Kamis, 27 September 2018

ANAS BIN MALIK


                       "SANG TITIPAN'

"Ya Rasulallah”, demikian Ummu Sulaim bergegas menemui Sang Nabi ketika beliau tiba di Madinah dalam hijrah,
“Semua lelaki dan perempuan penduduk Yatsrib telah menghaturkan hadiah kepadamu. Namun aku sungguh tak memiliki apa-apa untuk dipersembahkan. Maka inilah putraku Anas ibn Malik. Bahagiakanlah kami dengan menjadikannya sebagai pelayanmu.”

Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam menerima wakaf Ummu Sulaim itu dengan berbahagia.
Beliau jadikan Anas sebagai sebaik-baik khadam, dan beliau perlakukan Anas dengan sebaik-baik keadaban.
"Sepuluh tahun aku berada di rumah Rasulullah”, ujar Anas kelak, “Dan tak pernah sama sekali beliau menegurku dengan kata-kata, ‘Mengapa kau berbuat ini?’ atau ‘Mengapa tak kaukerjakan itu?’”.

Sejatinya, Anas bukan hanya menjadi pelayan, namun juga seakan dialah putra kesayangan dan murid Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang paling dekat.
-“Kami melihat Anas ibn Malik seakan-akan dia adalah bayang-bayang Rasulullah yang mengikuti beliau ke manapun pergi”, demikian kesaksian beberapa sahabat. “Tak ada yang shalatnya lebih mirip Rasulullah”,* begitu kata Abu Hurairah, "Daripada putra Ummu Sulaim.”

Demikianlah. Selama sepuluh tahun, detak-detik kehidupan Anas ibn Malik berdenyut dan berdentam bersama derasnya wahyu dan luhurnya nubuwwah.Detak dan detiknya adalah lapis-lapis keberkahan.

Betapa berbahagianya dia menerima doa Rasulullah, ; “Ya Allah panjangkanlah umurnya, perbanyaklah anak dan hartanya, serta berkahilah baginya di dalam kesemua itu.” Maka Anas hidup hingga usia seratus tahun atau lebih, sentausa di tengah keluarga besarnya, sejahtera dengan kecukupan yang penuh berkah.

Dan Anas tahu, di rumah Rasulullah itu dia menghirup udara yang amat berharga, berada di antara debu-debu yang sangat bernilai, dan mengeja detak-detik yang penuh dengan lapis-lapis keberkahan.
Maka dia mengerahkan segenap indranya untuk mengambil ayat-ayat ilmu, titis-titis rizqi, dan gerak-gerak ‘amal dari Sang Nabi, mendekapnya bagai permata di dalam jiwa, menuangkannya sebagai daya bagi raga.

Adalah Anas ibn Malik mengumpulkan air bekas mandi Rasulullah, lalu mencampurkannya ke dalam air mandinya.
_Adalah Anas ibn Malik mengumpulkan keringat Rasulullah, dan mencampurkannya ke dalam minyak wangi yang dibalurkan ke sekujur badannya.
Adalah Anas ibn Malik mengumpulkan rambut yang jatuh, gigi yang tanggal, dan benda-benda peninggalan Rasulullah dari sandal hingga surbannya, untuk kelak dia wasiatkan diikutsertakan dalam penguburan dirinya.

Tapi yang paling berkah dari itu semua adalah, bahwa dari Anas ibn Malik kelak, ummat ini berhutang 2286 hadits yang dia riwayatkan. Betapa berharga matanya yang menyaksikan, telinganya yang menyimak, dan akalnya yang memahami sepanjang  detak-detik kebersamaannya dengan Rasulullah.
Kini, tiap kali hadits-hadits itu ditulis, dihafal, diajarkan, dan diamalkan oleh ummat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Anas ibn Malik berhak atas pahala yang tak henti mengalir hingga hari kiamat.

Sang titipin, menjelma menjadi mata air ilmu dan samudra keberkahan.

