Sabtu, 30 Juni 2018

Nabi ibrahim memenuhi nazar

Barangkali masih banyak umat Islam yang belum mengetahui riwayat atau cerita tentang hari Tarwiyah, Arafah dan Tasyrik di bulan Zulhijah. Di hari bersejarah itulah, hari dimana Nabi Ibrahim as diuji keimanannya, ditagih nazarnya, dan digoda Syaitan untuk menggagalkan perintah Allah menyembelih putra kesayanganya Ismail.
Pada suatu hari, Nabi Ibrahim as menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.
“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung.
Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang berkulit hitam legam, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis, beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai 99 tahun.
Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Ismail, artinya “Allah telah mendengar”. Sebagai ungkapan kegembiraan karena akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: “Allah mendengar doaku”.
Mimpi Malam Tarwiyah
Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 tahun), pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi adanya seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).”
Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah (artinya, berpikir atau merenung).
Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi dengan seruan yang sama seperti sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah (artinya mengetahui), bertepatan pula waktu itu beliau sedang berada di tanah Arafah.
Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr).
Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi.
Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta gemuk sejumlah 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah terpenuhi.
Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru, “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu, Ismail.” Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis hingga waktu Shubuh tiba.
Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, beliau menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata, “Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak untuk bertamu kepada Allah.” Hajar pun segera mendandani Ismail dengan pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya.
Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-mandir ke sana ke mari.
Setelah gagal membujuk Ibrahim, Iblis pun datang menemui ibunya, Hajar. “Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa anakmu untuk disembelih?” goda Iblis.
Tapi Hajar tak tergoda, lagi-lagi Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan upaya penyembelihan Ismail. Maka, Syaitan pun menghampiri Ismail seraya membujuknya, “Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,”
“Demi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan sepenuh jiwa ragaku,” jawab Ismail dengan mantap.
Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Iblis pun pergi dengan tangan hampa. Dari sinilah kemudian dikenal dengan kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji.
Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).
“Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).
Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim AS dan langsung ber-tahmid (mengucapkan Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya. Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail berpesan kepada ayahnya.
“Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga tidak timbul rasa iba. Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena percikan darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu melihatnya tentu akan turut berduka.”
“Tajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan cepat proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada ibu agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya dengan berkata, ‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah Allah.’
“Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu, sehingga ibu semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama sehingga menimbulkan rasa sedih di hati ayah,” sambung Isma’il.
Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab, “Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau, wahai putraku tercinta!” Kemudian Nabi Ibrahim as menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu menggoresnya.
Ismail berkata, “Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan lagi ke leherku agar para malaikat mengetahui, bahwa diriku taat kepada Allah SWT dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.”
Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya, lalu beliau hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan pedangnya ke leher putranya dengan sekuat tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu melakukannya karena pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan kemampuanya, beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. “Hai pedang! Kau dapat membelah batu, tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?” gerutu beliau.
Atas izin Allah SWT, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki untuk menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman, ‘jangan disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah Allah?”
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 106)
Menurut satu riwayat, bahwa Ismail diganti dengan seekor domba kibas yang dulu pernah dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga. Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia masih sempat melihat Nabi Ibrahim AS menggoreskan pedangnya ke leher putranya.
Pada saat itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allâhu Akbar) mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran Nabi Ibrahim dan putranya Ismail dalam menjalankan perintahnya. Melihat itu, malaikai Jibril terkagum-kagum lantas mengagungkan asma Allah, “Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar”.
Nabi Ibrahim AS menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu wallâhu Akbar”. Ismail mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”. Kemudian bacaan-bacaan tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).

