Rabu, 15 Juli 2020

pokok bahasan Ilmu Badi

images

  • Pengertian Ilmu Badi’

Ilmu Badi’ menurut bahasa adalah aneh. Sedangkan menurut istilah ialah :

علم يعرف به وجوه تحسين الكلام بعد رعاية المطابقة ووضوح الدلالة

Yaitu ilmu untuk mengetahui cara-cara membentuk kalam yang baik sesudah memelihara tujuan yang lain (muthobaqoh dan wudhuhud dilalah). Kemudian cara membentuk kalam yang baik itu ada dua macam, yaitu dengan memperhatikan lafadz dan maknanya. (Abdurrahman al-ahdhori, 2009. 118)

Menurut ahli balaghah secara istilah: ilmu untuk mengetahui segi-segi memperindah kata setelah memperhatikan ketersesuaiannya dengan muqthada’ hal dan kejelasan makna yang dimaksud.

Sedagkan menurut pendapat lain Pengertian Ilmu Badi’ adalah :

البديع عو علم يعرف به الوجوه والمزايا التي تزيد الكلام حسنا وطلاوة وتكسوه بهاء ورونقا بعد مطابقته لمقتضى الحال

Artinya: “Ilmu badi‘ ialah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui bentuk-bentuk dan keutamaan-keutamaan yang dapat menambah nilai keindahan dan estetika suatu ungkapan, membungkusnya dengan bungkus yang dapat memperbagus dan mepermolek ungkapan itu, disamping relevansinya dengan tuntutan keadaan” (al-Hasyimi, 1960: 360)

Secara garis besar, ilmu badi’ ini mempelajari aspek-aspek yang berkaitan dengan keindahan bahasa. Ilmu Badi’ merupakan penghias lafadz atau makna dengan bermacam-macam corak kehidupan lafadz dan makna.

Kesimpulannya, ilmu badi’ dibagi menjadi dua, yaitu: muhassinat maknawiyah yang bertujuan untuk memperindah makna (konsentrasi pada makna), baru kemudian pada lafadz. Yang kedua, muhassinat lafdziyah yang memfokuskan pada segi memperindah lafadz, baru kemudian pada makna.

Jadi objek kajian ilmu badi’ Menurut Imam Akhdhari ilmu badî’ adalah :