Allaahumma sholli wasallim wabaarik 'alaa Syayyidina Muhammad wa'alaa aaliy Syayyidina Muhammad

Sabtu, 22 September 2018

Doa minum air zam zam


Doa Minum Air Zam Zam Sesuai Sunnah Nabi SAW, Yaitu :

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أْسْأَلُكَ عِلْمً نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَآءً مِنْ كُلِّ دَآءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Allahumma innii as aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan waasi’an wasyifaa an min kulli daa in wasaqamin birahmatika yaa arhamarraahimiin.

Ya Allah, aku mohon kepadaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rizki yang luas dan sembuh dari segala sakit dan penyakit pikun dengan rahmatMu ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Khasiat Air Zam-Zam 
 
    : كُنْتُ أُجَالِسُ ابْنَ عَبَّاسٍ بِمَكَّةَ فَأَخَذَتْنِيْ الحْمُىَ فَقَالَ أَبْرِدْهَا عَنْكَ بِمَاءِ زَمْزَمَ فإَِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ( الْحُمَى مِنْ فيَحْ ِجَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ أَوْ قاَلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ

Artinya : “Dari Hammam, dari Abi Jamrah ad-Duba`i, ia berkata: “Aku duduk bersama Ibnu ‘Abbas di Mekkah, tatkala demam menyerang aku. Ibnu ‘Abbas mengatakan, dinginkanlah dengan air Zam Zam, karena Rasulullah SAW mengatakan, sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahannam, maka dinginkanlah dengan air atau air Zam Zam”(Lihat Shahihul-Bukhari, 3/1190).

Keutamaan dan Manfaat Air Zam Zam sebenarnya sudah dijelaskan berdasarkan riwayat Rasulullah SAW diatas, yaitu dapat mengobati penyakit.

Khasiat lain air Zam-Zam dapat disebutkan sebagai berikut berdasarkan Sabda Nabi Muhammad SAW    

عَنْ جَابِرٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ

Artinya : “Dari Jabir dan Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Air Zam-Zam, tergantung niat orang yang meminumnya. (Hadits shahih. Lihat Irwa-ul Ghalil, al Albani, 1/218).

Berdasarkan Ibnu Abbas Radhiyallau diatas, dalam sabda Rasulullah SAW berkata bahwa Air Zam-Zam tergantung dari niat saat meminumnya. Di mana jika kita meminumnya untuk dijadikan obat, maka dengan izin Allah akan menyembuhkan kita dari penyakit. Sedangkan jika kita meminumnya dengan tujuan menghilangkan dahaga, dengan izin Allah dahaga pun akan menghilang. Selain itu, air zam-zam merupakan galian malaikat Jibril serta curahan minum yang berasal dari Allah untuk Ismail.

Semoga bermanfaat!

Sabtu, 15 September 2018

Lagu hari santri 2018

Lirik Lagu Hari Santri 2018
Bersama Santri Damailah Negeri
______________________

Saat ini kita telah merdeka
Mari teruskan perjuangan ulama
Berperan aktif dengan dasar Pancasila
Nusantara tanggung jawab kita…

Reff
Hari Santri 3x
Hari Santri bukti cinta pada negeri
Ridho dan rahmat dari Ilahi
NKRI Harga Mati…

Ayo Santri 3x
Ayo ngaji dan patuh pada Kiai
Jayalah bangsa, jaya negara
Jayalah pesantren kita…

Jumat, 14 September 2018

Lupa membaca Alfatihah dalam solat

Lupa Membaca al-Fatihah Saat Shalat Sendirian
*****
Jika seorang muslim saat shalat sendirian/munfarid lupa membaca al-Fatihah di salah satu rekaatnya, maka rekaatnya tersebut dianggap tidak sah. Jika dia ingatnya sebelum beranjak ruku’ untuk menuju rekaat berikutnya, maka ia harus segera membaca al-Fatihah lalu kemudian ruku’. Tanpa harus membaca surat/ayat pilihan lagi setelah itu.
Tapi jika ia ingatnya setelah masuk ke rekaat berikutnya, maka ia harus mengganti rekaat yang dia lupa tidak membaca al-Fatihah tadi sebelum ia salam.
Jika ia ingatnya setelah salam, maka ia harus segera bangkit lagi untuk mengganti satu rekaat yang ia lupa membaca al-Fatihah, kemudian sujud sahwi.
Jika jarak antara salam dengan ingatnya dia bahwa ada rekaat yang lupa belum baca al-Fatihah terlalu lama, maka ia harus mengulang shalatnya secara utuh. (Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Imam an-Nawawi, 3/332,