Ridho terhadap takdir

Ridha Terhadap Takdir dan Ketetapan ALLAH
1. BERAMALLAH MENUJU TAKDIRMU
Rosulullah saw bersabda, “Tidak seorang pun dari kalian melainkan telah ditentukan tempat duduknya di neraka, dan tempat duduknya di surga”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulullah, apakah kami cukup bergantung (bersandar) kepada catatan takdir kami?”. Beliau menjawab, “Bekerjalah (beramallah), karena masing-masing telah dimudahkan untuk apa yg ia diciptakan karenanya”.(HR Bukhari Muslim)
2. RIDHO ATAS SEMUA TAKDIR-NYA
Apabila engkau tidak ridha dengan takdir, tidak bersabar atas ujian dan tidak bersyukur atas nikmat, maka tidak akan ada Tuhan bagimu, carilah Tuhan selain ALLAH, padahal engkau tahu tidak ada Tuhan selain ALLAH. Apabila engkau mau, ridhalah dengan takdir, pecayalah kepada ketetapan-NYA, baik ataupun buruk, manis ataupun pahit. Sesungguhnya sesuatu yang akan menimpamu tidak akan luput darimu, dan sesuatu yang harus luput darimu tidak akan menimpamu sama sekali, baik denganm usaha ataupun upaya (Syaikh Abdul Qadir Jailani)
3. MENENTANG TAKDIR-NYA
Sebagian ahli sufi mengatakan,”Terimalah ketetapan ALLAH pada makhluk, dan jangan menerima keinginan makhluk pada Khaliq”. Bagaimana aku bisa peduli, sedangkan engkau berbuat maksiat kpd ALLAH, meremehkan perintah2-NYA dan juga larangan2-NYA. Engkau menentang ketetapan dan takdir-NYA, bahkan engkau memusuhi-NYA siang dan malammu. Sungguh engkau (yg menentang takdir-NYA) sangat terkutuk. (Syaikh Abdul Qadir Jailani)
4. RIDHO ATAS TAKDIR ALLAH AKAN MENYEJUKKAN HATI
RIDHA atas ketetapan TAKDIR lebih baik daripada memperoleh dunia tetapi disertai penentangan terhadap takdir. Manisnya keridhaan itu lebih manis terasa dihati para shiddiqiin, daripada melajur keinginan syahwat dan kesenangannya. Hal itu lebih manis bagi hati mereka dari pada dunia dan seisinya, karena ia menyejukkan kehidupan dalam setiap keadaan (Syaikh ABdul Qadir Jailani)
5. ASAL ALLAH RIDHA
Betapa indahnya keadaan seorang mukmin didunia maupun di akhirat. Di dunia dia tdk mempedulikan segala sesuatu, asalkan ALLAH ridha kepadanya. Dimanapun dia berada, dia akan memperoleh bagiannya. Kemanapun dia menghadap, dia akan memandang cahaya-NYA. Tidak akan ada kegelapan baginya, dan semua isyarat-NYA tertuju kepadanya. Keyakinannya hanya kepada ALLAH SWT demikian juga ketawakalannya (Syaikh ABdul Qadir Jailani)
6. MENGGAPAI RIDHA ALLAH
Ridha ALLAH, bergantung pada ridha kita pada-NYA, ridha pada setiap ketentuan dan ketetapan ALLAH, yang baik maupun yang buruk. Mau menerima dengan rela dan senang hati, setiap keadaan dan kejadian yang datang pada kita, yang baik maupun yang buruk. Sedih dan bahagia, kesuksesan dan kebangkrutan, hidup sengsara dan hidup enak dan lain sebagainya. Kita terima dengan kadar yang sama, tanpa membedakan diantara keduanya, tidak pernah mengeluh dan tidak pernah merasa benar untuk menanggungnya. Inilah tanda-tanda ridha ALLAH pada diri manusia. Barangsiapa yang sudah bersikap dan berbuat seperti itu, berarti ALLAH sudah ridha padanya. (Tasawuf Di Dalam Diri Ada ALLAH, 2011)
7. ALLAH LEBIH TAHU DARIPADA AKU
Barang siapa yg ingin mencapai derajat ridho terhadap takdir ALLAH SWT hendaklah ia selalu mengingat kematian, karena dg mengingatnya akan meringankan bencana yg menimpa. Jangan berprasangka buruk terhadap-NYA atas bencana yg menimpa diri, harta dan keluarga. Tetapi katakanlah, “ALLAH SWT lebih tahu daripada aku”. Bencana tsb akan tercabut darimu dan kebaikan dan kenikmatan akan datang. (Syaikh Abdul Qadir jailani)
8. RIDHO DALAM KEFAKIRAN
Ridholah dalam kefakiranmu, karena itu akan menjagamu dari kemaksiatan. Apabila tidak, bisa jadi engkau akan tenggelam dalam kemaksiatan. Seandainya ALLAH menjadikanmu fakir dan lemah, sesungguhnya DIA hendak memeliharamu. Apabila engkau sabar atas pilihan-NYA, maka engkau akan memperoleh pahala disisi-NYA yg tak terhitung oleh dirimu atau penduduk dunia sekalipun (Syaikh Abdul Qadir Jailani)
9. RIDHO ATAS SEMUA PERBUATAN-NYA
Seorang muslim akan senantiasa setuju terhadap ketetapan-NYA dan ridho atas setiap takdir dan perbuatan-NYA.
Apabila kita tidak menerima datangnya musim kemarau, maka kemarau tersebut akan mendatangkan kesempitan, demikian juga apabila kita tidak menerima ketetapan datangnya musim penghujan, maka kedatangannya hanya akan menjadi siksa.
Kerelaan kita terhadap takdir-NYA yang mendatangkan dua musim tersebut, akan menghilangkan akibat buruk apapun yang datang karena keduanya.
Demikian halnya, penerimaan kita terhadap ujian dan cobaan, akan menghilangkan sedih, perih, dan kesempitan yang lahir darinya.
Alangkah menakjubkan keadaan para Wali itu, betapa baiknya keadaan mereka. Apapun yang ditimpakan ALLAH SWT kepada mereka, semuanya menjadi kebaikan (Syaikh Abdul Qadir Jailani)
10. TAKDIR ALLAH PASTI TERJADI
Diceritakan bahwa Malaikat Maut menemui Nabi SUlaiman bin Daud as. Malaikat Maut melihat dengan tajam dalam waktu yang lama kepada salah seorang pembantu Nabi Sulaiman as. Ketika Malaikat Maut keluar, laki-laki itu bertanya, “Wahai Nabi ALLAH, siapakah orang yang masuk tadi?”
Nabi SUlaiman as menjawab, “Malaikat Maut”
Laki-laki itu berkata, “Aku takut Malaikat Maut hendak mencabut nyawaku. Oleh karena itu aku akan menghindar darinya”.
Nabi Sulaiman as berkata, “Bagaimana caramu menghindar darinya?”
Laki-laki itu menjawab, “Suruhlah angin membawaku ke negeri India saat ini juga. Mudah-mudahan Malaikat Maut terkecoh dan tidak dapat menemukanku”
Nabi Sulaiman as menyuruh angin untuk membawa laki-laki itu ke tempat yang dituju. Malaikat Maut kembali dan menemui Nabi SUlaiman as. Kemudian Nabi Sulaiman as bertanya kepada Malaikat Maut, “Mengapa engkau melihat kepada laki-laki itu lama sekali?”
Malaikat Maut berkata, “Aku sungguh merasa heran terhadapnya. Aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di negeri India padahal negeri itu sangat jauh. Tetapi ternyata angin telah membawanya ke sana. Itulah takdir ALLAH SWT” (Al-Ghazali)

