Sholat tarawih adalah ibadah sunnah yang dikerjakan di setiap malam pada Ramadhan atau bulan puasa. Waktu pelaksanaan sholat tarawih selepas sholat isya, dan dianjurkan dikerjakan dengan berjamaah.
Kesunnahan sholat tarawih tidak diragukan lagi dan para ulama sudah bersepakat mengenai hal ini. Apalagi, keutamaan sholat tarawih disebut di dalam banyak hadis.
Salah satunya, hadis yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:"Barang siapa ibadah (tarawih) di bulan ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau," (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Dinamakan sholat Tarawih karena setiap selesai dua salam (empat rakaat) dianjurkan istirahat sejenak. Dalam kitab Al-Muwatha’, Imam Malik menuturkan mengenai jumlah rakaat Sholat Tarawih.
Yakni pada masa Umar, Sholat Tarawih dilakukan sejumlah 23 rakaat. Yaitu 20 rakaat sholat tarawih dan 3 rakaat sholat witir. Sholat Tarawih dilaksanakan 20 rakaat dengan 10 kali salam, dalam bilangan 2 rakaat.
Pada prakteknya di Indonesia, kalangan umat islam juga ada yang melakukan sejumlah 11 rakaat, yaitu 8 rakaat sholat tarawih dan 3 rakaat sholat witir. Tentu perbedaan seperti ini tidak perlu diruncingkan dan dipermasalahkan.
Rasulullah SAW diriwayatkan pernah melaksanakan sholat tarawih pada malam bulan Ramadhan, di masjid bersama para sahabat, dan juga di rumahnya. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini:
"Dari ‘Aisyah R.A: sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menanti nabi), tetapi Rasulullah SAW justru tidak keluar menemui mereka. Di pagi harinya beliau bersabda: Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini [tarawih] diwajibkan pada kalian. Aisyah berkata: hal itu terjadi pada bulan Ramadhan," (HR Bukhari dan Muslim).
Khusus untuk sholat tarawih dengan 20 rakaat dan kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan 3 rakaat sholat witir, didasarkan pada sejumlah riwayat mengenai pelaksanaan ibadah ini pada masa Khalifah Umar ibn Khattab, berikut ini:
"Yazid bin Ruman telah berkata, "Umat muslim senantiasa melaksanakan sholat pada masa Umar radliyallahu‘anhu pada bulan Ramadhan 23 rakaat (20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir)," (HR Malik).
Berikutnya adalah riwayat dari Sa’ib bin Yazid yang berkata: "Para sahabat melaksanakan sholat (tarawih) pada masa Umar R.A di bulan ramadan sebanyak 20 rakaat," (HR. Al-Baihaqi, sanadnya dishahihkan oleh Imam Nawawi dan lainnya).
Pada masa sahabat, sholat tarawih sempat dikerjakan secara sendiri-sendiri ataupun berjamaah dengan jumlah tiga, empat, atau enam orang. Atas inisiatif Sayyidina Umar bin Khattab, akhirnya sholat tarawih dikerjakan secara berjamaah di masjid.
Sholat tarawih 20 rakaat dilaksanakan dengan cara sebagaimana sholat sunnah lainnya. Namun, sholat tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan melakukan sholat 2 rakaat satu kali salam sebanyak 10 kali. Berikut ini, rincian tata cara sholat tarawih berjamaah.
1. Bacaan niat sebagai imam sholat tarawih
Apabila bertindak sebagai imam atau pemimpin salat tarawih, maka bacaan niatnya adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT."
2. Bacaan niat sebagai makmum sholat tarawih
Sementara untuk bacaan niat sebagai makmum dalam sholat tarawih adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:"Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT."
Dalam bacaan niat sebagai imam atau sebagai makmum, perbedaannya adalah terletak pada kata setelah أَدَاءً (adaan). Ketika sebagai imam, kata berikutnya adalah إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى (imaman lillahi ta'ala).
Sedangkan bagi makmum, usai kata أَدَاءً (adaan) diikuti kemudian oleh kata مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى (ma'muman lillahi ta'ala).
3. Urutan cara sholat tarawih 20 rakaat
- Mengucapkan niat sholat tarawih dua rakaat sesuai posisinya (sebagai imam atau makmum)
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram dan bersamaan dengan mengucap takbir
- Membaca Surat Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an
- Rukuk
- Itidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua
- Melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
- Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua.
- Kemudian kembali melaksanakan sholat tarawih 2 rakaat dengan satu salam hingga 10 kali
Bacaan Doa Kamilin Setelah Tarawih
Banyak ulama mengajurkan agar umat muslim membaca doa kamilin setelah mengerjakan sholat tarawih 20 rakaat. Dikutip dari laman NU Online, berikut ini bacaan doa kamilin.
1. Bacaan Doa Kamilin
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَفِى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَعَنِ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرَةِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.