Jumat, 01 September 2017

Haid

BAB HAID

PENGERTIAN

Haid adalah darah yang keluar dari rahim wanita yang paling dalam,dalam  kondisi sehat dan tidak disebabkan oleh melahirkan.
Usia minimal seorang wanita mengeluarkan darah haid kurang lebih 9 tahun (dihitung menurut tahun hijriah), oleh karena itu seorang wanita yang berumur 9 tahun tetapi kurang dari masa minimal haid dan  masa minimal suci ( tidak lebih dari 16 hari ), mengeluarkan darah maka darah   tersebut      dihukumi “ HAID “     dan jika  kurang 16 hari atau lebih  maka disebut darah fasad   ( bukan darah haid ).
Haid seorang wanita tidak terbatasi oleh usia selagi masih hidup selama itu pula dimungkinkan haid.
Masa Haid
Masa minimal haid adalah sehari semalam atau 24 jam baik keluar secara terus menerus atau terputus-putus. apabila darah keluar kurang dari sehari semalam atau 24 jam maka tidak bisa dikatakan haid bahkan disebut darah fasad, berbeda jika darah keluar sudah mencapai 24 jam kendati terputus-putus, darah tersebut tetap dikatakan haid meskipun berwarna kuning atau keruh (tidak berwarna darah).
Pengertian darah terus-menerus adalah sekiranya kapas dimasukkan kedalam lubang  farji wanita kemudian dikeluarkan maka akan terdapat darah yang menempel meskipun darah tidak tampak keluar .
Masa maksimal haid adalah 15 hari meskipun tidak terus-menerus  dengan syarat tidak kurang 24 jam  .
Pada umumnya masa haid adalah  6 atau 7 hari meskipun terputus-putus dengan syarat seperti diatas . Lihat jadwal keluarnya darah haid secara  terus-menerus



Jadwal keluarnya darah haid terputus-putus

Masa minimal suci antara dua haid adalah 15 hari, karena dalam sebulan umumnya wanita mengalami haid dan suci, jika ketetapan hukum masa maksimal haid 15 hari maka ketetapan hukum masa minimal suci juga 15 hari, berbeda dengan masa minimal suci antara haid dan nifas bisa terjadi kurang dari 15 hari, baik haid datang lebih dulu atau sebaliknya ( nifas datang lebih dulu ) dengan syarat datangnya haid diluar masa maksimal nifas (60 hari) Contoh  : Perempuan nifas selama 60 hari kemudian suci 1 hari, lalu keluar darah lagi maka darah yang kedua dihukumi haid.
Adapun jika haid datang didalam masa maksimal nifas akan tetapi jarak keduanya (nifas dan haid ) 15 hari atau lebih, maka masa diantara keduanya dikatakan suci. Contoh: Perempuan nifas baru 10 hari lalu mampet selama 15 hari kemudian keluar darah lagi 7 hari maka 10 hari adalah nifas, 15 hari adalah suci dan 7 hari adalah haid. 
Apabila darah keluar masih dalam masa maksimal nifas (60 hari) dan jarak darah pertama dengan darah kedua kurang dari 15 hari maka keseluruhanya   ( darah pertama ,masa mampet dan darah kedua ) dihukumi nifas.
Contoh: Perempuan nifas baru 10 hari lalu mampet selama 14 hari kemudian keluar lagi 5 hari, maka 10 hari, 14 hari dan 5 hari dihukumi nifas.