Ayat ayat taqwa

Ayat-ayat Taqwa
Perintah bertaqwa
-QS.Ali Imran [3]: 102: Perintah bertaqwa dan mati dalam Islam
﴿ ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻ ﺗَﻤُﻮﺗُﻦَّ ﺇِﻻ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ ﴾ ‏[ ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ : 102 ] .
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Alloh sebenar-benarnya takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam.”
– QS.An-Nisa'[4]:1 Perintah bertaqwa dan manusia berasal dari satu jiwa, memelihara hubungan silaturrahmi.
﴿ ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺎﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﺴَﺎﺀَﻟُﻮﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍﻷﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴﺒًﺎ ﴾ ‏[ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : 1 ] .
“Wahai sekalian manusia! Bertakwalah kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa, dan dari padanya Alloh menciptakan istrinya, kemudian dari pada keduanya Alloh mengembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) namaNya kalian saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Alloh senantiasa menjaga dan mengawasi kalian.”
-QS. Al-Ahzab[]:71-72: Perintah bertaqwa dan berkata benar
﴿ ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮﺍ ﻗَﻮْﻻ ﺳَﺪِﻳﺪًﺍ * ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ ﴾ ‏[ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ : 70 ، 71 ].
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Alloh akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa yang menta’ati Alloh dan RosulNya maka sungguh dia telah mendapat kemenangan yang besar.”

Derajat Muttaqin

Khutbah jumat 6 juli 2018

DERAJAT TAQWALLAH
#Khutbahjumat
#TawakalRidloSabar

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمدُ للهِ الَّذِى امر عبادَهُ بلزومِ طاعتهِ
فبشّرهم بذالِكَ بالجنة الَّتِى فيها انواعُ نعمِهِ
واشهد ان لا اله الا الله وحدهُ لا شَرِيْكَ له اعترافا بربوبيتهِ
واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله خيرُ خلقهِ
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد افضل الخلق كله
وعلى اله وصحبه الذين صدقوا بما جاء به من الحق وجاهَدوا لاعلاء دينهِ اما بعد :

فياايها الناس اوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون...

Hadirin jamaah jumat Rahimakumullah

Melalui mimbar ini marilah kita bersama sama meningkatkan taqwa kepada Allah SWT dg sebenar benar taqwa dg menjalankan segala perintah perintahNya dan menjauhi segala larangan laranganNya..
Betapa bahagianya orang orang yang mendapatkan predikat Taqwallah.. mereka akan mendapatkan keberuntungan di dunia dan akherat..

Hadirin jamaah jumat Rahimakumullah

Setelah bulan Ramadhan berlalu apakah terlintas dalam fikiran kita satu pertanyaan " mampukah nilai nilai amal ibadah di bulan Ramadhan mengantarkan kita pada tingkatan termulia yaitu derajat Taqwallah"?

Memang tidak mudah menjawabnya ibarat kita menanam tanaman telah berusaha semaksimal mungkin menjaga dan merawat tanaman tersebut pastilah berharap akan ada buah yg dapat kita petik
Begitu juga kita telah berusaha menjalankan ibadah di bulan puasa dg dasar iman dan hanya mengharap ridho Allah kiranya tidak berlebihan jika kita berharap mendapatkan derajat Muttaqin... Derajat Taqwallah..

Mengingat taqwa tidak nampak oleh penglihatan lahir maka hanya diketahui melalui tanda tandanya

Nabi Dawud AS pernah menasehati putranya Nabi Sulaiman AS

ﻭَقَالَ ﺩَﺍﻭُﺩُ لِسُلَيْمَانَ عَلَيْهِمَا ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ :  ﻳُﺴْﺘَﺪَﻝُّ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻘْﻮَﻯ ﺍلْمُؤْمِنِ ﺑِﺜَﻠَﺎﺙٍ : ﺣُﺴْﻦِ ﺍﻟﺘَّﻮَﻛُّﻞِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻨَﻞْ ، ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﺍﻟﺮِّﺿَﺎ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻗَﺪْ ﻧَﺎﻝَ ، ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻗَﺪْ ﻓَﺎﺕ

Tanda tanda ketaqwaan seorang mukmin ada  tiga perkara:

1. Baiknya Tawakkal dalam perkara yg belum diraih...

2. Baiknya Ridho dalam perkara yg telah diterima...

3. Baiknya kesabaran dalam perkara yg telah hilang...

*****
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah

Tawakal berasal dari kata “wakala” yang berarti “mewakilkan”.

“Tawakkal” berarti memberikan perwakilan, kepasrahan, dan penyerahan diri kita kepada Allah.

Tawakal ialah menyempurnakan keyakinan kepada Allah.
Keyakinan itu takkan terjadi kecuali dengan berbaik sangka kepada Allah, dan mempercayai sepenuhnya terhadap rezeki yang dijanjikan, serta meridhai terhadap ketentuan yang berlaku dari qadha’ dan qadarnya.

Jika keyakinan seperti ini sudah sempurna di dalam hati kita, maka inilah yang dinamakan sebagai “tawakkal”.

Selama kita masih mengira-ngira negatif terhadap qadha’ dan qadar Allah, berburuk sangka terhadap Allah, kecewa terhadap pemberian Allah.. maka kita tidak termasuk sebagai orang yang “mutawakkilin”.

