Kamis, 18 Januari 2018

Amal yang diterima

Amalan yg diterima

 بسم الله الرحمن الرحيم


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُ لله الَّذِي هَدَانَا بِعِبَادَتِهِ , وَكَرَّمَنَا مِنْ جَمِيْعِ مَخْلُوْقَاتِهِ , حَتَّى نَعْبُدَ بِالصَّادِقِ المُخْلِصِيْنَ لمرضاته,
أشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ الاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ فِى اَرْضِهِ وَسَمَوَاتِهِ
وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشَدَّ النَّاسِ عِبَادَةً اِلَى رَبِّهِ وَهُوَ سَيِّدُ مَخْلُوْقَاتِهِ


اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا عَلَى جِهَادِ أَنْفُسِهِمْ وَطَاعَتِهِ.
اَمَّابَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ الّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 


Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumullah…

melalui mimbar ini saya berwasiat kepada diri saya dan para jamaah semua


Marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT,dengan benar2 menjalankan Perintah PerintahNya dan menjauhi larangan laranganNya..


Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumullah


Selaku hamba Allah yang semangat menjalankan amal kebaikan,tentu sangat berharap amal ibadah kita,menjadi amal yang membawa dampak kebaikan,selamat dan diterima disisi Allah Azza wa Jalla.

Jika kita berharap amal kita diterima oleh Allah SWT maka  kita perlu memperhatikan 4 perkara yang disampaikan ( بعض الحكماء  ) dalam kitab تنبيه الغافلين   :

قال بَعْضُ الْحُكَمَاءِ : يَحْتَاجُ اْلعَمَلُ اِلىَ اَرْبَعَةِ اَشْيَاءَ حَتَّى يَسْلَمَ

Ba’dlul hukama berkata : Amal ibadah itu membutuhkan 4 perkara agar selamat
Diterima oleh Allah SWT.

ﺃَﻭَّﻟُﻬﺎ : ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻗَﺒْﻞَ ﺑَﺪْﺋِﻪِ لِأَﻥَّ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞَ ﻻَ ﻳَﺼْﻠُﺢُ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻌِﻠْﻢِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻛﺎﻥَ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻛَﺎﻥَ ﻳُﻔْﺴِﺪُﻩُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺼْﻠِﺤُﻪُ .

1. Mempunyai ilmu sebelum memulai pekerjaan, karena amal perbuatan itu tidak akan benar dan sempurna kecuali dilandasi dengan ilmu. Amal perbuatan yang tanpa ilmu akan lebih banyak salahnya daripada benarnya.

Imam Ghazali berkata: "Ilmu tanpa amal tiada guna dan amalan tanpa ilmu adalah sia- sia."
Karena kalau kita mengerjakan sesuatu tidak tahu ilmunya, maka pekerjaan kita tidak ada nilainya dan tidak diterima oleh Allah SWT.

Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:


(( ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﻟﻴﺲَ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻣﺮُﻧﺎ ﻫﺬﺍ ﻓﻬﻮ ﺭَﺩٌّ ))
"Barang siapa yang beramal tidak mengikuti perintah kami, maka akan ditolak." (HR Muslim)


Imam Syafii berkata, "Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya akan ditolak sia-sia." (Matan Zubad, juz I, hlm 2)
sebagaimana juga disebut di dalam Kitab “Matan Zubad Fi Ilmil Fiqhi Alaa Madzhab Asy Syafi’i” (Karya Asy Syeikh Ahmad Ibnu Ruslan Asy Syafi’iy Tahun 770H – 844H ) ia mengatakan:

ﻭَﻛُﻞُّ ﻣَﻦْ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻳَﻌْﻤَﻞُ – ﺃَﻋْﻤَﺎﻟُﻪُ ﻣَﺮْﺩُﻭْﺩَﺓٌ ﻻَ ﺗُﻘْﺒَﻞُ

Dan setiap yang beramal tanpa ilmu – Amalan-amalannya tertolak tidak diterima.
Itu sebabnya, Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu.
Dasar kewajiban ini, karena Islam menginginkan umatnya mengerjakan sesuatu berlandaskan ilmu yang diketahuinya, sehingga apa yang dikerjakan sesuai dengan al-Qur'an dan Sunah Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam serta bimbingan salafussholih . 

