Ditimbangnya Amal Manusia
********************************
Penimbangan amal setelah dihisab termasuk bukti keadilan Allah.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya…dst.” (QS. Al Anbiyaa’: 47)
Barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya, maka merekalah orang-orang yang beruntung. Sebaliknya, barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya maka rugilah dia dan ia akan masuk ke neraka (lihat Al Mu’minun: 102-103 dan Al Qaari’ah: 6-11).
Menjaga Tauhid, Dzikrullah dan berakhlak mulia merupakan sebab beratnya timbangan
Di tengah-tengah gentingnya suasana, ada seorang yang selesai dihisab di hadapan seluruh makhluk dan hendak ditimbang amalnya, lalu dibuka 99 catatan amal buruknya, masing-masing catatan amal buruk sejauh pandangan mata (karena banyaknya dosa yang dilakukan), kemudian disiapkan pula lembaran kebaikan yang di sana tertulis, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya” , maka ketika ditimbang, catatan amal buruk menjadi ringan dan lembaran tersebut ternyata lebih berat (Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Tirmidzi).
Tidak hanya itu, ada pula amalan ringan lainnya yang memberatkan timbangan, yaitu ucapan Subhaanallah wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (sebagaimana dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim). Demikian juga akhlak mulia, ia pun sama memberatkan timbangan (sebagaimana dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.