Imam Malik berpendapat :

Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan memberikan Rizki, Hal ini berdasarkan hadist dari Sahabat Umar ibn khottob RA, Rosulullah SAW bersabda :

" ﻟَﻮْ ﺃﻧَّﻜﻢ ﺗﺘﻮﻛَّﻠﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺣﻖَّ ﺗَﻮﻛُّﻠِﻪِ ﻟﺮﺯَﻗﻜُﻢ ﻛَﻤﺎ ﻳﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﻄَّﻴْرَ تغدُو خِمَاصًا وتَروحُ بِطَانًا"

“Andai kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal niscaya Allah akan berikan rizki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar lalu pulang sore hari dalam keadaan kenyang” (HR. Ahmad dan yg lain).

Adapun Imam Syafi’i berbeda dengan Imam Malik dalam hal ini...
ia mengatakan bahwa seandainya burung itu tidak keluar dari sangkarnya dan pulang kembali niscaya tidak akan mendapat Rizki, artinya ia telah melakukan usaha.

Masing-masing bertahan pada pendapatnya…

Imam Malik mengambil potongan hadist (Niscaya kalian akan diberikan Rizki sebagaimana burung)… sedangkan muridnya Imam Asy Syafi’i mengambil sisi hadist (Kalau burung tidak keluar dari sangkarnya maka tidak akan mendapatkan rizki)…

Asy Syafi’i ingin memperkuat argumennya untuk sang guru, maka ia keluar meninggalkan Imam Malik dalam keadaan berpikir, di tengah jalan ia mendapatkan orangtua sedang memikul sesuatu yang berat, lalu Asy Syafi’i menawarkan diri untuk membawakannya…

Tatkala sampai ke rumah orangtua itu, ia pun memberikan kepada Imam Syafi’i beberapa biji kurma sebagai balas jasa kebaikannya…

Imam Syafi’i bahagia karena telah mendapatkan ide untuk menguatkan pendapatnya, “seandainya aku tidak membantu orangtua tadi, niscaya orangtua itu tidak akan memberikan kurma ini kepadaku”
Penuh kegirangan, ia pun bergegas menjumpai gurunya dengan membawa beberapa biji kurma tadi. Sesampainya di tempat Imam Malik, ia pun meletakkan kurma tersebut di hadapannya sembari menceritakan kisah yang terjadi…

Mendengar kisah yang diceritakan, Imam Malik pun tersenyum sambil mengambil kurma dan mencicipinya lalu mengatakan kepada Imam Syafi’i, engkau telah membawa kurma ini kepadaku tanpa usaha(ikhtiyar) dariku.
Keduanya sama2 tersenyum...
Ini sesuai dg firman Allah dalam Surat Attalaq 2-3
ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻣَﺨْﺮَﺟًﺎ ‏
( 2 ‏) ﻭَﻳَﺮْﺯُﻗْﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻟَﺎ ﻳَﺤْﺘَﺴِﺐُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻬُﻮَ ﺣَﺴْﺒُﻪُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑَﺎﻟِﻎُ ﺃَﻣْﺮِﻩِ ﻗَﺪْ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪْﺭًﺍ ‏( 3 ‏)

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

*****
Hadirin jamaah jumat Rahimakumullah

Tanda tanda yg kedua

ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺮﺿﺎ ﻓﻴﻤﺎ ﻗﺪ ﻧﺎﻝ
Ridho pada sesuatu yg telah diterima

RIDHO ATAS SEMUA TAKDIR ALLAH

ASSYEKH ABDUL QODIR ALJAELANI
berkata :
Apabila engkau tidak ridha dengan takdir, tidak bersabar atas ujian dan tidak bersyukur atas nikmat, maka tidak akan ada Tuhan bagimu, carilah Tuhan selain ALLAH, padahal engkau tahu tidak ada Tuhan selain ALLAH. Apabila engkau mau, ridhalah dengan takdir, pecayalah kepada ketetapan-NYA, baik ataupun buruk, manis ataupun pahit. Sesungguhnya sesuatu yang akan menimpamu tidak akan luput darimu, dan sesuatu yang harus luput darimu tidak akan menimpamu sama sekali, baik dengan usaha ataupun upaya

Ridha ALLAH, bergantung pada ridha kita pada-NYA, ridha pada setiap ketentuan dan ketetapan ALLAH, yang baik maupun yang buruk. Mau menerima dengan rela dan senang hati, setiap keadaan dan kejadian yang datang pada kita, yang baik maupun yang buruk. Sedih dan bahagia, kesuksesan dan kebangkrutan, hidup sengsara dan hidup enak dan lain sebagainya. Kita terima dengan kadar yang sama, tanpa membedakan diantara keduanya, tidak pernah mengeluh dan tidak pernah merasa benar untuk menanggungnya. Inilah tanda-tanda ridha ALLAH pada diri manusia. Barangsiapa yang sudah bersikap dan berbuat seperti itu, berarti ALLAH sudah ridha padanya.

Seorang muslim akan senantiasa setuju terhadap ketetapan-NYA dan ridho atas setiap takdir dan perbuatan-NYA.
Apabila kita tidak menerima datangnya musim kemarau, maka kemarau tersebut akan mendatangkan kesempitan, demikian juga apabila kita tidak menerima ketetapan datangnya musim penghujan, maka kedatangannya hanya akan menjadi siksa.
Kerelaan kita terhadap takdir-NYA yang mendatangkan dua musim tersebut, akan menghilangkan akibat buruk apapun yang datang karena keduanya.
Demikian halnya, penerimaan kita terhadap ujian dan cobaan, akan menghilangkan sedih, perih, dan kesempitan yang lahir darinya.
Alangkah menakjubkan keadaan para KEKASIH itu, betapa baiknya keadaan mereka. Apapun yang ditimpakan ALLAH SWT kepada mereka, semuanya menjadi kebaikan (Syaikh Abdul Qadir Jailani)