*****

Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumullah

ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲ ﺍﻟﻨِّﻴَّﺔُ ﻓِﻲ ﻣَﺒْﺪَﺋِﻪِ ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞَ ﻟَﺎ ﻳَﺼْﻠُﺢُ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺔِ .

ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ‏« ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺎﺕِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﻜُﻞِّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ ‏»

ﻓﺎﻟﺼﻮﻡ ﻭ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭ ﺍﻟﺤﺞ ﻭ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻭ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ﻻ ﺗﺼﻠﺢ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻨﻴﺔ ﻓﻼﺑﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻓﻲ ﻣﺒﺪﺃﻫﺎ ﻟﻴﺼﻠﺢ ﺍﻟﻌﻤﻞ .

2. Niat pada saat memulai pekerjaan, karena amal perbuatan itu tidak akan sah kecuali dengan niat, sebagaimana sabda nabi : " sahnya amalan2 hanyalah dengan niatnya dan setiap seseorang hanyalah mendapatkan apa yang diniatkannya"

Puasa solat haji zakat dan seluruh ketaatan tidak akan sah kecuali dg niat maka wajiblah niat dalam hati ketika hendak memulai pekerjaan agar baik amalan amalan tersebut..

Sebagaimana sudah diketahui oleh setiap muslim bahwa niat tidak dapat mempengaruhi perkara yang haram. 

Sebaik apapun niatnya dan semulya apapun tujuannya, niat tidak dapat menghalalkan yang haram...

Barangsiapa mengambil riba atau mencuri harta, atau mencari harta dengan cara yang dilarang agama dengan niat untuk membangun masjid atau mendirikan panti asuhan atau mendirikan madrasah, pondok tahfidh Qur’an, atau untuk dishadaqahkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, atau bentuk kebaikan apapun, maka niat yang baik ini tidak berpengaruh apa-apa serta tidak bisa meringankan dosa yang haram .

Allah tidak akan menerima yang haram meskipun dengan niat yang baik.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : (إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً

Dari Abu Hurairah, Rasullulah shallalahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim No:1015).

*****

Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumullah

ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮُ ﻓِﻲ ﻭَﺳَﻄِﻪِ، ﻳَﻌْﻨِﻲ ﻳَﺼْﺒِﺮُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺆَﺩِّﻳَﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮﻥِ ﻭَﺍﻟﻄُّﻤَﺄْﻧِﻴﻨَﺔِ .

3. Sabar sewaktu melakukan amal ibadah, sehingga ia akan bisa mengerjakannya dengan tenang dan tuma'ninah

Sabar adalah kata yang sering Allah sebutkan dalam Al Qur`an. Sabar merupakan kunci kesuksesan, pembuka jalan menuju segala kebaikan. 

Dalam konteks beribadah, sabar pun merupakan syarat terpenting untuk mewujudkan ibadah yang baik.

Nabi shallallahu álaihi wasallam bersabda:

 ﻣَﺎ ﺃُﻋْﻄِﻲَ ﺃَﺣَﺪٌ ﻋَﻄَﺎﺀً ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻭَﺃَﻭْﺳَﻊَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ 

“Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 781)

ketaatan seorang hamba memerlukan kesabaran di dalamnya. Karena jiwa manusia, dengan tabiatnya, tidak menyukai banyak ragam ibadah. Dalam shalat, tabiat jiwa manusia kerap malas dan lebih suka beristirahat, apalagi jika ditambah dengan kerasnya hati dan noda dari dosa, cenderung kepada syahwat dan biasa bergaul dengan orang-orang yang lalai. 

Dengan faktor faktor ini, seorang hamba akan sangat sulit untuk menunaikan ibadah sholat. Jika pun ia menunaikannya, ia akan merasa sangat terbebani, hatinya tidak hadir dan ingin segera menyelesaikannya. 

Seorang hamba harus tetap bersabar menjauhi faktor-faktor yang dapat mengurangi kwalitas amal tersebut, ia juga harus terus bersabar dalam menghadirkan niat dan hati yang sadar bahwa ia tengah berada di hadapan Allah yang disembah dan tidak melupakan perintah-Nya… 

Ia sangat memerlukan kesabaran untuk menunaikan ibadah sebagaimana mestinya dengan terus mengingat yang disembahnya..

tidak lalai dari mengingat-Nya ketika beribadah kepada-Nya.


