Selasa, 26 Februari 2019

kunci sukses

kunci sukses
#mengharapPertolongan
#Ikhtiyar lahir
#Ikhtiyar batin
#Tawakal

Bagaimana kita memahami pengertian hidup sukses?

Tampaknya tidak terlalu salah bila ada orang yang telah berhasil menempuh jenjang pendidikan tinggi, bahkan lulusan luar negeri, lalu menganggap dirinya orang sukses.

Mungkin juga seseorang yang gagal dalam menempuh jalur pendidikan formal belasan tahun lalu, tetapi saat ini berani menepuk dada karena yakin bahwa dirinya telah mencapai sukses.

Mengapa demikian? Karena, ia telah memilih dunia wirausaha, lalu berusaha keras tanpa mengenal lelah, sehingga mewujudlah segala buah jerih payahnya itu dalam belasan perusahaan besar yang menguntungkan.

Seorang ayah dihari tuanya tersenyum puas karena telah berhasil mengayuh bahtera rumah tangga yang tentram dan bahagia, sementara anak anaknya telah ia antar ke gerbang cakrawala keberhasilan hidup yang mandiri.

Seorang kiai atau mubaligh juga berusaha mensyukuri kesuksesan hidupnya ketika jutaan umat telah menjadi jamaahnya yang setia dan telah menjadikannya sebagai panutan, sementara pesantrennya selalu dipenuhi ribuan santri.

Pendek kata, adalah hak setiap orang untuk menentukan sendiri dari sudut pandang mana ia melihat kesuksesan hidup.
Akan tetapi, dari sudut pandang manakah seyogyanya seorang muslim dapat menilai dirinya sebagai orang yang telah meraih hidup sukses dalam urusan dunianya?

1. Membangun Fondasi

Kalau kita hendak membangun rumah, maka yang perlu terlebih dahulu dibuat dan diperkokoh adalah fondasinya. Karena, fondasi yang tidak kuat sudah dapat dipastikan akan membuat bangunan cepat ambruk kendati dinding dan atapnya dibuat sekuat dan sebagus apapun.

Sering terjadi menimpa sebuah perusahaan, misalnya yang asalnya memiliki kinerja yang baik, sehingga maju pesat, tetapi ternyata ditengah jalan rontok. Padahal, perusahaan tersebut tinggal satu dua langkah lagi menjelang sukses. Mengapa bisa demikian? ternyata faktor penyebabnya adalah karena didalamnya merajalela ketidakjujuran, penipuan, intrik dan aneka kezhaliman lainnya.

Tak jarang pula terjadi sebuah keluarga tampak berhasil membina rumah tangga dan berkecukupan dalam hal materi. Sang suami sukses meniti karir dikantornya, sang isteri pandai bergaul ditengah masyarakat, sementara anak-anaknya pun berhasil menempuh jenjang studi hingga ke perguruan tinggi, bahkan yang sudah bekerjapun beroleh posisi yang bagus.

Namun apa yang terjadi kemudian?
Suatu ketika hancurlah keutuhan rumah tangganya itu karena beberapa faktor yang mungkin mental mereka tidak sempat dipersiapkan sejak sebelumnya untuk menghadapinya. Suami menjadi lupa diri karena harta, gelar, pangkat dan kedudukannya, sehingga tergelincir mengabaikan kesetiaannya kepada keluarga. Isteripun menjadi lupa akan posisinya sendiri, terjebak dalam prasangka, mudah iri terhadap sesamanya dan bahkan menjadi pendorong suami dalam berbagai perilaku licik dan curang. Anak-anakpun tidak lagi menemukan ketenangan karena sehari-hari menonton keteladanan yang buruk dan menyantap harta yang tidak berkah.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merintis sesuatu secara baik? Alangkah indah dan mengesankan kalau kita meyakini satu hal, bahwa tiada kesuksesan yang sesungguhnya, kecuali kalau Allah Azza wa Jalla menolong segala urusan kita.

Dengan kata lain apabila kita merindukan dapat meraih tangga kesuksesan, maka segala aspek yang berkaitan dengan dimensi sukses itu sendiri harus disandarkan pada satu prinsip, yakni sukses dengan dan karena pertolongan-Nya.

ﺇِﻥْ ﻳَﻨﺼُﺮْﻛُﻢُ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻓَﻼَ ﻏَﺎﻟِﺐَ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺇِﻥ ﻳَﺨْﺬُﻟْﻜُﻢْ ﻓَﻤَﻦ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻨﺼُﺮُﻛُﻢ ﻣِّﻦ ﺑَﻌْﺪِﻩِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻓَﻠْﻴَﺘَﻮَﻛِّﻞِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﴿١٦٠﴾

"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah membiarkan kamu (tidak memberikan pertolongan) maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal" (QS Ali Imran (3) : 160).

Inilah yang dimaksud dengan fondasi yang tidak bisa tidak harus diperkokoh sebelum kita membangun dan menegakkan menara gading kesuksesan.

2 dan 3. Sunnatullah dan Inayatullah

Terjadinya sesoang bisa mencapai sukses atau terhindar dari sesuatu yang tidak diharapkannya, ternyata amat bergantung pada dua hal yakni sunnatullah dan inayatullah.

Sunatullah artinya sunnah-sunnah Allah yang mewujud berupa hukum alam yang terjadinya menghendaki proses sebab akibat, sehingga membuka peluang bagi perekayasaan oleh perbuatan manusia.

Seorang mahasiswa ingin menyelesaikan studinya tepat waktu dan dengan predikat memuaskan. Keinginan itu bisa tercapai apabila ia bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam belajarnya, mempersiapkan fisik dan pikirannya dengan sebaik-baiknya, lalu meningkatkan kuantitas dan kualitas belajarnya sedemikian rupa, sehingga melebihi kadar dan cara belajar yang dilakukan rekan-rekannya. Dalam konteks sunnatullah, sangat mungkin ia bisa meraih apa yang dicita-citakannya itu.

ﭐﺳْﺘِﻜْﺒَﺎﺭًﺍ ﻓِﻰ ﭐﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻣَﻜْﺮَ ﭐﻟﺴَّﻴِّﺊِ ۚ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺤِﻴﻖُ ﭐﻟْﻤَﻜْﺮُ ﭐﻟﺴَّﻴِّﺊُ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺄَﻫْﻠِﻪِۦ ۚ ﻓَﻬَﻞْ ﻳَﻨﻈُﺮُﻭﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﺳُﻨَّﺖَ ﭐﻟْﺄَﻭَّﻟِﻴﻦَ ۚ ﻓَﻠَﻦ ﺗَﺠِﺪَ ﻟِﺴُﻨَّﺖِ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﺗَﺒْﺪِﻳﻠًﺎ ۖ ﻭَﻟَﻦ ﺗَﺠِﺪَ ﻟِﺴُﻨَّﺖِ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﺗَﺤْﻮِﻳﻠًﺎ

karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (Fatir 35:43)

Akan tetapi, ada bis yang terjatuh ke jurang dan menewaskan seluruh penumpangnya, tetapi seorang bayi selamat tanpa sedikitpun terluka. Seorang anak kecil yang terjatuh dari gedung lantai ketujuh ternyata tidak apa-apa, padahal secara logika terjatuh dari lantai dua saja ia bisa tewas. Sebaliknya, mahasiswa yang telah bersungguh-sungguh berikhtiar tadi, bisa saja gagal total hanya karena Allah menakdirkan ia sakit parah menjelang masa ujian akhir studinya, misalnya. Segala yang mustahil menurut akal manusia sama sekali tidak ada yang mustahil bila inayatullah atau pertolongan Allah telah turun.