*****

Membaca surah al - Fatihah merupakan salah satu rukun shalat . Siapaun yang sengaja meninggalkannya, maka shalatnya tidak sah . Demikian kesepakatan para ulama berdasar pada hadits Rasulullah saw
ﻻ ﺻﻼﺓ ﻟﻤﻦ ﻟﻢ ﻳﻘﺮﺃ ﺑﻔﺎﺗﺤﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca al - fatihah
Namun, tidak demikian jika bacaan al - Fatihah tetinggal karena lupa ataupun lalai tanpa sengaja . Hal ini tidak serta merta membatalkan shalat asalkan diganti dengan segera , walaupun sedang mengerjakan rukun lain . Misalkan seseorang dalam rakaat keduanya lupa membaca al- Fatihah, ia baru teringat ketika hendak sujud . Maka segeralah kembali berdiri mengulangi rekaat keduanya dengan sempurna ( membaca al -Fatihah) dan disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi. Karena ia telah melakukan sebuah kesalahan yang jika disengaja membatalkan shalat .
Akan tetapi , jika orang tersebut ( yang lupa membaca al - Fatihah dalam rakaat kedua ) baru teringat ketika shalat telah usai, maka solusinya dapat diperinci menjadi dua. Pertama,
jika ia ingat beberapa saat setelah salam ( kurang lebih satu menit ) maka wajib baginya berdiri untuk mengulangi rakaat kedua itu dan menyempurnakan sisa shalatnya. Seperti yang diterangkan dalam Khasyiyah Syarqawi:
ﻓﺎﻟﻔﺮﺽ ﻻ ﻳﻨﻮﺏ ﻋﻨﻪ ﺳﺠﻮﺩ ﺍﻟﺴﻬﻮ ﺑﻞ ﺇﻥ ﺫﻛﺮﻩ ﺃﻯ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻭﻫﻮ ﻓﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺃﺗﻰ ﺑﻪ ﻭﺗﻤﺖ ﺻﻼﺗﻪ ﺃﻭ ﺫﻛﺮﻩ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻗﺮﻳﺐ ﺃﺗﻰ ﺑﻪ ﻭﺑﻨﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺎ ﺑﻘﻯﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺳﺠﺪ ﺍﻟﺴﻬﻮ
Bahwa fardhu (rukun) tidaklah dapat diganti dengan sujud sahwi , bahkan jika diingatnya fardhu itu , sedang ia masih dalam shalat . Hendaklah disempurnakan shalatnya itu. Atau jika ingatan itu datang beberapa waktu (dekat ) setelah shalat usai, maka segeralah membenahi kesehalan itu dan menyempurnakan
shalatnya serta disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi
Kedua , jika ia ingat setelah beberapa lama ( kurang lebih tiga menita) maka shalatnya dianggap rusak dan segeralah mengulanginya lagi . Demikian keterangan dari Khasyiyah a -Bajuri :
ﻓﺎﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻋﺮﻓﺎ ﺃﻭ ﺑﺄﻥ ﺯﺍﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺍﻟﻤﺘﻘﺪﻡ ﺇﺗﺄﻧﻒ ﺍﻟﺼﻼﺓ
Jika (renggang waktu lupa dan ingat ) itu cukup lama menurut ukuran kebiasaan (‘urf ), maka diulangilah sembahyang itu dari semula.

Minggu, 09 September 2018

Keutamaan Hari Asyuro 10 Muharrom

Keutamaan Hari Asyuro' (10 Muharrom)

AMALAN PADA MALAM ASYURO'

Sholat 2 roka'at, bacaan tiap roka'at setelah Fatihah Al-Ikhas 3x.
Niatnya:
"Aku niat sholat malam Asyuro' 2 raka'at sunnah karena Allah Ta'ala."

Setelah sholat membaca Tasbih 70x, Sholawat 70x.

