AS`ALUKASSALAAMAH BIRAHMATIKA YAA ARHAMARRAAHIMIIN WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘AZHIIM 
WASHALLALLAAHU TA’AALAA ‘ALAA SAYYIDINAAMUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WASHAHBIHII AJMA’IIN
WALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN 
Ketiga:
BERDOA 
وَرَأَيْتُ بِخَطِّ بَعْضِهِمْ أَنَّ مِمَّا يُطْلَبُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ هَذَا الدُّعَاءَ
Aku melihat tulisan sebagian Ulama, bahwasanya diantara perkara yang dianjurkan pada hari Asyura ialah doa ini: 
اَللَّهُمَّ يَا مُفَرِّجَ كُلِّ كَرْبٍ، وَيَا مُخْرِجَ ذِي النُّونِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَيَا جَامِعَ شَمْلِ يَعْقُوبَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَيَا غَافِرَ ذَنبِ دَاوُدَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَيَا كَاشِفَ ضُرِّ أَيُّوبَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَيَا سَامِعَ دَعْوَةِ مُوسَى وَهَارُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَيَا خَالِقَ رُوحِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَبِيبِكَ وَمُصْطَفَاكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَيَا رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ، 
ALLAAHUMMA YAA MUFARRIJA KULLI KARBIN
WA YAA MUKHRIJA DZINNUUNI YAUMA ‘AASYUURAA`
WA YAA JAAMI’A SYAML YA’QUUBA YAUMA ‘AASYUUYAA`
WA YAA GHAAFIRA DZANBI DAAWUUDA YAUMA ‘AASYUUYAA`
WA YAA KAASYIFA DHURRI AYYUUBA YAUMA ‘AASYUUYAA`
WA YAA SAAMI’A DA’WATI MUUSAA WA HAARUUNA YAUMA ‘AASYUUYAA`
WA YAA KHAALIQA RUUHI SAYYIDINAA MUHAMMADINSHALLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAM YAUMA ‘AASYUUYAA` 
إِقْضِ حَاجَاتِنَا فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَأَطِلْ أَعْمَارَنَا فِي طَاعَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَرِضَاكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، وَأَحْيِنَا حَيَاةً طَيِّبَةً، وَتَوَفَّنَا عَلَى اْلإِسْلاَمِ وَاْلإِيمَانِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، 
IQDHI HAAJAATINAA FIDDUNYAA WAL AAKHIRAH
WA ATHIL A’MAARANAA FII THAA’ATIKA WAMAHABBATIKA WARIDHAAKA
YAA ARHAMARRAAHIMIIN
WA AHYINAA HAYAATAN THAYYIBAH
WATAWAFFANAA ‘ALAL ISLAAMI WAL IIMAAN
YAA ARHAMARRAAHIMIIN\ 
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. 
WASHALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHII WASHAHBIHII WASALLAM
WALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN 
“Ya Allah, Yang melepaskan setiap kesulitan, wahai Yang mengeluarkan Dzinnuun (Nabi Yunus) pada hari Asyura, wahai Yang mengumpulkan keluarga Nabi Ya’qub pada hari Asyura, wahai Yang mengampuni Nabi Dawud pada hari Asyura, wahai Yang melepaskan kesulitan Nabi Ayyub pada hari Asyura, wahai Yang mendengar doa Nabi Musa dan Nabi Harun pada hari Asyura, wahai Yang menjadikan roh penghulu kita, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam , kekasih dan pilihan-Mu pada hari Asyura, wahai Tuhan dunia dan akhirat, Tiada Tuhan selain Engkau, 
Tunaikanlah hajat-hajat kami di dunia dan akhirat, dan panjangkanlah umur kami dalam ketaatan kepada-Mu,mahabbah (kepada)-Mu dan keredhaan-Mu, wahai Yang Pengasih di antara yang mengasihi. Dan hidupkanlah kami dengan kehidupan yang baik, dan matikanlah kami dalam agama Islam dan iman, wahai Yang Pengasih di antara yang mengasihi..
Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam atas penghulu kita, Nabi Muhammad dan ke atas keluarga dan sahabat beliau, dan segala pujian bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.”