Demikian pula kalau kita berbisnis hanya mengandalkan ikhtiar akal dan kemampuan saja, maka sangat mungkin akan beroleh sukses karena toh telah menetapi prasyarat sunnatullah. Akan tetapi, bukankah rencana manusia tidak mesti selalu sama dengan rencana Allah. Dan adakah manusia yang mengetahui persis apa yang menjadi rencana Nya atas manusia? Boleh saja kita berjuang habis-habisan karena dengan begitu orang kafirpun toh beroleh kesuksesan. Akan tetapi, kalau ternyata Dia menghendaki lain lantas kita mau apa? mau kecewa? kecewa sama sekali tidak mengubah apapun. Lagipula, kecewa yang timbul dihati tiada lain karena kita amat menginginkan rencana Allah itu selalu sama dengan rencana kita. Padahal Dialah penentu segala kejadian karena hanya Dia yang Maha Mengetahui hikmah dibalik segala kejadian.

ﺳﻮﺍﺑﻖ ﺍﻟﻬﻤﻢ ﻻ ﺗﺨﺮﻕ ﺃﺳﻮﺍﺭ ﺍﻷﻗﺪﺍﺭ

Kerasnya semangatmu (sawabiqu al-himam) tidak akan mampu menembus DINDING taqdir Allah (aswar al-aqdaar)

4. Rekayasa Diri

Apa kuncinya? Kuncinya adalah kalau kita menginginkan hidup sukses di dunia, maka janganlah hanya sibuk merekayasa diri dan keadaan dalam rangka ikhtiar dhahir semata, tetapi juga rekayasalah diri kita supaya menjadi orang yang layak ditolong oleh Allah. Ikhtiar dhahir akan menghadapkan kita pada dua pilihan, yakni tercapainya apa yang kita dambakan - karena faktor sunnatullah tadi - namun juga tidak mustahil akan berujung pada kegagalan kalau Allah menghendaki lain.
Lain halnya kalau ikhtiar dhahir itu diseiringkan dengan ikhtiar bathin. Mengawalinya dengan dasar niat yang benar dan ikhlas semata mata demi ibadah kepada Allah. Berikhtiar dengan cara yang benar, kesungguhan yang tinggi, ilmu yang tepat sesuai yang diperlukan, jujur, lurus, tidak suka menganiaya orang lain dan tidak mudah berputus asa.
Senantiasa menggantungkan harap hanya kepada Nya semata, seraya menepis sama sekali dari berharap kepada makhluk. Memohon dengan segenap hati kepada Nya agar bisa sekiranya apa-apa yang tengah diikhtiarkan itu bisa membawa maslahat bagi dirinya mapun bagi orang lain, kiranya Dia berkenan menolong memudahkan segala urusan kita. Dan tidak lupa menyerahkan sepenuhnya segala hasil akhir kepada Dia Dzat Maha Penentu segala kejadian.
Bila Allah sudah menolong, maka siapa yang bisa menghalangi pertolongan-Nya? Walaupun bergabung jin dan manusia untuk menghalangi pertolongan yang diturunkan Allah atas seorang hamba Nya sekali-kali tidak akan pernah terhalang karena Dia memang berkewajiban menolong hamba-hambaNya yang beriman.

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳُﻐَﻴِّﺮُ ﻣَﺎ ﺑِﻘَﻮْﻡٍ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻳُﻐَﻴِّﺮُﻭﺍ ﻣَﺎ ﺑِﺄَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. [Ar-Ra’d/13:11]

Senin, 25 Februari 2019

ISTIKHOROH Dg ALQURAN

Istikhoro dengan Al Qur'an
ﺍﻹِﺳْﺘِﺨَﺎﺭَﺓُ ﺑِﺎﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ
Ijazah dari KH. M. Jamaluddin Ahmad

- Hadiah Fatihah :
1 - ﺍﻟﻰ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ . ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ

-2 ﺍﻟﻰ ﺃﺯﻭﺍﺟﻪ ﻭﺫﺭﻳﺎﺗﻪ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ . ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ

-3 ﺍﻟﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺃﻭﻟﻴﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻦ ﻣﺸﺎﺭﻕ ﺍﻷﺭﺽ ﺍﻟﻰ ﻣﻐﺎﺭﺑﻬﺎ ﺑﺮﻫﺎ ﺧﺼﻮﺻﺎ ﺍﻟﻰ ﺣﻀﺮﺓ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺍﻟﺠﻴﻼﻧﻰ . ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ

-4 ﺍﻟﻰ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺟﻤﺎﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺍﺻﻮﻟﻪ ﻭﻓﺮﻭﻋﻪ ﻭﻣﻦ ﺍﻧﺘﺴﺐ ﺍﻟﻴﻪ . ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ

Kemudian membaca lagi Al-Fatihah 7x
Membuka Al-Qur’an secara spontan lalu dilihat pada halaman sebelah kanan kemudian hitunglah baris yang ketujuh dari atas
Kalau belum yaqin :
dibuka lagi tujuh halaman kemudian lihat pada baris ketujuh dari atas lafadhnya dibaca dan dilihat artinya.

FADLILAH ISTIKHOROH

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻣﺎ ﺧﺎﺏ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﺨﺎﺭ ﻭﻣﺎ ﻧﺪﻡ ﻣﻦ ﺍﺳﺘﺸﺎﺭ ﻭﻣﺎ ﺍﻓﺘﻘﺮ ﻣﻦ ﺍﻗﺘﺼﺪ

Rosululloh SAW bersabda : Orang yang mau beristikhoroh tidak akan merugi, orang yang mau meminta saran tidak akan menyesal dan orang yang sederhana tidak akan faqir

ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻌﻠﻤﻨﺎ ﺍﻹﺳﺘﺨﺎﺭﺓ ﻓﻰ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﻳﻘﻮﻝ ﺇﺫﺍ ﻫﻢ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺑﺎﻷﻣﺮ ﻓﻠﻴﺮﻛﻊ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺛﻢ ﻟﻴﻘﻞ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻟﺦ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ

Dari Jabir bin Abdulloh Rosululloh mengajari kita istikhoroh dalam semua urusan. Beliau berkata apabila salah satu dari kalian memenghendaki suatu urusan maka sholatlah 2 roka’at dan berdo’a ﺍﻟﻠﻬﻢ (artinya ia kemudian ia berdoa apa yang dikehendaki/ di pilih dengan khusyu')

Waspadai kegagalan kerugian kekecewaan

Waspadai "kegagalan kerugian kekecewaan"

Menurut Al-qur'an karim, " kegagalan tentang ilmu dan kegagalan tentang apa saja " Di firmankan "
( ﻭﺧﺎﺏ ﻛﻞ ﺟﺒﺎﺭ ﻋﻨﻴﺪ )
Akan gagalah orang yang sombong. Dan akan GAGAL lagi di dalam al qur'an, bahkan di situ memakai huruf taukid
( penguat ).
" ﻭﻗﺪ ﺧﺎﺏ ﻣﻦ ﺍﻓﺘﺮﻯ "
" Dan Benar akan Gagal " orang itu kalau sering Berbohong. jadi kalau kita mencari ilmu, hendaklah kita ini Jangan Berbohong. sebab ilmu ini bisa di capai dengan bashor, tapi juga bisa di pakai dengan Bashiroh (mata hati). Dan ilmu itu Semuanya dari Alloh SWT. " Dan akan Gagalah " ﻭﺧﺎﺏ ﻣﻦ ﺣﻤﻞ ﻇﻠﻤﺎ "
Dan akan Gagalah orang yang memiliki "Kedholiman "
" ini kan sulit "
" mungkin bisa saya sampaikan lagi adalah "
" ﻭﻗﺪ ﺧﺎﺏ ﻣﻦ ﺩﺳﺎﻫﺎ "
ﺩﺍﺳﺎﻫﺎ
Itu adalah orang yang tidak memperbaiki
dirinya sendiri, cuma bicara saja tapi tidak ada kenyataanya. Bicara tidak boleh berbohong, tapi malah berbohong itu ﺩﺳﺎﻫﺎ
Kalau di dalam " tafsir Showy ﺩﺳﺎﻫﺎ
ini maknanya
ﺍﻱ ﺃﺧﻔﺎﻫﺎﺍﻟﻜﻔﺮ ﻭﺍﻟﻤﻌﺼﻴﺔ (orang-orang MUNAFIQ)
" kelihatanya dia mengikuti, kelihatanya dia Cinta pada Agama, kelihatanya dia cinta kepada ahlusunnah wal jamaah,Tapi Merusak dari Dalam

