Senin, 27 Maret 2023

sholawat qomarul wujud dan doa jalalah


Habib Abu Bakar bin Muhammad AssegafSholawat Qomaril Wujud

أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَمَرِ اْلوُجُوْدِ فِيْ هَذَاالْيَوْمِ وَفِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَفِيْ الْيَوْمِ اْلمَوْعُوْدِ سِرًّا وَجَهْرًا فِيْ الدُّنْيَا وَاْلأخرة وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ  وَسَلِّمْ

Allahumma shalli ‘alaa sayidina Muhammadin qamaril wujuudi fii hadzaal yawmi wa fii kulli yawmil maw’uudi sirran wa jahran fii dunyaa wal akhirati wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wa sallim.

 Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, rembulannya alam, pada hari ini, setiap hari dan pada hari yang dijanjikan, secara diam-diam dan terang-terangan di dunia dan di akhirat, juga kepada keluarganya dan para sahabatnya.


IJAZAH DZIKRUL JALALAH DARI HABIB ABUBAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF GRESIK


لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَوْجُودْ فِيْ كُلِّ زَمَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْبُودْ فِيْ كُلِّ مَكَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَذْكُورْ بِكُلِّ لِسَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْمَعْرُوفْ بِاْلاِحْسَانْ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِى شَأْن

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ اَلْأَمَانُ اَلْأَمَانْ مِنْ زَوَالِ الْاِيْمَانْ

وَمِنْ فِتْنَةِ الشَّيْطَانْ، يَا قَدِيْمَ الْاِحْسَانْ كَمْ لَكَ عَلَيْنَا مِنْ إِحْسَانْ،

اِحْسَانُكَ الْقَدِيمْ ,يَا حَنَّانْ يَا مَنَّانْ،

يَا رَحِيمُ يَا رَحْمنْ, يَا غَفُورُ يَا غَفَّارْ، اِغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا

وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينْ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.


Laa ilaaha illallah Al-Maujud Fi Kulli Zaman

Tiada Tuhan selain ALLAH Dzat yang selalu ada, di setiap masa.


Al-Ma’bud Fi Kulli Makan

Dzat yang selalu disembah, di setiap tempat.


Al-Madzkur Bi Kulli Lisaan

Dzat yang selalu disebut bagi setiap lisan.


Al-Ma’ruf Bil Ihsan

Dzat yang terkenal, dengan kebaikan.


Kulla Yaumin Huwa Fii Sya’an

Dzat yang setiap hari berada didalam kekuasaannya.


Al-Aman Al-Aman Min Zawaalil Iiman Wamin Fithnatis Syaithon, Yaa Qodiimal Ihsan Kam Laka ‘Alaina Min Ihsan, Ihsaanukal Qodiim Yaa Hannan Yaa Mannan, Yaa Rohiim Yaa Rohmaan Yaa Ghoofur Yaa Ghoffar, Ighfirlanaa Warhamnaa Wa Anta Khoirur Roohimin Washollallahu ‘Alaa Sayyidina Muhammadin Wa ‘Alaa Aalihi Wa Shohbihi Wasallam Walhamdu Lillahi Robbil ‘Aalamin”.


"Daripada hilangnya iman dan daripada fitnah syaithon, wahai dzat yang tidak mempunyai permulaan, di dalam kebaikannya, berapa banyak dari-Mu kepada kami dari pada kebaikan-kebaikan. Sesungguhnya kebaikan-Mu tidak berawal, wahai dzat yang maha pengasih dan pemurah, wahai dzat yang mempunyai sifat kasih dan sayang, wahai dzat yang maha pengampun dan pemaaf, ampunilah bagi kami dan sayangilah kami, dan sesungguhnya engkau paling baiknya dzat yang menyayangi. Dan semoga tambahan rahmat ta’zim Allah tercurahkan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW dan atas keluarga serta para sahabatnya dan juga tambahan kesejahteraan dan segala puji hanya bagi Allah Tuhan Seru sekalian Alam.