Kitab gunyah tentang Asyuro'

Dari kitab Al Ghunyah Lithaalibii Thariiqil Haqqi ‘Azza Wa Jalla, karya Syaikh ‘Abdul Qadir bin Abi Shalih al Jilani (wafat tahun 561 H) juz II halaman 90 s/d 92, cetakan Daar al Kutub al ‘Ilmiyyah, Beirut Lebanon: 

فَصْلٌ) وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ رَحِمَهُمُ اللهُ فِيْ تَسْمِيَتِهِ بِيَوْمِ عَاشُوْرَاءَ
(Fashal)
Ulama –rahimahumullaah- berbeda pendapat mengenai dinamakannya hari Asyura 

فَقَالَ أَكْثَرُهُمْ إِنَّمَا سُمِّيَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ لِأَنَّهُ عَاشِرُ يَوْمٍ مِنْ أَيَّامِ الْمُحَرَّمِ

Mayoritas ulama mengatakan bahwasanya dinamakan hari Asyura karena hari tersebut merupakan hari kesepuluh Muharram 

قَالَ بَعْضُهُمْ : إِنَّمَا سُمِّيَ عَاشُورَاءَ لِأَنَّهُ عَاشِرُ الْكَرَامَاتٍ الَّتِيْ أَكْرَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَذِهِ الْأُمّةَ بِهَا وَهِيَ

Sebagian Ulama berpendapat dinamakan Asyura karena hari itu merupakan kesepuluhnya karamah yang mana Allah memulyakan umat ini dengannya.
Kesepuluh karamah tersebut ialah: 

أَوَّلُهَا رَجَبٌ وَهُوَ شَهْرُ اللهِ تَعَالَى الْأَصَمُّ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُّهُورِ كَفَضْلِ هَذِهِ الْأُمَّةِعَلَى سَائِرِ الْأُمَم

Pertama
RAJAB
Rajab adalah bulan Allah yang Ashamm (yang tuli, maksudnya dalam bulan Rajab tidak terdengar hiruk-pikuknya peperangan)
Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya umat ini atas semua umat 

اَلثَّانِيَةُ شَهْرُ شَعْبَانَ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُّهُورِ كَفَضْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ

Kedua
Bulan SYA’BAN
Keutamaan bulan Sya’ban atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam atas nabi-nabi lain 

وَالثَّالِثَةُ شَهْرُ رَمَضَانُ وَفَضْلُهُ عَلَي سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ تَعَالَي عَلَى خَلْقِهِ

Ketiga
Bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan Ramadhan atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya Allah Ta’ala atas makhluq_Nya 

وَالرَّابِعَةُ لَيْلَةُ الْقَدْرِ وَهِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Keempat
LAILATUL QADAR
Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan
 
وَالْخَامِسَةُ يَوْمُ الْفِطْرِ وَهُوَ يَوْمُ الْجَزَاءِ الْأَوْفَي

Kelima
Hari FITHRI
Hari fitri (hari raya Fitri) adalah hari jaza` (pembalasan) yang sempurna 

وَالسَّادِسَةُ أَيَّامُ الْعَشْرِ وَهِيَ أَيَّامُ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَي

Keenam
Hari-hari Sepuluh (maksudnya sepuluh awal bulan Dzul Hijjah)
Hari-hari sepuluh adalah hari berdzikir kepada Allah Ta'ala 

وَالسَّابِعَةُ يَوْمُ عَرَفَةَ وَصَوْمُهُ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

Ketujuh
Hari ARAFAH
Puasa hari Arafah adalah kaffarat dua tahun 

وَالثَّامِنَةُ يَوْمُ النَّحْرِ وَهُوَ يَوْمُ الْقُرْبَانِ

Kedelapan
Hari NAHR (Iedul adha)
Hari Nahr adalah hari Qurban 

وَالتَّاسِعَةُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ سَيِّدُ الْأَيَّامِ

Kesembilan
Hari JUMAT
Hari Jumat adalah sayyidul ayyaam 

وَالْعَاشِرَةُ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَصَوْمُهُ كَفَّارَةُ سَنَةٍ

Kesepuluh
Hari ASYURA
Puasa hari Asyura adalah kaffarat satu tahun 

فَلِكُلِّ وَقْتٍ مِنْ هَذِهِ الْأَوْقَاتِ كَرَامَاتٌ جَعَلَهَا اللهُ تَعَالَى لِهَذِهِ الْأُمَّةِ تَكْفِيرًا لِذُنُوبِهِمْ ، وَتَطْهِيرًا لِخَطَايَاهُمْ

(Dengan demikian), maka setiap waktu ini mempunyai karamah yang dijadikan oleh Allah Ta’ala bagi umat ini sebagai penebus dosa-dosa mereka dan mensucikan kesalahan-kesalahan mereka

Minggu, 08 September 2019

10 MUHARROM

~<( 10 MUHARRAM )>~

Bulan Muharram merupakan salah satu dari bulan bulan yang dimuliakan (al-syharu al-hurum) oleh Allah SWT.

