Minggu, 04 Desember 2016

Syafaat Rosulullah

Ketika Rasulullah SAW Memberikan Syafaat Kepada Ummatnya di Hari Kiamat
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Ini adalah sekelumit “kisah masa depan”, ketika seluruh manusia berkumpul di hari kiamat. Kisah ini disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya. Dalam kisah itu diceritakan bahwa Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka, dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya.
Lalu di antara mereka ada yang berkata, “Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafa’at kepada Rabb kalian?”
Yang lainnya lalu menimpali, “Bapak kalian adalah Adam AS.”
Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafa’ti kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?”
Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh AS.”
Lalu mereka segera pergi menemui Nuh AS dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (abdan syakuro), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafa’at menghadap Rabb-mu?”
Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabbku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah aku gunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim AS!”Lalu mereka segera menemui Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi, syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa kami?”
Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Musa AS!”
Lalu mereka segera pergi ke Musa, dan berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Isa AS!”
Lalu mereka pergi menemui Isa, dan berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara kepada manusia semasa dalam gendongan. Berilah syafa’at kepada kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Maka Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW!”
Akhirnya mereka mendatangi Muhammad SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafa’atilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”
Lalu Nabi Muhammad SAW pergi menuju bawah ‘Arsy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan kepadanya dari puji-pujian-Nya, dan indahnya pujian atas-Nya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorangpun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah SWT berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafa’at niscaya akan dikabulkan!”
Maka Muhammad SAW mengangkat kepalanya dan berkata, “Ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku, ummatku wahai Rabb-ku!”
Lalu disampaikan dari Allah kepadanya, “Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surga, dan mereka adalah ikut memiliki hak bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu surga.”
***
Di dalam kisah ini, Rasulullah SAW juga menceritakan bahwa lebar jarak antara kedua sisi pintu surga itu, bagaikan jarak Makkah dan Hajar, atau seperti jarah Makkah dan Bushro. Hajar adalah nama kota besar pusat pemerintahan Bahrain. Sedangkan Bushro adalah kota di Syam. Bisa kita bayangkan, betapa tebalnya pintu-pintu surga itu..
Itulah sekelumit kisah masa depan ketika hari kiamat. Pada hari itu, Rasulullah SAW memberi syafa’at kepada ummatnya. Pada hari itu Rasulullah SAW menjadi sayyid (tuan)nya manusia. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Maraji’ : Hadits Riwayat Bukhari – Muslim.

Sabtu, 19 November 2016

Siapakah.....?

Siapa kah.............?
**********************
*Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang paling sibuk adalah orang yang tidak mengambil berat akan waktu solatnya
seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s.
***
Siapakah orang yang manis senyuman nya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia berkata “Inna lillahi wainna illaihi rajiuun.”
Lalu sambil berkata, “Ya Rabbi Aku redha dengan ketentuanMu ini”, sambil mengukir senyuman.
***
Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.
***
Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang yang tidak puas dengan nikmat yang ada dan senantiasa menumpuk-numpukkan harta.
***
Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.
***
Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.
***
Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan sejauh mata memandang.
***
Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikan lalu kuburnya menghimpitnya.
***
Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.
***
Semoga bermanfaat….
Silahkan SHARE ke orang-orang tercinta anda jika menurut anda bermanfaat.

Selasa, 08 November 2016

Munajat dalam keheningan

Munajat dalam keheningan
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Aku melihat seakan-akan diriku berada di tempat yang tinggi. Lalu aku bermunajat:
"Ilahi, manakah kondisi ruhani yang paling engkau cintai dan ucapan manakah yang paling benar menurut-Mu?
Amal manakah yang paling bisa menunjukkan kecintaan pada-Mu? Tolonglah aku dan tunjukkanlah diriku."
Maka dikatakan padaku: “Kondisi ruhani paling Kucintai adalah ridha disertai musyahadah;
sedangkan ucapan paling benar menurut-Ku adalah ucapan, Laa ilaaha illaLlah secara jernih.
Sementara amal yang paling bisa menunjukkan kecintaan-Ku adalah membenci dunia dan putus asa terhadap ahli dunia, disertai keselarasan dengan-Ku.”
***
Lepaskanlah dirimu dari berlebihan terhadap cinta dunia, tinggakanlah untuk terus menerus bermaksiat, langgengkanlah pada masalah rahmat laduniyah (dari sisi Allah), dan mohonlah pertolongan melalui rahmat itu pada segala tindakan, serta janganlah hatimu bergantung dengan sesuatu, maka engkau termasuk orang-orang yang sangat mendalam (dan benar) dalam ilmu, dimana rahasia batin dan ilmu tidak pernah hilang.
***
Apabila muncul gangguan hatimu berupa bisikan maksiat dan dunia, lemparkanlah bisikan itu di bawah dua telapak kakimu sebagai sesuatu yang hina, sekaligus sebagai refeksi zuhud, lalu penuhilah hatimu dengan ilmu dan petunjuk. Janganlah engkau menunda-nunda, yang bisa membuatmu tenggelam dalam kegelapannya dan anggota badanmu terlepas di sana, lalu engkau harus memeluknya, baik melalui hasrat, fikiran, kehendak dan gerakan.
Kala itu, lubuk hati menjadi terombang-ambing, dan seorang hamba “bagaikan telah disesatkan oleh syetan di pesawangan yang menakutkan dalam keadaan bingung, dia mempunyai sahabat-sahabat yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan):
“Marilah ikuti kami,”
katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk.”
Sedangkan petunjuk itu tidak akan pernah ada kecuali pada orang yang bertaqwa; tiada orang yang bertaqwa kecuali orang itu kontra terhadap dunia. Tiada orang yang kontra terhadap dunia kecuali orang yang menghina dirinya. Tidak ada orang yang menghina dirinya kecuali orang yang tahu akan dirinya. Tidak pula tahu orang yang tahu akan dirinya kecuali orang yang tahu Allah. Tidak ada yang mengenal Allah kecuali orang yang mencintai-Nya, dan tidak ada orang yang mencintai-Nya kecuali orang yang telah dipilih dan dikasihi Allah, dan antara dirinya terhalang dari hawwa dan nafsunya.

Ucapkanah: “Ya Allah, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang Maha Menghendaki, wahai Yang maha Perkasa, wahai Yang Maha Bijaksana, wahai Yang Maha Terpuji, wahai Tuhan, wahai Sang Raja, wahai Yang Ada, wahai Yang Memberi Petunjuk wahai Yang Maha Memberi nikmat. Limpahkanlah kepadaku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Memberi Anugerah, dan Engkau memberi nikmat pada hamba-Mu dengan nikmat agama dan nikmat hidayah, ”menuju jalan yang lurus, jalan Allah yang Dia pemilik apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah hanya kepada Allah lah segala urusan kembali,” melalui kemuliaan Nama Agung ini. Amin.”