  • ilmu untuk mengetahui cara membentuk kalam yang baik sesudah memelihara muthâbaqah dan kejelasan dalâlah-nya.
  • Ilmu badî’ membahas tata cara memperindah suatu ungkapan, baik pada aspek lafazh maupun pada aspek makna.
  • Ilmu ini membahas dua bidang utama, yaitu muhassinât lafzhîyyah dan muhassinât ma’nawiyyah
  • Pembagian Ilmu badi’
  1. Al- Muhassinat al-lafziyyah ( keindahan lafad ) adalah gaya bahasa yang menjadikan kata-kata lebih indah dan enak untuk didengar dari segi lafaz atau artikulasi bunyinya.
  2. Jinas (keselarasan bunyi akhir)
  3. Iqtibas (kutipan indah luar biasa)
  4. Saja’ (harmonisasi bunyi bukan makna)
  5. Al- Muhassinat al-ma’nawiyyah ( keindahan makna ) adalah gaya bahasa yang memberikan keindahan pada aspek makna atau semantik dalam sebuah ungkapan.
  6. Tauriyah (bersembunyi dibalik kesamaran makna)
  7. Thibaq (perkawinan dua kata yang kontras)
  8. Al-muqabalah (sebuah perbandingan awal dan akhir)
  9. Husn at-Ta’lil (memberi argumentasi yang lucu)
  10. Ta’kid al-madh bima yusybih az-zam(mempertegas pujian dengan nuansa hinaan)
  11. Ta’kid az-zam bima yusybih al-madh(mempertegas hinaan dengan nuansa pujian)
  12. Uslub al-hakim (gaya orang bijak)
*****
Muhassinati Maknawi
1) At-Tauriyah
2) Al-Istikhdâm
3) Al-Istithrâd
4) Al-Iftinân
5) Thibâq atau Muthabaqah
6) Muqâbalah
7) Murâ’atun Nazhir
8) Al-Irshâd
9) Al-Idmâj
10) Madzhabul Kalami
11) Husnut Ta’lîl
12) Tajrîd
13) Al-Musâkalah
14) Al-Muzâwajah
15) Ath-Thayyi wa Nasyr
16) Al-Jam’u
17) Ath-Tafrîq
18) Ath-Taqsîm
19) Al-Jam’u Ma’a Tafrîq
20) Al-Jam’u Ma’a Taqsîm
21) Mubâlaghah
22) Mughâyarah
23) Ta’kîdul Madhi bima Yusybihu Dzam
24) Ta’kîdul Dzam bima Yusybihu Madhi
25) Taujîh
26) Nafyus Syai biîjabihi
27) Al-Qaul bil Mûjab
28) I`tilaful Lafdzi ma’al Ma’na
29) Tafrî’
30) Al-Istitbâ’
31) Rujû’
32) Salab wal îjâb
33) Ibdâ’
34) Uslûbul Hakîm
35) Tasyâbhul Athrâf
36) Al- ‘Aksu
37) Tajâhul ‘ârif
b. Muhassinati Lafdzi
1) Jinâs
2) Tashhîf
3) Al-Izdawâj
4) Saja’
5) Al-Muwâzanah
6) At-Taushî’
7) At-Tasyrî’
8) Luzûm mâ lâ yalzimu
9) Radul ‘ajazi ‘ala Shadri
10) Mâ lâ yastahîlu bil in’akâs
11) Al-Muwârabah
12) I`tilâful lafdzi ma’a lafdzi
13) Tasmîth
14) Al-Insijâm atau as-Suhulah
15) Al-Iktifâa`
16) At-Tathrîz