Fasal
Apabila seorang wanita berumur  9 tahun atau lebih mengeluarkan darah sehari semalam atau lebih dan tidak melebihi 15 hari maka darah tersebut dihukumi haid secara mutlak( baik darah yang keluar berwarna hitam, merah atau merah kekuning-kuningan, baik wanita tersebut pertama kali haid atau sudah terbiasa haid, baik masa kebiasaan haid berubah atau tidak berubah ), kecuali darah tersebut sebagai penyempurna masa minimal suci.
Contoh I : perempuan mengeluarkan darah 3 hari kemudian 12 hari mampet kemudian keluar lagi selama 3 hari maka 3 hari yang pertama adalah darah haid, 12 hari suci dan 3 hari yang kedua darah fasad

Contoh II : keluar darah 3 hari kemudian mampet 3 hari keluar lagi 12 hari maka darah 3 hari yang  pertama haid, 3 hari kedua dan 12 hari dihukumi suci, karena12 hari tersebut dihukumi darah fasad

Contoh III : keluar darah 12 hari, mempet 3 hari kemudian keluar lagi 3 hari, maka 12 hari adalah darah haid 3 hari pertama dan kedua dihukumi suci karena 3 hari kedua adalah darah fasad.  ( Qolyubi juz I Hal 102 )



FAR’UN : Disebutkan dalam Kitab Al-Majmu’ Juz I Hal 102 : Jika seorang wanita mengeluarkan darah 3 hari kemudian mampet 12 hari lalu keluar lagi 3 hari, kemudian mampet lagi, maka 3 hari pertama dihukumi HAID, karena masa 3 hari tersebut dimungkinkan haid, sedangkan 3 hari terakhir dihukumi darah fasad, tidak dihukumi haid dengan cara menggabungkan dengan 3 hari pertama dan masa mampet 12 hari, karena masa keseluruhannya melebihi masa maksimal haid ( 15 hari ), demikian pula tidak bisa tidak bisa dihukumi haid berikutnya karena jarak antara 3 hari pertama dan 3 hari kedua belum mencapai masa minimal suci ( 15 hari ). Lihat jadwal :


Masalah: seorang wanita mengeluarkan darah yang layak disebut haid contohnya: mengeluarkan darah selama 24 jam atau lebih, tidak lebih dari 15 hari lalu mampet kurang dari 15 hari akan tetapi bila masa mampet dan masa keluar darah digabung, melebihi 15 hari, lalu keluar darah lagi, maka darah pertama dihukumi haid , adapun darah kedua  sebagai penyempurna suci dihukumi darah fasad, dan selebihnya dihukumi haid selama memenuhi syarat-syarat haid, contoh: perempuan mengeluarkan darah selama 5 hari lalu mampet 13 hari kemudian keluar lagi 7 hari maka 5 hari dihukumi haid, 13 hari dan 2 hari dihukumi suci dan sisanya 5 hari dihukumi haid berikutnya.Lihat jadwal:
jika masa keluar darah kedua yang selain darah penyempurna suci melebihi 15 hari misalnya: perempuan mengeluarkan darah selama 5 hari lalu mampet 10 hari kemudian keluar lagi 35 hari, maka hukumnya sebagai berikut:
1. bagi orang yang pertama kali haid dan tidak bisa membedakan warna darah maka ia mengambil waktu haidnya sehari semalam ( hari ke 21 )  dan waktu suci 29 hari (mulai hari ke 22 sampai hari ke 50 )
2. bagi wanita yang sudah pernah haid maka ia mengambil kebiasaan masa haid dan sucinya dalam contoh ini haidnya 5 hari dan 25 hari dihukumi suci. ( Bughyatul mustarsyidin Hal 31 ) 