Fadilahnya:
> Akan diberi kenikmatan ketika matinya.
> Kehidupannya menjadi berkah.

12 AMALAN PADA SIANG HARINYA

1. Sholat 4 roka'at 1x salam. Bacaan tiap roka'at Al-Ikhlas 50x.

Sholatnya bisa digabungkan dgn sholat dhuha.
Niatnya:
"Aku niat sholat dhuha dan hari Asyuro' 4 roka'at sunnah karena Allah Ta'ala."

Fadilahnya:
Dihapus dosa 50th yg telah lampau, 50th yg kemudian dan dibangun di alam arwah 1000 istana terbuat dari cahaya.

2. Puasa
Fadilahnya:
Diberi pahala 10rb ibadah Malaikat, 10rb pahala orang yg mati syahid, 10rb pahala ibadah haji dan umroh, dihapus dosa setahun yg telah lampau, diberi pahala puasa setahun, dan dihapus dosa 60th.

3. Bersedekah.
Fadilahnya:
> Sama dgn pahala sedekah setahun.
> Bila memberi makan, maka seakan2 ia telah memberi makan seluruh umat Nabi Muhammad SAW hingga kenyang.
> Bila memberi minum, maka seakan2 ia tdk bermaksiat kpd Allah sekejap matapun.

4. Menggembirakan keluarga.
Fadilahnya:
> Allah akan memperluas rezekinya selama setahun penuh.

5. Mandi.
Fadilahnya:
Tdk akan sakit, kecuali sakit menjelang kematian.

6. Mengunjungi alim ulama baik yg masih hidup atau sudah wafat.
Fadilahnya:
Diberi pahala ibadah 70th.

7. Menejenguk orang sakit.
Fadilahnya:
Seakan2 menengok seluruh keturunan Nabi Adam as.

8. Mengusap kepala anak yatim.
Fadilahnya:
Setiap 1 helai rambut 1 derajat di Surga.

9. Memakai Celak mata.
Fadilahnya:
Selama setahun dijaga dari penyakit mata.

10. Memotong kuku.

11. Membaca surat Al-Ikhlas 1000x.

Fadilahnya:
Ketika sakarotul maut akan diperlihatkan t4 duduknya di Surga atau diperlihatkan kenikmatan2 Surga.

12. Silaturrahim.
Fadilahnya:
Panjang umur dan luas rezeki.

Referensi:
نهاية الزين ج 1 ص 168-169
ونقل عن بعض الأفاضل أن الأعمال في يوم عاشوراء اثنا عشر عملاً: الصلاة، والأولى أن تكون صلاة التسبـيح، والصوم، والصدقة، والتوسعة على العيال، والاغتسال، وزيارة العالم الصالح، وعيادة المريض، ومسح رأس اليتيم، والاكتحال، وتقليم الأظفار، وقراءة سورة الإخلاص ألف مرّة، وصلة الرحم.

وقد وردت الأحاديث في الصوم والتوسعة على العيال. وأما غيرهما فلم يرد في الأحاديث. 

وقد ذكر إمام المحدّثين ابن حجر العسقلاني في شرح البخاري كلمات من قالها في يوم عاشوراء لم يمت قلبه، وهي:

سبحان الله ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العرش، والحمد لله ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العرش، والله أكبر ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزنة العرش لا ملجأ ولا منجا من الله إلا إليه، سبحان الله عدد الشفع والوتر وعدد كلمات الله التامات كلها، والحمد لله عدد الشفع والوتر وعدد كلمات الله التامات كلها، والله أكبر عدد الشفع والوتر وعدد كلمات الله التامات كلها. أسألك السلامة برحمتك يا أرحم الراحمين، ولا حول ولا قوّة إلا بالله العليّ العظيم، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، والحمد لله رب العالمين.

ونقل سيدي علي الأجهوري أن من قال يوم عاشوراء سبعين مرّة:

حسبـي الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير كفاه الله تعالى شرّ ذلك العام.