Dengan kemuliaanya itu tentunya di dalamnya banyak fadhilah-fadhilah dan keutamaan yang tidak ada di dalam bulan lainya. Selain doa awal dan akhir tahun , puasa, bersedekah dan sholat sunah, di dalamya ada keistimewaan yang lebih dari semua itu, yaitu adanya yaumul asyura’ atau hari ke 10 di bulan Muharram.

Di dalam bulan Muharram sendiri ada istilah yaumul asyri(hari sepuluh) dan ada istilah yaumul ‘asyir (hari kesepuluh).

Dua kalimat tersebut walaupun mirip dan terbentuk dari akar kata yang sama tetapi memiliki maksud dan pengertian yang berbeda. Yaumul asyri artinya hari sepuluh yaitu hari mulai tanggal satu sampai tanggal sepuluh . Sedangakan yaumul asyir artinya hari kesepuluh atau hari pada saat itu tanggal 10 Muharram yang biasanya di sebut hari asyura’. Sedangkan asyura’ sendiri berasal dari kata asyrun yang artinya sepuluh.

Ada pendapat lain mengapa di namakan asyura’ karena pada hari itu Allah SWT telah memulyakan sepuluh nabinya dengan sepuluh keistimewaan.

Pertama, Allah telah menerimanya taubatnya Nabi Adam as.

Kedua, Allah telah mengangkat Nabi Idris as. ke tempat yang mulia.

Ketiga, Allah telah menyelamat Nabi Nuh as. dan kaumnya dari banjir bandang.

Keempat, Allah telah menyelamatkan Nabi Ibrahim atas api yang membara dari pembakaran Raja Namrudz, kemudian diangkat menjadi Khalilullah (kekasih allah).

Kelima, Allah telah menerimanya taubatnya Nabi Dawud as.

Keenam, Allah telah menyelamatkan Nabi Musa as. dan umatnya dari kejaran Raja Fira’un. Pada hari itu juga Fir’aun ditelenggelamkan Allah ke dalam laut merah.

Ketujuh, Allah telah menyelmatkan Nabi Yunus as. dan mengeluarkanya dari perut ikan.

Kedelapan, Allah telah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman as.

Kesembilan, Allah telah mengangkat Nabi Isa ke langit.

Kesepuluh, Allah memberikan jaminan pengampunan pada Nabi Muhammad Saw baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.

*****

Selain yang disebutkan diatas ada pendapat lain yang mengatakan bahwa nama asyura’ disematkan karena menjadi urutan ke-10 dari 10 keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw. Sepuluh keistimewaan itu antara lain:

Dari kitab Al Ghunyah Lithaalibii Thariiqil Haqqi ‘Azza Wa Jalla, karya Syaikh ‘Abdul Qadir bin Abi Shalih al Jilani (wafat tahun 561 H) juz II halaman 90 s/d 92, cetakan Daar al Kutub al ‘Ilmiyyah, Beirut Lebanon: 

فَصْلٌ) وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ رَحِمَهُمُ اللهُ فِيْ تَسْمِيَتِهِ بِيَوْمِ عَاشُوْرَاءَ
(Fashal)
Ulama –rahimahumullaah- berbeda pendapat mengenai dinamakannya hari Asyura 

فَقَالَ أَكْثَرُهُمْ إِنَّمَا سُمِّيَ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ لِأَنَّهُ عَاشِرُ يَوْمٍ مِنْ أَيَّامِ الْمُحَرَّمِ

Mayoritas ulama mengatakan bahwasanya dinamakan hari Asyura karena hari tersebut merupakan hari kesepuluh Muharram 

قَالَ بَعْضُهُمْ : إِنَّمَا سُمِّيَ عَاشُورَاءَ لِأَنَّهُ عَاشِرُ الْكَرَامَاتٍ الَّتِيْ أَكْرَمَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ هَذِهِ الْأُمّةَ بِهَا وَهِيَ

Sebagian Ulama berpendapat dinamakan Asyura karena hari itu merupakan kesepuluhnya karamah yang mana Allah memulyakan umat ini dengannya.
Kesepuluh karamah tersebut ialah: 