*****

ﻭَﭐﺳْﺘَﻔْﺘَﺤُﻮﺍ۟ ﻭَﺧَﺎﺏَ ﻛُﻞُّ ﺟَﺒَّﺎﺭٍ ﻋَﻨِﻴﺪٍ

Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, (Ibrahim 14:15)

ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻬُﻢ ﻣُّﻮﺳَﻰٰ ﻭَﻳْﻠَﻜُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﻔْﺘَﺮُﻭﺍ۟ ﻋَﻠَﻰ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﻛَﺬِﺑًﺎ ﻓَﻴُﺴْﺤِﺘَﻜُﻢ ﺑِﻌَﺬَﺍﺏٍ ۖ ﻭَﻗَﺪْ ﺧَﺎﺏَ ﻣَﻦِ ﭐﻓْﺘَﺮَﻯٰ

Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan. (Ta Ha 20:61)

ﻭَﻋَﻨَﺖِ ﺍﻟْﻮُﺟُﻮْﻩُ ﻟِﻠْﺤَﻲِّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮْﻡِۗ ﻭَﻗَﺪْ ﺧَﺎﺏَ ﻣَﻦْ ﺣَﻤَﻞَ ﻇُﻠْﻤًﺎ ١١١
Ayat 111. Dan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Hidup dan Yang Berdiri Sendiri. Sungguh rugi orang yang melakukan kezaliman. ( Ta ha 20:111 )

ﻭَﻗَﺪْ ﺧَﺎﺏَ ﻣَﻦ ﺩَﺳَّﺎﻫَﺎ
10
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(Asyams 91:10 )

Tafsir Jalalein
(Dan sesungguhnya merugilah) atau rugilah (orang yang mengotorinya) yang menodainya dengan perbuatan maksiat.

Asalnya lafal Dassaahaa ialah Dassasahaa, kemudian huruf Sin yang kedua diganti menjadi Alif demi untuk meringankan pengucapannya, akhirnya jadilah Dassaahaa.

Kamis, 21 Februari 2019

Lirik Ruhi fidak

ROUHI FIDAK
AHMAD YA NUROL HUDA
ﻧَﺎﻣَﺖْ ﺃَﻋْﻴُﻨِﻲ ﻳَﻮْﻣًﺎ
ﻧَﺎﻣَﺖْ ﻭَﺍﻟﺤَﻨَﻴْﻦُ ﻧَﻤَﺎ
ﺭَﺍﺣَﺖْ ﺗَﺤْﺘَﻮِﻳْﻨِﻲْ
ﺭُﺅِﻳَﺎﻙْ ﻳَﺎﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪْ
Suatu hari dalam tidurku
Dalam tidurku kerinduan tumbuh
Aku diselimuti oleh
Gambaran Anda, wahai Rasulullah!
ﺃَﺣْﻤَﺪْ ﻳَﺎﻧُﻮْﺭَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ
ﺑِﻲْ ﺷَﻮْﻕٌ ﻓَﺎﻕَ ﺍﻟْﻤَﺪَﻯ
ﻋَﻴْﻨِﻲ ﺗَﺮْﺟُﻮْ ﺃَﻥْ ﺗَﺮَﺍﻙْ
ﺭُﻭْﺣِﻲْ ﻳَﺎ ﺣَﺒِﻴْﺒِﻲْ ﻓِﺪَﺍﻙْ
Ahmad (Yang Terpuji), Wahai Cahaya Petunjuk
Kerinduanku melampaui batas
Mataku berharap bisa melihatmu
Jiwaku, Wahai kekasihku, aku akan berkorban untukmu
ﻋَﺎﻧَﻖْ ﻃَﻴْﻔُﻪُ ﻗَﻠْﺒِﻲ
ﺫَﺍﺑَﺖْ ﻓِﻲ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻳَﺪِﻱ
ﻧَﺎﺩَﺗْﻪُ ﻋُﻴُﻮْﻧِﻲْ
ﻭَﺑَﻬَﺎﻩْ ﻻَﻣَﺲَ ﺍﻟْﻘَﻠَﺐْ
Penampakannya memeluk hatiku
Tanganku melebur di tangannya
Mataku memanggilnya
Dan kemegahannya menyentuh hatiku
ﺣَﻮْﺿُﻪْ ﻛَﻮْﺛَﺮٌ ﻭَﺭَﻭَﺍ
ﺷَﺮْﺑَﺔٌ ﻟِﻲ ﺩَﻭَﺍﻳَﺎ
ﺍِﺭْﻭِﻧِﻲ ﻳَﺎ ﺣَﺒِﻴْﺒِﻲ
ﻳَﺎ ﻃَﺒِﻴْﺐَ ﺍﻟْﺒَﺮَﺍﻳَﺎ
ﺃَﻧْﺖَ ﻟِﻲ ﺑَﻠَﺴَﻢٌ ﻭَﺷِﻔَﺎ
Telaganya adalah penyejuk dan melimpah
Satu tegukan seperti obat untukku
Puaskan rasa dahagaku wahai kekasihku!
Wahai penyembuh para makhluk..
Anda adalah balsem (obat) dan penawar luka

Rabu, 20 Februari 2019

Lirik Tabasam tersenyumlah

TABASSAM
TERSENYUMLAH....

بتقعد ليه في حياتك ؟
وبتحزن وتتأثر ؟
لو كنت ناسي تذكر !
سيرة نبينا وفكر !

kenapa kau mempersulit hidupmu sendiri ?
kenapa bersedih dan putus asa ?
jika kau lupa maka ingatlah !
kehidupan Nabi kita dan renungkanlah !

اسمع كلامه تفائل
بشر ولا تنفر
ووحد الله فى قلبك
قادر فى عسرك يسر

ikutilah nasihat Beliau dan optimislah
Sampaikan kabar gembira
jangan menakut nakuti
Dan biarkan hanya Allah dihatimu
Dia berkuasa untuk memudahkan kesulitan

صل علي النبي وتبسم
ده النبي تبسم وتبسم
ده النبي تبسم
اللهم صل عليه

Sholawatlah kepada Nabi dan Tersenyumlah !
Karena Nabi selalu tersenyum dan tersenyum
Nabi selalu tersenyum
Ya Allah limpahkan Sholawat kepadanya

جبت اليأس مْنين ؟
قل لى ايمانك فين ؟
كل بأمر الله
والعسر بين يسرٍ

darimana datangnya keputusasaan ?
katakan padaku kemana imanmu pergi ?
semua atas ketentuan Allah
tiap kesulitan pasti ada kemudahan

Selasa, 19 Februari 2019

Lirik Sanah helwa ‎(selamat ulang tahun)

sanah helwa ya Jamiil
‏ ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ ‏
Selamat Ulang Tahun
ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ
ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ
ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ
ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ

ﺷﻔﺖ ﻭﺭﺩﺓ ﺃﺣﻠﻰ ﻭﺭﺩﺓ ﻓﺘﺤﺖ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﻤﻴﻌﺎﺩ

Kulihat mawar indah yg mekar sebelum waktunya

ﻗﺎﻟﺘﻲ ﻣﺒﺴﻮﻃﺔ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭﺩﺓ ﻓﻲ ﻋﻴﺪ ﻣﻴﻼﺩ ﺍﻟﻔﺮﺡ ﺯﺍﺩ

Dia berkata begitu bahagia hari ini
Di hari ulang tahun kebahagiaan kian bertambah

ﻳﺎﺟﻤﺎﻟﻚ ﻳﺎ ﺩﻋﺎﻭﺗﻚ ﻋﻤﺮﻱ ﻳﻄﻮﻝ ﺑﺎﺑﺘﺴﺎﻣﺘﻚ
Oh kecantikanmu manisnya kamu
Umur bertambah panjang sebab senyummu

