Senin, 09 Desember 2019

8 Nasehat

Delapan nasehat

(1)

قال النبي عليه السلام: ثمانية أشياء لا تشبع من ثمانية: العين من النظر، و الأرض من المطر، و الأنثى من الذكر، و العالم من العلم، و السائل من المسألة، و الحريص من الجمع، و البحر من الماء، و النار من الحطب

Nabi Muhammad saww. bersabda: “Delapan hal berikut ini tak akan pernah puas terhadap delapan hal lainnya, yaitu:
1. Mata tak akan pernah puas untuk selalu memandang.
2. Bumi tak akan pernah puas terhadap hujan yang turun dari langit.
3. Perempuan tak akan pernah puas terhadap laki-laki.
4. Orang yang alim (pandai) tak akan pernah puas terhadap ilmu.
5. Peminta-minta tak akan pernah puas untuk selalu meminta.
6. Orang yang rakus tak akan pernah puas untuk selalu mengumpulkan harta benda.
7. Lautan tak akan pernah puas terhadap air yang masuk ke dalamnya.
8. Api tak akan pernah puas untuk selalu membakar kayu”.
(Kitab Nashoihul Ibad – Asy Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Banteniy)

(2)

وقال أبو بكر الصديق رضي الله عنه ثمانية أشياء هن زينة لثمانية
أشياء: العفاف زينة الفقر، والشكر زينة النعمة، والصبر زينة البلاء، والحلم زينة
العلم، والتذلل زينة المتعلم، وكثرة البكاء زينة الخوف، وترك المنة زينة
الإحسان، والخشوع زينة الصلاة

Berkata Sayyidina Abubakar Ash Shiddieq ra. :
1. Pengekangan diri untuk tidak meminta-minta adalaha hiasan kefakiran.
2. Syukur menjadi hiasan nikmat.
3. Sabar menjadi hiasan malapetaka.
4. Sopan santu menjadi hiasan hasab.
5. Sikap penyantun menjadi hiasan ilmu.
6. Merendah diri menjadi hiasan penuntut ilmu.
7. Tidak mengumpat kembali menjadi hiasan pemberian.
8. Khusyu menjadi hiasan sholat.
(Kitab Nashoihul Ibad – Asy Syeikh Nawawi bin Umar Al Banteniy)

(3)

وقال عمر رضي الله عنه : من ترك فضول الكلام منح الحكمة ، و من ترك فضول النظر منح خشوع القلب ، و من ترك فضول الطعام منح لذة العبادات ، و من ترك فضول الضحك منح الهيبة ، و من ترك المزح منح البهاء ، و من ترك حب الدنيا منح حب الآخرة ، و من تركالاشتغال بعيوب غيره منح الإصلاح لعيوب نفسه ، و من ترك التجسس في كيفية الله تعالى منح البراءة من النفاق

Sayyidina Umar bin Khattab ra. berkata:
1. Barang siapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu, maka dia akan diberi hikmah.
2. Barang siapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusyu’an dalam hati.
3. Barang siapa meninggalkan makan yang berlebihan, maka dia akan diberi kenikmatan beribadah.
4. Barang siapa meninggalkan tertawa yang berlebihan, maka dia akan diberi kewibawaan.
5. Barang siapa meninggalkan humor, maka dia akan diberi kehormatan.
6. Barang siapa meninggalkan cinta duniawi, maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat.
7. Barang siapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang lain, maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri.
8. Barang siapa meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud Allah, maka dia akan terhindar dari nifaq (kemunafikan).
(Kitab Nashoihul Ibad – Asy Syeikh Nawawi bin Umar Al Banteniy)

(4)

وعن عثمان رضي الله عنه أنه قال: علامات العارفين ثمانية أشياء: قلبه
مع الخوف والرجاء، ولسانه مع الحمد والثناء، وعيناه مع الحياء والبكاء،
وإرادته مع الترك والرضاء يعني ترك الدنيا وطلب رضا مولاه

Berkata Sayyidina Utsman bin Affan ra. :
Tanda-tanda Arifin (Orang-orang yang mengenal Allah dengan segala Keagungan, Kesempurnaan, Keadilan, Keperkasaan dan Kemurahan Allah Ta’ala) ada delapan :
1. Hatinya penuh rasa takut tetapi juga penuh harap.
2. Lisannya penuh puji dan puja.
3. Dua matanya penuh rasa malu dan tangis.
4. Kehendaknya selalu mengabaikan dan rela. Artinya mengabaikan dunia dan mencari ridho Allah.
(Kitab Nashoihul Ibad – Asy Syeikh Nawawi bin Umar Al Banteniy)

(5)

وعن علي رضي الله عنه: لا خير فى صلاة لا خشوع فيها، ولا خير فى
صوم لا امتناع فيه عن اللغو، ولا خير فى قراءة لا تدبر فيها، ولا خير فى علم
لا ورع فيه، ولا خير فى مال لا سخاوة فيه، ولا خير فى أخوة لا حفظ فيها،
ولا خير فى نعمة لا بقاء لها، ولا خير فى دعاء لا إخلاص فيه

Berkata Sayyidina Ali bin Abi Tholib KWJ. :
1. Tiada kebaikan pada sholat yang tidak khusuk.
2. Tiada kebaikan pada puasa yang tidak di barengi dengan menyingkirkan ucapan yang tak berguna (sia-sia).
3. Tiada kebaikan pada pembacaan Al Qur’an yang tidak di barengi dengan penghayatan isinya.
4. Tiada kebaikan pada ilmu yang tidak di barengi dengan wira’i (Waro’).
5. Tiada kebaikan pada harta benda yang tidak dibarengi dengan murah hati/dermawan (disedekahkan).
6. Tiada kebaikan pada persahabatan yang tidak di ikuti saling menjaga (dari kejelekan).
7. Tiada kebaikan pada kenikmatan yang tidak abadi.
8. Tiada kebaikan pada do’a yang tidak di panjatkan dengan ikhlash.
(Kitab Nashoihul Ibad – Asy Syeikh Nawawi bin Umar Al Banteniy)