أَوَّلُهَا رَجَبٌ وَهُوَ شَهْرُ اللهِ تَعَالَى الْأَصَمُّ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُّهُورِ كَفَضْلِ هَذِهِ الْأُمَّةِعَلَى سَائِرِ الْأُمَم

Pertama
RAJAB
Rajab adalah bulan Allah yang Ashamm (yang tuli, maksudnya dalam bulan Rajab tidak terdengar hiruk-pikuknya peperangan)
Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya umat ini atas semua umat 

اَلثَّانِيَةُ شَهْرُ شَعْبَانَ وَفَضْلُهُ عَلَى سَائِرِ الشُّهُورِ كَفَضْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ

Kedua
Bulan SYA’BAN
Keutamaan bulan Sya’ban atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam atas nabi-nabi lain 

وَالثَّالِثَةُ شَهْرُ رَمَضَانُ وَفَضْلُهُ عَلَي سَائِرِ الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ تَعَالَي عَلَى خَلْقِهِ

Ketiga
Bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan Ramadhan atas bulan-bulan lainnya seperti utamanya Allah Ta’ala atas makhluq_Nya 

وَالرَّابِعَةُ لَيْلَةُ الْقَدْرِ وَهِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Keempat
LAILATUL QADAR
Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan
 
وَالْخَامِسَةُ يَوْمُ الْفِطْرِ وَهُوَ يَوْمُ الْجَزَاءِ الْأَوْفَي

Kelima
Hari FITHRI
Hari fitri (hari raya Fitri) adalah hari jaza` (pembalasan) yang sempurna 

وَالسَّادِسَةُ أَيَّامُ الْعَشْرِ وَهِيَ أَيَّامُ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَي

Keenam
Hari-hari Sepuluh (maksudnya sepuluh awal bulan Dzul Hijjah)
Hari-hari sepuluh adalah hari berdzikir kepada Allah Ta'ala 

وَالسَّابِعَةُ يَوْمُ عَرَفَةَ وَصَوْمُهُ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

Ketujuh
Hari ARAFAH
Puasa hari Arafah adalah kaffarat dua tahun 

وَالثَّامِنَةُ يَوْمُ النَّحْرِ وَهُوَ يَوْمُ الْقُرْبَانِ

Kedelapan
Hari NAHR (Iedul adha)
Hari Nahr adalah hari Qurban 

وَالتَّاسِعَةُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ سَيِّدُ الْأَيَّامِ

Kesembilan
Hari JUMAT
Hari Jumat adalah sayyidul ayyaam 

وَالْعَاشِرَةُ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَصَوْمُهُ كَفَّارَةُ سَنَةٍ

Kesepuluh
Hari ASYURA
Puasa hari Asyura adalah kaffarat satu tahun 

فَلِكُلِّ وَقْتٍ مِنْ هَذِهِ الْأَوْقَاتِ كَرَامَاتٌ جَعَلَهَا اللهُ تَعَالَى لِهَذِهِ الْأُمَّةِ تَكْفِيرًا لِذُنُوبِهِمْ ، وَتَطْهِيرًا لِخَطَايَاهُمْ

(Dengan demikian), maka setiap waktu ini mempunyai karamah yang dijadikan oleh Allah Ta’ala bagi umat ini sebagai penebus dosa-dosa mereka dan mensucikan kesalahan-kesalahan mereka

Tradisi di Yaumul Asyura’

Puasa Asyura’

Dalam kitab irsyadul ibad syekh zainuddin al-Malibari menuliskan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Syaikhan (Bukhari dan Muslim). Dari Ibnu Abbas ra berkata pada saat Rasulullah datang ke Madinah beliau menemui orang-orang Yahudi yang sedang berpuasa pada hari asyura’, Rasulullah berkata “hari apa ini ..?” Orang Yahudi menjawab ini hari yang baik, pada hari ini Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Nabi Muhammad Saw bersabda:

فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوْسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ أَصْحَابَهُ بِصِيَامِهِ

“Kita lebih benar dan lebih utama dari Musa dari kalian. Maka Musa puasa pada hari itu, dan memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk puasa”

Dalam hadits lain berbunyi:

انَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

“Aisyah ra. berkata Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)

Melihat beberapa keistimewaan dari puasa ayura’ di atas, sudah sepatutnya kita sebagai orang muslim yang beriman bisa melakukan apa yang sudah dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw , walapun secara hukum puasa tersebut termasuk kategori puasa sunnah.