Baca setiap ba'da sholat fardhu atau minimal setiap ba'da shubuh 1X insyaallah diakhir umur ketika kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Ucapkan QOBILTU dan langsung amalkan.


Wallahu a'lam insyaallah bermanfaat


contoh pidato anak tema mencari ilmu

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.

Salawat serta salam semoga tetap tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

Hadirin yang berbahagia,

Mencari ilmu kewajiban kita sebagai umat manusia. Dengan ilmu, kita dapat menjadi lebih pintar, dengan ilmu kita dapat mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang segala jenis hal. Dengan ilmu, kita menjadi tahu lebih dan lebih tentang cara mengatasi suatu masalah.

Ilmu tidak hanya terbatas hal-hal yang diajarkan di bangku sekolah saja. Banyak ilmu-ilmu lain yang dapat kita pelajari untuk menunjang kehidupan kita, contohnya ilmu memasak, ilmu bertanam, dan lain sebagainya.

Mencari ilmu tidak hanya terbatas pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Ilmu bisa kita dapatkan dari media lain. Semisal buku, koran, internet, majalah atau bahkan bertemu dengan orang baru juga akan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang menarik. Luangkanlah waktu kita untuk membaca-baca buku, mengulang kembali pelajaran ketika menunggu kendaraan umum atau ketika waktu istirahat.

Hal itu lebih baik daripada kita memboroskan waktu untuk membuka hal-hal yang bersifat tidak terlalu penting di HP atau smartphone kita.

Selain dari buku, ilmu bisa juga kita dapatkan dari sebuah diskusi bersama kerabat, teman atau orang tua. Dari obrolan dengan mereka, kita dapat mengambil suatu pelajaran yang luar biasa. Dari pengetahuan atau kisah-kisah mereka di masa lalu.

Hadirin yang saya hormati,

Manfaatkanlah waktu kita dengan sebaik-baiknya. Jangan sia-siakan waktumu. Ilmu itu luas, galilah sedalam-dalamnya.

Sekian pidato singkat dari saya, kurang lebihnya mohon maaf. Saya tutup dengan ucapan, hamdalah bersama.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Senin, 20 Maret 2023

Syair Ramadhan

Kumpulan Teks Syair Keagungan Ramadhan

الشَّهْرُ اْلعَظِيْمُ شَهْرُ الرَّمَضَانْ * اَلشَّهْرُ اْلكَرِيْمْ جَاءَ بِاْلغُفْرَانْ

Bulan yang agung bulan ramadhan – Bulan mulia penuh ampunan


جَاءَ فِى اْلوَعْدِ اَنَّ لِلْفَرْحَانْ * بِدُخُوْلِهِ وَجُوْبُ اْلِجنَانْ

Siapa yang senang masuk Ramadhan – Pastilah Syurga Allah janjikan

فُتِحَتْ فِيْهِ اَبْوَابُ اْلِجَنانْ * كَذَا غُلِّقَتْ اَبْوَابُ النِّيْرَانْ

Bulan ramadhan syurga dibuka – Ditutup juga pintu neraka


صُفِّدَتْ فِيْهِ اَعْدَاءُ الرَّحْمٰنْ * الشَّيَاطِايْنُ مُضِلُّواْلِانْسَانْ

Terbelunggulah para musuh Tuhan – Itulah syaitan menyesatkan insan


نُزِلَ اْلكِتَابُ يَوْمَ اْلفُرْقَانْ * كَمَا ذُكِرَتْ فِى اَىِّ اْلفُرْقَانْ

Diturunkan kitab bulan ramadhan – Yang disebutkan di setiap Furqan


ضُعِّفَتْ بِاللَّيْلَةِ ذَاتِ الشَّانْ * لَيْلَةَ اْلقَدْرِ اَعْمَالُ اْلاِنْسَانْ

Dilipat ganda amalan insan – di Malam Qadar anugrah Tuhan


اَوَّلُ شَهْرِ رَحْمَةُ الرَّحْمٰنْ * ثُمَّ غُفْرَانٌ وَعِتْقُ النِّيْرَانْ

Rahmat di awal dan kemudian – tahap pengampunan (maghfirah) dan kemerdekaan (itqu minan nar)