*****


Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumullah

ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ﺍﻟْﺈِﺧْﻠَﺎﺹُ ﻋِﻨْﺪَ ﻓَﺮَﺍﻏِﻪِ، ﻟِﺄَﻥَّ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞَ ﻟَﺎ ﻳُﻘْﺒَﻞُ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺇِﺧْﻠَﺎﺹٍ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﺑِﺎﻟْﺈِﺧْﻠَﺎﺹِ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻣِﻨْﻚَ ﻭَﺗُﻘْﺒِﻞُ ﻗُﻠُﻮﺏُ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﺇِﻟَﻴْﻚَ .

4. Ikhlas sewaktu selesai mengerjakan amal perbuatan, karena amal yang tidak ikhlas tidak akan diterima, dan hanya amal yang dikerjakannya dengan ikhlas saja yang diterima oleh Allah..

Abu Hurairoh Ra meriwayatkan dlm satu hadits yg panjang, 

ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ :


" ﺇِﻥَّ ﺃَﻭَّﻝَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﺍﺳْﺘُﺸْﻬِﺪَ، ﻓَﺄُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﻓِﻴﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﺗَﻠْﺖُ ﻓِﻴﻚَ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﺳْﺘُﺸْﻬِﺪْﺕُ، ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺬَﺑْﺖَ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﻗَﺎﺗَﻠْﺖَ ﻟِﺄَﻥْ ﻳُﻘَﺎﻝَ : ﺟَﺮِﻱﺀٌ، ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴﻞَ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺃُﻟْﻘِﻲَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ، 


, Aku telah mendengar Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah . 

Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengakuinya. 

Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan pemberani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' 

Kemudian diperintahkanlah (malaikat) agar menyeretnya, lalu dilemparkannya ke dalam neraka.


ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ، ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ ﻭَﻗَﺮَﺃَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ، ﻓَﺄُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﻓِﻴﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺗَﻌَﻠَّﻤْﺖُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ، ﻭَﻋَﻠَّﻤْﺘُﻪُ ﻭَﻗَﺮَﺃْﺕُ ﻓِﻴﻚَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ، ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺬَﺑْﺖَ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﺗَﻌَﻠَّﻤْﺖَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ : ﻋَﺎﻟِﻢٌ، ﻭَﻗَﺮَﺃْﺕَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ : ﻫُﻮَ ﻗَﺎﺭِﺉٌ، ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴﻞَ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺃُﻟْﻘِﻲَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ، 

Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an . Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. 

Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena engkau.' 

Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' 

Kemudian diperintahkanlah(malaikat) agar menyeretnya dan melemparkannya ke dalam neraka. 


ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﻭَﺳَّﻊَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ، ﻭَﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﻣِﻦْ ﺃَﺻْﻨَﺎﻑِ ﺍﻟْﻤَﺎﻝِ ﻛُﻠِّﻪِ، ﻓَﺄُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﻓِﻴﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﻣِﻦْ ﺳَﺒِﻴﻞٍ ﺗُﺤِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳُﻨْﻔَﻖَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺖُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻟَﻚَ، ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺬَﺑْﺖَ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﻓَﻌَﻠْﺖَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ : ﻫُﻮَ ﺟَﻮَﺍﺩٌ، ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴﻞَ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻟْﻘِﻲَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ "

 Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda . Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' 

Kemudian diperintahkanlah (malaikat) agar menyeretnya dan melemparkannya ke dalam neraka.'"

(Hadits Riwayat Muslim).

 ini adalah pelajaran berharga untuk kita, bagaimana seorang laki-laki yang berjuang, ikut ke medan perang, mendapat kesempatan berjihad semasa ia di dunia, akan tetapi niat yang ia lakukan bukan karena Allah Ta’ala, tetapi ingin disebut pahlawan, ingin disebut pemberani

Akhirnya binasa dlm neraka

Kemudian lelaki yang kedua adalah seseorang yang gemar mencari ilmu, berdakwah dan lain sebagainya akan tetapi, yang ia lakukan, yang ia kerjakan bukan karena Allah Ta’ala, akan tetapi ia ingin disebut ‘alim, orang yang soleh, orang yang pintar dalam masalah agama.

