Tabarruk adalah aktifitas mencari barakah melalui perantaraan sesuatu. Barakah sendiri artinya tetapnya kebaikan pada sesuatu [Al-Mufradaat, hal. 44].
عن علي بن ميمون قال : سمعت الشافعي يقول :إني لأتبرك بأبي حنيفة وأجئ إلى قبره في كل يوم ـ زائرا ـ فإذا عرضت لي حاجة صليت ركعتين وجئت إلى قبره وسألت الله تعالى الحاجة عند ـ فما تبعد حتى تقضى. روى الحافظ أبو بكر الخطيب البغدادي في التاريخ ج1، ص 123 ,العلامة ابن حجر في كتابه الخيرات الحسان، ص69 ذكره الخوارزمي في مناقب أبي حنيفة ج 2 ص 199 , والكردري في مناقبه 2 ص 112 ،
Dari Ali bin Maimun berkata: Aku mendengar Imam Syafi’i mengatakan, “Aku bertabarruk kepada Abu Hanifah dan aku mendatangi kuburnya setiap hari – berziarah – Dan jika aku memiliki hajat maka aku sholat dua roka’at dan mengunjungi kuburnya dan aku memohon kepada Alloh akan hajat di sisi (kuburnya). Maka dalam waktu tidak lama (hajatku) dikabulkan.” (Diriwayatkan Al-Hafiz Abu Bakr al-al-Baghdadi dalam At-Tarikh,juz : 1, hal: 123, Al-‘Alamah (Cendekiawan) Ibnu Hajar dalam kitabnya Al-Khoirot Al-Hisan, hal: 69, Al-Khuwarizmi dalam Al-Manaqib Abu Hanifah, Juz: 2 hal: 199, Dan Al-Kurdiri dalam Manaqibnya ke-2, hal: 112)
وذكر الفقيه ابن حجر الهيتمي ان لمّا بلغ الشافعي أنّ أهل المغرب يتوسَّلون بما لك لم ينكر عليهم الخيرات الحسان| لابن حجر
Menurut Al-Faqih Ibnu Hajar Al-Haitami, ketika telah datang Imam Syafi’i maka ahlu al-Maghrib (orang-orang Maroko) mereka bertawasul kepada Imam Malik dan mereka tidak mengingkarinya. (Kitab Al-Khoirot Al-Hisan oleh Ibnu Hajar.
الحافظ البيهقي : روى عنه ابن الجوزي في المنتظم ( 11 / 211 ) من مناقب أحمد بن حرب ” استجابة الدعاء إذا توسل الداعي بقبره ” .
Al-Hafiz Al-Baihaqi telah meriwayatkan darinya Ibnu Jauzi di dalam Al-Muntazhom (juz: 11 hal: 211) dari Al-Manaqib Ahmad ibn Harb .
“Akan diterima do’a jika orang yg berdo’a bertawasul kepada kuburnya (Nabi).”
الحافظ البيهقي فقد روى في شعب الإيمان بسنده قال: (أخبرنا أبو عبد الله الحافظ، أخبرني أبو محمد بن زياد، حدثنا محمد بن إسحاق الثقفي، قال: سمعت أبا إسحاق القرشي، يقول: كان عندنا رجل بالمدينة إذا رأى منكرا لا يمكنه أن يغيره أتى القبر، فقال: أيا قبر النبي وصاحبيه … ألا يا غوثنا لو تعلمونا).اهـ ولم يتعقب الإمام البيهقي هذا الفعل بإنكار، ولو كان هذا شركاً وكفراً لما ذكره في كتابه، ولَما سكت عليه.
Al-Hafiz al-Baihaqi sungguh telah meriwayatkan dalam Syu’ub Al-Iman dengan sanadnya sendiri mengatakan, (Telah mengabarkan kepada kami Abu Abdullah Al-Hafiz, mengatakan kepada saya Abu Muhammad bin Ziyad, mengatakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq Ats-Tsaqafi berkata: “Aku mendengar Abu Ishaq Al-Qurosyi, berkata, “Ada diantara kami seorang pria yang jika melihat kemungkaran (tindakan jahat) di kota dan tidak dapat mengubahnya maka ia datang ke makam, ia berkata, “Wahai makam Nabi dan dua sahabatnya … tidak kah mau menolong kami, jika engkau mengetahui (keadaan) kami).”
Dan Imam Al-Baihaqi tidak menyelidiki perbuatan ini dengan mengingkarinya, bahkan jika ini perbuatan syirik dan bentuk kekufuran mengapa tidak menyebutkannya dalam kitabnya, dan mengapa mendiamkan atasnya.
Peristiwa Abu Ayyuub Al-Anshaariy radliyallaahu ‘anhu yang disebutkan dalam Kitab Al-Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (164-241) penerbit Darr Al-Hadits juz 17 hal. 42-43 nomor hadits 23476 disebutkan sebuah riwayat sebagaimana scan kitab sbb:
حَدَّثَنَا عَبدُ الْمَلِكِ بنُ عَمْرٍو، حَدَّثَنَا كَثِيرُ بنُ زَيْدٍ، عَنْ دَاوُدَ بنِ أَبي صَالِحٍ، قَالَ: أَقْبلَ مَرْوَانُ يَوْمًا فَوَجَدَ رَجُلًا وَاضِعًا وَجْهَهُ عَلَى الْقَبرِ، فَقَالَ: أَتَدْرِي مَا تَصْنَعُ؟ فَأَقْبلَ عَلَيْهِ فَإِذَا هُوَ أَبو أَيُّوب، فَقَالَ: نَعَمْ، جِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ آتِ الْحَجَرَ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” لَا تَبكُوا عَلَى الدِّينِ إِذَا وَلِيَهُ أَهْلُهُ، وَلَكِنْ ابكُوا عَلَيْهِ إِذَا وَلِيَهُ غَيْرُ أَهْلِهِ “
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Malik bin ‘Amru : Telah menceritakan kepada kami Katsiir bin Zaid, dari Daawud bin Abi Shaalih, ia berkata : Pada suatu hari Marwaan mendapati seorang laki-laki yang meletakkan wajahnya di atas kubur (Nabishallallaahu ‘alaihi wa sallam). Marwaan berkata : “Apakah engkau mengetahui apa yang kamu perbuat itu ?”. Lalu ia mendekatinya, dan ternyata laki-laki itu adalah Abu Ayyuub (Al-Anshaariy). Abu Ayyuub menjawab : “Ya. Aku mendatangi Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan aku tidak mendatangi batu. Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Janganlah kalian menangis karena agama seandainya ia telah diurus oleh ahlinya. Namun tangisilah ia jika diurus selain dari ahlinya” [HR. Ahmad sanadnya shahih].
Perkataan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal rahimahumallah berkata :
سألته عن الرجل يمس منبر النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ويتبرك بمسه ويقبله ويفعل بالقبر مثل ذلك أو نحو هذا يريد بذلك التقرب إلى الله عَزَّ وَجَلَّ فقال: لا بأس بذلك
“Aku pernah bertanya kepadanya (Ahmad) tentang seseorang yang mengusap mimbar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertabarruk dengan usapannya itu, serta menciumnya. Dan ia melakukan hal yang serupa terhadap kubur beliau shallallaahuatau yang semisal ini, yang dimaksudkan dengan perbuatannya itu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah ‘azza wa jalla ?’. Ia (Ahmad) menjawab: ‘Tidak mengapa dengan hal itu” [Al-‘Ilal fii Ma’rifatir-Rijaal, 2/492].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.