اﻟﺸﻔﺎﻳﻒ كل ﺷﺎيف ﺍﻟﻌﺴﻞ ﺯﻭﺩ ﺣﻼﻭتك

Dibibirmu semua yg melihatmu bagai madu mengitari keindahanmu

*happy happy happy birthday to you*
*happy happy happy birthday to you*

ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ
ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ

*happy happy happy birthday to you*
*happy happy happy birthday to you*

ﺍﻟﻌﺼﺎﻓﻴﺮ ﻣﻦ ﻃﻴﺒﺘﻬﺎ ﻟﻠﻴﻪ ﺗﻐﻨﻲ ﺣﻠﻮﺓ وعوﺩ

Burung burung dg senang bersenandung untukmu

ﺻﻔﻘﺖ ﻟﻲ ﺑﺠﻨﺤﺘﻬﺎ ﻟﻤﺎ ﺷﺎﻓﺖ ﻟﻮﻥ ﺧﺪﻭﺩﻙ

Mereka bertepuk dengan sayapnya
Saat melihat rona wajahmu

ﻳﺎﺟﻤﺎﻟﻚ ﻳﺎ ﺩﻋﺎﻭﺗﻚ ﻋﻤﺮﻱ ﻳﻄﻮﻝ ﺑﺎﺑﺘﺴﺎﻣﺘﻚ
Oh kecantikanmu manisnya kamu
Umur bertambah panjang sebab senyummu

اﻟﺸﻔﺎﻳﻒ كل ﺷﺎيف ﺍﻟﻌﺴﻞ ﺯﻭﺩ ﺣﻼﻭتك

Dibibirmu semua yg melihatmu bagai madu mengitari keindahanmu

ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ
ﺳﻨﺔ ﺣﻠﻮﺓ ﻳﺎ ﺟﻤﻴﻞ

*happy happy happy birthday to you*
*happy happy happy birthday to you*

Sabtu, 16 Februari 2019

Selamet

ﺳَﻼَﻡْ ﻗَﻮْﻻً ﻣِﻦْ ﺭَﺏِّ ﺭَﺣِﻴﻢْ .
ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻰ ﻧُﻮْﺡٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦْ .
ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢْ .
ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﻮْﺳَﻰ ﻭَﻫَﺎﺭُﻭﻥْ .
ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﻟْﻴَﺎﺳِﻴﻦْ .
ﺳَﻼَﻡٌ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻃِﺒْﺘُﻢْ ﻓَﺎﺩْﺧُﻠُﻮﻫَﺎ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦْ .
سَلاَمٌ هِيَ حَتَى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Salamun qoulan min Robbirrohiim
Salamun ala nuhin fil'alamiin
Salamun 'ala ibrohim
Salamun Ala musa wa haruun
Salamun ala ilyasiin
Salamun alaikum tibtum fadkhuluhaa kholidiin
Salamun hiya hatta nathla 'ilfajr...

Doa Surat Alqodr

ﻟﻤﻦ ﺷﻜﺎ ﺍﻟﻔﻘﺮ : ﺃﻧﻪ ﺷﻜﺎ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﻟﻰ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﻤﺸﺎﺋﺦ ﺷﺪّﺓ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻓﺄﻣﺮﻩُ ﺃﻥ ﻳُﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﺗﻼﻭﺓ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻘﺪﺭ ، ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ ﻭﻫﻮ : ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﻳﺎ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻳﻜﺘﻔﻲ ﻋﻦْ ﺟﻤﻴﻊ ﺧﻠﻘﻪ ، ﻭﻻ ﻳﻜﺘﻔﻲ ﻋﻨﻪُ ﺃﺣﺪٌ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪِ ، ﻳﺎ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﻻ ﺃﺣﺪ ﻟﻪ ، ﻭﺇﻧﻘﻄﻊَ ﺍﻟﺮﺟﺎﺀُ ﺇﻻ ﻣﻨﻚ ، ﻭﺧﺎﺑﺖ ﺍﻵﻣﺎﻝ ﺇﻻ ﻓﻴﻚ ، ﻭﺳﺪّﺕ ﺍﻟﻄﺮﻕُ ﺇﻻ ﺇﻟﻴﻚ ، ﻳﺎ ﻏﻴﺎﺙَ ﺍﻟﻤﺴﺘﻐﻴﺜﻴﻦ ﺃﻏﺜﻨﻲ ﺃﻏﺜﻨﻲ ﺃﻋﺜﻨﻲ ﺃﻏﺜﻨﻲ ﺃﻏﺜﻨﻲ ﺃﻏﺜﻨﻲ ﺃﻏﺜﻨﻲ .

ﻭﺍﻟﻠﻪُ ﺃﻋﻠﻢ .

Jumat, 15 Februari 2019

Menutup Aib

Menutup Aib

Aib adalah suatu cela atau kondisi yang tidak baik tentang seseorang. Jika diketahui oleh orang lain, akan membuat rasa malu. Rasa malu ini membawa kepada efek psikologi yang negatif jika tersebar.

Namun, banyak kita dapati di tengah keseharian, dimana pembicaraan dan obrolan itu sepertinya tidak asyik kalau tidak membicarakan aib, cacat, dan kekurangan yang ada pada orang lain. Padahal, obrolan itu bukanlah perkara ringan dalam pandangan Islam.
Ajaran Islam melarang keras aib seseorang diceritakan. Tidak boleh sekali-kali menyebarkan tentang apa atau bagaimana kondisi yang tidak baik tentang seseorang. Bahkan, Islam mengajarkan untuk menutupinya.

Allah berfirman dalam Surat Al Hujarat ayat 12

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ ﺑَﻌْﺾَ ﺍﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛْﻢٌ ۖ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻐْﺘَﺐْ ﺑَﻌْﻀُﻜُﻢْ ﺑَﻌْﻀًﺎ ۚ ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﻟَﺤْﻢَ ﺃَﺧِﻴﻪِ ﻣَﻴْﺘًﺎ ﻓَﻜَﺮِﻫْﺘُﻤُﻮﻩُ ۚ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺏٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ

artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."

ﻭَﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻰ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : )) ﻛُﻞُّ ﺃُﻣَّﺘِﻰ ﻣُﻌَﺎﻓًﻰ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﻤُﺠَﺎﻫِﺮِﻳْﻦَ، ﻭَﺇِﻥَّ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺠَﺎﻫِﺮَﺓِ ﺃَﻥْ ﻳَﻌْﻤَﻞَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻋَﻤَﻠًﺎ، ﺛُﻢَّ ﻳُﺼْﺒِﺢُ ﻭَﻗَﺪْ ﺳَﺘَﺮَﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﻴَﻘُﻮْﻝُ : ﻳَﺎﻓُﻠَﺎﻥُ ﻋَﻤِﻠْﺖُ ﺍﻟْﺒَﺎﺭِﺣَﺔَ ﻛَﺬَﺍ ﻭَﻛَﺬَ، ﻭَﻗَﺪْ ﺑَﺎﺕَ ﻳَﺴْﺘُﺮُﻩُ ﺭَﺑُّﻪُ، ﻭَﻳُﺼْﺒِﺢُ ﻳَﻜْﺸِﻒُ ﺳِﺘْﺮَ ﺍﻟﻠﻪِ (( ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosa kecuali orang-orang yang terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. Ia berkata, “Wahai fulan, semalam aku berbuat ini dan itu”. Sebenarnya pada waktu malam Tuhannya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru pagi harinya ia membuka aibnya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah. (Muttafaq ‘alaih HR: Bukhari dan Muslim).

ﻭَﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﺃُﺗِﻲَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑِﺮَﺟُﻞٍ ﻗَﺪْ ﺷَﺮِﺏَ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﺿْﺮِﺑُﻮْﻩُ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤِﻨَّﺎ ﺍﻟﻀَّﺎﺭِﺏُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ، ﻭَﺍﻟﻀَّﺎﺭِﺏُ ﺑِﻨَﻌْﻠِﻪِ ﻭَﺍﻟﻀَّﺎﺭِﺏُ ﺑِﺜَﻮْﺑِﻪِ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﻧْﺼَﺮَﻑَ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ : ﺃَﺧْﺰَﺍﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ، ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﺎ ﺗَﻘُﻮْﻟُﻮﺍ ﻫَﻜَﺬَﺍ ﻟَﺎ ﺗُﻌِﻴْﻨُﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Ada seorang laki-laki yang minum minuman keras (khamr) dibawa di hadapan Nabi SAW, maka beliau bersabda: “Kalian pukullah dia”. Abu Hurairah berkata, “Di antara kami ada yang memukul dengan tangannya, ada yang memukul dengan sandalnya, dan ada yang memukul dengan pakaiannya”. Ketika orang itu akan kembali, sebagian orang berkata kepadanya. “Mudah-mudahan Allah menghinakanmu”. Rasulullah bersabda: “Jangan kalian berkata yang demikian itu, jangan kamu membantu perbuatan syaitan (syaitan akan senang jika Allah menghinakan hambanya karena memang itu pekerjaan syaitan)”. (HR; Bukhari)

ﻭَﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ‏( ﻣَﻦْ ﻧَﻔَّﺲَ ﻋَﻦْ ﻣُﺆْﻣِﻦٍ ﻛُﺮْﺑَﺔً ﻣِﻦْ ﻛُﺮَﺏِ ﺍَﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ , ﻧَﻔَّﺲَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻛُﺮْﺑَﺔً ﻣِﻦْ ﻛُﺮَﺏِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍَﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ , ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺴَّﺮَ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﻌْﺴِﺮٍ , ﻳَﺴَّﺮَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓِﻲ ﺍَﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ , ﻭَﻣَﻦْ ﺳَﺘَﺮَ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ , ﺳَﺘَﺮَﻩُ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﺍَﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ , ﻭَﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺍَﻟْﻌَﺒْﺪِ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺍَﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻓِﻲ ﻋَﻮْﻥِ ﺃَﺧِﻴﻪِ ‏) ﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ

Bulughul Maram, Hadits No. 1494 : Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya." Riwayat Muslim.

Kategori aib:

1. Aib yang sifatnya khalqiyah. Aib yang sifatnya qodrati dan bukan merupakan perbuatan maksiat. Seperti cacat di salah satu organ tubuh atau penyakit yang membuatnya malu jika diketahui oleh orang lain.
Aib seperti ini adalah aurat yang harus dijaga, tidak boleh disebarkan atau dibicarakan, baik secara terang-terangan atau dengan gunjingan, karena perbuatan tersebut adalah dosa besar menurut mayoritas ulama. Karena aib yang sifatnya penciptaan Allah yang manusia tidak memiliki kuasa menolaknya, maka menyebarkannya berarti menghina dan itu berarti menghina penciptanya. (Imam al Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin).

2. Aib berupa perbuatan maksiat, baik yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Maksiat yang dilakukan sembunyi-sembunyi juga terbagi menjadi dua:
a. Perbuatan maksiat yang hanya merusak hubungannya secara pribadi dengan Allah, seperti minum khamr, berzina, dan lainnya. Jika seorang muslim mendapati saudaranya melakukan perbuatan seperti ini, hendaklah ia tidak menyebarluaskan hal tersebut. Namun, dia tetap memiliki kewajiban untuk melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar. Imam Syafi’i berkata, "Siapa yang menasihati saudaranya dengan tetap menjaga kerahasiaannya, berarti dia benar-benar menasihatinya dan memperbaikinya. Sedang yang menasihati tanpa menjaga kerahasiaannya, berarti telah mengekspos aibnya dan mengkhianatinya."
b. Perbuatan maksiat yang dilakukan sembunyi-sembunyi tapi merugikan orang lain, seperti mencuri, korupsi, dan lainnya. Perbuatan seperti ini diperbolehkan untuk diselidiki dan diungkap, karena hal ini sangat berbahaya jika dibiarkan. Sebab, akan lebih banyak lagi merugikan orang lain.

اَللهُمَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﺄُﻣَّﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭْﺣَﻢْ ﺃُﻣَّﺔَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺍﺳْﺘُﺮْ ﺃُﻣَّﺔَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺍﺟْﺒُﺮْ ﺃُﻣَّﺔَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﺃُﻣَّﺔَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﻋَﺎﻑِ ﺃُﻣَّﺔَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺍﺣْﻔَﻆْ ﺃُﻣَّﺔَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭْﺣَﻢْ ﺃُﻣَّﺔَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ ﺭَﺣْﻤَﺔً ﻋَﺂﻣَّﺔً ﻳَﺎﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﺄُﻣَّﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻋَﺂﻣَّﺔً ﻳَﺎﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ . ﺍَﻟﻠﻬﻢ ﻓَﺮِّﺝْ ﻋَﻦْ ﺃُﻣَّﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻓَﺮْﺟًﺎ ﻋَﺎﺟِﻠًﺎ ﻳَﺎﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ .
“Ya Allah, ampunilah umat Muhammad. Ya Allah, sayangilah umat Muhammad. Ya Allah, tutupilah kekurangan-kekurangan umat Muhammad. Ya Allah, berilah kecukupan kepada umat Muhammad. Ya Allah, perbaikilah (semua urusan) umat Muhammad. Ya Allah, berilah kesehatan kepada umat Muhammad. Ya Allah, lindungilah umat Muhammad. Ya Allah, rahmatilah umat Muhammad dengan rahmat yang menyeluruh, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, ampunilah umat Muhammad dengan ampunan yang menyeluruh, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, berilah kelapangan kepada umat Muhammad dengan kelapangan yang datang segera, wahai Tuhan semesta alam. ”

Senin, 11 Februari 2019

Wirid Khodliriyyah

KEUTAMAAN BACAAN ALLAAHUMMAF’AL BII WA BIHIM ‘AAJILAN WA AAJILAN

اَللَّهُمَّ افْعَلْ بِيْ وَبِهِمْ عَاجِلًا وَآجِلًا فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ مَا أَنْتَ لَهُ أَهْلٌ وَلَا تَفْعَلْ بِنَا يَا مَوْلَانَا مَا نَحْنُ لَهُ أَهْلٌ إِنَّكَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ جَوَادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Dalam Kitab Ihya juz 1 halaman 337  (2/476),  kitab Qutul Qulub juz 1 halaman 17, kitab Tarikh Dimasyqa juz 16 halaman 430, dan kitab Al Ishaabah fii Tamyizishshahabah juz 2  halaman 329:

رُوِيَ عَنْ كُرْزِ بْنِ وَبْرَةَ رَحِمَهُ اللهُ وَكَانَ مِنَ الْأَبْدَالِ قَالَ " أَتَانِيْ أَخٌ لِيْ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ فَأَهْدَى لِيْ هَدِيَّةً وَقَالَ: يَا كُرْزُ اِقْبَلْ مِنِّيْ هَذِهِ الْهَدِيَّةَ فَإِنَّهَا نِعْمَتِ الْهَدِيَّةُ " فَقُلْتُ: يَا أَخِيْ وَمَنْ أَهْدَى لَكَ هَذِهِ الْهَدِيَّةَ؟ قَالَ: أَعْطَانِيْهَا إِبْرَاهِيْمُ التَّيْمِيُّ، قُلْتُ أَفَلَمْ تَسْأَلْ إِبْرَاهِيْمَ مَنْ أَعْطَاهُ إِيَّاهَا؟ قَالَ: بَلَى قَالَ:كُنْتُ جَالِسًا فِيْ فِنَاءِ الْكَعْبَةِ وَأَنَا فِي التَّهْلِيْلِ وَالتَّسْبِيْحِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّمْجِيْدِ فَجَاءَنِيْ رَجُلٌ فَسَلَّمَ عَلَيَّ وَجَلَسَ عَنْ يَمِيْنِيْ فَلَمْ أَرَ فِيْ زَمَانِيْ أَحْسَنَ مِنْهُ وَجْهًا وَلَا أَحْسَنَ مِنْهُ ثِيَابًا وَلَا أَشَدَّ بَيَاضًا وَلَا أَطْيَبَ رَيْحًا مِنْهُ فَقُلْتُ يَا عَبْدَ اللهِ مَنْ أَنْتَ وَمِنْ أَيْنَ جِئْتَ؟ فَقَالَ: أَنَا الْخَضِرُ، فَقُلْتُ: فِيْ أَيِّ شَيْءٍ جِئْتَنِيْ؟ فَقَالَ: جِئْتُكَ لِلسَّلَامِ عَلَيْكَ وَحُبًّا لَكَ فِي اللهِ وَعِنْدِيْ هَدِيَّةٌ أُرِيْدُ أَنْ أُهْدِيَهَا لَكَ فَقُلْتُ: مَا هِيَ؟ قَالَ: أَنْ تَقُوْلَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ انْبِسَاطِهَا عَلَى الْأَرْضِ وَقَبْلَ الْغُرُوْبِ سُوْرَةَ اَلْحَمْدُ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ كُلَّ وَاحِدَةٍ سَبْعَ مَرَّاتٍ وَتَقُوْلَ: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ سَبْعًا وَتُصَلِّيَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْعًا وَتَسْتَغْفِرَ لِنَفْسِكَ وَلِوَالِدَيْكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ سَبْعًا وَتَقُوْلَ: اَللَّهُمَّ افْعَلْ بِيْ وَبِهِمْ عَاجِلًا وَآجِلًا فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ مَا أَنْتَ لَهُ أَهْلٌ وَلَا تَفْعَلْ بِنَا يَا مَوْلَانَا مَا نَحْنُ لَهُ أَهْلٌ إِنَّكَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ جَوَادٌ كَرِيْمٌ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ سَبْعَ مَرَّاتٍ

Diriwayatkan dari Kurz bin Wabrah –rahimahullaah-  dan Kurz ini termasuk wali Abdal, beliau berkata:

"Seorang  saudaraku dari penduduk negeri Syam telah datang . Dia memberiku sebuah  hadiah, seraya berkata: "Wahai Kurz, terimalah dariku hadiah ini!, Karena ini adalah sebaik-baiknya hadiah ".

Aku bertanya: "Wahai saudaraku!,  Siapakah yang memberimu  hadiah ini?"

Dia menjawab: "Diberikan hadiah ini kepadaku oleh Ibrahim At-Taimi!"

Lalu aku bertanya: "Apakah engkau tidak menanyakan pada Ibrahim, siapakah yang memberi hadiah itu kepadanya?"

Dia berkata: "Ya, Aku menanyaakannya. Ibrahim At-Taimi menerangkan: " Aku duduk dihalaman Ka'bah, saat itu aku sedang bertahlil, bertasbih, bertah-mid dan bertamjid, maka datanglah seorang laki-laki, ia memberi salam kepadaku dan duduk dikananku. Belum pernah aku melihat pada masaku, mukanya, yang seindah pakaian-nya. yang lebih putih darinya dan  lebih wangi dari orang itu. Akupun bertanya: "Wahai hamba Allah! "Siapakah anda? Darimanakah anda datang?"

Maka ia menjawab: "Aku adalah Khidir" 

Aku bertanya: "Apakah maksudnya anda datang padaku?"

Nabi Khidir menjawab: "Aku datang kepadamu untuk memberi salam dan karena cinta kepadamu pada jalan Allah. Dan aku mempunyai hadiah, yang ingin aku hadiahkan kepadamu!" 

Maka aku bertanya: "Apakah hadiah itu?"

Ia menjawab: "Engkau membaca sebelum terbit matahari dan sebelum terbentangnya diatas bumi dan sebelum ia terbenam: 

- Surat Alhamdu ( AlFatihah )
- Surat   Qul A'uudzu bi Rabbinnaas
- Surat   Qul A’uudzu bi Rabbil Falaq
- Surat   Qul Huwallaahu Ahad
- Surat   Qul  Yaa Ayyuhal Kaafiruun
- dan Ayat  Kursi. 
Masing-masing dibaca tujuh kali. 

Kemudian engkau membaca: 
“Subhaanallaah, Walhamdulillaah, Wa Laa Ilaaha Illalaah, Wallaahu Akbar" tujuh kali. 

Dan engkau membaca shalawat atas nabi uhamad shallallaahu ‘alaihi wasallam tujuh kali. 

Engkau Meminta membaca istiqhfa untuk dirimu, kedua orangtuamu, dan orang mukmin laki-laki dan mmukmin perempuan tujuh kali.

Lalu engkau membaca:

اَللَّهُمَّ افْعَلْ بِيْ وَبِهِمْ عَاجِلًا وَآجِلًا فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ مَا أَنْتَ لَهُ أَهْلٌ وَلَا تَفْعَلْ بِنَا يَا مَوْلَانَا مَا نَحْنُ لَهُ أَهْلٌ إِنَّكَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ جَوَادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Allaahummaf'al bii wa bihim ‘aajilan wa aajilan fiddiini waddunyaa wal-aakhirah, maa anta lahuu ahlun. Wa laa taf’al binaa yaa Maulaanaa maa nahnu lahu ahlun, innaka Ghafuurun Haliimun, Jawaadun Kariimun Rauufun Rahiim" tujuh kali. 

Artinya:
"Wahai Allah Tuhanku, Buatlah bagiku dan bagi mereka, dengan cepat dan lambat, mengenai agama, dunia dan akhirat, akan apa yang Engkau ahli untuk hal itu.

Dan janganlah Engkau buat kepada kami,wahai junjungan kami, akan apa yang kami ahli untuk hal itu.

Sesunguhnya Engkau Maha Pengampun - Maha Penyantun, Maha Pemurah -Maha Mulia, Maha Pengasih - Maha penyayang".

*****

Dalam Kitab-Kitab tsb diatas (teks dari Kitab Ihya 1/340-341. Cet. Daar Ihya al Kutub Al Arabiyyah. Kata pengantar, Dr Badawi Thabanah) dikatakan:

وَانْظُرْ أَنْ لَا تَدَعَ ذَلِكَ غُدْوَةً وَعَشِيَّةً فَقُلْتُ: أُحِبُّ أَنْ تُخْبِرَنِيْ مَنْ أَعْطَاكَ هَذِهِ الْعَطِيَّةَ الْعَظِيْمَةَ؟ فَقَالَ: أَعْطَانِيْهَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: أَخْبِرْنِيْ بِثَوَابِ ذَلِكَ؟ فَقَالَ: إِذَا لَقِيْتَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْأَلْهُ عَنْ ثَوَابِهِ فَإِنَّهُ يُخْبِرُكَ بِذَلِكَ، فَذَكَرَ إِبْرَاهِيْمُ التَّيْمِيُّ: أَنَّهُ رَأَى ذَاتَ يَوْمٍ فِيْ مَنَامِهِ كَأَنَّ الْمَلَائِكَةَ جَاءَتْهُ فَاحْتَمَلَتْهُ حَتَّى أَدْخَلُوْهُ الْجَنَّةَ فَرَأَى مَا فِيْهَا وَوَصَفَ أُمُوْرًا عَظِيْمَةً مِمَّا رَآهُ فِي الْجَنَّةِ قَالَ فَسَأَلْتُ الْمَلَائِكَةَ فَقُلْتُ: لِمَنْ هَذَا؟ فَقَالُوْا: اَلَّذِيْ يَعْمَلُ مِثْلَ عَمَلِكَ وَذَكَرَ أَنَّهُ أَكَلَ مِنْ ثَمَرِهَا وَسَقَوْهُ مِنْ شَرَابِهَا

(Nabi Khadhir berkata): “Camkanlah, hendaklah anda tidak meninggalkan amalan diatas pagi dan petang”.