كُتِبَ الصِّيَامُ عَلَى ذِى اْلاِيْمَانْ * بِاْلعَطْشِ وَاْلجُوْعِ وَحِفْظِ اللِّسَانْ

Wajib puasa orang beriman – haus lapar dan menjaga lisan


فَصَلَاةُ اللهِ بِلاَ نُقْصَانْ * وَسَلاَمُ رَبِّى مَدَى اْلاِيْمَانْ

Rahmat Allah Tak terkurangi – Begitu juga Sejahtera Rabbi


عَلَى اْلمُصْطَفَى وَلَدِ اْلعَدْنَانْ * وَصَحَابِهِ هُمْ اَهْلُ الرِّضْوَانْ

Di atas Nabi Sang cucu Adnan – Dan sahabatnya Sang Ahli ridhwan

**********

Syair Kelebihan Bulan Suci Ramadhan

شَهْرُ الصِّيَامِ لَقَدْ عَلَوْتَ مُكَرَّمَا # وَغَدَوْتَ مِنْ بَيْنِ الشُّهُوْرِ مُعَظَّمَا

Bulan Ramadhan, sungguh engkau bulan yang amat tinggi lagi terhormat, engkau bulan yang diagungkan di antara bulan-bulan yang lain


يَا صَائِمِى رَمَضَانَ هَذَا شَهْرُكُمْ # فِيْهِ اَبَاحَكُمُ الْمُــهَيْــمِنُ مَُغْنَـــمَا
Wahai orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan, inilah bulan kalian. padanya allah swt menganjurkanmu berganimah memperbanyak pahala


يَافَوْزَ مَنْ فِيْــهِ أطَاعَ اِلَهَــهُ # مُتَقَرِّبًا مُتَجَنِّباً مَاحُرِّمَا
Betapa beruntungnhya orang yang di bulan ramadhan mentaati tuhannya, mendekatkan diri kepadanya, serta menjauhkan diri dari apa yang telah diharamkan

فَالْوَيْلُ كُلَّ الْوَيْلِ لِلْعَصِى الَّذِى # فِى شَهْرِهِ أَكَلَ الْحَرَامَ وَأَجْرَمَا

Dan alangkah celakanya, sekali lagi alangkah celakanya orang yang bermaksiat pada bulan ramadhan, memakan yang haram dan berbuat dosa.

Kamis, 16 Maret 2023

khutbah syakban

إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.


Di sisa bulan Sya'ban ini, marilah kita persiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan, bulan paling mulia dari segala bulan. Bentuk persiapan itu tentunya boleh berbeda-beda. Bagi pedagang pakaian segeralah mengumpulkan modal dagangnya, untuk menyambut bulan Ramdhan dan hari yang fitri. Bagi pengusaha hendaklah segera mempersiapkan diri mengatur jadwal kerja yang tidak merusak hidmat bulan Ramadhan tetapi juga tidak mengurangi kwalitas produksi. Bagi para pengajar, guru dan dosen juga para ustadz, bersiaplah dengan materi seputar tema ramadhan, mulai dari sisi fiqih, hikmah dan rahasia Ramadhan.

Namun bagi siapapun saja, hendaknya menyiapkan diri memasuki Ramadhan dengan bermuhasabah mengintropeksi diri. Menghitung dan mengkalkulasi amal yang telah kita lakukan selama hidup hingga kini. Jikalau kita merasa amal baik lebih mendominasi dalam kehidupan kita, maka janganlah besar hati, karena itu menunjukkan buruknya amal hati kita. Dan biasanya perasaan tersebut (merasa diri baik) akan menyeret manusia dalam kehinaan dan ketakabburan. Ingatlah sebuah maqalah (pesan) yang menyatakan bahwa "orang baik adalah merasa dirinya buruk, dan orang buruk adalah mereka yang mengaku dirinya baik"

Namun jika hasil kalkulasi itu menjadikan diri kita semakin merasa kurang baik, maka segeralah menambahkan berbagai amal kebaikan, selagi umur masih di kandung badan, semoga Allah Yang Maha Kuasa memanjangkan umur kita hingga menikmati bulan Ramadhan yang suci.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Para orang tua kita menyebutkan bulan Sya'ban dengan nama bulan ruwah, yang sangat identik dengan kata arwah. Sebenarnya kata ruwah atau arwah hanyalah sebagai penanda bahwa bulan sya'ban adalah bulan paling tepat untuk mengingatkan manusia akan wacana akhirat mulai dari sakaraul maut, kematian, alam kubur dan alam akhirat.