Minggu, 23 Oktober 2016

Syair kerinduan

Syair-syair  Mahabbah Rabi’ah al-Adawiyah
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Syair-syair Cinta Rabi’ah al-Adawiyah berikut, dikutip dari buku Mahabbah Cinta Rabi’ah al-Adawiyah .
I
Alangkah sedihnya perasaan dimabuk cinta
Hatinya menggelepar menahan dahaga rindu
Cinta digenggam walau apapun terjadi
Tatkala terputus, ia sambung seperti mula
Lika-liku cinta, terkadang bertemu surga
Menikmati pertemuan indah dan abadi
Tapi tak jarang bertemu neraka
Dalam pertarungan yang tiada berpantai
II
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
Bagi-Mu pujian untuk semua itu
III
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpa-Mu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mu
Inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusian-Mu,
Andai Kau usir aku dari pintu-Mu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu
IV
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku
V
Aku mengabdi kepada Tuhan
bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku pada-Nya
Ya Allah, jika aku menyembah-Mu
karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembah-Mu
karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu
yang abadi padaku
VI
Alangkah buruknya,
Orang yang menyembah Allah
Lantaran mengharap surga
Dan ingin diselamatkan dari api neraka
Seandainya surga dan neraka tak ada
Apakah engkau tidak akan menyembah-Nya?
Aku menyembah Allah
Lantaran mengharap ridha-Nya
Nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya
Sudah cukup menggerakkan hatiku
Untuk menyembah-Mu
VII
Sulit menjelaskan apa hakikat cinta
Ia kerinduan dari gambaran perasaan
Hanya orang
yang merasakan dan mengetahui
Bagaimana mungkin
Engkau dapat menggambarkan
Sesuatu yang engkau sendiri bagai hilang
dari hadapan-Nya, walau ujudmu
Masih ada karena hatimu gembira yang
Membuat lidahmu kelu
VIII
Andai cintaku
Di sisimu sesuai dengan apa
Yang kulihat dalam mimpi
Berarti umurku telah terlewati
Tanpa sedikit pun memberi makna
IX
Tuhan, semua yang aku dengar
di alam raya ini, dari ciptaan-Mu
Kicauan burung, desiran dedaunan
Gemericik air pancuran
Senandung burung tekukur
Sepoian angin, gelegar guruh
Dan kilat yang berkejaran
Kini
Aku pahami sebagai pertanda
Atas keagungan-Mu
Sebagai saksi abadi, atas keesaan-Mu
dan
Sebagai kabar berita bagi manusia
Bahwa tak satu pun ada
Yang menandingi dan menyekutui-Mu
X
Bekalku memang masih sedikit
Sedang aku belum melihat tujuanku
Apakah aku meratapi nasibku
Karena bekalku yang masih kurang
Atau karena jauh di jalan yang ‘kan kutempuh
Apakah Engkau akan membakarku
O, tujuan hidupku
Di mana lagi tumpuan harapanku pada-Mu
Kepada siapa lagi aku mengadu?
XI
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa dengan-Mu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakan
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki
XII
Ya Tuhan, lenganku telah patah
Aku merasa penderitaan yang hebat atas segala
yang telah menimpaku
Aku akan menghadapi segala penderitaan itu dengan sabar
Namun aku masih bertanya-tanya
Dan mencari-cari jawabannya
Apakah Engkau ridha akan aku
Ya, Ya Allah
O Tuhan, inilah yang selalu mengganggu langit pikiranku
XIII
Ya Allah
Aku berlindung pada Engkau
Dari hal-hal yang memalingkan aku dari Engkau
Dan dari setiap hambatan
Yang akan menghalangi Engkau
Dari aku
XIV
Ya Illahi Rabbi
Malam telah berlalu
Dan siang datang menghampiri
Oh andaikan malam selalu datang
Tentu aku akan bahagia
Demi keagungan-Mu
Walau Kau tolak aku mengetuk pintu-Mu
Aku akan tetap menanti di depannya
Karena hatiku telah terpaut pada-Mu
XV
Tuhanku
Tenggelamkan diriku ke dalam lautan
Keikhlasan mencintai-Mu
Hingga tak ada sesuatu yang menyibukkanku
Selain berdzikir kepada-Mu..
  الهي انت مقصودي ورضاك مطلوبي اعطني محبتك ومعرفتك...

Selasa, 18 Oktober 2016

Kisah Taubat seorang pemabuk

Kisah Taubat Malik bin Dinar
***
Malik ibnu Dinar menuturkan:
Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak dari pernikahan tersebut. Maka kemudian aku menikah dan dikarunia seorang putri yang kuberi nama Fathimah. Aku sangat mencintainya. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku. Pernah suatu ketika Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka diapun mendekat kepada aku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai bajuku. Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah Ta’ala lah yang membuatnya melakukan hal tersebut.
Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala selangkah, maka setiap kali itu pula akau menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun. Saat usianya genap tiga tahun itulah Fathimah meninggal dunia.
Maka akupun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang bisa menguatkanku di atas cobaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Setanpun mempermainkanku, hingga datang suatu hari, setanku berkata kepadaku: “Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya.” Maka aku bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.
Hingga kemudian aku melihat sebuah mimpi. Aku melihat hari kiamat. Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan. Hingga aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku : “Mari menghadap al-Jabbar!”
Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ular besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!” Dia menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau selamat!”
Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada dihadapanku. Akupun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?” Akupun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkanku.” Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat!”
Akupun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak: “Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!”
Dia berkata:
Kemudian aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.
Dia berkata kepadaku: “Wahai ayah,
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid: 16)
Maka kukatakan: “Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular ini.” Dia berkata: “Ini adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalih, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu.”
Dia berkata:
Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala.
Dia berkata:
Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid: 16)
Itulah dia, Malik bin Dinar , salah seorang imam generasi tabi’in, dan termasuk ulama Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat yang mengetahui penghuni sorga dari penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara kedunya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”
Malik bin Dinar bertaubat dan dia dikenal bahwa pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid menyeru dan berkata: “Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu! Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari. Dia berfirman kepadamu: “Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku adakan mendatanginya dengan berjalan kecil.”
Aku memohon kepada Allah Ta’ala agar memberikan rizki taubat kepada kita. Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zhalim.
Malik bin Dinar wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas.

الهي انت مقصودي ورضاك مطلوبي...

