Minggu, 16 Juni 2019

Mendidik anak

MENDIDIK ANAK

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الحمد لله  الـولى الـحـمـيد *  الـمـبـد ىء الـمــعـيـد * الـفـعـال لـمـا يـريـد *نحـمـده ونشـكـره سـبـحـانـه وتـعـالى عـلى فـضـلـه الـمـديـد *  أشـهـد أن لأ اله الا الله وحده لا شـريك لـه  الـحـمـيـد الـمـجـيد *  شهادة تـنجي قـائـلـهـا مـن عـذاب شـديـد * واشـهد أن محمدا عبـده ورسـوله  خـيـر الأنـام يـدعو الى الأيـمـان والـتـوحـيـد*  اللهـم صـل وسـلم وبارك على سـيدنا محمـد الـمـبـعـوث الى الــحـيــاة الـحـمـيـد* صلاة تـنجينـا بهـا من الـبـلا يـا والـشـدائـد * وعلى ألـه وأصــحابه ومن تبعهم مـن صـالـح الـعـبـيـد*
أمـابعـد فيـا عبـادالله أوصــيكم وايـاي بتقـوى الله ذي الـعـرش الـمـجيـد*
وَقَدْ قَالَ اللهَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم 
بسم الله الرحمن الرحيم
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Ma'asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Marilah senantiasa kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah dengan berupaya memenuhi  perintah   Allah, dan meninggalkan segala laranganNya, agar senantiasa  kita mendapatkan anugerah rahmat dan kebahagiaan sejak kita hidup di   dunia ini, sampai di akhirat kelak, dengan ridla  Allah Subhanahu wa Ta’ala ,  Amiin Ya Robbal Alamin

Ma'asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Anak merupakan amanat Allah SWT yang diberikan kepada kita untuk dididik dan diarahkan serta dibekali dengan ajaran agama.
Sebagai titipan, maka kita orang tua wajib mendidik tatakrama, mengajarkan ilmu agama agar menjadi pribadi yg bertakwa dan berguna di tengah-tengah masyarakat.
Nabi   memperingatkan  para  orang tua,
dalam riwayat Bukhari bersabda: 

يامعشر المسلمين: من رزقه الله تعالى بولد فعليه بتاءديبه وتعليمه فان من علّم ولده وادّبه رزقه الله شفاعته. ومن ترك ولده جاهلا كان كل ذنب عمله عليه

“Wahai kaum Muslimin! ‘Barang siapa yang dianugerahi Allah Ta’ala seorang anak, maka wajib atasnya untuk mendidik akhlak al-karimah dan mengajarkan berbagai pengetahuan kepadanya. Maka barang siapa yang mengajarkan pengetahuan dan mendidik akhlaknya, maka Allah akan melimpahkan rizki-Nya melalui anaknya itu. Dan barang siapa membiarkan anak dalam keadaan bodoh, maka semua perbuatan dosa yang dilakukan anak, ikut ditanggung oleh orangtuanya.’”

Oleh sebab itu Allah SWT mengingatkan kepada kita melalui firmannya dalam Al Qur’an surah An-nisa ayat 9 :

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meniggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mengucapkan perkataan yang benar.

Pengertian di‘aa faa pada ayat tersebut adalah mengandung pengertian lemah dibidang Iman, lemah dibidang ilmu pengetahuan dan lemah di bidang ekonomi.

Untuk itu anak agar dibekali dengan Iman yang kuat dan kokoh, supaya kelak tidak terombang-ambing oleh gelombang perputaran zaman, supaya anak tidak mudah luntur imannya dikarenakan tajamnya tingkat persaingan hidup pada saat sekarang dan yg akan datang.

Dalam hal kelemahan iman tersebut maka anak perlu dibekali dengan Ilmu syariat Agama sehingga kelak anak tidak terjerumus dalam perbuatan yang melanggar perintah Agama yang mana perbuatan itu dapat menyebabkan dirinya masuk dalam neraka.

Kemudian dalam hal kelemahan ilmu pengetahuan dan kelemahan bidang ekonomi, dalam menghadapi masa depan dengan berbagai permasalahan hidup manusia yang akan dihadapi semakin rumit dan kompleks, berkurang sumber daya alam untuk mata pencaharian sehingga memaksa manusia untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan untuk mempertahan hidup. Untuk itu anak harus dibekali dengan keterampilan yang dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Supaya jangan sampai menjadi orang yang menjadi beban orang lain.

Sayyidina ali bin Tholib berkata:

علموا أولادكم فإنهم مخلوقون لزمان غير زمانكم

Artinya: didiklah anak-anakmu sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu.