Sesungguhnya mengenang kematian dengan datang ke kuburan atau mengirim doa arwahan adalah banyak faedahnya bagi kita yang masih ada umur di dunia. Karena hal itu bisa menyemangati diri meningkatkan dan melipatgandakan amal di bulan Ramadhan nanti, dan akan menambah rasa takut dalam diri hingga senantiasa menghindari segala dosa amin.

Dalam menghadapi bulan istimewa, di mana amal manusia dilaporkan kepada Allah, umat Islam di tanah air melakukan tradisi ruwahan (memperbanyak sedekah), sehingga bulan ini disebut dengan bulan Ruwah. Para ulama juga menganjurkan agar kita memperbanyak sedekah pada momen-momen yang dianggap penting yang sedang dihadapi. Dalam hal ini al-Imam al-Hafizh al-Nawawi berkata:

وَقَالَ أَصْحَابُنَا: يُسْتَحَبُّ اْلإِكْثَارُ مِنَ الصَّدَقَةِ عِنْدَ اْلأُمُوْرِ الْمُهِمَّةِ.

“Para ulama kami berkata, “Disunnahkan memperbanyak sedekah ketika menghadapi urusan-urusan yang penting.”

Pada bulan Sya’ban, di kalangan masyarakat kita ada pula tradisi ziarah kubur, yang di sebagian daerah dikenal dengan tradisi nyadran. Rasulullah juga berziarah ke makam para sahabat di Baqi’ pada malam nishfu Sya’ban. 

  عَائِشَةَ قَالَتْ : فَقَدْتُ النَّبِيَّ فَخَرَجْتُ فَإِذًا هُوَ بِالْبَقِيْعِ رَافِعًا رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ : أَكُنْتِ تَخَافِيْنَ أَنْ يَحِيْفَ اللهُ عَلَيْكِ وَرَسُوْلُهُ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ : إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلىَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ) خَرَّجَهُ اْلإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ.

 ‘Aisyah yang berkata, “Aku kehilangan Nabi , lalu aku keluar mencarinya, ternyata beliau ada di makam Baqi’, sedang mengangkat kepalanya ke langit. Beliau berkata, “Apakah kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya berbuat sewenang-wenang kepadamu?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, aku mengira engkau mendatangi sebagian isteri-isterimu.” Lalu Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah turun pada malam nishfu Sya’ban ke langit dunia, lalu mengampuni orang-orang yang jumlahnya melebihi jumlah bulu-bulu kambing suku Kalb.” Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad, al-Tirmidzi dan Ibn Majah.”


Demikianlah khutbah jumah kali ini, semoga sisa bulan Sya'ban ini dapat kita manfaatkan sebagai media muhasabah yang nantinya kita gunakan sebagai bahan pertimbangan menindak lanjuti kehidupan kita di bulan Ramadhan 


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Kamis, 09 Maret 2023

khutbah akhir bulan syakban

Khutbah 1

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّــدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ،

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ:  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الحج: ٧٧)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.  

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Waktu terus mengalir dan tak terasa kita menghabiskan separuh bulan Sya’ban. Bulan suci Ramadhan pun kian dekat dan memberikan suasana batin tersendiri bagi masing-masing orang. Ada yang bergembira dengan kehadiran bulan suci ini. Ada pula yang biasa-biasa saja: Sya’ban dan Ramadhan dinilai tak jauh berbeda dari bulan-bulan lainnya.