Akupun berkata: ”Aku ingin engkau menerangkan kepadaku, siapakah gerangan yang memberikan pemberian yang agung ini kepadamu?”

Iapun menjawab: “Diberikan kepadaku oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam”.

Aku berkata: Terangkanlah kepadaku akan pahalanya!”

Ia menjawab: “Apabila anda menjumpai Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka tanyakanlah kepadanya akan pahalanya. Dia akan menerangkannya kepadamu”.

Lalu Ibrahim At-Taimi menerangkan, bahwa suatu hari dia bermimpi seolah-oleh Malaikat datang kepadanya, lalu membawanya sehingga dia dimasukkannya kedalam syurga. Dan dia melihat apa yang ada didalamnya. Dan disifatkannya hal-hal yang agung mengenai apa yang dia lihat didalam syurga tersebut. 

Ibrahim At-Taimi berkata; Lalu aku bertanya kepada para Malaikat: “Untuk siapakah ini?”

Merekapun menjawab: “Untuk orang yang mengerjakan amal, seperti amalmu”.

Ibrahim At-Taimi menuturkan, bahwa diapun makan dari buah-buahan syurga, dan Malaikat menyuguhkan kepadanya minuman syurga.

قَالَ فَأَتَانَيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ سَبْعُوْنَ نَبِيًّا وَسَبْعُوْنَ صَفًّا مِنَ الْمَلَائِكَةِ كُلُّ صَفٍّ مِثْلُ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ وَأَخَذَ بِيَدِيْ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَلْخَضِرُ أَخْبَرَنِيْ أَنَّهُ سَمِعَ مِنْكَ هَذَا الْحَدِيْثَ فَقَالَ صَدَقَ الْخَضِرُ صَدَقَ الْخَضِرُ وَكُلُّ مَا يَحْكِيْهِ فَهُوَ حَقٌّ وَهُوَ عَالِمُ أَهْلِ الْأَرْضِ وَهُوَ رَئِيْسُ الْأَبْدَالِ وَهُوَ مِنْ جُنُوْدِ اللهِ تَعَالَى فِي الْأَرْضِ

Berkata Ibrahim At-Taimi seterusnya; lalu aku didatangi oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alahi wasallam,  bersama beliau 70 orang nabi dan 70 baris Malaikat. Tiap-tiap baris seumpama antara masyriq dan maghrib. Nabi shallallaahu ‘alahi wasallam mengucapkan salam kepadaku seraya memegang tanganku. 

lalu aku berkata (matur): “Wahai Rasulullah, Nabi Khadhir mengkhabarkan kepadaku bahwasanya dia mendengar dari kamu akan khabar ini”.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallampun bersabda: “benar Khadhir, benar Khadhir. Setiap apa yang diceritakannya adalah benar. Dia adalah orang yang berilmu dari penduduk bumi. Dia adalah kepala wali abdal, dan dia adalah termasuk tentara Allah dibumi”.

Wallahu 'Alaam

Minggu, 10 Februari 2019

RAHMAT ALLAH SANGAT LUAS

Yakinlah, Bahwa Rahmat Allah S.W.T. Itu sangat Luas

Rahmat Allah S.W.T. kepada hamba-Nya sangatlah luas. Tidak terbatas.

ان رحمته تغلب غضبه
Rahmat-Nya mengatasi kemurkaan-Nya.

Inilah kasih sayang-Nya terhadap hamba-Nya. Firman Allah s.w.t.:

قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ (١٢)

Maksudnya: Katakanlah: Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi. Katakanlah: Kepunyaan Allah. Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. (Al-An’aam: 12)

Dalam al-Quran dan hadits banyak menyebut tentang Rahmat Allah. Oleh karena itu, marilah kita menghayati, menjiwai dan mengambil i'tibar dan pelajaran dari ayat-ayat al-Qur'anul Karim dan Hadis Rasulullah s.a.w. Mudah-mudahan kita mempunyai jiwa yang Besar dan Tabah.

Disebutkan Rahmat Allah s.w.t. itu sangat luas dan mendahului kemurkaan-Nya adalah benar dan tidak boleh didustakan sebagaimana yang dinyatakan al-Quran dan Hadits:

فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ رَبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ وَلاَ يُرَدُّ بَأْسُهُ عَنْ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (١٤٧)

Maksudnya: Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa. (Al-An’aam: 147)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لَمَّا خَلَقَ الله الْخَلْقَ كَتَبَ في كِتَابٍ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ: إنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي. وفي رواية: غَلَبَتْ غَضَبِي. وفي رواية: سَبَقَتْ غَضَبِي. (متفق عليه)

Maksudnya: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: Ketika Allah menciptakan semua makhluk, maka ditulislah oleh-Nya dalam suatu kitab, maka kitab itu ada di sisi-Nya di atas 'arasy, yang isinya: Bahawasanya kerahmatan-Ku itu dapat mengalahkan kemurkaan-Ku. Dalam riwayat lain disebutkan: Telah mengalahkan kemurkaanKu. Dan dalam riwayat lainnya lagi disebutkan: Telah mendahului kemurkaan-Ku (maksudnya bahwa kerahmatan itu jauh lebih besar daripada kemurkaan-Nya). (Muttafaq 'alaih)

Rahmat Allah s.w.t. juga meliputi segala sesuatu. Firman Allah s.w.t.:

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ (١٥٦)

Maksudnya: Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (Al-A’raaf: 156)

Oleh hal yang demikian, buanglah jauh-jauh perasaan sedih, kecewa dan berputus asa. Orang yang yakin dengan rahmat Allah s.w.t. dan tidak berputus asa dengan rahmat-Nya adalah orang yang kuat, sabar, tabah, dan tidak melakukan sesuatu yang boleh memudharat dan membinasakan dirinya. Firman Allah Ta’ala:

قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُواْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُواْ مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٥٣)

Maksudnya: Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar: 53)

وَلاَ تَايْئَسُواْ مِنْ رَّوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الكَافِرُونَ (٨٧)

Maksudnya: Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf: 87)

Demikianlah sifat orang beriman yang percaya dan yakin dengan rahmat Allah serta mereka senantiasa bersangka baik kepada-Nya. Oleh itu, bersangka baiklah kepada Allah s.w.t. kerana Dia menurut sangkaan hamba-Nya sebagaimana yang terdapat dalam Hadis Qudsi ini:

عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، أنَّهُ قال: قال الله عَزَّ وَجَلَّ: أنَا عِنْدَ ظَّنِّ عَبْدِي بِي وَأنا معه حَيْثُ يَذْكُرُنِي. وَاللهِ اللهُ أفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتَهُ بالفَلاَةِ. وَمَنْ تَقَرَّبَ إلَيَّ شِبْراً، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعاً، وَمَنْ تَقَرَّبَ إلَيَّ ذِرَاعاً، تَقَرَّبْتُ إلَيْهِ بَاعاً، وَإذَا أقْبَلَ إلَيَّ يَمْشِي أقْبَلْتُ إلَيْهِ أُهَرْوِلُ. (متفق عليه).