Senin, 17 Oktober 2016

Orang pandai & bodoh

Ilmu dan Kebodohan
Sayyidina Ali K.W berkata:
1. Orang yang bodoh adalah yang menganggap dirinya tahu tentang makrifat ilmu yang sebenarnya tidak diketahuinya, dan dia merasa cukup dengan pendapatnya saja.
2. Orang yang alim mengetahui orang yang bodoh karena dia dahulunya adalah orang yang bodoh, sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang alim karena dia tidak pernah menjadi orang alim.
3. Orang bodoh adalah kecil meskipun dia orang tua, sedangkan orang alim besar meskipun dia masih remaja.
4. Allah tidak memerintahkan kepada orang bodoh untuk belajar sebelum Dia memerintahkan terlebih dahulu kepada orang alim untuk mengajar.
5. Sesuatu menjadi mudah bagi dua macam orang: orang alim yang mengetahui segala akibat dan orang bodoh yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.
6. Ada dua orang yang membinasakanku: orang bodoh yang ahli ibadah dan orang alim yang mengumbar nafsunya.
7. Imam `Ali a.s. menjawab pertanyaan seorang yang bertanya kepadanya tentang kesulitan, dia berkata, �Bertanyalah engkau untuk dapat memahami,
dan janganlah engkau bertanya dengan keras kepala. Sebab, sesungguhnya orang bodoh yang terpelajar serupa dengan orang alim, dan orang alim yang sewenang-wenang serupa dengan orang bodoh yang keras kepala.�
8. Engkau tidaklah aman dari kejahatan orang bodoh yang dekat denganmu dalam kekerabatan dan ketetanggaan. Sebab, yang paling dikhawatirkan terbakar nyala api adalah yang paling dekat dengan api itu.
9. Alangkah buruknya orang yang berwajah tampan, namun dia bodoh. la seperti rumah yang bagus bangunannya, tetapi penghuninya orang yang jahat,
atau seperti taman yang penghuninya adalah burung hantu, atau kebun kurma yang penjaganya adalah serigala.
10. Janganlah engkau berselisih dengan orang bodoh, janganlah engkau mengikuti orang pandir, dan janganlah engkau memusuhi penguasa.
11. Yang engkau lihat dari orang yang bodoh hanyalah dua hal: melampaui batas atau boros.
12. Sebodoh-bodoh orang adalah orang yang tersandung batu dua kali.
13. Menetapkan hujah terhadap orang bodoh adalah mudah, tetapi mengukuhkannya yang sulit.
14. Tidak ada kebaikan dalam hal diam tentang suatu hukum, sebagaimana tidak ada kebaikan dalam hal berkata dengan kebodohan.
15. Tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kebodohan.
16. Dan tidak ada kefakiran yang sebanding dengan kebodohan.

Kamis, 13 Oktober 2016

Makanan dan obat hati


Menu Makanan hati

***

Diantara tips merawat hati adalah dengan memperhatikan pola makanannya yang teratur. Karena tidak hanya makhluk yang ingin hidup, hati juga begitu.

Hati jika telat diberi makan akan cepat sakit. Dan jika dibiarkan akan mati.

Oleh karena itu, kita sebagai pemiliknya sangat penting mengetahui apa saja makanan yang dibutuhkan oleh hati.

Diantaranya adalah:

1.Membaca Al Quran.

Al Habib Muhammad bin Hasan berkata:

“Orang yang bersih hatinya tidak akan pernah kenyang membaca Al Quran”

Mendengar nasehat-nasehat orang alim.

Orang alim tidak harus kiyai atau guru.

Karena, teman yang ada didekat kita bisa saja termasuk dari golongan orang yang alim.

Serta Bergaul dengan orang sholih.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“ ﺟﺎﻟﺲ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﻭﺣﺪﺓ ﻭ ﺍﻟﻮﺣﺪﺓ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺟﺎﻟﺲ ﺍﻟﺴﻮﺀ”

Artinya,“Duduk bersama orang yang shalih lebih baik dari pada duduk sendiri. Dan duduk sendiri lebih baik dari pada duduk bersama orang yang jelek perangainya.”

2.Shalat tahajjud.

Orang yang istiqamah shalat tahajjud, pasti hatinya lebih damai, dan jauh dari kegelisahan.

3.Menjaga lisan dengan berkata jujur.

Lisan merupakan anggota tubuh yang paling berbahaya sebab tidak memiliki tulang.

Al habib Zain bin Sumaith berkata bahwa lisan yang suci jika membaca surah Al Fatihah kepada orang yang sakit maka akan sembuh dengan izin Allah. Sebaliknya, bagi orang yang lisannya kotor sebab berdusta dan berkata keji seberapa banyak ia membacakan surah Al Fatihah kepada orang sakit maka tidak akan sembuh.

4.Berperasangka baik dalam segala hal.

Orang yang hatinya penuh ketakutan, kegelisahan, keresahan, dan kekacauan, karena dia selalu berperasangka buruk, baik pada orang lain apalagi pada Allah.

5.Saling mengasihi antara sesama.

Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

” ﺍﻟﺮﺍﺣﻤﻮﻥ ﻳﺮﺣﻤﻬﻢ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ”

Artinya,”Orang yang penyayang maka akan disayang oleh Allah SWT.”

6.Mujahadah. Artinya, selalu berusaha melawan hawa nafsu.

Dan ini juga merupakan salah satu cara yang digunakan oleh sadah bani alawy (keturunan Rasulullah SAW).

***

Obat hati

***
Hati yang sakit harus segera diobati. Jika tidak maka akan sulit disembuhkan. Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa hati kita sedang sakit? Ada banyak cara untuk mengetahui hati kita sedang sakit. Namun, ada cara yang paling mudah yaitu ketika kita merasakan hati dengan Allah tidak ada koneksi dalam meminta atau beribadah, maka ketika itulah hati kita sedang sakit. Karena ketika itu kita menyadari dosa-dosa yang menutupi koneksi antara makhluk dengan penciptanya.
Kemudian, apa yang sebaiknya dilakukan? Cara yang paling ampuh adalah bertaubat dan tidak lupa memperhatikan pola makan hati yang teratur. Sebagaimana yang telah diuraikan. Sebab makanan dan obat hati sejatinya adalah sama.
Alhasil, kita wajib menjaga hati sebab hanya hati yang bersihlah yang dapat memberikan sinyal terbanyak antara makhluk dengan Khaliknya. Dan yang perlu ditanam dalam pikiran adalah Allah tidak akan menerima doa orang yang hatinya lalai. Semoga bermanfaat, wallahu a’lam.
Rabbana la tuzigh quluubana ba’da idz hadaytana, wa hab lana min ladunka rahmah, innaka antal wahhab,,,
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau cabut hati kami setelah Engkau memberi kami petunjuk, dan anugerahilah kami kasih sayang dari sisiMu, sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang Maha Pemberi Anugerah,,,