وذكر العلماء أن ليوم عاشوراء مزايا لم تكن لغيره. وذلك أنه: خلق فيه آدم داخل الجنة، وتيب عليه فيه، واستوت سفينة نوح على الجوديّ، وفلق البحر لموسى، وأغرق في البحر فرعون، وأخرج يونس من بطن الحوت، ويوسف من الجبّ، وتيب على قوم يونس، وولد إبراهيم عليه الصلاة والسلام ونجا من النار فيه، وولد عيسى عليه السلام، ورفع إلى السماء فيه، وردّ بصر يعقوب، وكشف ضرّ أيوب، وغفر لنبـيّ الله داود فيه اهـ.

Jumat, 07 September 2018

AMALAN HARI ASYURO

Amalan di hari Asyuro'

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذى فضَّلَ بين الشُهُوْرِ والاَيَّامِ
فجعل عَاشُوراءَ مِنْ اَفْضَلِهَا ففضْلُهُ قدْ شَاعَ بين الانامِ
وفضّل عاشوراءَ على جميع ايّامهِ وجعله لعقد ايّام الشهر واسطةَ النظامِ
فسبحانه مِنْ الهٍ اختصَّ بالتفضيلِ والتشريفِ ما شاء مِن ازمنةٍ وامكنةٍ لأسرارٍ وحكمٍ عِظامِ
احمدُهُ سبحانهُ حمدَ عبدٍ معترفٍ بأنّ التوفيقَ للحمد مِن نعمهِ العظام
واشكره على مواهبهِ الجسام
اشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له المنفردُ بالبقاءِ والدوام
واشهد ان سيدنا محمدا  عبده ورسوله اشرفُ مرسلٍ وافضل امامٍ
اللهم صلّ وسلّم على عبدك ورسولك محمد وعلى اله واصحابه الائمّة الاعلام ومصابيح الظلام
امابعد :
فيا ايّها الناسُ اتقوا الله حق تقاته ولاتموتنّ الا وانتم مسلمون
واعلموا انّكم قد استقبلتم عاماً جديداً وشهراً مفضّلا حميداً
اضافكم نبيُّكم صلى الله عليه وسلم وعظم فقال افضل الصوم بعد شهر رمضان شهرُ الله  الذى تدعونه بالمحرّم

Ma'asyirol Muslimin jamaah jumah Rahimakumullah

Marilah kita berusaha meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dg sebenar benar taqwa dg menjalankan segala perintah perintahNya dan menjauhi segala larangan laranganNya..

Dan marilah kita juga berusaha meningkatkan amal kebaikan dalam tiap waktu tiap tempat dan tiap kesempatan
Terutama pada bulan muharram ini Salah satu bulan yg dimuliakan oleh Allah SWT

Lebih lebih lagi bisa menjalankan puasa di  bulan ini

Puasa muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan setelah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini merujuk kepada hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah.

ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ‏« ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ، ﺑَﻌْﺪَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡُ، ﻭَﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ، ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻔَﺮِﻳﻀَﺔِ، ﺻَﻠَﺎﺓُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ »

Rasulullah SAW bersabda, ‘Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara sholat paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.”

Hadis ini menjelaskan bahwa puasa Muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Karenanya, disunahkan melakukannya bagi yang mampu.

Ma'asyirol Muslimin jamaah jumah Rahimakumullah

Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa ini diantaranya adalah:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ  هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘ Asyura, maka Beliau bertanya : “Hari apa ini?. Mereka menjawab, “Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullahshallallohu alaihi wasallam pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. [H.R. Bukhari (1865) dan Muslim(1910) ]

Hadis lain menjelaskan:

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ

Dari Abu Musa radhiyallohu anhu berkata, “Hari ‘Asyuro adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda (kepada ummatnya), “Berpuasalah kalian (pada hari itu)” [HR. Bukhari (1866) dan Muslim(1912), lafal hadits ini menurut periwayatan imam Muslim)

Kaum Quraiys di zaman Jahiliyah juga berpuasa Asyuro dan puasa ini diwajibkan atas kaum muslimin sebelum kewajiban puasa Ramadhan

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ  فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ . متفق عليه.