Maksudnya: Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: Allah Azzawajalla berfirman dalam Hadis Qudsi: Aku adalah menurut sangkaan hamba-Ku dan Aku akan selalu besertanya selama ia mengingat pada-Ku. Demi Allah, Allah itu lebih gembira kepada taubatnya seorang hamba-Nya daripada seorang di antara engkau semua yang menemukan sesuatu benda yang telah hilang di padang yang luas. Barangsiapa yang mendekat pada-Ku dalam jarak sejengkal, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sehasta dan barangsiapa yang mendekat pada-Ku dalam jarak sehasta, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sedepa. Jikalau hamba-Ku itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas-gegas. (Muttafaq 'alaih)

Sehubungan dengan itu, janganlah kita menjadi orang yang berputus asa dengan rahmat Allah s.w.t.. dan janganlah juga berputus asa kerana dicabut rahmat dan ditimpa musibah seperti dalam firman Allah Ta’ala:

وَإِذَاۤ أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُواْ بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ (٣٦)

Maksudnya: Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. (Ar-Ruum: 36)

وَلَئِنْ أَذَقْنَا الإِنسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ (٩)

Maksudnya: Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (Huud: 9)

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَاۤئِهِ أُوْلَئِكَ يَئِسُواْ مِنْ رَّحْمَتِي وَأُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٣)

Maksudnya: Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. (Al-Ankabut: 23)

إِنَّهُ لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الكَافِرُونَ (٨٧)

Maksudnya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf: 87)

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّاۤلُّونَ (٥٦)

Maksudnya: Ibrahim berkata: Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat. (Al-Hijr: 56)

Seterusnya marilah kita merenung dan memerhatikan ayat-ayat al-Quran berikut tentang golongan orang-orang yang mendapat rahmat Allah s.w.t.. Firman Allah Ta’ala:

فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُواْ بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِّنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (١٧٥)

Maksudnya: Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (syurga) dan limpahan kurnia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya. (An-Nisa’: 175)

فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ (٣٠)

Maksudnya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (syurga). Itulah keberuntungan yang nyata. (Al-Jaatsiyah: 30)

وَنُنَزِّلُ مِنْ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلاَّ خَسَارًا (٨٢)

Maksudnya: Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al-Isra’: 82)

وَإِنَّهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (٧٧)

Maksudnya: Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (An-Naml: 77)

وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (٥٦)

Maksudnya: Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (An-Nur: 56)

فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ (١٥٦)

Maksudnya: Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami. (Al-A’raaf: 156)

وَأَدْخَلْنَاهُمْ فِي رَحْمَتِنَاۤ إِنَّهُمْ مِّنْ الصَّالِحِينَ (٨٦)

Maksudnya: Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang soleh. (Al-Anbiyaa’:86)

وَلاَ تُفْسِدُوا فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْمُحْسِنِينَ(٥٦)

Maksudnya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-A’raaf: 56)

Sehubungan dengan itu, orang yang berpegang teguh dengan agama Allah, taat kepada-Nya, taat kepada rasul-Nya, melakukan segala suruhan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, mendirikan solat, mengeluarkan zakat, beriman dan beramal soleh, beriman kepada kitab, bertaqwa, menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk hidup, mengamalkan isi kandungan al-Quran, tidak melakukan kerusakan di muka bumi, berdoa kepada-Nya, melakukan kebaikan, menyeru kepada kebaikan dan mencegah daripada kemungkaran, dan seumpamanya akan mendapat rahmat Allah s.w.t..

Jadi, yakinlah dengan rahmat Allah s.w.t. karena Dia berfirman bahwa:

مَا يَفْتَحْ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلاَ مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلاَ مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢)

Maksudnya: Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Faathir: 2)

Semoga ayat-ayat al-Quran dan Hadis Rasulullas s.a.w. mengenai rahmat Allah s.w.t. yang kita baca ini dapat memotivasikan kita supaya senantiasa mempunyai semangat yang kuat, berkeyakinan tinggi, berfikiran optimis, bersabar, tabah, cekal dan terus marah kehadapan sehingga berjaya di dunia dan di akhirat. Walaupun berasa menderita hidup di dunia tetapi itu adalah sementara. Jadi, ingatlah bahawa syurga adalah tempat kesenangan dan kebahagiaan yang abadi dan berharaplah agar dapat masuk ke syurga dengan rahmat Allah s.w.t..

Dalam kesempatan ini marilah kita berdoa seperti doa yang tercatat dalam al-Quran. Mudah-mudahan dengan doa tersebut kita mendapat petunjuk Allah s.w.t. dan rahmat-Nya.

رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَاۤ إِنْ نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَاۤ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (٢٨٦)

Maksudnya: Ya Tuhan, janganlah Engka siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Tuhan, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana telah Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami dalam mengalahkan orang-orang kafir. (Al-Baqarah: 286).

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (٨)

Maksdunya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (kurnia). (Ali-Imran: 8)

رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ أَنفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ (٢٣)

Maksudnya: Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Al-A’raaf: 23)

رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (١٠)

Maksudnya: Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini. (Al-Kahfi: 10).

رَبَّنَاۤ ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ (١٠٩)

Maksudnya: Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. (Al-Mukminun: 109)

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ (١١٨)

Maksudnya: Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik. (Al-Mukminun: 118)

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (٧) رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَّهُم وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَاۤئِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٨) وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (٩)

Maksudnya:
7. Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.
8. Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam syurga yang telah Engkau janjikan kepada mereka dari orang-orang shalih di antara bapa-bapa mereka, isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sungguh Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
9. Dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan. Sebab orang-orang yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu, sungguh telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya, dan itulah kemenangan yang besar. (Al-Mukmin: 7-9)

Dan boleh juga kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasululllah sa.w. seperti berikut:

عن أبي أمامةَ رضي الله عنه قال: دعا رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم، بدُعاءٍ كَثيرٍ، لَمْ نَحْفَظْ مِنْهُ شَيْئاً، قُلْنَا يا رَسولَ الله دَعَوْتَ بِدُعاءٍ كَثِيرٍ لَمْ نَحْفَظْ مِنْهُ شَيْئاً، فقال: ألا أدُلُّكُم عَلَى ما يَجْمَعُ ذَلِكَ كُلَّهُ؟ تقول: "اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ مِنْ خَيْر ما سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ محمَّدٌ صلى الله عليه وسلم، وَأَعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم، وأنْتَ الْمُسْتَعانُ، وَعَلَيْكَ البَلاَغُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَّ بِاللهِ." (رواه الترمذي وقال: حديث حسن)

Maksudnya: Dari Abu Umamah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. berdoa dengan doa yang banyak sekali, kita tidak dapat hafal sedikitpun dari doanya itu. Kita lalu berkata: Ya Rasulullah, Tuan telah berdoa dengan sesuatu doa yang banyak sekali, sehingga kita tidak dapat hafal sedikitpun daripadanya. Beliau s.a.w. lalu bersabda: Tidakkah engkau semua suka kalau saya tunjukkan kepadamu semua sesuatu doa yang menghimpun keseluruhannya itu? iaitu supaya engkau mengucapkan yang maksudnya:

“Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepada-Mu dari kebaikan sesuatu yang dimohonkan oleh Nabi-Mu iaitu Muhammad s.a.w. Saya juga mohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatannya sesuatu yang dimohoni perlindungannya oleh Nabi-Mu iaitu Muhammad s.a.w. Engkau adalah yang dimohoni pertolongan dan atas pertolongan-Mulah adanya kecukupan, sampai memperoleh apa yang diinginkan dari kebaikan dunia dan akhirat”. Dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.”

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.)

عن ابن مسعود رضي الله عنه قال: كان من دعاءِ رسُولِ الله صلى الله عليه وسلم: "اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، والسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، والغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، والفَوْزَ بالْجَنَّةِ، والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ." (رواه الحاكم أبو عبد الله وقال: حديث صحيح على شرط مسلمٍ) 

Maksudnya: Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: Setengah dari doa Rasulullah s.a.w. ialah yang maksudnya:

“Ya Allah, sesungguhnya kita mohon kepad-aMu apa-apa yang menyebabkan datangnya kerahmatan-Mu dan apa-apa yang menyebabkan pengampunan-Mu, juga selamat dari dosa dan memperoleh dari semua kebaikan, demikian pula berbahagia dengan syurga dan selamat dari siksa api neraka.”

(Diriwayatkan oleh Imam Hakim yaitu Abu Abdillah dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih menurut syarat Imam Muslim.)

Amin.

Akhir kata, semoga doa tadi diamalkan. Yakinlah, rahmat Allah s.w.t. itu sangat luas. Wallahu’alam.