Rabu, 12 Oktober 2016

Curhat seorang wanita pada imam ahmad bin hanbali

Curhat Perempuan Melarat kepada Imam Hambali
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal Asy Syaibani (Imam Hambali) suatu ketika dihampiri perempuan muda yang hendak mencurahkan isi hatinya. Perempuan ini sedang dihantui perasaan bersalah atas sikapnya beberapa waktu yang lalu.
Mula-mula ia menceritakan kondisi serba kekurangan bersama ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Keadaan ini terpaksa ia hadapi karena sang suami yang menjadi tulang punggung keluarga telah lama meninggal dunia.
Untuk bertahan hidup, perempuan itu mengandalkan profesinya sebagai pemintal benang. Malam ia memintal, siang ia menjualnya. Fasilitas yang amat terbatas membuatnya tetap melarat dengan pekerjaan ini.
“Karena tidak memiliki lampu di dalam rumah, untuk memulai memintal benang, saya terpaksa menunggu cahaya bulan purnama,” tutur perempuan malang ini.
Namun suatu malam, tempat tinggal keluarganya tidak segelap biasanya. Bukan sebab sinar purnama telah tiba, melainkan serombongan kafilah kebetulan bermalam di dekat rumah perempuan ini. Lampu-lampu yang mereka bawa secara tidak sengaja turut menerangi area dan gubuk di sekelilingnya.
Di hadapan Imam Hambali, perempuan ini mengaku telah memanfaatkan kesempatan bersama cahaya lampu para kafilah tersebut untuk memintal. Yang membuatnya gundah adalah kealpaannya meminta izin kepada rombongan kafilah.
“Apakah hasil penjualan benang yang saya pintal di bawah cahaya lampu kafilah itu halal untuk saya gunakan?” tanya perempuan itu kepada sang imam.
Imam Hambali menatap kosong. Sesaat kemudian air matanya mengalir. Pendiri mazhab fiqih Hambali ini heran, di tengah mayoritas orang dilanda keserakahan terhadap dunia, ada seorang perempuan miskin yang masih memikirkan kesucian harta.
Imam Bukhari dalam riwayatnya menceritakan prediksi Rasulullah bahwa “Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haram”

Jumat, 07 Oktober 2016

Lirik Ya Sayyidi khudz biyady

ﻳَﺎﺳَـﻴِّﺪِﻯْ ﻳَﺎﺭَ ﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺧُﺬْ ﺑِﻴَﺪِﻯ
ْ ﻣَﺎﻟِﻰْ ﺳِﻮَ ﺍﻙَ ﻭَ ﻻَ ﺍَﻟْﻮ ِﻯْ ﻋَﻠﻰ ﺍَﺣَﺪِ
ﻓَﺎَﻧْﺖَ ﻧُﻮْﺭُ ﺍﻟْﻬُﺪ ﻓِﻰْ ﻛُﻞِّ ﻛَﺎﺋِﻨَﺔٍ
ﻭَ ﺍَﻧْﺖَ ﺳِﺮُّ ﺍﻟﻨَّﺪﻯ ﻳَﺎﺧَﻴْﺮَ ﻣُﻌْﺘَﻤَﺪِﻯْ
ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭَ ﺍَﻧْﺖَ ﺣَﻘًّﺎ ﻏِﻴَﺎﺙُ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﺍَﺟْﻤَﻌِﻨَﺎ
ﻭَ ﺍَﻧْﺖَ ﻫَﺎﺩِﻯ ﺍﻟْﻮَﺭ ﻯ ﻟِﻠّﻪِ ﺫِﻯ ﺍﻟﺴَّﺪَﺩ
***
ِ ﻳَﺎ ﻣَﻦْ ﻳَﻘُﻮْﻡُ ﻣَﻘَﺎﻡَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪِ ﻣُﻨْﻔَﺮ ِﺩًﺍ
ﻟِﻠْﻮَ ﺍﺣِﺪِ ﺍﻟْﻔَﺮْ ﺩِ ﻟَﻢْ ﻳُﻮْﻟَﺪْ ﻭَ ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪِ
ﻳَﺎ ﻣَﻦْ ﺗَﻔَﺠَّﺮَ ﺕِ ﺍْﻻ َﻧْﻬَﺎﺭُ ﻧَﺎ ﺑِﻌَﺔً
ﻣِﻦْ ﺍُﺻْﺒُﻌَﻴْﻪِ ﻓَﺮَ ﻭَ ﻯ ﺍﻟْﺠَﻴْﺶَ ﺑِﺎﻟْﻤَﺪَﺩِ
ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ
ﺍِﻧِّﻰ ﺍِﺫَﺍ ﺳَﺎﻣَﻨِﻰ ﺿَﻴْﻢٌ ﻳُﺮَ ﻭِّﻋُـﻨِﻰْ
ﺍَﻗُﻮْﻝُ ﻳَﺎﺳَﻴِّﺪَ ﺍﻟﺴَّـﺎﺩَ ﺍﺕِ ﻳَﺎﺳَـﻨَﺪِﻯ
***
ْ ﻛُﻦْ ﻟِﻰْ ﺷَﻔِﻴْـﻌًﺎ ﺍِﻟَﻰ ﺍﻟﺮَّ ﺣْﻤﻦِ ﻣِﻦْ ﺯَ ﻟﻠَِﻰ
ْ ﻭَ ﺍﻣْﻨُﻦْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺑِﻤَﺎ ﻻ َ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻰ ﺍﻟْﺤَﻠَﺪ
ِ ﻭَ ﺍﻧْﻈُﺮْ ﺑِﻌَﻴْﻦِ ﺍﻟﺮِّ ﺿَﺎﻟِﻰْ ﺩ َﺋِﻤًـﺎ ﺍَﺑَﺪًﺍ
ﻭَ ﺍﺳْﺘُﺮْ ﺑِﻔَﻀْﻠِﻚَ ﺗَﻘْﺼِﻴْﺮِ ﻯْ ﻣَﺪَ ﻯ ﺍْﻻَﻣـَﺪ
ِ ﺍِﻧِّﻰ ﺗَﻮَ ﺳَّﻠْﺖُ ﺑِﺎﻟْﻤُﺨْﺘَﺎﺭِ ﺍَﺷْﺮَ ﻑِ ﻣَﻦْ
ﺭَ ﻗَﻰ ﺍﻟﺴَّﻤﻮَ ﺍﺕِ ﺳِﺮِّ ﺍﻟْﻮَ ﺍﺣِﺪِ ﺍْﻻَﺣَـﺪِ
ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍَﺯْ ﻛَﻰ ﺻَﻼ َﺓٍ ﻟَﻢْ ﺗَﺰَ ﻝْ ﺍَﺑَﺪًﺍ
ﻣَﻊَ ﺍﻟﺴَّـﻼ َﻡِ ﺑِﻼَ ﺣَﺼْﺮٍ ﻭَ ﻻَ ﻋَـﺪَﺩ
ِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻳَﺎﺍﻟﻠﻪ
TERJEMAHAN QASIDAH YA SAYYIDI YA ROSULALLOH
Ya Sayyidi ya Rasulullah , peganglah tanganku ( tolonglah/ syafaatilah aku ),
Tiada bagiku ( penolong / pensyafaat ) selain engkau dan aku tidak bertumpu pada ( Nabi ) yang lain,
Engkaulah cahaya petunjuk kepada sekalian alam,
Dan engkaulah rahasia Sang Penyeru , wahai sebaik-baik harapanku,
Allah Allah…Allah Allah
Dan engkaulah sebenar-benar penolong bagi seluruh makhluq ,
Dan engkaulah penunjuk semua makhluq kepada Allah yang memiliki kebenaran.
******************************
*******************************
Wahai orang yang dibangkitkan pada maqam mahmudah seorang diri ,
Kepada Yang Maha Esa , lagi Maha Tunggal , Yang tidak dilahirkan dan tidak melahirkan,
Wahai orang yang terpancar sungai mata air, daripada celahan jarinya,
maka memberi minum kepada tentera dengan pertolongannya ,
Allah Allah…Allah Allah...
Sesungguhnya aku, apabila ditimpa kezaliman yang menakutkanku ,
Aku berkata “ Wahai Penghulu segala Penghulu..Wahai Penolongku”
******************************
*******************************
Jadilah syafaat bagiku kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, daripada kehinaanku,
Dan kurniakanlah kepadaku dengan perkara yang pasti berlaku di alam kekal ( syurga ),
Pandanglah aku dengan pandangan redha , senantiasa dan selamanya,
Dan tutuplah , dengan kemuliaanmu , akan kesalahanku , selama-lamanya,
Sesungguhnya aku bertawassul dengan Al Mukhtar ( Rasulullah ) , semulia-mulia orang
Yang menceritakan langit rahsia Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Tunggal,
Allah Allah…Allah Allah...
(Semoga ) atasnya semulia-mulia/ sesuci-suci selawat yang berpanjangan selamanya,
Serta salam yang tidak terkira dan terbilang.
Allah Allah Allah Ya Allah ....