“Kalian harus senantiasa ridlo kepada Alloh Azza wa Jalla dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan baik maupun buruk, sehat ataupun sakit, kaya maupun miskin, dan dalam keadaan sukses ataupun gagal.
Aku tidak melihat obat yang baik bagi kalian selain berserah diri kepada-Nya.
Jika Alloh menakdirkan sesuatu bagi kalian, janganlah takut.
Janganlah mengeluh kepada selain-Nya, sebab itu justru bisa menyebabkan bencana bagi kalian, Tenang dan diamlah!
Jika kalian ridha, Dia akan mengubah kesusahan kalian menjadi kebahagiaan!”
–Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dalam Fath Ar-Rabbani

*****
TANDA KETAKWAAN YG KETIGA
ﺣﺴﻦ ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻓﻴﻤﺎ ﻗﺪ ﻓﺎﺕ
Sabar yg baik pada sesuatu yg telah sirna

Imam ahmad mengatakan, “Sabar disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak lebih dari 70 ayat. Kaitan sabar dan iman seperti halnya kedudukan kepala dan jasad… Seorang yang tidak sabar dalam melaksanakan ketaatan, dalam menjauhi kemaksiatan serta ketika tertimpa musibah maka ia sudah kehilangan sebagian besar dari imannya.”

perlu kita ketahui bersama bahwa Alloh tidak akan pernah salah di dalam menempatkan musibah, kepada siapa, kapan dan dampak yang ditimbulkannya.

Alloh berfirman,

ﻣَﺎ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﻣِﻦْ ﻣُﺼِﻴﺒَﺔٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۗ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺆْﻣِﻦْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻳَﻬْﺪِ ﻗَﻠْﺒَﻪُ ۚ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻋَﻠِﻴﻢٌ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (At Taghobun: 11)

Setiap musibah yang menimpa seseorang baik berkaitan dengan jiwa, harta atau yang lain pasti berasal dari takdir Alloh yang tidak akan bisa terelakkan.
Barang siapa membenarkan dan yakin bahwa seluruh musibah itu datangnya dari Alloh maka Alloh akan memberikan taufik kepadanya untuk rela dengan musibah tersebut dan merasa tenang atas musibah tersebut karena meyakini adanya hikmah Alloh yang agung di balik itu semua. Hal ini karena ia meyakini bahwa Allohlah yang paling tahu yang terbaik bagi hambaNya.

sabar ialah menahan hati dari marah, menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota badan dari melakukan perbuatan haram

Allah tidak akan mengambil sesuatu pun dari manusia kecuali Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik. Itu akan terjadi apabila mau bersabar dan ridha dengan keputusan-Nya. Janganlah merasa sedih atas suatu musibah, karena setiap musibah yang ditakdirkan Allah merupakan sebuah ujian yang telah disiapkan imbalannya berupa pahala dan ganjaran yang besar yaitu surga.
Biasakan diri untuk melihat sisi positif yang ada di balik setiap musibah. Masa yang dilalui di dunia ini amat singkat. Apa yang ada di dalamnya juga terlalu murah untuk dihargai. Sebaliknya, akhirat lebih baik dan kekal. Siapa saja yang tetap beriman ketika terkena musibah di dunia akan mendapat balasan yang sempurna di akhirat nanti. Siapa saja yang kelelahan karena menahan musibah agar tidak mengurangi ketaatannya kepada Allah dan malah meningkat akan merasakan kenyaman di akhirat. Sebaliknya, orang-orang yang bergantung pada kehidupan dunia, bergelimang dengan gemerlapnya, maka yang ada dalam benak mereka hanyalah rasa takut akan kehilangan kesenangan duniawi. Mereka selalu disibukkan dengan urusan dunia saja, karena yang mereka cari hanyalah kehidupan dunia. Oleh karena itu berbagai musibah dan kesulitan yang menimpa, terasa berat oleh mereka. Karena mereka hanya bisa melihat apa yang tampak di mata. Mereka tidak bisa melihat sesuatu dibaliknya. Apapun yang hilang adalah perantara untuk mendatangkan keuntungan. Sesungguhnya dalam setiap musibah terdapat isyarat bahwa orang itu akan mendapatkan sesuatu dari pencipta-Nya.

Segala sesuatu pasti berputar. Seperti roda, ada saat di bawah dan ada saat di atas. Allah juga menciptakan segala sesuatu berpasangan. Ada laki-laki ada perempuan, ada siang ada malam, ada dingin ada panas. Begitu pula ada kesusahan pasti ada kemudahan. Semuanya berputar saling bergantian.
Dengan mengambil pelajaran dari itu, ingatlah bahwa setelah lapar akan ada masa kenyang, setelah haus akan ada rasa segar. Setelah terjaga akan ada masa tidur, setelah sakit akan ada masa sehat. Tidak tahu akan menjadi tahu, kesesatan akan diberi petunjuk, penderitaan akan berakhir dan kegelapan pasti akan lenyap. Namun semua harus dilakukan secara aktif. tidak akan mampu menghilangkan rasa lapar apabila  tidak berusaha untuk makan, tidak akan mampu menghilangkan rasa haus apabila tidak berusaha untuk minum.
Bila melihat lautan tak bertepi, ketahuilah di ujung sana ada daratan yang penuh dengan pepohonan. Bersama tangisan akan ada senyuman, bersama ketakutan akan ada keamanan, bersama kegalauan akan ada ketenangan. Orang yang membuat dinding di sekitar pikirannya tidak akan melihat keindahan yang ada diluar. Janganlah membatasi kemampuan daya tahan, karena mustahil setiap keadaan berlangsung terus menerus. Selama kita masih mau berusaha.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia mendapat siksa yang dikerjakannya.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."(AlBaqoroh :286)