Kemudian yang ke tiga adalah seseorang yang diberikan kelapangan rizki oleh Allah dan ia menginfakkan hartanya untuk orang miskin akan tetapi, hal tersebut ia lakukan bukan karena Allah Ta’ala, melainkan ingin disebut sebagai dermawan, ia ingin disebut hartawan. Oleh sebab itu, mereka disatukan oleh Allah di dalam neraka, amalnya tertolak, amalnya tidak diterima oleh Allah Ta’ala.
نعوذ بالله من ذلك

*****

Ini adalah pelajaran berharga tentang keikhlasan ,apakah ikhlas itu...

ﻭَﻗِﻴﻞَ ﻟِﺒَﻌْﺾِ ﺍﻟْﺤُﻜَﻤَﺎﺀِ : ﻣَﻦِ ﺍﻟْﻤُﺨْﻠِﺺُ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟْﻤُﺨْﻠِﺺُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛَﺘَﻢَ ﺣَﺴَﻨَﺎﺗِﻪِ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻜْﺘُﻢُ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻪِ .

ﻭَﻗِﻴﻞَ ﻟِﺒَﻌْﻀِﻬِﻢْ : ﻣَﺎ ﻏَﺎﻳَﺔُ ﺍﻟْﺈِﺧْﻠَﺎﺹِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﻳُﺤِﺐَّ ﻣَﺤْﻤَﺪَﺓَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ .

ditanyakan kpd sebagian  hukama

" siapakah yg disebut sebagai orang yg ikhlas ?"

beliau menjawab : " Orang yang ikhlas yaitu orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekan-kejelekannya "

ditanyakan kpd sebagian yang lainnya : " apa puncak dari ikhlas ?"

beliau menjawab : " yaitu apabila dia beramal tidak menyukai pujian dari orang lain.

. ﻭَﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺷَﻘِﻴﻖِ ﺑْﻦِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺍﻟﺰَّﺍﻫِﺪِ , ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ

 : ﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔُ ﺃَﺷْﻴَﺎﺀَ : 

ﺃَﻭَّﻟُﻬَﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺮَﻯ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻟِﻴُﻜْﺴِﺮَ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌُﺠْﺐَ

، ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻧِﻲ ﺃَﻥْ ﻳُﺮِﻳﺪَ ﺑِﻪِ ﺭِﺿَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟِﻴُﻜْﺴِﺮَ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻬَﻮَﻯ، 

ﻭَﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺚُ ﺃَﻥْ ﻳَﺒْﺘَﻐِﻲَ ﺛَﻮَﺍﺏَ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻟِﻴُﻜْﺴِﺮَ ﺑِﻪِ ﺍﻟﻄَّﻤَﻊَ ﻭَﺍﻟﺮِّﻳَﺎﺀَ

، ﻭَﺑِﻬَﺬِﻩِ ﺍﻟْﺄَﺷْﻴَﺎﺀِ ﺗَﺨْﻠُﺺُ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝُ .

diriwayatkan dari syaqiq bin ibrahim az zahid sesungguhnya beliau berkata :

" kebaikan suatu amal itu ada tiga perkara :

1. Hendaknya seseorang berpendapat bahwa amal itu dari Allah Ta’ala ,ini tujuannya untuk menghilangkan ‘ujub (rasa heran terhadap diri sendiri).

2. Hendaknya dengan amal itu ia mengharapkan ridla Allah, ini tujauannya untuk menghilangkan hawa nafsu.

3. Hendaknya ia mengharapkan balasan amalnya itu hanya dari Allah sehingga tidak menimbulkan tamak dan riya’ (pamer kepada orang lain).

dengan ketiganya inilah amalan2 menjadi ikhlas.



جَعَلَنَا اللهُ وَاِيّاكُمْ مِنَ الفَائِزِينَ الْاَمِنِيْنَ واَدْخَلَنَا فِى عِبادِهِ الصَّالحينَ


أعوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطانِ الرَّجيم؛ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)


وَقُل رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.