Kamis, 06 Oktober 2016

Sesuatu yang harus dimiliki

Apa yang Terbaik yang Patut Kita Miliki?
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Kalau kita tanya kepada diri kita atau teman kita, Apa yang terbaik yang patut ia miliki? Jawabannya bisa macam2 yang umumnya dunia. Mungkin ada yang menjawab Uang yang banyak, Rumah yang besar, mobil yang bagus, sawah ladang atau simpanan emas dan surat berharga dan lain-lain.
Memang jawaban itu semua tidak salah, tapi sesungguhnya itu hanya merupakan bagian kecil yang terbaik yang patut kita miliki. Apa yang lain yang terbaik yang patut kita miliki?
Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa pada suatu hari putra Luqman al-Hakim bertanya kepada ayahnya,
“Ayah, apakah yang terbaik dimiliki manusia?”
“Agama” jawab Luqman
“Kalau dua?” tanya anaknya
“Agama dan ilmu”
“Kalau tiga hal?, tanyanya
“Agama, ilmu dan harta”
“Kalau empat hal?
“Agama, ilmu, harta dan rasa malu”
“Kalau lima hal?”
“Agama, ilmu, harta, rasa malu dan sifat kedermawanan”
“Kalau enam hal?”
“Kalau lima hal itu telah dimiliki manusia, niscaya dia adalah orang yang bertaqwa dan Allah pasti akan menolongnya dalam menghadapi rayuan dan bujukan setan”
So, marilah kita lihat diri kita, apakah kita sudah memiliki ke 5 hal terbaik menurut Luqman Al Hakim tersebut, yaitu memiliki pengetahuan Agama yang baik, memiliki ilmu yang tinggi dan bermanfaat, memiliki harta yang banyak dan barokah, memiliki rasa malu yang besar serta memiliki sifat kedermawanan yang tinggi
Jika sudah bersyukurlah kpd Allah atas anugerahNya. Jika belum memiliki kelima hal tsb, berusahalah senantiasa sambil memohon agar diberikan kemudahan oleh Allah Swt.
Semoga Allah Swt senantiasa menuntun kita dan anak keturunan kita agar senantiasa menjadikan kita sebagai orang-orang yang bertaqwa yang memiliki pengetahuan Agama yang baik, ilmu yang tinggi dan bermanfaat, harta yang banyak yang dan barokah, rasa malu yang besar dan sifat kedermawanan yang tinggi. Aamiin
Semangat pagi Sahabatku, Have a nice Friday ya, selamat beraktifitas ataupun berkumpul dan membahagiakan keluarga tercinta,
Jangan lupa tetap saling berpesan dalam keimanan dan kesabaran.
Baraka Allah fikum. Aamiin
Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.