جَعَلَنَا اللهُ وَاِيّاكُمْ مِنَ الفَائِزِينَ الْاَمِنِيْنَ واَدْخَلَنَا فِى عِبادِهِ الصَّالحينَ

أعوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطانِ الرَّجيم؛ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

ﻭَﺳَﺎﺭِﻋُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰٰ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٍ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺟَﻨَّﺔٍ ﻋَﺮْﺿُﻬَﺎ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕُ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﺃُﻋِﺪَّﺕْ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

وَقُل رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Jumat, 29 Juni 2018

Tanda tanda orang bertaqwa

ﻭَﺫُﻛِﺮَ ﻋَﻦْ ﺩَﺍﻭُﺩَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﻭَﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ، ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺎﺑْﻨِﻪِ ﺳُﻠَﻴْﻤَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ : ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻲَّ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﺴْﺘَﺪَﻝُّ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﺑِﺜَﻠَﺎﺙٍ : ﺣُﺴْﻦِ ﺍﻟﺘَّﻮَﻛُّﻞِ ، ﻓِﻴﻤَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻨَﻞْ ، ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﺍﻟﺮِّﺿَﺎ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻗَﺪْ ﻧَﺎﻝَ ، ﻭَﺣُﺴْﻦِ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻗَﺪْ ﻓَﺎﺕ

Di ceritakan dari nabi daud Alaihis solatuwassalam...
Beliau berkata kepada anaknya Nabi Sulaiman Alaihissalam  :
"wahai anakku ,  Sesungguhnya tanda tanda ketaqwaan seorang pria dengan tiga perkara:

1. Tawakkal yang baik dalam perkara yg belum diraih...

2. Ridho/kepuasan yg baik dalam perkara yg telah diterima...

3.kesabaran yang baik dalam perkara yg telah lenyap...

تنبيه الغافلين

Senin, 25 Juni 2018

Yasin fadhilah


يس(×7) والقران الحكيم * انك لمن المرسلين * على صراط مستقيم * تنزيل العزيز الرحيم لتنذر قوما ما انذر اباؤهم فهم غافلون * لقد حق القول عليهم اكثرهم فهم لايؤمنون * انا جعلنا فى اعناقهم اغلالا فهى الى الاذقان فهم مقمحون * وجعلنا من بين ايديهم سدا ومن خلفهم سدا فأغشينهم فهم لا يبصرون  *

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد صلاة وسلام اهل السموات والارضين عليه و اجر يا مولانا لطفك الخفى فى امر عبدك محمد علوى و اهله واولاده و طلابه ومن معه واره سر جميل صنعك فيما يريده ويؤمله منك ياالله يا سميع يا قريب يا رب العالمين. واغش عن عبدك محمد علوى ومن معه ابصار الاشرار والظلمة حتى لا يبالى بأبصارهم يكاد سنا برقه يذهب بالابصار يقلب الله الليل و النهار ان فى ذلك لعبرة لاولى الابصار. للهم يا من نوره فى سره وسره فى خلقه أخف عبدك محمد علوى ومن معه عن عيون الاعداء والحاقدين والحاسدين و الطاغين كما أخفيت الروح فى الجسد يا الله.

وسواء عليهم أأنذرتهم ام لم تنذرهم لا يؤمنون * انما تنذر من اتبع الذكر وخشي الرحمن بالغيب فبشره بمغفرة واجر كريم*

اللهم بشر عبدك محمد علوى بمغفرة واجر كريم وقربه اليك قرب العارفين، ونزهه عن الفواحش ما ظهر منها وما بطن وازل عنه علائق الذم والطبع ليكون من المتطهرين. يا الله يا نور يا حق يا مبين يا قديم الاحسان إحسانك القديم اكس عبدك محمد علوى من نورك وعلمه من علمك وافهمه عنك واسمعه منك وبصره بك واقمه بشهودك وألبسه لباس التقوى منك انك على كل شىءقدير يا سميع يا عليم يا حليم يا على يا عظيم

انا نحن نحى الموتى و نكتب ما قدموا واثارهم وكل شىء احصيناه فى إمام مبـين  واضرب لهم مثلا اصحاب القرية إذ جاءها المرسلون * إذ ارسلنا اليهم اثنين فكذبوهما فعززنا بثالث فقالوا انا اليكم مرسلون * قالوا ما انتم الا بشر مثلنا وما انزل الرحمن من شىء ان أنتم الا تكذبون قالوا ربنا يعلم انا اليكم لمرسلون * وما علينا الا البلاغ المـبــين *قالوا انا تطيرنا بكم لئن لم يــنــتـهـوا لنرجمنكم وليمسنكم منا عذاب أليم *قالوا طائرك معكم ائن ذكرتم بل انتم قوم مسرفون * وجاء من اقصى المدينة رجل يسعى  قال يا قوم اتبعوا المرسلــيـن * اتبعوا من لا يسألكم اجرا وهم مهـتـدون * وما لى لا اعبد الذى فطرنى واليه ترجعون * أأتخذوا من دونه ألهة ان يردن الرحمن بضر لا تغن عنى شفاعتـهم شيأ ولا ينقذون *  إنى إذا لفى ضلال مبين  انى أمنت بربكم فاسمعون* قيل ادخل الجنة قال ياليت قومى يعلمون* بما غفر لى ربى و جعلنى من المــكـرمــين*

اللهمم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد وبارك وسلم. اللهم اكرمنا بالفهم و الحفظ وقضاء الحوائج فى الدنيا و الاخرة انك على كل شىء قدير.(×2)