Dari Aisyah radhiyallohu anha berkata, Kaum Qurays pada masa Jahiliyyah juga berpuasa di hari ‘Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam juga berpuasa pada hari itu, ketika beliau telah tiba di Medinah maka beliau tetap mengerjakannya dan memerintahkan ummatnya untuk berpuasa. Setelah puasa Ramadhan telah diwajibkan beliau pun meninggalkan (kewajiban) puasa ‘Asyuro, seraya bersabda, “Barangsiapa yang ingin berpuasa maka silakan tetap berpuasa dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa maka tidak mengapa” [ HR. Bukhari (1863) dan Muslim(1897) ]

عن عَبْد اللَّهِ بْن عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ  كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ  وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ (رواه مسلم)

Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu anhuma bahwa kaum Jahiliyah dulu berpuasa Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam serta kaum muslimin juga berpuasa sebelum diwajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya hari ‘Asyuro termasuk hari-hari Allah, barangsiapa ingin maka berpuasalah dan siapa yang ingin meninggalkan maka boleh” [ HR. Muslim(1901) ]

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu Ramadhan.” [ H.R. Bukhari (1867) dan Muslim(1914) ]

عَنْ الرّبَيعِ بِنْتِ مُعَوِّذِ بْنِ عَفْرَاءَ قَالَتْ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الْأَنْصَارِ الَّتِي حَوْلَ الْمَدِينَةِ مَنْ كَانَ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ وَمَنْ كَانَ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُومُهُ وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَارَ مِنْهُمْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَنَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَنَجْعَلُ لَهُمْ اللُّعْبَةَ مِنْ الْعِهْنِ فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الْإِفْطَارِ

Dari Rubai’ bintu Mu’awwidz bin ‘Afra’ radhiyallohu ‘anha berkata, Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam di pagi hari Asyuro mengutus ke perkampungan kaum Anshar yang berada di sekitar Medinah (pesan), “Barangsiapa yang pagi ini berpuasa hendaknya menyempurnakannya dan barangsiapa yang pagi ini tidak berpuasa maka hendaknya hormati orang yg berpuasa ”. Rubai’ berkata, “Maka sejak itu kami berpuasa pada hari ‘Asyuro dan menyuruh anak-anak kami berpuasa dan kami buatkan untuk mereka permainan yang terbuat dari kapas lalu jika salah seorang dari mereka menangis  karena ingin makan maka kami berikan kepadanya permainan tersebut hingga masuk waktu berbuka puasa” [ HR. Bukhari (1960) dan Muslim (1136), redaksi hadits ini menurut periwayatan Imam Muslim ]

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Puasa hari ‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu” [ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad(22024).

Ma'asyirol Muslimin jamaah jumah Rahimakumullah

Disebutkan dalam :
نهاية الزين ج 1 ص 168-169
ونقل عن بعض الأفاضل أن الأعمال في يوم عاشوراء اثنا عشر عملاً: الصلاة، والأولى أن تكون صلاة التسبـيح، والصوم، والصدقة، والتوسعة على العيال، والاغتسال، وزيارة العالم الصالح، وعيادة المريض، ومسح رأس اليتيم، والاكتحال، وتقليم الأظفار، وقراءة سورة الإخلاص ألف مرّة، وصلة الرحم.

Di nuqil dari sebagian pembesar pembesar ulama sesungguhnya ada 12 AMALAN di Hari Asyuro'

1. Sholat sunah
Yg diutamakan sholat tasbih

2. Puasa sunah
Yg diutamakan hari Asyuro ( tanggal 10 muharam ) dan sehari sebelum atau sehari sesudahnya

3.bersedekah
Yg diutamakan santunan pada anak yatim

4.Menggembirakan keluarga.
Fadilahnya:
> Allah akan memperluas rezekinya selama setahun penuh.

5.Mandi berharap kesehatan lahir bathin

6. Mengunjungi alim ulama baik yg masih hidup atau sudah wafat
7. Menjenguk orang sakit.
8. Mengusap kepala anak yatim.
Fadilahnya:
Setiap 1 helai rambut 1 derajat di Surga.
9. Memakai Celak mata
10. Memotong kuku.

