Rabu, 17 Januari 2018

Membaca ALQUR'AN 2019

MEMBACA ALQUR'AN 2019

Dalam kitab “Mauidzoh Al-Hasanah” menjelaskan, bahwa seseorang yang menghafal al-Qur’an besok kelak dihari kiamat ia akan dibebaskan Allah dari siksa dan Hisab, karena Allah SWT telah berfirman kepada Nabi Muhammad: “Ya Muhammad!, para penghafal al-Qur’an ketika meniggal dunia, bumi, laingit dan para malaikat menagisinya. Lalu Allah berfirman lagi kepada Nabi:

يَا مُحَمَّد إِنَّ الْجَنَّةَ تَشْتَاقُ إِلَى ثَلاَثَةٍ: أَنْتَ وَصَاحِبَيْكَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا وَحَامِلِ الْقُرْأَنِ (موعظة الحسنة)

Artinya : “Ya Muhammad!, sesungguhnya surga sangat merindukan tiga orang:

1.        Engkau (Nabi Muhammad SAW).2.        Dua orang shahabatmu (Abu bakar dan ‘Umar ra).3.        Para penghafal al-Qur’an.

Nabi bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْأَنَ وَعَلَّمَهُ

Artinya : “Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang suka belajar al-Qur’an dan mengajarkannya”.

Dan Nabi Muhammad juga telah bersabda:

عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى قَال سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ كَعْبٍ الْقُرَظِيَّ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ” (رواه الترمذي)

Artinya : “Barang siapa membaca kitab allah (al-Qur’an), pahala baginya setiap huruf satu kebaikan, sedang satu kebaikan   dilipat-gandakan menjadi sepuluh kebaikan, dan Aku tidak menyebut (tidak mengungkap) “ALIF LAAM MIIM” itu dihitung satu huruf, tapi Aku menghitungnya: “Alif itu satu huruf, Laam satu huruf, dan Mim satu huruf pula”. (HR. Turmudzi)

Dan sabda Nabi :

إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْقُرْآنِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ (رواه مسلم وابن ماجة)

Artinya : “Sesungguhnya Allah mengakat derajat kedudukan beberapa kaum, berkat Al-Qur’an (mereka suka menerimanya sebagai pedoman hidup), dan Allah akan menjatuhkan kedudukan kaum/bangsa lainnya, juga akibat al-Qur’an (karena mereka menentang dan mengejek atau meremehkan al-Qur’an)”. (HR. Muslim dan Ibnu Majjah).

عَنْ أُبَيٍّ سَعِيدٍ مَرْفُوعًا يَقُولُ اللهُ : مَنْ شَغَلَهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عَنْ دُعَائِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْته أَفْضَلَ ثَوَابِ الشَّاكِرِينَ، وَإِنَّ فَضْلَ كَلاَمِ اللهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلاَمِ  كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ)

Artinya : “Barang siapa yang disibukkan al-Qur’an dari dzikir (ingat kepada-Ku) dan persoalan-Ku, maka Aku memberinya seutama-utamanya pemberian-Ku kepada para peminta, dan keistimewaan firman Allah (al-Qur’an) melebihi keistimewaan semua ucapan, seperti keunggulan Allah melebihi makhluknya”. (HR. Turmudzi, Hadit Hasan).

 

عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ” . (رواه البخاري وداوود والترمذي والنسائي وابن ماجة)

Artinya : “Sifat seorang mu’min yang membaca al-Qur’an bagaikan buah limun / jeruk yang berbau harum lagi lezat rasanya, berbeda dengan orang mu’min yang tidak suka membaca al-Qur’an bagaikan buah kurma, sekalipun manis rasanya tapi tidak harum baunya, Dan orang munafiq yang membaca al-Qur’an bagaikan bunga kemangi, hanya baunya saja yang enak (sedap), padahal rasanya pahit, lebih-lebih orang munafiq yang tidak membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah Handholah (labu), baunya tidak sedap dan pahit rasanya”. (HR: Ahmad, Bukhoryi, Muslim, Abu Dawud, Turmuzdyi, Nasa’I dan Ibnu Majjah).