Tanbih: Ulama berbeda pendapat tentang mampet yang terjadi disela-sela darah haid. sebagian Ulama’berpendapat bahwa mampet tersebut hukumnya haid dengan alasan  menarik mampet tersebut kedalam masa haid. Pendapat ini adalah yang Mu’tamad    ( kuat ).
Sebagian Ulama’ yang lain menetapkan mampet tersebut hukumnya suci, tetapi pendapat ini lemah.
Perbedaan ini berlaku untuk masalah boleh tidaknya bersetubuh, sholat, puasa dll, adapun dalam penghitungan masa iddah dan boleh tidaknya talak maka ulama’ bersepakat: bahwa mampet tersebut berlaku sebagai haid. ( Fathul ‘Alam juz I Hal: 297 )
Di dalam Kitab Syarah Wajiz Juz II Hal: 451 Imam Arrofi’i menjelaskan: Bahwa penetapan mampet disela-sela darah haid di hukumi haid harus dengan dua syarat :
Masa mampet yang terjadi diantara dua darah yang keluar masih didalam masa haid, oleh karena itu jika seorang wanita mengeluarkan darah sehari semalam lalu mampet 14 hari, kemudian keluar darah lagi pada hari ke 16, maka 14 hari dan 1 hari terakhir hukumnya suci karena mampet tersebut tidak terjadi diantara 2 darah didalam masa 15 hari.
Masa haid sudah melampaui sehari semalam atau 24 jam dalam masa 15 hari meskipun keluarnya terputus-putus.
Masalah: Perempuan hamil mengeluarkan darah sebab melahirkan sebelum bayi keluar dengan sempurna disebut : darah tholqu ( darah yang menyertai persalinan ), hukumnya sebagaimana istihadloh oleh karena itu dia wajib memakai pembalut, sesuci ( mandi dan wudlu ) dan sholat, dan tidak haram melakukaan sesuatu yang diharamkan bagi orang haid bahkan boleh dijimak.
Adapun darah yang keluar dari orang hamil tidak disebabkan melahirkan disebut darah haid sepanjang memenuhi syarat-syarat haid, namun apabila orang hamil tersebut mengeluarkan darah sebelum melahirkan baik sudah mencapai sehari semalam atau belum, kemudian melahirkan anak yang disertai darah tholqu, maka darah keseluruhanya ( darah sebelum melahirkan dan ketika melahirkan ) dikatakan darah haid asalkan sudah mencapai sehari semalam atau lebih. hanya saja  masalah ini Ulama’ berbeda pendapat.
Sedangkan darah yang keluar setelah melahirkan anak secara sempurna disebut: nifas meskipun ari-ari belum keluar. .( Bughyatul Mustarsyidin Hal:32 )
Masalah: menurut Ibnu Hajar  Al-Haitami darah yang diragukan apakah sudah mencapai sehari semalam atau belum walaupun keluarnya terputus-putus tetapi masih didalam masa 15 hari dan meskipun warnanya berbeda-beda maka tidak dikatakan: darah haid.
Sedangkan menurut Imam Romly disebut: darah haid.( Hamisy Bughyah / Al-Itsmid Hal:14 )
Muhimmah: Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Fathul Jawad ( juz I hal.56-57 )  mengatakan: Perempuan yang sudah mencapai usia haid baik mubtadi’ah atau  mu’tadah manakala mengeluarkan darah, meskipun tidak sesuai pada tanggal kebiasaan haid maka diberlakukan sebagai orang haid, dan jangan menunggu darah tersebut mencapai sehari semalam karena melihat dhohirnya   (kenyataanya), oleh karena itu dia wajib menjauhi perkara-perkara yang diharamkan ketika haid seperti: sholat, puasa, bersetubuh dll. Namun jika ternyata darah tersebut kurang dari sehari semalam maka dia wajib mengqodloni ibadah yang ditinggalkan seperti: puasa dan sholat akan tetapi tidak wajib mandi karena hakikatnya tidak haid.
Demikian pula sebaliknya perempuan tersebut diberlakukan suci ketika darah mampet asalkan darah yang keluar sudah mencapai sehari semalam atau lebih, oleh karena itu dia wajib mandi, sholat dan puasa dan boleh dijimak. Namun jika darah tersebut keluar lagi tetapi masih didalam masa haid ( 15 hari ) maka ibadah yang telah dijalankan sebetulnya terjadi pada waktu haid oleh karena itu ibadah yang wajib diqodloni hanya puasa sementara jimak yang terlanjur dilakukan tidak mengakibatkan dosa karena kenyataan darah tidak keluar. Adapun jika darah tidak keluar lagi maka dia tetap dihukumi suci
Darah sudah dianggap mampet bila kapas dimasukan kedalam lubang farji kemudian dikeluarkan, kapas tersebut masih tampak putih dan bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.