Sikap kedua ini menjadi indikasi tentang tidak sensitifnya hati kita kepada kemuliaan-kemuliaan waktu khusus yang tertuang dalam ajaran Islam. Umumnya, suasana “biasa saja” itu bukan karena sikap ingkar melainkan karena terlalu padatnya kehidupan seseorang dengan aktivitas duniawi sehingga menganggap perjalanan bulan Rajab, Sya’ban, dan kemudian Ramadhan tak ubahnya rutinitas belaka.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Ada hal yang istimewa dalam bulan Sya’ban. Ia menjadi jembatan menuju bulan yang paling diagung-agungkan. Itulah sebabnya mengapa bulan ini dikatakan “sya’ban”. Sya’ban yang berasal dari kata syi’ab bisa dimaknai sebagai jalan setapak menuju puncak. Artinya, bulan Sya’ban adalah bulan persiapan yang disediakan oleh Allah  untuk hambanya dalam menapaki, memantapkan diri, sebagai persiapan menyongsong bulan puncak bernama ‘Ramadhan’.

Posisi bulan Sya’ban yang terletak di antara Rajab dan Ramadhan seringkali kurang mendapat perhatian lebih dibanding dua bulan mulia yang menghimpitnya itu. Pada Rajab, keutamaan-keutamaan seputar puasa dan amalan lainnya kerap kita dengar. Di bulan Rajab pula kita mengenang peristiwa dahsyat yang dialami Rasulullah: Isra’ Mi’raj. Bulan Ramadhan lebih hebat lagi. Orang-orang seakan-akan menjadi manusia baru, berburu fadhilah dan pahala berlipat di bulan suci. Tidak demikian dengan Sya’ban. Dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Nasai, Nabi menyebut Sya’ban sebagai bulan yang biasa dilupakan umat manusia.

 sahabat Usamah bin Zaid radliyallahu ‘anhu bertanya :

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ. أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ

Usamah bin Zain bertanya: Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu berpuasa sebanyak pada bulan Sya’ban. Nabi bersabda: “Sya’ban adalah bulan yang dilalaikan oleh manusia, yang jatuh antara Rajab dan Ramadhan. Sya’ban juga bulan diangkatnya amal perbuatan secara umum (yang dilakukan selama setahun) ke suatu tempat di langit yang dimuliakan oleh Allah Sang Pemilik alam semesta, dan aku senang jika amal perbuatanku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi)

Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah,

Bukti dari mulianya bulan Sya’ban, bisa kita lihat dari sejumlah peristiwa penting bersejarah di dalamnya. Peristiwa-peristiwa ini bisa dipandang bukan semata sebagai fakta historis tapi juga pertanda bahwa Allah memberikan perhatian spesial terhadap bulan ini. 

 Pertama, pada bulan Sya’ban Allah menurunkan ayat perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana yang tercantum dalam Surat al-Ahzab ayat 56:

 إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”


Mayoritas ulama, khususnya dari kalangan mufassir, sepakat bahwa ayat ini turun di bulan Sya’ban. Secara bahasa, shalawat berakar dari kata shalât yang berarti doa. Dalam ayat tersebut ada tiga shalawat: shalawat yang disampaikan Allah, shalawat yang disampaikan malaikat, dan (perintah) shalawat yang disampaikan umat Rasulullah ﷺ.

 Ibnu Katsir dalam tafsirnya—mengutip pernyataan Imam Bukhari—menjelaskan bahwa “Allah bershalawat” bermakna Dia memuji Nabi, “Malaikat bershalawat” berarti mereka sedang berdoa, sementara “manusia bershalawat” selaras dengan pengertian mengharap berkah.

 Ayat tersebut menjadi bukti kedudukan Rasulullah yang tinggi. Kemuliaan dan rahmat dilimpahkan langsung oleh Allah kepada beliau, malaikat-malaikat suci terlibat dalam merapalkan doa-doa, dan seluruh kaum beriman pun diperintah untuk mengucapkan shalawat kepadanya.

 Wajar sekali bila Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak shalawat di bulan Sya’ban, di samping bergegas membersihkan diri atau bertobat dari kesalahan-kesalahan yang sudah lewat guna menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih.