وما انزلنا على قومه من بعده من جند من السماء وما كنا منزلـين * ان كانت الا صيحة وحدة فإذا هم خـمدون * يحسرة على العباد ما يأتيهم من رسول الا كانو به يستـهزئون * الم يروا كم اهلكنا قبلهم من القرون انهم اليهم لا يرجعون * وان كل لـما جـميع لدينا مـحضرون * واية لهم الارض الـميتة احيينها و اخرجنا منها حبا فمنه يأكلون * وجعلنا فيها جنت من نـخيل و اعناب وفجرنا فيها من الـعيون *ليأكلوا من ثمره وما عملته ايديهم افلا يشكرون * واية لهم الليل نسلخ منه النهار فإذا هم مظلمون * والشمس تجرى لمستقر لها  (ذلك تقدير العزيز العليم × 14)

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد وبارك وسلم إنا نسألك من فضلك العميم الواسع السابغ ما تغنينا به عن جميع جلقك إنك على كل شىء قدير

والقمر قدرنه منازل حتى عادك العرجون القديم  لا الشمس ينبغى لها ان تدرك القمر ولا الليل سابق النهار  وكل فى فلك يسبحون * واية لهم انا حملنا ذريتهم فى الفلك المشحون * وخلقنا لهم من مثله ما يركبون * وان نشاء نغرقهم فلا صريخ لهم ولا هم ينقدون * الا رحمة منا ومتاعا الى حين * واذا قيل لهم اتقوا ما بين ايديكم وما خلفكم لعلكم ترحمون * وما تأتيهم من اية من ايت ربهم الا كانوا عنها معرضين * واذا قيل لهم انفقوا مما رزقكم الله قال الذين كفروا للذين امنوا انطعم من لو يشآء الله اطعمة ان انتم الا فى ضلال مبين* ويقولون متى هذا الوعد ان كنتم صادقين *      ما ينظرون الا صيحة وحدة تأخذهم وهم يخصمون* فلا يستطيعون توصية ولآ الى اهلهم يرجعون * ونفخ فى الصور فاذا هم من الاجداث الى ربهم ينسلون * قالو يا ويلنا من بعثنا من مرقدنا  هذا ما وعد الرحمن وصدق المرسلين*  ان كانت الا صيحة وحدة فاذا هم جميع لدينا محضرون *فاليوم لا تظلم نفس شيئا ولا تجزون الا ما كنتم تعلمون *  ان اصحاب الجنة اليوم فى شغل فكهون * هم وازواجهم فى ظلل على الارآئك متكئون * لهم فيها فكهة ولهم ما يدعون* (سلام قولا من رب رحيم × 16)

 اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد وبارك وسلم. اللهم سلمنا من افات الدنيا والاخرة وفتنتهما انك على كل شىء قدير. ×3

وامتزوا اليوم ايها المجرمون * الم اخهد اليكم يا بنى ادم ان لا تعبدوا الشيطان انه لكم عدو مبين * وان اعبدونى هذا صراط مستقيم * ولقد اضل منكم جبلا كثيرا افلم تكونوا تعقلون * هذه جهنم التى كنتم توعدون * اصلوها اليوم بما كنتم تكفرون * اليوم نختم على افواههم وتكلمنا ايديهم وتشهد ارجلهم بما كانوا يكسبون *

اللهم كف عنا وعن ابوى محمد علوى ومن معه السنة الاعداء واغلل ايديهم وارجلهم واربط على قلوبهم واحعل بيننا وبينهم شدا من نور عظمتك وحجابا من قوتك وجندا من سلطانك انك على حى قادر مقتدر قهار شاهت الوجوه شاهت الوجوه شاهت الوجوه وعميت الابصار وكلت الالسن ووجلت القلوب جعلت خيرهم بين اعينهم وشرهم تحت اقدامهم وخاتم سليمان بين اكتافهم لا يسمعون ولا يبصرون ولا ينطقون بحق كهيعص فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم.

ولو نشآء لطمسنا على اعينهم فاستبقوا الصراط فانى يبصرون * ولو نشآء لمسخنهم على مكانتهم فما استطعو مضيا ولا يرجعون * ومن نعمره ننكسه فى الخلق افلا يعقلون * وما علمنه الشعر وما ينبغى له ان هو الا ذكر وقران مبين *لينذر من كان حيا ويحق القول على الكافرين * اولم يروا انا خلقنا لهم مما عملت ايدينا انعاما فهم لها ملكون*      

اللهم صل على سيدنا محمد الفاتح لـما اغلق و الخاتـم لما سبق ناصر الحق بالحق واـهادى الى صراطك الـمستقيم و على اله وصحبه حق قدره ومقداره العظيم اللهم ملكـنا و عبدك محمد علوى من خيرى الدنيا والاخرة و ذلل لنا صعابهما بحق هذه السورة الشريفة و بحق سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم و على اله و صحبه اجـمعين انك على كل شىء قدير

وذللنها لهم فمنها ركوبهم ومنها يأكلون *ولهم فيها منــفع و مشارب افلا يشكرون* واتخذوا من دون الله الهة لعلهم ينصرون * لا يستطيون نصرهم وهم لهم جند محضرون * فلا يحزنك قولهم انا نعلم ما يسرون وما يعلنون * اولم ير الإ نـسن انا خلقنه من نطفة فإذا هو خصيم مبـين * و ضرب لنا مثلا و نسي خلقه قال من يحى العظام وهى رميم *

اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد و تنفرج به الكرب و تقضى به الحوائج وتنال به الرغائب و حسن الخواتم ويستسقى الغمام بوجهه الكريم و على اله وصحبه فى كل لـمحة ونفس بعدد كل معلوم لك. يا الله يا الله يا الله يا من يحى العظام وهى رميم احى روحنا و روح عبدك محمد علوى و محبتنا فى قلوب خلقك اجـمعـين. انك على كل شىء قدير

قل يحييها الذى أنشأها اول مرة وهو بكل شىء عليم * الذى جعل لكم من الشجر الاخضر نارا فإذا انـتم منه تــوقدون *

( اوليس الذى خلق السـموات والارض بقدر على ان يحيى مثلهم بلى, بلى قدير على ان يفعل لنا بالعفو و المعافة و ان يدفع عنا كل الفتن والافات وان يقضى لنا فى الدنيا والاخرة جـميع الحاجات (يا الله ×5) انك على كل شىء قدير×4)

اوليس الذى خلق السـموات والارض بقدر

على ان يخلق مثلهم بلى, وهو الخلاق العليم * إنـما أمره اذا اراد شيأ ان يقول له كن فيكون فسبحن الذى بيده ملكوت كل شىء واليه ترجعون *

اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد وبارك وسلم. بسم الله الرحمن الرحيم بسم الله الذى لا اله الا هو الحى القيوم بسم الله لا اله الا هو ذو الجلال والاكرام بسم الله الذى لا يضر مع اسمه شىء فى الارض ولا فى السمـاء وهو السميع العليم اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد وبارك وسلم يا مفرج فرج عنا يا غياث المستغيثين يا غياث المستغيثين اغثنا اغثنا اغثنا واغث عبدك محمد علوى و اهله و اولاده و من معه يا رحمن ارحمنا انك جعلت يـس شفاء لـمن قرأها و لـمن قرأت عليه الف شفاء و الف دواء و الف بركة و الف رحـمة و الف نعمة و سميتها على لسان نبيك محمد صلى الله عليه و سلم الـمعـمة تعم لصاحبها خير الدارين والدافعة تدفع عنا كل سوء و بلية و حزن وتقضى حاجتنا احفظنا و احفظ عبدك محمد علوى عن الفضيحتين الفقر و الدين سبحان الـمنفس عن كل مديون سبحان الـمفرج عن كل مـحزون سبحان من جعل خزائنه بين الكاف والـنون سبحان من اذا قضى امرا فإنـما يقول له كن فيكون فسبحان الذى بيده ملكوت كل شىء واليه ترجعون سبحان ربك رب العزة عـما يصفون وسلام على الـمرسلين والحمد لله رب العالـمين يا مفرج فرج عنا وعن عبدك محمد علوى همومنا وغمومنا فرجا عاجلا برحمتك يا ارحم الراحمين وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله و صحبه وسلم يا ذا الجلال و الاكرام يا ارحم الراحمين. و الحمد لله رب العالـمين.









 


الى حضرة النبى المصطفى محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله واصحابه وازواجه و ذرياته  الفاتحة

الى حضرة جميع الانبياء و المرسلين والملائكة المقربين والاولياء و الشهداء و الصالحين من العرب والعجم خصوصا سيدى عبد القادر الجيلانى رضى الله عنهم شىء لله لهم الفاتحة

الى حضرة الشيخ كياهى خليل البنكلانى واصوله وفروعه لهم الفاتحة

الى حضرة الـمجيز الشيخ مهيمنا و اصوله وفروعه لهم الفاتحة

1.     الـفاتحة ×1

2.     استغفر الله العظيم ×100

3.     لاحول ولا قوة الا بالله ×100 لاحول ولا قوة الا بالله العلى العظيم

4.     لا حول ولا ملجأ من الله الا اليه ×100

5.     اللهم صل وسلم على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد ×100

6.     يا الله يا قديم ×100

7.     يا سميع يا بصير ×100

8.     يا مبدئ يا خالق ×100

9.     يا حفيظ يا نصير يا وكيل يا الله ×100

10. يا حي يا قيوم برحـمتك استغيث ×100

11. يا لطيف ×129

12. استغفر الله العظيم انه كان غفارا ×100

13. اللهم صل على سيدنا محمد قد ضاقت حيلتى ادركنى يا رسول الله ×100

14. صلوات نارية ×100

15. اللهم صل على سيدنا محمد صلاة تنجينا بها من جميع الاهوال والافات وتقضى لنا بها جميع الحاجات وتطهرنا بـها من جـميع السيئات وترفعنا بها عندك اعلى الدرجات و تبلغنا بها اقصى الغايات من جميع الخيرات فى الحياة وبعد الـممات ×100

16. يا بديع × 100\ × 70000

17. الله اكبر ×3 يا ربنا والهنا وسيدنا انت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين ×3

18. حصنتكم بالحى القيوم الذى لا يموت ابدا ودفعت عنكم السوء بالف الف لا حول ولا قوة بالله العلى العظيم ×3

19. الحمد لله الذى انعم علينا و هدانا على دين الاسلام ×3

20. بسم الله ما شاء الله لا يسوق الخير الا الله. بسم الله ما شاء الله لا يصرف السوء الا الله. بسم الله ما شاء الله ما كان من نعمة فـمن الله. بسم الله ما شاء الله لا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم ×3

21. سألتك يا عفار عفوا وتوبة * وبالقهر يا قهار خذ من تحيلا ×3

22. يا جبار يا قهار يا ذا البطش الشديد خذ حقنا و حق المسلمين مـمن ظلمنا و المسلمين و تعدى علينا و على المسلمين ×3

23. الفاتحة ×1

24. الدعاء (حزب البحر و حزب النصر)