Tidak bisa disangkal lagi bahwa kita sebagai orang tua  memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mendidik anak (baik tenaga atau pemikiran dan nasehat)  Keberadaan orang tua atau wali pengganti orang tua atau Guru pendidik sangat mempengaruhi watak anak, perilaku serta sikap hidupnya

Dalam mendidik anak, sebaiknya kita tidak memaksakan diri atau mempunyai target agar anak kita menjadi ini dan itu. Sebab urusan pangkat, jabatan, kaya dan miskin atau kemuliaanya, semuanya telah digariskan ALLAH SWT. 
Untuk itu yang penting bagi kita sebagi orang tua adalah hanya membekali anak dengan ke-imanan yg kuat, ilmu syareat agama dan ilmu pengetahuan.
Pemberian orang tua yang paling berharga kepada anak adalah sopan santun dan akhlak yang terpuji.
Inilah pemberian utama untuk mereka
bukan dunia, harta melimpah, fasilitas hidup atau kedudukan.
Kita wajib memberikan bekal agama kepada anak-anak kita, karena bila mereka bodoh tentang agama. Sehingga ia melakukan dosa dan maksiat kepada Allah, maka orang tua akan mendapatkan bagian dari dosa yang dilakukan anak-anaknya sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :

من ترك ولده جا هلا كان كل ذنب عمله عليه

Artinya :
Barang siapa meninggalkan anak dalam keadaan bodoh, maka setiap dosa yang dilakukan anak, orang tua menanggungnya. (HR. Muslim dari Abu Dzar).

Ma'asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Karena kita sekarang hidup didunia, maka jangan lupakan bagian di dunia ini
ajari anak2 belajar bekerja agar mereka dapat hidup mandiri.
marilah kita luruskan faham kita tentang hidup ini, bukan hidup untuk bekerja, tetapi bekerja untuk hidup. Sehingga bekerja tidak dengan rakus harus menghasilkan sebanyak banyaknya, tetapi sebatas sebagai sarana menyambung hidup, dan bukan sebagai tujuan hidup.

Adapun tujuan dan misi hidup ini adalah menghambakan diri beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah Aku!” (QS. Al-Anbiya’: 25)

Ma'asyirol Muslimin Rahimakumullah

Memberi perhatian dan rasa khawatir terhadap i’tiqad keyakinan anak anak kita harus tertanam dalam hati setiap orang tua, agar menumbuhkan upaya dan budi daya orang tua, demi anak cucu generasi selanjutnya tetap melestarikan ibadah dan keyakinan generasi pendahulunya.

Marilah kita perhatikan sabda Nabi Ya’qub ‘Alaihis salam, ketika mengumpulkan anak anaknya seraya bertanya, sebagaimana yang dikisahkan di dalam Al  Qur’an :

إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي
 
“Ketika Ya’qub berkata pada  putra putranya : “Apa yang akan kalian sembah nanti sepeninggalku ?”
(QS. Al Baqarah 133).

Pertanyaan  Nabi Ya’qub kepada  putra putranya ini  menggambarkan keprihatinan orang tua terhadap generasi penerusnya dalam hal agama, aqidah dan peribadatannya. Sebagai pelajaran bagi kita semuanya, bahwa kita harus senantiasa memperhatikan  peribadatan anak cucu kita

Ma'asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Allah telah memberi peringatan kepada kita para orang tua, jangan sampai kita keliru mendidik dan mengasuh anak anak kita, yang harus kita khawatirkan terhadap anak anak kita adalah lemahnya agama dan keyakinan anak anak kita.  

Adapun tentang    materi, ekonomi dan kehidupan, kita yakin anak cucu kita nanti akan lebih pandai dari pada  kita semua. Coba kita tengok kebelakang tentang kehidupan kita dimasa lampau,  kita bandingkan dengan kehidupan sekarang.

Mestinya kita harus bersyukur, keadaan saat sekarang  serba lebih makmur. Akan tetapi kenyataan kita malah banyak ingkar, kufur tidak mau bersyukur.
Padahal orang tua  kita dahulu mendidik kita yang penting anak pintar, tak pernah membuat  target tertentu. Kenyataan keadaan  kita lebih baik ketimbang masa lampau.
Artinya kita tak perlu berlebihan mengkhawatirkan  masa depan ekonomi generasi kita, tetapi yang terpenting membekali dengan modal kepandaian dan ilmu pengetahuan.
Karena ALLAH telah menanggung rejeki seluruh makhluqNya sebagaimana firmanNya

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ} [هود: 6]

Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al Lauh Al Mahfuz).” QS. Hud: 6.

 Ma'asyirol Muslimin Rahimakumullah

Yang harus kita khawatirkan adalah manakala  anak cucu kita, kita tinggalkan dalam keadaan bodoh tanpa pengetahuan, lemah agamanya , lemah imannya. Karena yang akan menderita kerugian tidak hanya mereka tetapi kita semua sebagai orang tua.

Kenapa kita tinggalkan generasi kita dalam keadaan bodoh, tentu oleh karena kita kurang memberi perhatian dan mengabaikan kewajiban kita pada mereka.
Kita membawa amanat, tidak hanya urusan sandang pangan , papan dan kesehatan saja, tetapi juga pendidikan agama, akhlaq  dan aqidahnya, menjadi kewajiban bagi orang tua .

Semoga  kita mendapat petunjuk dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Memenuhi amanat kewajiban mendidik anak anak kita,  sehingga kita dan anak turun kita menjadi manusia yang bertaqwa dan bermanfaat bagi agama dan masyarakat. Aamiin yaa rabbal ’alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ* وَنَفَعَنِي وَإِيَّا كُمْ بِااْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ* إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ *

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم 
ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرّاحمين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.