Jumat, 30 September 2016

Tahun Baru Islam

Tahun baru Islam
****************************************
Muharram merupakan bulan yang sangat berpengaruh pada sejarah kehidupan umat Islam. Suatu bulan yang menjadi pembuka tahun dalam kalender Islam, Hijriyah. Suatu bulan yang penuh barokah dan rahmah, karena bermula dari bulan inilah –menurut dunia Islam- berlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharram juga termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah dalam al Qur’an (Al Taubah: 36).
Secara otomatis bulan Muharam merupakan bulan yang menyimpan banyak sejarah kehidupan umat. Di mana pada bulan itu Allah SWT banyak menurunkan peristiwa yang patut dikenang bagi umat sebagai rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan, karena peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan tersebut dapat memberikan banyak inspirasi bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.
Meskipun demikian, di sana kadang timbul pertanyaan dalam benak kita, kenapa penetapan awal tahun dalam Islam berdasarkan hijrah Rasul Muhammad saw? Apakah karena dalam hijrah tadi terdapat sesuatu yang sangat urgen untuk dikenang? Bukankah selain hijrah masih ada beberapa peristiwa yang tidak kalah pentingnya dengan hijrah tadi? Seperti kelahiran atau wafat Rasul saw, peristiwa awal penerimaan wahyu, peristiwa Isra’ & Mi’raj yang mendatangkan perintah shalat wajib lima waktu, di mana hal itu merupakan tonggak atau tiang agama (Ashsholatu ‘imaduddin). Pun tak kalah pentingnya peristiwa penaklukan kota Mekah yang menjadi pusat persatuan dan kesatuan umat Islam, dan masih banyak lagi beberapa peristiwa lainnya yang berpengaruh pada eksistensi Islam di muka bumi ini. Namun, kenapa harus bersandar pada hijrah Rasul Muhammad saw kalender Islam itu ditetapkan?
Bulan Muharram Dalam Sejarah
Tradisi penanggalan Hijriyah dirintis pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab RA. Pada waktu itu muncul wacana diperlukannya penanggalan yang baku dan seragam untuk berbagai urusan kenegaraan dan kemasyarakatan. Kemudian, muncullah berbagai usulan dari para Sahabat. Pada akhirnya disepakati bahwa peristiwa hijrah Nabi SAW dari Makkah menuju Madinah dijadikan patokan dalam perhitungan awal tahun kelender Islam.
Dalam sejarahnya, Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M) pernah menerima surat dari Gubernurnya di Bashra Abu Musa Al Asy’ari yang menyebutkan pada awal suratnya berbunyi: “……menjawab surat Tuan yang tidak tertanggal…..”. Perkataan pendek yang tampaknya tidak begitu penting telah menarik perhatian Khalifah Umar, yaitu perlunya umat Islam mempunyai penanggalan yang pasti. Hingga akhirnya diadakan musyawarah khusus untuk menentukan kapan awal tahun baru Islam.
Dalam musyawarah yang dihadiri oleh para tokoh-tokoh terkemuka dari kalangan sahabat itu, muncul beberapa usulan untuk menentukan kapan dimulainya tahun baru Islam. Di antara usulan tersebut terdapat pendapat yang mengatakan penanggalan Islam dihitung dari peristiwa penyerangan Abrahah terhadap Ka’bah, yang dikenal dengan sebutan “Amul Fiil” (tahun Gajah) dan itu sudah sering dipakai. Ada yang menyarankan penanggalan Islam dihitung dari turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah SAW, di mana waktu itu beliau secara resmi dilantik oleh Allah SWT sebagai Nabi dan Rasul untuk seluruh umat. Ada juga yang mengusulkan penanggalan Islam dihitung dari wafatnya Rasululah saw, dengan alasan pada waktu itu diturunkan wahyu terakhir yang menegaskan bahwa Islam sebagai agama yang sempurna. Dan ada pula yang berpendapat bahwa penanggalan Islam dihitung dari hijrahnya Rasullah saw dari Mekah ke Madinah, dengan alasan karena peristiwa itu merupakan pintu masuk kehidupan baru bagi Rasulullah SAW dan umatnya dari dunia kemusyrikan menuju dunia tauhid (Islam).
Setelah lama musyawarah bersama dengan berbagai pendapat dan argumentasi masing-masing, akhirnya disepakati bahwa usulan terakhir itu yang diterima (penanggalan Islam dihitung dari hijrahnya Rasullah saw dari Mekah ke Madinah), yang kemudian diumumkan oleh khalifah bahwa tahun baru Islam dimulai dari Hijrah Rasulullah Ssw dari Makkah ke Madinah.
Menariknya, meskipun awal bulan Muharram merupakan awal tahun bagi tahun Hijriyah, ternyata Muharram bukan awal permulaan hijrah Nabi SAW. Soalnya hijrah beliau jatuh pada permulaan bulan R. Awwal tahun ke-13 kenabian (14 Sept 622 M), bukan pada awal Muharram. Sedangkan antara permulaan hijrah Nabi Saw dan permulaan kalender Islam (Muharram) sesungguhnya terdapat jarak sekitar antara 62-64 hari, dan antara keduanya terdapat bulan Shafar.
Dalam kitab tarikh Ibnu Hisyam dinyatakan bahwa keberangkatan hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah pada akhir bulan Shafar, dan tiba di Madinah pada awal bulan R. Awal. Jadi bukan pada tanggal 1 Muharram sebagaimana anggapan sebagian orang.
Adapun penetapan Bulan Muharram sebagai awal tahun baru dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah para sahabat nabi SAW pada zaman Khalifah Umar bin Khatthab ra saat mencanangkan penanggalan Islam. Pada saat itu ada yang mengusulkan R. Awal sebagai awal tahun dan ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Namun kesepakatan yang muncul saat itu adalah bulan Muharram, dengan pertimbangan bahwa pada bulan itu telah bulat keputusan Rasulullah saw untuk hijrah ke Madinah pasca peristiwa Bai’atul Aqabah (ikrar penduduk Madinah yang datang ke Mekah untuk masuk Islam). Di mana saat ada 75 orang Madinah yang ikut baiat untuk siap membela dan melindungi Rasulullah SAW, jika beliau datang ke Madinah di kemudian hari. Dengan adanya bai’at ini, Rasulullah SAW pun melakukan persiapan untuk hijrah, dan baru dapat terealisasi pada bulan Shafar, meski ancaman maut dari orang-orang Quraisy senantiasa mengintai beliau.
Betapa besar dan berat perjuangan Rasul SAW waktu itu hingga setiap datang tanggal 1 Muharram, ingatan kita terlukis kembali pada puncak perjuangan beliau SAW 14 abad silam. Suatu perjuangan untuk membebaskan kaum muslimin dari kezaliman dan tindakan sewenang-wenang yang menimpa mereka dikarenakan tindakan orang-orang kafir tersebut semakin hari semakin meningkat pada taraf yang sangat membahayakan masa depan Islam dan kaum muslim. Dengan izin Allah SWT, Rasulullah SAW beserta para sahabatnya yang setia, akhirnya meninggalkan tanah kelahirannya yang tercinta Makkah Al-Mukarramah untuk pindah ke negeri yang baru yaitu Yastrib (Madinah). Perpindahan beliau dari Makkah ke Yastrib inilah yang disebut “hijrah”, dan oleh Khalifah Umar bin Khattab dijadikan momentum dan starting point, pangkal tolok perjalanan sejarah Islam, dengan ucapannya: “Hijrah itu memisahkan antara yang hak dengan yang batil, karena itu jadikanlah catatan sejarah”.