(6)

Telah berkata Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Rahimahullah di dalam kitab Tanbihul Ghofilin tentang: Siapa saja yang sering duduk bersama delapan orang kelompok manusia, Allah akan memberinya delapan perkara :

من جلس مع الأغنياء زاده الله حب الدنيا والرغبة فيها.
ومن جلس مع الفقراء زاده الله الشكر والرضا بقسمة الله تعالى
ومن جلس مع السلطان زاده الله الكبر وقساوة القلب
ومن جلس مع النساء زاده الله الجهل والشهوه
ومن جلس مع الصبيان زاده الله اللهو والمزاح
ومن جلس مع الفساق زاده الله الجرأة على الذنوب والمعاصي والإقدام عليها،والتسويف في التوبة
ومن جلس مع الصالحين زاده الله الرغبة في الطاعات
ومن جلس مع العلماء زاده العلم والورع

1. Barangsiapa yang duduk bersama orang-orang kaya, Allah akan menambahkan cinta kepada dunia dan semangat untuk mendapatkan dunia.
2. Barangsiapa yang duduk bersama orang-orang miskin, Allah akan menambahkan perasaan syukur dan redha atas pemberian Allah.
3. Barangsiapa yang duduk dengan para pemimpin atau raja, Allah akan menambahkan perasaan sombong dan kerasnya hati.
4. Barangsiapa yang duduk dengan perempuan, Allah akan menambahkan kebodohan dan syahwat.
5. Barangsiapa yang duduk dengan anak-anak kecil, Allah akan menambahkan lalai dan senda gurau.
6. Barangsiapa yang duduk dengan orang-orang fasik, Allah akan menambahkan berani berbuat dosa dan kemaksiatan serta mendorongkan diri untuk berbuat maksiat kemudian menunda-nunda akan taubat.
7. Barangsiapa yang duduk dengan orang-orang sholeh, Allah akan menambahkan perasaan cinta kepada amalan-amalan ketaatan.
8. Barangsiapa yang duduk dengan para ulama', Allah akan menambahkan ilmu dan perasaan tidak cintakan dunia.
(Kitab Tanbihul Ghofilin – Al Imam Abu Laits As Samarqandiy)

(7)

Syaqiq Al Balkhi berkata kepada Hatim, “Kita sudah bergaul beberapa waktu lamanya, apa yang telah kamu pelajari?” Dia menjawab, “Delapan masalah:

Pertama: Aku memperhatikan manusia, setiap orang mempunyai orang dicintainya, bila sudah tiba di kuburan maka keduanya berpisah, maka aku menjadikan kekasihku adalah kebaikan agar ia selalu bersamaku dalam kubur.

Kedua: Aku membaca firman Allah,

وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى [النازعات/40]

“Dan menahan diri dari hasrat hawa nafsunya.” An-Nazi’at: 40, maka aku berupaya keras agar jiwaku melawan hawa nafsunya, sehingga ia bersemayam di atas ketaatan kepada Allah.

Ketiga: Aku melihat siapa yang mempunyai sesuatu yang berharga maka dia akan menjaganya, kemudian aku membaca firman Allah,

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ [النحل/96]

”Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal.” An-Nahl: 96, maka setiap aku mempunyai sesuatu yang berharga, aku memberikannya kepada Allah agar ia terjaga di sisiNya.

Keempat: Aku melihat orang-orang berlomba-lomba dalam urusan harta, kedudukan dan kemuliaan, padahal ia bukan apa-apa, lalu aku melihat kepada firman Allah,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ [الحجرات/13]

”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” Al-Hujurat: 13, maka aku berusaha bertakwa agar menjadi orang mulia di sisi Allah.

Kelima: Aku melihat orang-orang saling dengki, lalu aku membaca firman Allah,

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا [الزخرف/32]

“Kami telah menentukan di antara mereka penghidupan mereka di dunia ini.” Az-Zukhruf: 32, maka aku membuang kedengkian.

Keenam: Aku melihat manusia saling bermusuhan, lalu aku membaca firman Allah,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا [فاطر/6]

”Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu maka jadikanlah dia sebagai musuhmu.” Fathir: 6, maka aku tidak memusuhi manusia dan menjadikan setan sebagai musuh satu-satunya.

Ketujuh: Aku melihat manusia merendahkan diri mereka dalam mencari rizki, maka aku membaca firman Allah,

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا [هود/6]

”Dan tidak ada satu binatang melata pun di muka bumi kecuali Allah memberinya rizki.” Hud: 6, maka aku menyibukkan diriku dengan apa yang menjadi hak Allah atasku dan meninggalkan hakku di sisiNya.

Kedelapan: Aku melihat mereka mengandalkan perdagangan, pekerjaan dan kesehatan tubuh mereka, maka aku bertawakal kepada Allah.
(Kitab Mukhtahsar Minhajul Qashidin - Ibnu Qudamah)

(8).

Nasehat Lukmanul Hakim kepada anaknya.
"Anakku,sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:
1). Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
2). Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3). Jika kau berada di tengah-tengah majelis,jagalah lidahmu.
4). Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5). Ingatlah Allah selalu.
6). Ingatlah maut yang akan menjemputmu.
7). Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8). Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.