Jinâs
Menurut al-Maraghi (tt: 354) secara bahasa lafazh jinâs dan tajnîs merupakan mashdar dari fi’il jânasa (جانس) yang berarti menyamakan atau membuat sejenis. Sedangkan secara istilah berarti terdapatnya dua kata yang serupa bentuk lafazhnya namun berbeda pada maknanya. Selanjutnya definisi serupa juga diungkapkan oleh Hasan Habanakah (1996: 485) bahwa jinas ialah adanya keserupaan dua lafazh pada pengucapannya namun berbeda pada maknanya. Secara umum jinas terbagi menjadi dua macam, yaitu jinas tam dan jinas ghair tam. Secara lebih luas Hasan Habanakah (1996: 485- 496) membagi jinas ini ke dalam enam macam yang diringkas oleh penyusunsebagai berikut:
a. Jinâs Tam
Ialah Jinâs yang dua lafazhnya sama pada empat perkara, yaitu jenis huruf, bentuk hurufnya (harakat dan sukun), jumlah hurufnya, serta susunan hurufnya. Jinas tam ini terbagi menjadi lima macam yaitu mumaatsil, mustaufhaa, mutasyaabahah, mafruuq, dan marfuwwun. Salah satu contohnya ialah "جَنَى" bermakna melakukan pelanggaran hukum dan "جَنَى" bermakna memetik buah dari pohonnya. Contohnya ialah firman Allah SWT dalam Q.S Ruum ayat 85:
“Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". seperti Demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran)”.
Selain itu juga dapat dijumpai pada perkataan Abu Nawas ketika beliau memuji Abbas bin Fadhl al Anshari ketika beliau mengangkat seorang Hakim pada masa khalifah ar Rasyid, lalu ketika beliau memuji Fadhl bin Rabi’ bin Yunus, menteri ar Rasyid sekaligus menteri khalifah al Amin, dalam waktu bersamaan dia juga memuji Rabi’ bin Yunus, menterinya al Manshur- khalifah Abbasiyah. Pujian itu semua terkumpul dalam satu bait syairnya yaitu:
عَبَّاسُ عَبَّاسٌ إِذَا احْتَدَمَ الوغَى ... والْفَضْلُ فَضْلٌ، والرَّبيعُ رَبيعُ
b. Jinâs Muharraf
Terdapatnya dua lafazh yang berbeda pada struktur huruf-hurufnya, namun sama pada jenis hurufnya, jumlah hurufnya, serta susunan hurufnya. Contohnya "الْبُرْد" bermakna pakaian (الكساء), "الْبَرْد" bermakna rendahnya derajat suhu panas, serta "الْبَرَد" bermakna air beku. Bait syairnya ialah:
جُبَّةُ الْبُرْدِ جُنَّةُ الْبَرْد
c. Jinâs Naqis
Ialah Jinâs yang salah satu lafazhnya kurang satu atau beberapa huruf dibandingkan lafazh yang lainnya. Namun terdapat kesesuaian pada jenis, bentuk, dan tertib. Contohnya صالح dan صوالح. Jinâs ini terdiri dari tiga macam yaitu almardûf (salah satu huruf awal pada dua lafazh yang sama itu tidak ada, contohnya جَاء dan رَجَاء), almuktanaf (salah satu huruf tengah dari dua lafazh yang sama itu tidak ada, contohnya حديقة مَطُوفَةٌ، وثِمَارُها مَقْطُوفة ), almutharraf (salah satu huruf akhir pada dua lafazh yang sama itu tidak ada, contohnya "سَارٍ" و"سَارِق").
d. Jinâs Mudhari’ dan Jinas Lâhiq
Ialah terdapatnya perbedaan pada dua lafazh yang serupa dalam satu jenis huruf yang berdekataan tempat pengucapannya (النطق), baik itu di awal, tengah, maupun akhir. Contohnya الخيل dan الخير.
Contohnya تقهر dan تنهر, pada ayat
فَأَمَّا اليتيم فَلاَ تَقْهَرْ * وَأَمَّا السآئل فَلاَ تَنْهَرْ
huruf qaf dan nun merupakan dua huruf yang berbeda pada segi pengucapannya.
e. Jinâs Mukarar atau Muraddad
Ialah jinas yang salah satu kata dari dua kata yang sejenis disebutkan setelah kata yang lainnya. Maksudnya dua kata tersebut memiliki kesamaan pada bentuk (harakat dan sukunnya), jenis, jumlah huruf serta tertibnya namun berbeda pada satu huruf. Contohnya وَجِئْتُكَ مِن سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ serta من قرعَ باباً ولَجَّ وَلَجَ.
f. Jinâs Qolb
Ialah terdapatnya perbedaan susunan huruf pada dua lafazh, namun ada kesesuaian pada jenis (nau’), jumlah huruf, serta bentuk. Contohnya حتف dan فتح , atau عورة dan روعة. Contohnya ialah sebagaimana hadis Rasulullah saw, ketika beliau berdoa lalu mengucapkan;
"اللَّهُمَّ اسْتُرُ عَوْراتِنَا وَآمِنْ رَوْعاتِنَا"

D. PENUTUP
Setelah penyusun membahas mengenai ilmu badi’ muhassinati lafzhi jenis jinas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ilmu badi adalah suatu ilmu untuk mengetahui segi keindahan suatu perkataan baik itu dari segi lafazhnya maupun maknanya, setelah perkataan tersebut bersesuaian dengan tuntutan keadaan dan zaman.
2. Ilmu badi’ terbagi dua yaitu ilmu badi’ muhassinati lafzhi dan ilmu badi’ muhassinati maknawi.
3. Ilmu badi’ muhassinati lafzhi terbagi menjadi 16 macam. Salah satunya ialah jinas.
4. Ilmu badi muhassinati maknawi terbagi menjadi 37 macam.
5. Jinas ialah gaya bahasa yang menggunakan “ulangan kata” yang sama atau hampir sama, tapi dengan makna yang berbeda. Yang secara umum terbagi ke dalam dua macam yaitu jinas tam dan jinas ghair tam. Sedangkan secara keseluruhan terbagi ke dalam enam macam, yaitu jinas tam, jinas muharraf, jinas naaqis, jinas mudhari, jinas mukarrar, dan jinas qolb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.