Kamis, 29 September 2016

Doa keramat

ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻣﻦ ﺍﻷﺩﻋﻴﺔ ﺍﻟﻌﻈﻴﻤﺔ؛ ﻻﺷﺘﻤﺎﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻤﻘﺎﺻﺪ، ﻭﺃﺭﺟﻰ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ، ﻭﺃﻋﻠﻰ ﺍﻷﻣﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻵﺧﺮﺓ، ﻓﻘﺪ ﺩﻋﺎ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺧﻴﺮﺓ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺍﻟﻤﻴﺎﻣﻴﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻓﻘﺔ ﺳﻴﺪ ﺍﻷﻭﻟﻴﻦ ﻭﺍﻵﺧﺮﻳﻦ ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﺟﻨﺎﺕ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ، ﻭﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ ﻫﺬﺍ ﺃﻋﻈﻢ ﻭﺃﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﺎﺯﻝ؛ ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻳﻼﺯﻡ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻓﻲ ﺧﻴﺮ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ، ﻭﺃﻓﻀﻠﻬﺎ، ﺃﻻ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ، ﻓﻘﺪ ﻛﺎﻥ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻳﻘﻮﻝ : )) ﻗﺪ ﺻﻠﻴﺖ ﻣﻨﺬ ﻛﺬﺍ ﻭﻛﺬﺍ، ﻣﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻭﻻ ﺗﻄﻮﻋﺎً ﺇﻻ ﺩﻋﻮﺕ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺩﺑﺮ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ‏) ‏)
‏( ‏[ 2 ‏] ‏) ، ﻭﻳﻘﻮﻝ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ )) ﺇﻧﻪ ﻣﻦ ﺩﻋﺎﺋﻲ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺃﻛﺎﺩ ﺃﻥ ﺃﺩﻉ ‏) ‏)
‏( ‏[ 3 ‏] ‏) ، ﺃﻱ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ، ﻭﻫﺬﺍ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻛﻤﺎﻝ ﻫﻤّﺘﻪ، ﻭﺷﺪّﺓ ﺣﺮﺻﻪ ﻟﻤﻄﻠﻮﺑﻪ، ﻭﺳﺒﺐ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ، ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﻫﻮ ﻣﻊ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ، ﻭﺇﺫﺍ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﻳﺼﻠﻲ، ﻭﺇﺫﺍ ﻫﻮ ﻳﻘﺮﺃ ‏( ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ‏) ، ﻓﺎﻧﺘﻬﻰ ﺇﻟﻰ ﺭﺃﺱ ﺍﻟﻤﺎﺋﺔ، ﻓﺠﻌﻞ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﻳﺪﻋﻮ ﻭﻫﻮ ﻗﺎﺋﻢ ﻳﺼﻠﻲ، ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )) ﺍﺳﺄﻝ ﺗﻌﻄﻪ، ﺍﺳﺄﻝ ﺗﻌﻄﻪ ‏) ‏) ‏( ‏[ 4 ‏] ‏) .
ﻗﻮﻟﻪ : )) ﺍﻟﻠَّﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎً ﻻ ﻳﺮﺗﺪ ‏) ‏) : ﺃﻱ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻳﺎ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎً ﺛﺎﺑﺘﺎً ﻗﻮﻳﺎً، ﻻ ﺷﻚّ ﻓﻴﻪ، ﻭﻻ ﺗﺮﺩّﺩ، ﻭﺃﻥ ﺗﻌﺼﻤﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻗﻮﻉ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺮﺩّﺓ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﻜﻔﺮ، ﻭﻫﺬﺍ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻄﻠﻮﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ؛ ﻷﻧﻪ ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﻌﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺑﻦ ﺣُﺒﺸﻲ ﺍﻟﺨﺜﻌﻤﻲ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳُﺌﻞ : ﺃﻱ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺃﻓﻀﻞ؟ ﻗﺎﻝ )) ﺇِﻳﻤَﺎﻥٌ ﻟَﺎ ﺵَﻙَّ ﻓِﻴﻪِ ‏) ‏) ‏( ‏[ 5 ‏] ‏) .
ﻗﺪﻡ ﺩﻋﺎﺀﻩ ﻓﻲ ﺳﺆﺍﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺍﻟﺜﺎﺑﺖ ﻗﺒﻞ ﺳﺆﺍﻟﻪ ﺃﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﻨﺎﻝ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﻨﺰﻟﺔ ﺍﻟﻌﻠﻴﺔ ﺇﻻ ﺑﺎﻹﻳﻤﺎﻥ ﺍﻟﻜﺎﻣﻞ .
ﻗﻮﻟﻪ : )) ﻭﻧﻌﻴﻤﺎً ﻻ ﻳﻨﻔﺪ ‏) ‏) : ﺃﻱ ﻧﻌﻴﻤﺎً ﺩﺍﺋﻤﺎً ﻻ ﻳﻨﺘﻬﻲ، ﻭﻻ ﻳﻨﻘﺺ، ﻭﻻ ﻳﻨﻘﻄﻊ، ﻭﻫﻮ ﻧﻌﻴﻢ ﺍﻟﺠﻨﺔ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ": ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﻟَﺮِﺯْﻗُﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻧَﻔَﺎﺩٍ " ‏( ‏[ 6 ‏] ‏) ، ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻓﻬﻮ ﺯﺍﺋﻞ، ﻭﻣﻨﻘﺺ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : " ﻣَﺎ ﻋِﻨْﺪَﻛُﻢْ ﻳَﻨْﻔَﺪُ ﻭَﻣَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑَﺎﻕٍ " ‏( ‏[ 7 ‏] ‏) .
ﻭﻗﻮﻟﻪ : )) ﻭﻣﺮﺍﻓﻘﺔ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﺟﻨﺔ ﺍﻟﺨﻠﺪ ‏) ‏) : ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ ﺍﻟﻤﻘﻴﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ، ﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺮﺍﻓﻘﺎُ ﻟﻠﻨﺒﻲ
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﺩﺭﺟﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ، ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﻋﻄﻒ ﺍﻟﺨﺎﺹ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺎﻡ؛ ﻟﻌﻈﻢ ﺃﻫﻤﻴﺔ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﺮﺗﺒﺔ ﻭﺍﻟﻤﻨﺰﻟﺔ، ﻓﻬﻲ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ، ﻭﺃﺭﻓﻌﻪ، ﻭﺃﻛﻤﻠﻪ، ﻭﺃﻋﻼﻩ، ﻓﻲ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﺩﺭﺟﺎﺕ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ، ﻭﻻ ﺷﻚ ﺃﻧﻪ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻄﻠﺐ ﺃﺧﺮﻭﻱ، ﻋﻈﻢ ﺭﻏﺒﺘﻪ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻋﻤﻼً ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )) ﺇِﺫَﺍ ﺩَﻋَﺎ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻠَﺎ ﻳَﻘُﻮﻟَﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻥْ ﺷِﺌْﺖَ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻟِﻴُﻌْﻈِﻢْ ﺭَﻏْﺒَﺘَﻪُ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻟَﺎ ﻳَﺘَﻌَﺎﻇَﻢُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺷَﻲْﺀٌ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ‏) ‏) ‏( ‏[ 8 ‏] ‏) .
ﻭﻗﻮﻟﻪ : > ﻓﻲ ﺃﻋﻠﻰ ﺩﺭﺟﺔ ﺍﻟﺠﻨﺔ :< ﻷﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﺎﺋﺔ ﺩﺭﺟﺔ، ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )) ﻓﺈِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻣِﺎﺋَﺔَ ﺩَﺭَﺟَﺔٍ، ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻛُﻞِّ ﺩَﺭَﺟَﺘَﻴْﻦِ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ‏) ‏) ‏( ‏[ 9 ‏] ‏) .
ﻭﺃﻋﻠﻰ ﺩﺭﺟﺔ ﻫﻲ ﺍﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﺍﻷﻋﻠﻰ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
)) ﻭﺍﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﺃﻋﻼﻫﺎ ﺩﺭﺟﺔ ‏) ‏)
‏( ‏[ 10 ‏] ‏) .
ﻭﻟﻬﺬﺍ ﺣﺜﻨﺎ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﻧﺴﺄﻟﻬﺎ : )) ﻓﺈﺫﺍ ﺳﺄﻟﺘﻢ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺴﻠﻮﻩ ﺍﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﺍﻷﻋﻠﻰ ‏) ‏) ‏( ‏[ 11 ‏] ‏) .
ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ )) ﺇﺫﺍ ﺳﺄﻟﺘﻢ ﺍﻟﻠَّﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺄﺳﺄﻟﻮﻩ ﺍﻟﻔﺮﺩﻭﺱ، ﻓﺈﻧﻪ ﺳﺮ ﺍﻟﺠﻨﺔ