Dan Nabi SAW juga telah bersabda :

إِقْرَؤُوا الْقُرْأَنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لأَصْحَابِهِ (رواه المسلم)

Artinya : “Bacalah al-Qur’an, maka dihari kiamat ia akan datang menjadi syafa’at bagi pembacanya”. (HR. Muslim).

وقال عليه الصلاة والسلام : اذا كان اولُ ليلة من رمضان يقول الله تعالى مَن ذا الذي يُحبّنا فنُحبه ومن ذا الذي يطلبنا فنطلبه ومن ذا الذي يستغفرنا فنغفر له بحرمة رمضان فيأمر الله تعالى الكرامَ الكاتبين فى شهر رمضان بان يكتبوا لهم الحسنات ولا يكتبوا عليهم السيئات ويمحو الله تعالى عنهم ذنوبهم الماضية

Artinya : 
“Pada malam pertama bulan romadllon Allah berfirman: “Siapa mencintaiKu, pasti Akupun mencintainya, siapa mencari rohmatKu, pasti rohmat-Kupun mencarinya, dan barang siapa beristighfar kepadaKu, pasti aku mengampuninya, berkat hormat ramadlan, lalu Allah menyuruh malaikat mulia pencatat amal, khusus dalam bulan romadlan supaya menulis amal kebaikan semata, tidak mencatat laku kejahatan mereka(umat Muhammad), dan Allah menghapus dosa-dosa terdahulu bagi mereka”.

اَلْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ إِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ: تَالِي الْقُرْآنِ، وَحَافِظِ اللِّسَانِ، وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ وَالصائِمِيْنَ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ (رونق المجالس)

Artinya : “Surga sangat rindu terhadap empat golonghan, yaitu: “pembaca Al-Qur’an, pemelihara lisan dari ungkapan keji dan munkar, dan pemberi makan orang yang lapar, serta mereka yang ahli puasa dibulan Ramadlan”. (Rounaqul Majalis).

فينبغى للمؤمن ان يحترم شهر رمضان ويحترز من المنكرات ويشتغل بالطاعات من الصلاة والتسبيح والتذكير وتلاوة القران قال الله تعالى لموسى عليه السلام : انى اعطيت امة محمد نورين كيلا يضرهم ظلمتان فقال موسى ما النوران يارب ؟ فقال الله تعالى نور رمضان ونور القرأن فقال موسى وما الظلمتان يارب ؟ قال الله تعالى ظلمة القبر وظلمة يوم القيامة

Bagi seorang Muslim yang sejati, hendaknya ketika menyambut kehadiran bulan Ramadlan memuliakan dan menghormatinya serta memelihara diri dari perbuatan munkar, dan menyibukkan diri dengan amal ibadah, taat melaksanakan sholat, tasbih dzikir dan bacaan Al-Qur’an. Sebagaiman firman Allah kepada Nabi Musa as:

Artinya : “Sesungguhnya Aku telah memberi Dua Nur kepada umat Nabi Muhammad, supaya mereka tidak terancam dari dua kegelapan”, lalu Nabi Musa bertanya: “apa yang dimaksud dengan dua Nur tersebut, Ya Allah?” jawabnya yaitu: “Yaitu Nur romadlan dan Nur al-Qur’an. Kemudian Nabi Musa bertanya lagi: “Apa yang dimaksud dengan dua kegelapan Ya Allah?” jawabnya: “Itulah kegelapan dialam kubur dan kegelapan dihari kiamat”. (Durrotul Wa’idhin).

Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami maknanya, mengetahui perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa’at baginya pada hari Kiamat.

Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan firman-Nya 

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
“Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”(QS. Thaha : 123).

Janganlah seorang muslim memalingkan diri dari membaca kitab Allah, merenungkan dan mengamalkan isi kandungannya. Allah telah mengancam orang-orang yang memalingkan diri darinya dengan firman-Nya: 

مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا

“Barangsiapa berpaling dari Al-Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat.” (QS. Thaha : 100),

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha : 124).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.