Ridlo atas taqdir
Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang paling kaya.
Tapi karena dia tahu Nabi Muhammad pernah bersabda:
ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﻓُﻘَﺮَﺍﺀُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻏْﻨِﻴَﺎﺋِﻬِﻢْ ﺑِﻨِﺼْﻒِ ﻳَﻮْﻡٍ، ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻤْﺲُ ﻣِﺎﺋَﺔِ ﻋَﺎﻡٍ
“Muslim yang miskin akan masuk surga lebih dulu dari muslim yang kaya dengan selisih setengah hari, yang setara dengan 500 tahun.” (Ahmad, Turmudzi).
Dia pun sadar bahwa kekayaan dapat menghambatnya untuk masuk surga. Jangan bayangkan betapa panjang 500 tahun itu, menanti giliran masuk surga.
Untuk mengurangi resiko hisab yang panjang, beliau berusaha sebanyak mungkin untuk bersedekah dan zakat. Saking takutnya menjadi orang kaya. Terbalik dengan kita hari ini yang takut jadi orang miskin.
Tahun 9 hijriyah Rasul mengajak para sahabatnya mengorbankan sebagian hartanya untuk persiapan perang Tabuk. Tidak ketinggalan, Abdurrahman bin Auf menyedekahkan 2000 uqiyah, 1 uqiyah tidak kurang dari 29 gram emas.
Setelah cukup perbekalan, mereka pun berangkat. Dengan sedikit berat hati, sebagian sahabat meninggalkan Madinah, demi menggapai ridha Allah. Saat itu di kota Nabi sudah mendekati panen kurma yang seharusnya tidak ditinggal.
Berhari-hari masa perjalanan mereka pergi dan kembali dari Tabuk. Ternyata, kurma di Madinah yang ditinggalkan itu telah membusuk. Sudah pasti, harganya pun jatuh.
Abdurrahman bin Auf radiallahu anhu melihat ini adalah kesempatan emas. Dia pun menjual asetnya, kemudian memborong semua kurma busuk milik para sahabat petani dengan harga kurma terbaik.
Para sahabat pun bersyukur, kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf.
Mereka bergembira, begitu pula Abdurahman.
Sahabat lain senang sebab semua dagangannya laku. Abdurrahman bin Auf pun bahagia, karena akhirnya dia bisa jatuh miskin.
Abdurrahman merasa sangat lega, dengan begini dia akan masuk surga lebih cepat, karena kemiskinannya.
Tiba-tiba, datang orang yang diutus Raja Yaman mencari kurma busuk. Memang saat itu Madinah dikenal sebagai kota penghasil buah ini.
Rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit yang hanya dapat disembuhkan melalui media kurma busuk. Utusan Raja tersebut akhirnya memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf, 10x lipat di atas harga normal.
Ternyata memang Allah takdirkan dia menjadi orang kaya sampai akhir hayat .
… ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﺨﺮﺟﺎ () ﻭﻳﺮﺯﻗﻪ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﻻ ﻳﺤﺘﺴﺐ ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻮﻛﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻬﻮ ﺣﺴﺒﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺎﻟﻎ ﺃﻣﺮﻩ ﻗﺪ ﺟﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻜﻞ ﺷﻲﺀ ﻗﺪﺭﺍ ()
… Allah akan memberikan jalan keluar untuk setiap permasalahan orang yang bertakwa, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya, karena Dia menentukan takdir segalanya. (at-Thalaq: 2-3)
*****
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah, seorang muslim haruslah tetap berikhtiar dalam segala hal. Bahkan untuk menjadi miskin pun harus berjuang, bukan bermalas-malasan. Karena usaha adalah rumus dari tawakkal.
Jangan lupa ikhtiar yang dipinta Islam adalah usaha dengan cara yang Allah ridha, karena itu syarat orang bertakwa.
Dari sini kita belajar, bahwa Allah lah Yang Maha Memberi. Terserah kehendak-Nya memakai wasilah apa untuk menjadikan kita kaya raya. Mau pakai daun kering, penyakit, kegagalan, bahkan kematian sekalipun. Itu hak Allah.
Sama halnya dengan Mukjizat, keajaiban-keajaiban Mukjizat adalah persoalan momentum yang tepat, di waktu yang tepat dan hanya untuk orang yang tepat. Tongkat Nabi Musa belum tentu bisa digunakan untuk membelah lautan jika dipakai oleh kita sekarang. Karena pada saat Nabi Musa diperintahkan untuk memukul tongkat ke air laut, pada saat yang sama Allah juga memerintahkan laut tersebut untuk terbelah.
Terakhir, serahkan segalanya kepada Allah. Dia Maha Berhak menentukan keberhasilan atau kegagalan kita. Yang penting sudah berusaha, pahalanya sudah Allah tetapkan selama kita ikhlas terhadap ketentuannya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
ﺍﺭﺽَ ﺑﻤﺎ ﻗﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻚ ﺗﻜﻦ ﺃﻏﻨﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ
Ridhalah terhadap ketetapan Allah, niscaya engkau akan menjadi orang terkaya. (Turmudzi)
ًWallahu ‘alam bi showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.