11. Membaca surat Al-Ikhlas 1000x.

Fadilahnya:
Ketika sakarotul maut akan diperlihatkan t4 duduknya di Surga atau diperlihatkan kenikmatan2 Surga.

12. Silaturrohim

Demikian khutbah yg dapat kami sampaikan semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan.. memberikan kemudahan dlm beramal sholih...

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.

وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. 

وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. 

 اعوذ بالله من الشيطان الرجيم 

 بسم الله الرحمن الرحيم

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُم مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُم بَلَاءٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ 

  (وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين)

Kamis, 06 September 2018

Puasa Muharram

Puasa bulan Muharram

Puasa muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan setelah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini merujuk kepada hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah.

<>

ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ‏« ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡِ، ﺑَﻌْﺪَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡُ، ﻭَﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ، ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻔَﺮِﻳﻀَﺔِ، ﺻَﻠَﺎﺓُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ »

Rasulullah SAW berkata, ‘Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara sholat paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.”

Hadis ini menjelaskan bahwa puasa Muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Karenanya, disunahkan melakukannya bagi yang mampu. Hadis di atas tidak secara spesifik kapan waktu puasa yang dianjurkan, apakah setiap hari atau pada hari tertentu saja di bulan Muharram.

Terkait hal ini, Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi (syarah sunan Tirmidzi) menyebutkan:

ﺻَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻤُﺤَﺮَّﻡِ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٌ ﺍﻟْﺄَﻓْﻀَﻞُ ﺃَﻥْ ﻳَﺼُﻮﻡَ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻌَﺎﺷِﺮِ ﻭَﻳَﻮْﻣًﺎ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻭَﻳَﻮْﻣًﺎ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﻭَﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲ ﺣَﺪِﻳﺚِ ﺃَﺣْﻤَﺪَ ﻭَﺛَﺎﻧِﻴﻬَﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺼُﻮﻡَ ﺍﻟﺘَّﺎﺳِﻊَ ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﺷِﺮَ ﻭَﺛَﺎﻟِﺜُﻬَﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺼُﻮﻡَ ﺍﻟْﻌَﺎﺷِﺮَ ﻓَﻘَﻂْ

Puasa Muharram ada tiga bentuk :

Pertama, yang paling utama ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya.

Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh.

Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja.

Tiga tawaran ini setidaknya menjadi opsi yang baik dalam mengamalkan puasa sunah di bulan Muharram. Kalaupun tidak begitu, bisa saja puasa Senin-Kamis atau puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 (ayyamul bidh ) di bulan Muharram bagi mereka yang terbiasa mengamalkannya di bulan lain.

*****

Hadits-Hadits Disyariatkannya Puasa ‘Asyuro

Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut banyak, kami akan sebutkan diantaranya  dengan pengklasifikasian sebagai berikut:

Kaum Yahudi juga berpuasa di hari Asyuro bahkan menjadikannya sebagai Ied (hari raya)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ  هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘ Asyura, maka Beliau bertanya : “Hari apa ini?. Mereka menjawab, “Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullahshallallohu alaihi wasallam pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa di tahun yang akan datang. [H.R. Bukhari (1865) dan Muslim(1910) ]

Hadis lain menjelaskan:

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ

Dari Abu Musa radhiyallohu anhu berkata, “Hari ‘Asyuro adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda (kepada ummatnya), “Berpuasalah kalian (pada hari itu)” [HR. Bukhari (1866) dan Muslim(1912), lafal hadits ini menurut periwayatan imam Muslim)

Kaum Quraiys di zaman Jahiliyah juga berpuasa Asyuro dan puasa ini diwajibkan atas kaum muslimin sebelum kewajiban puasa Ramadhan

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ  فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ . متفق عليه.