Selasa, 27 September 2016

Renungan malam

Renungan Sufi
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Hidup adalah ibadah…
Dalam ayatNya Allah berfirman,
Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya’bududun…
Lama aku tidak percaya dengan ayat ini…
Fikirku aku hanya disuruh sholat, puasa dan zikir…
Apalagi ketika aku berfikir tentang ayat,
Wa’bud robbaka hatta ya’tiyakal yaqin,
Demi Allah, aku tidak sanggup untuk beribadah terus menerus…
Aku bingung…
Aku takut…
Aku lari dari pendapatku sendiri…
Suatu hari aku bertanya kepada guruku…
Guruku mengatakan, “Tidak salah pendapatmu, tapi kurang”…
Ketahuilah…
Dalam ayat lain Allah juga berfirman…
Wala tansa nasibaka minaddunya…
Dan La yukallifullahu nafsan illa wus’aha…
Jelas Allah tidak hanya menyuruh kita untuk sholat dan puasa…
Allah juga menyuruh kita untuk mencari dunia…
Bahkan Allah melarang kita untuk membebani diri kita dengan beban yang berat…
Sehingga kita tidak mampu memikulnya…
Walaupun itu ibadah…
Ketauhillah…
Ibadah itu bukan bentuk lahirnya…
Banyak perkara dunia yang berubah menjadi amal dunia karena niat…
Banyak perkara yang kadang menurut kita tidak ada nilainya tetapi…
Disisi Allah sangat berharga…
Engkau makan, minum, tidur, cari nafkah, menikah…
Tetapi di niati untuk menguatkan ibadah…
Itulah arti Wama kholaqtul jinna wal insa illa liyakbudun…
Dan engkau dapat istiqomah sholat, puasa, zikir…
Dengan bantuan makan, minum dan menikah…
Itulah arti Wa’bud robbaka hatta ya’tiyakal yaqin…
Jika engkau sholat, puasa tetapi tidak makan dan minum…
Pasti engkau akan mati…
bukankah ini bunuh diri dan jelas tidak ibadah ?..
Engkau hanya sholat, puasa dan dzikir tetapi tidak menikah…
Sehingga suatu ketika terjerumus zina, apakah arti semua ibadahmu ?..
Ingatlah Allah pencipta manusia dengan ukuran dan aturan…
Janganlah engkau mempertahankan kebodohanmu…
Janganlah engkau hancur hanya karena pemahamanmu yang salah…
Dan ingatlah pesan Allah Alladzina yastami’unal qoula…
Fayattabi’una ahsanah…
Orang-orang yang mendengarkan pendapat…
Kemudian mengikuti pendapat yang paling bagus…
Merekalah yang diberi petunjuk Allah…
Dan merekalah orang-orang yang beruntung…

Semoga tercerahkan...

Senin, 26 September 2016

Dialog Rosulullah SAW dg Iblis

Saat Iblis Bertamu Kepada Rasulullah SAW*

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”

Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”

Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.

Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:

“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu, dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”

“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“Lalu siapa lagi?”

“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”

“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”

“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”

“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?”

“Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”

“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”

“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

“Umar bin Khattab?”

“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”

“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”

“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”

“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa?”

“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa?”

“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”

“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”

“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah?”

“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”

“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”

“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”

“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”

“Istighfar di waktu siang dan malam.”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”

“Sedekah yang diam – diam.”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”

“Shalat fajar.”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”

“Shalat berjamaah.”

“Apa yang paling mengganggumu?”

“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”

“Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”

“Di bawah kuku manusia.”

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”

“Pemakan riba.”

“Siapa sahabatmu?”

“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”

“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”

“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”

“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”

“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”

“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”

“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”

Iblis segera menimpali:

“Tidak, tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”

“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”

“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. “

“Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. “

“Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”

Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya

“Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.

Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.

Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”

Syaithan juga berkata, “keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.

“Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.

Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.

Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”

Cara Iblis Menggoda

“Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?

Akulah mahluk pertama yang berdusta.

Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad?

Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya.

Sumpah dusta adalah  kegemaranku.

Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku.

Kesaksian palsu kegembiraanku.

Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.

Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.

Jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.

Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalamdirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. Dan iapun semakin taat padaku.

Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’

Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.

Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.

Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”

10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT

“Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”

“10 macam”

“Apa saja?”

“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.”

Allah berfirman,

“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)

“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.

Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”

Allah berfirman,

“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).

“Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.

Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.

Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”

Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.

Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!

Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.

Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”

Rasulullah SAW lalu membaca ayat :

“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 - 119)

juga membaca,

“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata:

“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, inilah akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم

TANGISAN ROSULULLAH SAW

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah,
beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”
Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu
berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah
s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang
gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olok
kanku,
karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan
kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya:
“Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi
bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu
dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah
Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia
tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang
Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya
dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk
menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi
membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya
Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah
kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa
Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik
yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas
amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang
Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah
bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka
5
hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.
‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan
kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa
kedermawanannya!’
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh
membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari
bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa
Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya.
Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga
nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis
karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Semoga bermanfaat...