Selasa, 06 Februari 2018

Jalan sunyi

Makna Dzikir

DZIKIR....

*Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia selalu berdzikir kepaa Allah.
Selalu terngiang ingat kepada Allah.
Dzikirnya da-imun lestari tanpa diseling
Di waktu berdiri, duduk, maupun berbaring.
Baik diwaktu sunyi maupun ramai.
Baik diwaktu sibuk maupun santai.
Baik diwaktu senang maupun susah
Ingat Allah meskipun diwaktu marah.

*Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Dihadapan Allah hatinya selalu hadir.
Berserah diri baik batin maupun zhahir.
Cinta Allah dari awal sampai akhir,
Cinta sesama tak pandang kaya atau fakir
Kotoran kalbu dibersihkan dengan dzikir.
Ucapan lisan dihiasi dengan pikir,
Berbekal diri untuk menyongsong hari akhir,
Tekun ibadah selalu taqwa kepada Al-Mushawwir.
Itulah ahli dzikir:
Hatinya selalu fokus kepada Al-Qadir
Ingat Allah dikalbu maupun di bibir.
Ingat akan ”mati” menghadap Al-Muakhir,
Ingat hari kiamat yang kelak pasti hadir.

*Dzikir jalan terdekat menuju Allah,
Kawan,ada empat tingkatan dzikir:
1 Dzikir lalai, hanya terbatas ucapan bibir.
2 Dzikir sadar, namun godaan hati tetap mengalir,
3 Dzikir khusyu’ hati sudah sepenuhnya hadir.
4 Dzikir ghaibah, dapat melupakan segalanya, selain Allah Al-Muqtadir.

Kawan, macam Dzikir yang manakah yang selama ini anda lakukan?*

”Hai Orang yang beriman,berdzikirlah ( dengan menyabut nama Allah )dzikir sebanyak-banyaknya....
( Qs,Al-Ahzab 33: 41 )

Allah SWT berfirman pada hari Qiamat:
”keluarkanlah dari neraka orang yang pernah ingat pada suatu saat kepada-Ku.
Atau orang yang pernah merasa takut kepada-Ku, dalam kedudukan apa pun.”
( H.R.Turmudzi yang bersumber dari Anas ra )

Takhasus

• Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia mengkhususkan diri mengabdi kepada Allah,
Mengkhususkan jiwanya mencari ridha Allah,
Mengkhususkan hidupnya tegakkan agama Allah.
Ia selalu bersama Allah dimanapun ia berada.
Ia selalu ingat Allah apapun yang ia pikirkan.
Ia selalu karena Allah apapun yang ia niatkan.
Ia selalu atas nama Allah dalam melakukan
Kebajikan.
Ia selalu membela agama Allah dalam setiap
Kesempatan.

• Ia yakin segala kebajikan bersumber dari Allah
Dan segala kejadian bermuara kepada Allah.
Tujuan hidupnya untuk sampai di hadapan Allah.
Harapan hatinya untuk diterima mengabdi Allah.
Bila bekerja, kerjanya bermuatan ibadah.
Bila berlibur, liburnya diisi ibadah.
Ia yakin, setiap kegiatan bernilai ibadah
Asal bismillah diniatkan mengabdi Allah.

• Itulah ahli takhasus.
Hidupnya khusus untuk berbakti kepada Allah,
Untuk taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah.
Hidupnya dari Allah, oleh Allah, untuk Allah.
”Wa ma umiru illa liya’budulloha mukhlishina
Lahud-dina hunafa-a wa yuqimus-sholata wa
Yu’tuz-zakata wa dzalika dinul-qoyyimah”*
Dan (manusia) tidak diperintah kecuali
Supaya menyembah Allah dengan ikhlas,
Menegakkan agama, mendirikan shalat,
Menunaikan zakat.
Dan itulah agama yang teguh.

• Pertanyaan:
Seberapa jauh anda mengkhususkan diri
Mengabdi kepada Allah?
Seberapa jauh anda mengkususkan diri
Menegakkan agama Allah?

Perhatikan sabda Nabi saw:
”Barangsiapa yang mengucapkan: La Illaha
Illallah dengan ikhlas dari hatinya, niscaya ia
Masuk surga.”

" Musyahadah "

Musyahadah berpangkal dari kata “syahidna”
Pada surah Al-A’raf seratus tujuh puluh dua.
Kala ruh insan berbai’at di alam arwah
Allah bertanya: ”Alastu bi robbikum?”
Adakah Aku (Allah) Tuhanmu?
Ruh insan menjawab: ”Bala syahidna.”
Pasti ya Allah, kami bersaksi.
Maka didunia manusia dituntut
Untuk bersyahadat dengan patut
Menuhankan Allah, bertasyahud
Bahwa Allahlah dzat yang wajibul wujud.

• Musyahadah bukan sekedar mengucapkan syahadat,
Melainkan, kesaksian hati di hadapan Allah Al-Ahad.
Lisannya musyahadah dengan membaca syahadatain.
Nuraninya musyahadah dengan iman yang yakin.
Kalbunya musyahadah dengan taqarrub bil batin.
Raganya musyahadah dengan amalan shalihin.

Shalat berdasar musyahadah maka shalatnya khusu’.
Sedekah berdasar musyahadah maka sedekahnya
Ikhlas.
Beramal berdasar musyahadah maka amalnya tulus.
Hidup berdasar musyahadah maka hidupnya lurus.

I a d a p a t
Merasakan kehadiran Allah pada setiap ibadahnya.
Merasakan kehadiran Allah dalam seluruh hidupnya.
Bahwa Allah selalu memantau mengawasinya.
Bahwa Allah selalu hadir menyertainya.
Bahwa Allah selalu dekat di dalam hatinya.

• Musyahadah hasil kontemplasi,
Hasil perenungan yang penuh konsentrasi
Musyahadah tatap batin yang tanpa ragu,
Kesaksian batin kepada Allah Yang Maha Satu.
Hanya kepadaNya kita mengabdi, kita berbakti.
Hanya kepadaNya kita bertuhan, sepenuh hati.

• Musyahadah pangkal segala ’aqidah.
Musyahadah pangkal segala ibadah.
Beribadah tanpa musyahadah ibarat
Menulis kata-kata indah di udara, atau
Melukis panorama indah di lautan
Meskipun indah tetapi tiada bekasnya,
Meskipun elok tetapi hanya fatamorgana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.