Minggu, 21 Januari 2018

Lafadz ALLAH

Lafaz  Allah

Diterangkan di dalam Kitab Fathurrahman , berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523, disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis di dalam Al-Quran sebanyak 2,696 tempat (kali).
Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil, mengapa begitu banyak nama Allah, (bagi) Dzat yang maha Esa itu,  bagi kita…?
Allah, Dzat yang Maha Esa, berpesan:
“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “
Maksudnya : Allah itu namaku dan Dzatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku dan Zatku itu,, ia  satu (esa).
Allah Swt juga telah menurunkan mushaf kepada para nabi-nabinya, kemudian ditambah empat kitab lagi  yang telah diturunkan-Nya  semua itu rahasianya terhimpun di dalam Al-Qurannul karim, dan rahasia Al-Qurannul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.
Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada dua belas huruf, dan jika digugurkan lapan huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal  empat huruf saja, yaitu Allah.

Makna kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung makna dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang paling sempurna.
ALLAH jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandainya kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu, atau huruf demi hurufnya.

1. Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ﺍ ), maka akan tersisa tiga huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi, tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk.

2. Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ﻝ ), maka akan tersisa dua huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi, tetapi akan berbunyi Lahu.
Lahu Mafissamawati wal Ardi, artinya Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.

3. Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ﻝ ), maka akan tersisa satu huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi, tetapi Hu,
Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.

Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya:
Qul Huwallahu Ahad., artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah.

Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk selama kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH, ke bawah tiada berbatas dan ke atas tiada terhingga.

*****

Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran di bawah ini:

1. Ketahui pula,, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (ﻝ ) pertama dan Lam (ﻝ ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (di pangkal dan di akhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha .
Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas ke atas atau ke bawah tetapi hanya dibaca dengan titik.
Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri dua  huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada ahlinya).

2. Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa dua buah huruf di tengahnya, yaitu huruf LAM pertama  dan huruf LAM kedua. Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.

3. Selanjutnya, gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan Dzat Allah,

اعرف المعارف الله

maksudnya Makrifat  yang semakrifatnya dalam artian yang mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah Makrifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLAH.

4. Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).

Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U dan setiap berbunyi A maka dipahamkan Ada Ayat Allah, begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada ayat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada ayat Allah, berarti segala bunyi/suara di dalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada ayat Allah.

Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH, nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada dua puluh lapan huruf.
Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah melihat dua puluh lapan huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.

"Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah".

"Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu"

maka yang ada hanya satu saja, yaitu satu Zat dan dari Zat itulah datangnya Alam beserta isinya.

*****

Al-Quran yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun ke dalam Suratul Fateha, dan Suratul Fateha itu akan terhimpun pada Basmallah, dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA akan terhimpun pada titiknya (Nuktah).

Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu padahal ia banyak.

Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat huruf yang ada di atas lafald Allah tadi, yaitu huruf TASYDID (bergigi tiga) di atas Tasydid adalagi satu huruf Alif.
Isyarat tauhidkan dg kuat dalam sanubari....
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong.
LA SAUTUN WALA HARFUN , artinya tidak ada huruf dan tiada suara, inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.
Tarku Maa siwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada.
La Maujuda Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah).

*****

Makna Lafadz ALLAH

Menurut Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Kabir (Mafaatih al-Ghaib ), supaya bisa memahami lafadz ALLAH, maka metode yang paling mendukung adalah dengan menyimak tafsir dari lafadz ini, karena dasar/landasan dari segala pandangan teologis, bertumpu pada
cara menafsirkan dan menginterpretasikan
lafadz ALLAH.

Secara etimologi, ALLAH adalah nama Arab. Menurut Imam ar-Razi, asal dari lafadh ALLAH adalah AL-ILLAH . Lafadz tersebut terdiri dari enam huruf, namun kata ILLAH tersebut ketika diganti dengan perkataan ALLAH tinggal empat huruf dalam tulisan, yaitu hamzah (ﺃ ), dua lam (ﻟﻞ ), ha (ﻩ ).