 



Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

 Kedua, bulan Sya’ban merupakan saat diturunkannya kewajiban berpuasa bagi umat Islam. Imam Abu Zakariya an-Nawawi dalam al-Majmû‘ Syarah Muhadzdzab menjelaskan bahwa Rasululah menunaikan puasa Ramadhan selama sembilan tahun selama hidup, dimulai dari tahun kedua Hijriah setelah kewajiban berpuasa tersebut turun pada bulan Sya'ban.

 Puasa merupakan kegiatan penting guna meredam nafsu yang sering menuntut dimanjakan. Melalui puasa, manusia ditempa secara ruhani untuk menahan berbagai godaan duniawi, bahkan untuk hal-hal yang dalam kondisi normal (tak berpuasa) halal. Menahan diri dari hal-hal halal seperti makan, minum, berhubungan dengan istri, menjadi sinyal kuat bahwa sesungguhnya ada yang lebih penting dari kenikmatan dunia yang fana ini, yakni kenikmatan Akhirat, berjumpa dengan Allah subhanahu wata’ala.

 Bulan Ramadhan merupakan bulan paling mulia di antara bulan-bulan lainnya. Artinya, Sya’ban merekam sejarah penting “diresmikannya” kemuliaan Ramadhan dengan difardhukannya puasa bagi kaum mukminin selama sebulan penuh. Sya’ban menjadi tonggak menyambut bula suci sebagai anugerah besar dari Allah yang melipatgandakan pahala segala amal kebaikan di bulan Ramadhan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ketiga, bulan Sya’ban juga menjadi sejarah dimulainya Ka’bah menjadi kiblat umat Islam yang sebelumnya adalah Masjidil Aqsha. Peristiwa peralihan kiblat ini ditandai dengan turunnya ayat 144 dalam Surat al-Baqarah:

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

 Artinya: “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”

 Saat menfsirkan ayat ini, Al-Qurthubi dalam kitab Al-Jami’ li Ahkâmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Di sisa bulan Sya'ban ini, marilah kita persiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan, bulan paling mulia dari segala bulan. Bentuk persiapan itu tentunya boleh berbeda-beda. Bagi pedagang pakaian segeralah mengumpulkan modal dagangnya, untuk menyambut bulan Ramdhan dan hari yang fitri. Bagi pengusaha hendaklah segera mempersiapkan diri mengatur jadwal kerja yang tidak merusak hidmat bulan Ramadhan tetapi juga tidak mengurangi kwalitas produksi. Bagi para pengajar, guru dan dosen juga para ustadz, bersiaplah dengan materi seputar tema ramadhan, mulai dari sisi fiqih, hikmah dan rahasia Ramadhan.


Namun bagi siapapun saja, hendaknya menyiapkan diri memasuki Ramadhan dengan bermuhasabah mengintropeksi diri. Menghitung dan mengkalkulasi amal yang telah kita lakukan selama hidup hingga kini. Jikalau kita merasa amal baik lebih mendominasi dalam kehidupan kita, maka janganlah besar hati, karena itu menunjukkan buruknya amal hati kita. Dan biasanya perasaan tersebut (merasa diri baik) akan menyeret manusia dalam kehinaan dan ketakabburan. Ingatlah sebuah maqalah (pesan) yang menyatakan bahwa "orang baik adalah merasa dirinya buruk, dan orang buruk adalah mereka yang mengaku dirinya baik"


Namun jika hasil kalkulasi itu menjadikan diri kita semakin merasa kurang baik, maka segeralah menambahkan berbagai amal kebaikan, selagi umur masih di kandung badan, semoga Allah Yang Maha Kuasa memanjangkan umur kita hingga menikmati bulan Ramadhan yang suci.

Dan Semoga pada momentum Sya’ban ini kita akan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dan semoga ibadah kita akan diterima oleh Allah swt. 

أللهمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Artinya, "Ya Allah, sampaikan aku kepada bulan Ramadhan dengan selamat. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan. Amin."