Dari Aisyah radhiyallohu anha berkata, Kaum Qurays pada masa Jahiliyyah juga berpuasa di hari ‘Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam juga berpuasa pada hari itu, ketika beliau telah tiba di Medinah maka beliau tetap mengerjakannya dan memerintahkan ummatnya untuk berpuasa. Setelah puasa Ramadhan telah diwajibkan beliau pun meninggalkan (kewajiban) puasa ‘Asyuro, seraya bersabda, “Barangsiapa yang ingin berpuasa maka silakan tetap berpuasa dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa maka tidak mengapa” [ HR. Bukhari (1863) dan Muslim(1897) ]

عن عَبْد اللَّهِ بْن عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ أَهْلَ الْجَاهِلِيَّةِ  كَانُوا يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ  وَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَامَهُ وَالْمُسْلِمُونَ قَبْلَ أَنْ يُفْتَرَضَ رَمَضَانُ فَلَمَّا افْتُرِضَ رَمَضَانُ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ عَاشُورَاءَ يَوْمٌ مِنْ أَيَّامِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ (رواه مسلم)

Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu anhuma bahwa kaum Jahiliyah dulu berpuasa Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam serta kaum muslimin juga berpuasa sebelum diwajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya hari ‘Asyuro termasuk hari-hari Allah, barangsiapa ingin maka berpuasalah dan siapa yang ingin meninggalkan maka boleh” [ HR. Muslim(1901) ]

Perhatian Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam dan para sahabat ridwanullohi alaihim ajmain yang begitu besar terhadap puasa ‘Asyuro

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu Ramadhan.” [ H.R. Bukhari (1867) dan Muslim(1914) ]

عَنْ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذِ بْنِ عَفْرَاءَ قَالَتْ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الْأَنْصَارِ الَّتِي حَوْلَ الْمَدِينَةِ مَنْ كَانَ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ وَمَنْ كَانَ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ فَكُنَّا بَعْدَ ذَلِكَ نَصُومُهُ وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا الصِّغَارَ مِنْهُمْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ وَنَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَنَجْعَلُ لَهُمْ اللُّعْبَةَ مِنْ الْعِهْنِ فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهَا إِيَّاهُ عِنْدَ الْإِفْطَارِ

Dari Rubai’ bintu Mu’awwidz bin ‘Afra’ radhiyallohu ‘anha berkata, Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam di pagi hari Asyuro mengutus ke perkampungan kaum Anshar yang berada di sekitar Medinah (pesan), “Barangsiapa yang tidak berpuasa hari itu hendaknya menyempurnakan sisa waktu di hari itu dengan berpuasa dan barangsiapa yang berpuasa maka hendaknya melanjutkan puasanya”. Rubai’ berkata, “Maka sejak itu kami berpuasa pada hari ‘Asyuro dan menyuruh anak-anak kami berpuasa dan kami buatkan untuk mereka permainan yang terbuat dari kapas lalu jika salah seorang dari mereka menangis  karena ingin makan maka kami berikan kepadanya permainan tersebut hingga masuk waktu berbuka puasa” [ HR. Bukhari (1960) dan Muslim (1136), redaksi hadits ini menurut periwayatan Imam Muslim ]

*****

 Keutamaan Puasa Asyuro

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Puasa hari ‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu” [ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad(22024). Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih beliau (1162) ]

 a.     Bagi yang ingin berpuasa ‘Asyuro hendaknya berpuasa juga sehari sebelumnya

Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, “Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Jika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembalidengan bulan Muharram), kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“

Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan hingga Rasulullah shallallohu alaihi wasallam wafat di tahun tersebut [ HR. Muslim (1134) ]

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ

Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma beliau berkata, “Berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudi”[Diriwayatkan dengan sanad yang shohih oleh Baihaqi di As Sunan Al Kubro (8665) dan Ath Thobari di Tahdzib Al Aatsaar(1110)]

b.     Hukum Berpuasa Sehari Sesudah ‘Asyuro (tanggal 11 Muharram)

Imam Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’aad setelah merinci dan menjelaskan riwayat-riwayat seputar puasa ‘Asyuro, beliau menyimpulkan : Ada tiga tingkatan berpuasa ‘Asyuro: Urutan pertama; dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11). Urutan kedua; puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits . Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja (8). Kesimpulan Ibnul Qayyim di atas didasari dengan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma, Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. bersabda :

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“ [HR. Imam Ahmad(2047), Ibnu Khuzaimah(2095) dan Baihaqi (8667)]

Wallahu a’lam