Bagaimana dengan puasa tasu’a? Tidak hanya puasa pada hari kesepuluh saja, alangkah baiknya jika diikuti dengan puasa pada hari sebelumya (tasu’a) hari kesembilan atau sesudahnya dihari kesebelas.

Ibnu abbas berkata “Berpuasalah pada hari asyura’ dan berbedalah dengan orang yahudi. Berpuasalah sehari sebelum asyura’ dan sehari sesudahnya.” (HR Ahmad)

Dalam riwayat Imam Baihaqi disebutkan:

صُوْمُوْا التَّاسِعُ وَالْعَاشِرُ وَلَا تُشَبِّهُوْا بِالْيَهُوْدِ

“Berpuasalah pada hari tasu’a dan asyura’ dan janganlah kalian semua menyerupai orang-orang yahudi.”

Doa Pada Malam Asyura’

Doa merupakan wujud pengahambaan kita kepada Allah Swt. Dengan doa kita berarti membutuhkan pertolongan Dzat yang Maha Menolong. Namun sebaliknya kalau kita enggan berdoa maka kita termasuk orang yang menyombongkan diri. Dan doa merupakan saif (pedang) bagi orang yang beriman. Termasuk tradisi yang sudah dihidupkan oleh ulama ulama salaf yaitu menghidupkan malam asyura’ dengan dzikir dan doa.

Barang siapa yang mengerjakan ibadah pada malam asyura’ , maka dia seakan-akan beribadah kepada Allah seperti beribadahnya semua mahluk yang berada di tujuh langit. Hal ini sebagai mana yang disebutkan dalam kitab I’anatu al-Tholibin. al-Allamah al-Dairobi dan Sayid Muhammad al-Amir menukil keterangan Imam al-Ajhuri yang mengatakan bahwa “Barang siapa yang pada malam atau hari asyura’ membaca wirid

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ 

tujuh puluh kali 70x Insya Allah sepanjang tahun akan di lindungi oleh allah dari musibah dan hal yang buruk.

Adapun doa pada malam asyura’ seperti berikut ini

بسم الله الرحمن الرحيم وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَمْ سُبْحَانَ الله مِلأَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَىَ الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الِّرضَى وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْ اللهِ إِلّاَ إِلَيْهِ. سُبْحَانَ الله عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَالِمَاتِهِ التَّامَّاتِ كُالِّهَا، أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ كُلِّهَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَامَ الرَّاحِمِيْنَ، وَلاَ حَوْلَا وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ حَسْبِى وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمض الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى نَبِيِّنَا خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ

Memberi Nafkah Yang Lebih Istimewa

Salah satu tradisi yang dilakukan oleh ulama salaf pada hari asyura’ yaitu memberi nafkah yang lebih kepada orang yang wajib diberi nafkah. Maksudnya bagi kepala keluarga alangkah baiknnya pada hari asyura’ ini, menyajikan menu yang spesial,yang lebih enak dan lezat dari hari selainnya. Imam al-Thabrani dan Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ سَنَتِهِ كُلِّهَا

“Barangsiapa memberi kelonggaran (nafkah) pada keluarganya pada hari a syura, niscaya Allah akan memberikan kelonggaran(rizki) kepadanya sepanjang tahun”.

Ada kisah menarik dari seorang ulama’ yang membuktikan tentang keabsahan hadits itu. Yaitu Sufyan bin Uyainah. Dia berkata “Saya telah mencoba dan mengamalkan hadits tersebut selama kurang lebih 50 tahun atau 60 tahun, dan hal itu benar dan mujarabnya benar.”

Bersedekah

Sebenarnya untuk tradisi bersedekah ini tidak harus pada hari asyura’. Karena sedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Semakin banyak bersedekah semakin banyak pula kebaikan yang akan kita terima. Sedekah juga diyakini bisa menolak dari bahaya (bala’) yang menimpa diri orang yang mengamalkanya.

Pada hari asyura’ ini ada keistimewaan dan kelebihan bagi orang yang mau bersedekah. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Madiny dari Ibnu Umar berkata:

مَنْ صَامَ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا صَامَ السَّنَةَ ، وَمَنْ تَصَدّقَ فِيْهِ كَانَ كَصَدَّقَةٍ السَّنَةِ

“Barang siapa berpuasa pada hari asyura’ seakan akan s eperti puasa satu tahun. Dan barangsiapa bershodaqoh pada hari asyura’ maka seperti shodaqoh satu tahun”.