Wudhu Zhahir Wudhu Bathin
• Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Bila wudhu yang disucikan bukan hanya
Jasmani, tetapi juga ruhaninya
Bukan hanya telapak tangan, tetapi juga niatnya.
Bukan hanya mulut, tetapi juga ucapan lisannya.
Bukan hanya paras muka, tetapi juga hati nurani.
Bukan hanya tangan, tetapi juga budi pekerti.
Bukan hanya kepala, tetapi juga gejolak pikir
Bukan hanya telinga, tetapi juga kehangatan dzikir.
Bukan hanya kaki, tetapi juga kebagusan perilaku.
Bukan hanya jari, tetapi juga kebersihan kalbu.
Tiap ibadah dicari makna batinnya,
Makna hakiki agar ibadah agung artinya.
Di samping syariat pasti ada thariqatnya.
Di samping thariqat pasti ada hakikatnya.
Terpadunya iman, syariat, thariqat dan hakikat
Membentuk keutuhan dan kesempurnaan
Ma’rifat.
• Dengan wudhu dicapai dua kebersihan:
Kebersihan badan diperoleh dengan air,
Kebersihan hati diperoleh dari taubat.
Dalam beribadah disediakan dua perhiasan:
Perhiasan badan diwujudkan dengan pakaian,
Perhiasan hati diwujudkan dengan taqwa.
Keduanya harus seiring dan sejalan.
Ibarat dua sisi mata uang:
Keduanya harus ada, tak boleh hilang
Wudhu zhahir wudhu batin
Keduanya erat terjalin.
Bila dilaksanakan dengan seksama,
Wudhunya pasti sempurna.
• Sabda Nabi SAW: ”Atthuru syathrul iman”*
Kebersihan (termasuk wudhu) separuh dari iman
Jadi ternyata ada keterkaitan erat antara:
Bersih (zhahir) dan iman (batin)
Zhahir dan batin ibarat kulit dan isi
Keduanya harus utuh, tak boleh terbagi
• Jika anda ingin mendekat kepada Allah
Dalam jarak yang sedekat-dekatnya,
Basuhlah hawa nafsu anda sampai licin
Sebagaimana anda berwudhu dengan sempurna
Zhahir dan batin.
Fardhu Zhahir, Fardhu batin (2)
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
”Innas sholata tanha ’anil ahsya-i wa munkar.”
Sungguh sholat itu mencegah sifat keji dan munkar
Jadi, shalat bukan hanya fardhu zhahir
Melainkan membentuk pula sifat-sifat batin
Dengan shalat sifat keji dan munkar tersingkir
Itu bila shalatnya dilakukan penuh disiplin
Fardhu batin mendasari fardhu zhahir
Fardhu zhahir realisasi fardhu batin
Keduanya saling melengkapi atu sama lain
Ibarat siang dan malam erat terjalin
Bila hanya sepihak niscaya pincang
Pelaksanaan fardhu akhirnya timpang
Iman tanpa islam akhirnya tercabik
Islam tanpa iman, menjadi munafik
Iman dan islam tanpa ihsan, menjadi fasik
Rasulullah saw bersabda:
”Seorang selesai mengerjakan shalat,tetapi yang diterima dari shalatnya,
Sepersepuluhnya,sepersembilannya,seperdelapannya,sepertujuhnya,
Seperemamnya,seperlimanya,sepertiganya dan seperduanya.”
Ketika ditanya oleh para sahabat, kenapa bebgitu ya Rasulullah?,
Beliau menjawab: ”Shalat yang diterima hanya yang dimengerti oleh pelakunya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.