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ 

اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ للهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

 وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ  وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ

 (وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين)




Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا،

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ * ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ * ﺇِﻧَّﻚَ ﺳَﻤِﻴْﻊٌ ﻗَﺮِﻳْﺐٌ ﻣُّﺠِﻴْﺐُ ﺍﻟﺪَّﻋَﻮَﺍﺕِ * ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﺃَﺋِﻤَﺘَﻨَﺎ ﻭَﺃُﻣَّﺘَﻨَﺎ * ﻭَﻗُﻀَﺎﺗَﻨَﺎ ﻭَﻋُﻠَﻤَﺎﺀَﻧَﺎ ﻭَﻓُﻘَﻬَﺎﺀَﻧَﺎ * ﻭَﻣَﺸَﺎﻳِﺨَﻨَﺎ ﺻَﻼَﺣًﺎ ﺗَﺎﻣًّﺎ ﻋَﺎﻣًّﺎ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻫُﺪَﺍﺓَ ﻣُﻬْﺘَﺪِﻳْﻦَ *

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍْﻧﺼُﺮْ ﻣَﻦْ ﻧَﺼَﺮَ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ * ﻭَﺍﺧْﺬُﻝْ ﻣَﻦْ ﺧَﺬَﻝَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ * ﺃَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻫْﻠِﻚْ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀَ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦَ * ﻭَﺃَﻟِّﻒْ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮْﺏِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ * ﻭَﻓُﻚَّ ﺃَﺳْﺮَ ﺍﻟْﻤَﺄْﺳُﻮْﺭِﻳْﻦَ * ﻭَﻓَﺮِّﺝْ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻜْﺮُﻭْﺑِﻴْﻦَ * ﻭَﺍﻗْـﺾِ ﺍﻟﺪَّﻳْﻦَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﺪْﻳُﻮْﻧِﻴـْﻦَ * ﻭَﺍﻛْﺘُﺐِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻟﺴَّﻼَﻣَﺔَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ * ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻐُﺰَّﺍﺓِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺠَﺎﻫِﺪِﻳْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴَﺎﻓِﺮِﻳْﻦَ * ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ *

ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺍﺩْﻓَﻊْ ﻋَﻨَّﺎ ﺍﻟْﻐَﻠَﺎﺀَ * ﻭَﺍﻟْﺒَﻼَﺀَ ﻭَﺍﻟْﻮَﺑَﺎﺀَ * ﻭَﺍْﻟﻔَﺤْﺸَﺎﺀَ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮَ ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻲَ ﻭَﺍﻟﺴُّﻴُﻮْﻑَ ﺍﻟْﻤُﺨْﺘَﻠِﻔَﺔ * ﻭَﺍﻟﺸَّﺪَﺍﺋِﺪَ ﻭَﺍﻟْﻤِﺤَﻦَ * ﻣَﺎ ﻇَﻬَﺮَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻄَﻦَ * ﻣِﻦْ ﺑَﻠَﺪِﻧَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺧَﺎﺻَّﺔً * ﻭَﻣِﻦْ ﺑُﻠْﺪَﺍﻥِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻋَﺎﻣَّﺔً * ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮٌ * ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﻹِﺧْﻮَﺍﻧِﻨَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺳَﺒَﻘُﻮْﻧَﺎ ﺑﺎﻹِﻳـْﻤَﺎﻥِ * ﻭَﻻَ ﺗَﺠْﻌَﻞْ ﻓِﻲْ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻨَﺎ ﻏِﻼًّ ﻟِّﻠَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻚَ ﺭَﺅُﻭْﻑٌ ﺭَّﺣِﻴْﻢ

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺄْﻣُﺮُ ﺑِﺎْﻟﻌَﺪْﻝِ ﻭَﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥِ ﻭَﺇِﻳْﺘَﺎﺀِﺫِﻯ ﺍْﻟﻘُﺮْﺑَﻰ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍْﻟﻔَﺤْﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍْﻟﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺍْﻟﺒَﻐْﻰِ ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭْﻥَ  ﻭَﺍﺷْﻜُﺮُﻭْﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﻧِﻌَﻤِﻪِ ﻳَﺰِﺩْﻛُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺌَﻠُﻮْﻩُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ ﻳُﻌْﻄِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺬِﻛْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻛْﺒَﺮ