Jumat, 29 Januari 2021

khutbah jumat Infaq Shodaqoh

 خطبة جمعة فى الانفاق والصدقة

اَلحمدُالحمد لله الذي اصطفى لمحبته الأخيار، فصرف قلوبهم إلى طاعته ومرضاته آناء الليل وأطراف النهار، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له مقلب القلوب والأبصار، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدًا عبده ورسوله المصطفى المختار،  اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله الطيبين الأطهار، وعلى جميع أصحابه الأخيار، ومن سار على نهجهم ما أظلم الليل وأضاء النهار امابعد

فَياَ عِبَادَ الله،أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُون
اعلموا انّ الصدقة شعار المتقين، ولواء الصالحين المصلحين، زكاة للنفوس، ونماء في المال، وطُهرة للبدن، مرضاة للرب، بها تُدفع عن الأمة البلايا والرزايا، تُطهر القلوب من أدران التعلق بهذه الدنيا وشهواتها ولذاتها

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Mengawali Khutbah Jumat ini,  marilah kita selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan  dengan melaksanakan seluruh perintah-perintah agama yang sudah di terangkan dalam al-quran, dan hadist nabi muhammad SAW. dan menjauhi segala laranganNya, sehingga hidup kita akan memperoleh keselamatan didunia dan diakhirat nanti. Amin.....

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

 Ketahuilah bahwa sodaqoh adalah syiar orang bertaqwa,bendera orang sholih,pembersih jiwa,menambah harta benda,pembersih badan,mendapat Ridho Allah,penolak bala,pembersih hati dari ketergantungan syahwat dunia dan kelezatannya

Di antara pintu-pintu kebaikan yang agung dan mulia dan yang sangat dianjurkan oleh syariat kita adalah infaq dan shodaqoh. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Muanfiqun ayat ke 10.
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh (QS Al-Munafiqun: 10)

Allah SWT juga berfirman dalam surah Saba Ayat yang ke 39
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya (QS Saba: 39)

Allah berjanji kepada orang yang berbuat kebajikan, bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala mereka. Malah ia lipat gandakan dengan kelipatan yang banyak.

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُون

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” [Quran Al-Baqarah: 245].

Abu hurairah RA pernah meriwayatkan bahwasannya Rasulullah SAW pernah bersabda.
قَالَ اللّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَاابْنَ آدَمَ اَنْفِقْ اُنْفِقْ عَلَيْكَ
  Allah SWT berfirman dalam hadits Qudsi “Wahai anak adam, berinfaqlah engkau, niscaya aku akan berinfak untukmu (HR Bukhari dan Muslim)

Dalil dalil ini menunjukkan bahwasannya orang yang berinfaq dijalan Allah SWT dengan keikhlasan dan ketulusan hati pada hakikatnya dia tidak kehilangan sedikitpun harta benda yang dia miliki, bahkan Allah SWT akan menggantinya dengan yang lebih baik. Apa yang kita infaqkan dijalan Allah, niscaya kita akan mendapatkan gantinya dari sisi Allah SWT. 

Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang berinfak dijalan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
مَنْ جَاءَ بِالحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا. (الأنعام: ١٦٠)
Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepulah kali lipat amalnya. (QS. Al-An’am : 160)
Di Ayat lain Allah berfirman:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّـهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّـهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ 
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”  (QS. Al-Baqarah 2: 261)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
“Barangsiapa yang bersedekah dengan sesuatu yang senilai dengan sebutir kurma dari usaha yang halal, sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang thayyib (yang baik), maka Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga sedekah tersebut menjadi besar seperti gunung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jama’ah sholat jum’at rahimakumullah

Dengan bersedekah kita mensucikan harta. Sedekah wajib berupa zakat dan sedekah sunnah di setiap saat.
وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَا آتاَهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرُّ لَّهُمْ. سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ. وَللهِ مِيْرَاثُ السَمَاوَاتِ وَالأَرْضِ. وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. (آل عمران: ١٨٠)
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di leher mereka di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran : 180)

Adapun keberuntungan atau faedah menafkahkan harta di jalan Allah adalah sangat banyak, diantaranya: 

Pertama, Allah menjamin nafkah orang tersebut. Dalam hadits Qudsi disebutkan, "Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku (menjamin) nafkahmu." (Muttafaq Alaih)

Kedua, bersedekah bisa menghapuskan dosa. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Puasa adalah benteng, sedangkan sedekah melenyapkan kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkan api." (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi, ia berkata hadits hasan shahih)

Ketiga, berinfak adalah salah satu akhlak Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Di antara perbuatan yang sangat beliau cintai adalah memberi, bahkan memberikan sesuatu yang sangat beliau butuhkan sendiri, seperti pakaian yang sedang beliau kenakan. Demikian menurut hadits riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa'ad Radhiallahu Anhu.

Keempat, berinfak menyebabkan rezeki bertambah, berlipatganda, berkembang dan penuh berkah. 
Rezeki bukan hanya berupa uang dan kekayaan, akan tetapi rezeki itu meliputi kesehatan, anak yang shaleh, tetangga dan teman yang baik, pekerjaan yang halal, kehidupan yang tenang, itulah yang merupakan bagian dari rezeki yang sangat mahal dan tidak ternilai/terbayar dengan uang. Kita dapat membayangkan betapa banyak orang kaya yang jatuh miskin dalam waktu yang singkat dengan menguras harta kekayaannya untuk mengobati penyakitnya yang tak kunjung sembuh. Maka berbahagialah orang yang diberikan kesehatan oleh Allah.

Kelima, kecintaan Allah dan kecintaan manusia terhadapnya. Orang yang suka memberi akan dicintai orang lain, sebab secara fithrah manusia mencintai orang yang berbuat baik padanya.

Keenam, kemudahan melakukan keta'atan. Allah menolong orang yang suka bersedekah dalam melakukan berbagai keta'atan, sehingga ia merasa mudah melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 

Demikian semoga menjadi pendorong kita untuk gemar bersedekah dan berinfaq  

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ 
اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ للهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى. (الليل : ٥-٧)
 (وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين)

Selasa, 05 Januari 2021

Sholat Musafir

الْْقَصْرُ: يَجُوْزُ لِلْمُسَافِرِ سَفَرًا طَوِيْلًا (مَرْحَلَتَيْنِ) أَنْ يَقْصُرَ الصَّلَاةَ الرُّبَاعِيَّةَ اِلَى رَكْعَتَيْنِ
qosor: diperbolehkan bagi seorang musafir dengan perjalanan panjang (dua marhalah) menqosor sholat yang empat rakaat menjadi dua rakaat

لقوله تعالى وَاِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْاَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَقْصُرُوْ مِنَ الصَّلَاةِ
karena firman Allah jika kalian bepergian di bumi maka tiada larangan atas kalian untuk menqosor shalat

وقوله صلى لله عليه وسلم حِيْنَمَا سُئِلَ عَنْ صَلَاةِ السَّفَرِ صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَقْبَلُوْا صَدَقَتَهُ
dan sabda Nabi SAW ketika beliau ditanya tentang shalat dalam perjalanan: itu adalah shodaqoh, yang Allah shodaqohkan terhadap kalian , maka terimalah shodaqohnya

شُرُوْطِ صِحَّةِ الْقَصْرِ (1) أَنْ يَكُوْنَ السَّفَرُ فِيْ غَيْرِ مَعْصِيَةٍ (2) أَنْ يَنْوِيَ الْقَصْرَ مَعَ الْاِحْرَامِ (3) أَنْ لَا يَأْتَمَّ بِمُقِيْمٍ
syarat sah menqosor: (1) bepergian di selain maksiat (2) niat qosor bersama takbiratul ihram (3) tidak makmum pada orang muqim

الْجَمْعُ فِي السَّفَرِ: وَيَجُوْزُ الْجَمْعُ فِي السَّفَرِ الطَّوِيْلِ فَيَجْمَعُ بَيْنَ الظُّهْرش وَالْعَصْرِ وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَاْلعِشَاءِ تَقْدِيْمًا أَوْ تَأْخِيْرًا
jama’ dalam perjalanan: boleh jama’ dalam perjalanan yang panjang, maka ia menjamak antara dzuhur dan ashar dan antara maghrib dan isya’, mendahulukan atau mengakhirkan

شُرُوْطُ جَمْعِ التَّقْدِيْمِ
SYARAT-SYARAT JAMA’ TAQDIM

(1) التَّرْتِيْبُ فَلَا يَجُوْزُ تَقْدِيْمُ الْعَصْرِ عَلَى الظُّهْرِ وَلَا الْعِشَاءِ عَلَى الْمَغْرِبِ
tertib: tidak boleh mendahulukan ashar mengakhirkan dzuhur, dan mendahulukan isya’ mengakhirkan maghrib

(2) نِيَّةُ الْجَمْعِ فِي الصَّلَاةِ الْأُوْلَى
niat jama’ di sholat yang pertama

(3) الْمُوَالَاةُ بِحَيْثُ لَا يَفْصِلُ بَيْنَهُمَا بِمَا يَسَعُ رَكْعَتَيْنِ
 terus menerus, sekira keduanya tidak dipisah dengan waktu yang cukup dua rakaat

(4) أَنْ يَكُوْنَ مُسَافِرًا فِي الْأُوْلَى وَعِنْدَ عَقْدِ الثَّانِيَةِ
hendaknya ia dalam keadaan bepergian di sholat yang pertama, dan ketika memulai yang kedua

شُرُوْطِ جَمْعِ التَّاْخِيْرِ
SYARAT-SYARAT JAMA’ TA’KHIR

(1) نِيَّةُ تَأْخِيْرِ الْأُوْلَى فِي وَقْتِهَا
niat mengakhirkan di shalat yang pertama, di waktu shalat yang pertama

(2) دَوَامُ السَّفَرِ إِلَى إِتْمَامِ الصَّلَاتَيْنِ
masih di perjalanan sampai selesainya dua shalat