Minggu, 17 Maret 2019

Syech Hammad Guru Syech Abdul Qodir Aljailany

Syech Hammad Guru Syech Abdul Qodir Aljailany

Al-Kaimani, Al-Bazaar, dan Abu Hasan Al-Ali yang dikenal dengan As-Saqazar bercerita bahwa pada hari Rabu tanggal 27 Syaban tahun 529 H. Syaikh Abdul Qadir bersama rombongan mengunjungi pekuburan Syunizi. Beliau berhenti di pekuburan Syaikh HammadAd-Dabbas agak lama kemudian menlanjutkan perjalanannya dengan muka berseri-seri. Pada saat ditanya sebab lamanya beliau berhenti dan berseri-serinya muka Beliau, sang Syaikh menjawab, Pada pertengahan bulan Syaban tahun 499 H aku bersama murid Syaikh Hammad mengikuti beliau keluar Baghdad. Setibanya di jembatan Yahud, beliau mendorongku sampai aku tercebur ke sungai-pada saat itu udara sangat dingin-kemudian mereka berlalu dan meninggalkanku. Aku berkata dalam hati, Aku berniat mandi Jumat. Saat itu aku mengenakan jubah sufi dan di lenganku terdapat sebuah jubah lagi yang membuatku harus mengangkatnya agar tidak basah. Aku kemudian keluar dari air dan memeras jubah tersebut dan menyusul mereka dalam kondisi kedinginan hingga menusuk ke tulang. Melihat kondisiku, para murid bermaksud hendak menolongku namun beliau melarangnya seraya berkata, Apa yang aku lakukan adalah untuk mengujinya, dan aku mendapatinya bagai gunung, kokoh tak bergerak. Hari ini aku melihat beliau dalam kubur memakai jubah dari cahaya bertabur permata. Di atas kepalanya terdapat mahkota dari Yakut . di tangan kirinya terdapat gelang dari emas dan beliau memakai dua sandal dari emas. Tapi tangan kanannya hilang. Ada apa dengan lengan ini ? tanya ku kepada beliau. Beliau menjawab, inilah tangan yang aku pergunakan untuk mendorongmu. Kemudian beliau berkata, maukah engkau memaafkan perbuatanku itu ? Ya jawabku. jika demikian kata beliau, mohonkan kepada Allah agar Dia mengembalikan lenganku seperti sedia kala. Akupun memohonkan kepada Allah untuk itu dan pada saat itu 5000 wali turut memohon kepada Allah, mendukungku dari kubur mereka. Aku terus memohon kepada Allah hingga akhirnya Allah mengembalikann lengan kanannya dan beliau menjabat tanganku dengan tangan kanan tersebut. Dengan demikian sempurnalah kebahagiaannya dan kebahagiaanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.