Lafadz ALLAH merupakan lafadz Keagungan
(lafadz al-Jalalah) dan juga merupakan nama diri-Nya (Ism al-Dzat) , nama esensi dan totalitas-Nya. Dalam tafsir Mafatih al-Ghaib , Imam Ar-Razi juga menyebutkan bahwa nama ALLAH adalah al-Ism al-A’dzam.
Menurut Imam Ar-Razi, lafadz ALLAH tersebut tersusun dari empat huruf.

Jika huruf pertama Alif dihilangkan, tiga huruf lainnya menjadi simbol alam semesta, wujud, yang mencakup alam nyata (dunya) dan langit ghaib di atas cakrawala bintang-bintang; Alam kubur
(barzakh) dan surga; Akhirat (akhirah).  Huruf pertama, Alif , merupakan sumber segala sesuatu, dan huruf terakhir, Hu (Dia), adalah sifat Allah yang paling sempurna, Yang Maha Suci dari semua sekutu.

Imam Ar-Razi juga berpendapat (dalam Kitab
Mathalib al-‘Aliyah min al ‘Ilmal-Ilaahi ), bahwa Allah adalah Dzat yang paling mulia secara mutlak. Allah merupakan nama Tuhan yang paling agung yang menunjukkan kepada kemuliaan dan keagungan Tuhan.

Allah merupakan Tuhan alam semesta, Tidak ada sekutu baginya,Tidak ada bandingannya, dan tidak ada yang menyerupainya.
Pendapat tersebut mirip dengan pendapatnya Ibnu Katsir (dalam Tafsir al-Qur’an al-Adhim) , bahwa Allah adalah nama diri al-Ism al-A’dzam . Allah juga merupakan nama yang khusus dan  tidak ada sesuatu pun yang memiliki nama itu selain Allah Rabb al-‘Alamin (Tuhan seluruh alam semesta).

Jadi dari uraian di atas, makna lafadz ALLAH tersebut merupakan suatu ‘nama diri’ (proper name). Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga menjelaskan bahwa Allah adalah al-Ism al-Jamid (kata benda yang tidak berasal-usul dari kata lain). Begitupun dengan pendapat Imam Syafi’i dan Imam al-Ghazali, bahwa lafadz ALLAH adalah isim (kata benda) yang tidak memiliki akar kata, artinya, bukan isim musytaq yang memiliki akar kata.

Dalam al-Qur’an ada ayat yang menunjukkan bahwa lafadz ALLAH adalah ‘nama diri’ , yaitu:

ﺇِﻧَّﻨِﻲ ﺃَﻧَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻻ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻ ﺃَﻧَﺎ

“ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, LAA ILAAHA ILLA ANAA - tidak ada Tuhan (yang haq) selain Aku .” (QS. Thahaa : 14)

Dalam penafsiran Ar-Razi, lafadz LAA ILAAHA ILLA ANAA , merupakan kalimat yang menunjukkan kepada Istbat (ketetapan) Allah, mengisyaratkan pengetahuan pokok dan juga tidak pantas menyandangnya kecuali diri-Nya.
Makna Lafadz LAA ILAAHA ILLALLAAH

ﻓَﺎﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻧَّﻪُ ﻻ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻ ﺍﻟﻠَّﻪُ

“ Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya LAA ILAAHA ILLALLAAH - tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah. ..” (QS. Muhammad : 19)

Menurut ar-Razi, lafadz LAA ILAAHA ILLALLAAH disebut sebagai Kalimat Tauhid, karena menunjukkan peniadaan sekutu Allah secara mutlak. Dikatakan secara mutlak karena Allah berfirman,

ﻭَﺇِﻟَﻬُﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻪٌ ﻭَﺍﺣِﺪٌ ﻻ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻨُﺎﻟﺮَّﺣِﻴﻢُ

“ Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak adaTuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang .” (QS. al-Baqarah: 163)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.