Selasa, 20 November 2018

Pencari kayu ingin kaya

Pencari kayu ingin kaya

Dikisahkan seorang saudagar kaya
raya menulis sebuah wasiat “Barang
siapa yang dapat menjaganya di
dalam kubur setelah beliau mati
nanti akan diwariskan padanya
separuh dari harta warisannya.” Lalu
ditanya pada anak-anaknya apakah
mereka sanggup menjaganya di
dalam kubur?
Lantas anak-anaknya menjawab,
“Mana mungkin kami sanggup
menemani ayah yang sudah wafat.”
Selang keesokan harinya
dikumpulkan semua saudara
kandungnya dan beliau berkata
“Wahai adik-adikku sekalian adakah
dari kalian yang sanggup menjagaku
setelah aku mati nanti di dalam
kubur selama 40 hari, yang di
dalamnya akan kuhias indah seperti
kamar yang mewah. Dan aku juga
akan memberi setengah daripada
hartaku pada siapa di antara kalian
yang sanggup bersamaku.”
Adik-adiknya pun menjawab “wahai
kakakku, apakah engkau sudah gila?
Mana mungkin manusia sanggup
bersama mayat selama itu di atas
bumi, apalagi di dalam tanah.”
Lalu dengan sedih saudagar kaya
raya itu membawa diri ke kamarnya.
Beliau masih keras dengan hajatnya
yang ingin minta ditemani di dalam
kubur nanti apabila beliau sudah
mati. Maka diumumkanlah berita ini
pada masyarakat luas mengenai
wasiat ini.
Akhirnya sampailah hari di mana
sang saudagar tersebut kembali ke
rahmatullah. Kuburnya digali dan
dihias indah seperti kamar mewah di
dalam tanah.
Pada waktu yang sama seorang
tukang kayu yang sangat miskin,
yang dalam hidupnya hanya
mempunyai harta sebuah kapak
untuk ia gunakan bekerja sehari-
hari. Ia telah mendengar akan wasiat
tersebut kemudian
diberitahukannya kepada isterinya
apakah dia perlu mengambil
kesempatan ini untuk menjadi kaya.
Isterinya berkata “Wahai suamiku
apalah arti menjaga mayat tersebut
selama 40 hari dibandingkan kerja
kerasmu di dalam hutan bertemu
binatang buas ketika menebang
kayu. Lagi pula makanan pun sudah
disediakan.
Tukang kayu tersebut dengan
tergesa-gesa menuju ke rumah
saudagar untuk menyampaikan
niatnya. Keesokan harinya
dikebumikanlah jenazah saudagar
kaya, walaupun mendapat tentangan
dari orang-orang yang tahu akan
agama. Si tukang kayu pun ikut turun
ke dalam liang lahat bersama
dengan kapaknya.
Setelah tujuh langkah para hadirin
meninggalkan tanah perkuburan
maka datanglah Mungkar dan Nakir
di dalam kubur mendekati mayit
tersebut.
Si tukang kayu yang sedikit tahu
masalah agama menyadari akan
siapa yang mendekat, dengan
perasaan takut yang sangat ia
menjauhkan diri dari mayat sang
saudagar kaya. Dalam pikirannya
sang saudagar akan ditanyai oleh
dua makhluk Allah tersebut sesuai
dengan tugasnya menanyai setiap
perkara tentang si mayit.
Akan tetapi malah sebaliknya,
Mungkar dan Nakir malah
mendatangi si tukang kayu, dan
menanyai dengan suaranya yang
menggelegar seperti petir. Maka
bergetarlah tubuh si tukang kayu
dengan bersengatan rasa takut.
“Apa yang kau perbuat di sini?”
“Aku menjaga mayat tersebut
selama 40 hari untuk nanti
mendapatkan setengah dari harta
warisannya,” si tukang kayu
menjawab dengan sangat takutnya
hingga tubuhnya bergetar.
“Ápa harta yang kau miliki
sekarang?”
“Aku cuma punya sebatang kapak ini
saja wahai makhluk ciptaan Allah
untukku bekerja mencari rezeki
sehari-hari.”
“Darimana kau dapat kapak ini?”
“”Aku membelinya”
“Dari harta apa kau belikan kapak
ini?”
“Dari uang yang halal hasil kerjaku
sendiri”
Lalu hilanglah Mungkar dan Nakir di
hari pertama dalam kubur tersebut.
Di hari kedua dua makhluk Allah ini
kembali datang dan lagi menanyai si
Tukang kayu.
“Apa yang kau perbuat dengan kapak
ini?”
“Aku menebang pohon untuk
dijadikan kayu bakar untuk dijual”
Hari ketiga ditanya lagi masalah
kapak tersebut.
“Pohon siapa yang kau tebang
dengan kapak ini?”
“Pohon di hutan tak ada yang
memiliki.”
“Apakah kau yakin?”
Lalu hilang lagi Mungkar dan Nakir
dan datang lagi di hari ke empat.
“Apakah kayu bakar yang kau potong
dan kau jual itu sama ukuran dan
beratnya?”
“Aku potong sembarang dan kecil-
kecil, mana tahu ukuran besar dan
beratnya”
Lalu hilang lagi keduanya, dan
datang lagi di esok harinya. Terus
menerus selama 39 hari dan
pertanyaannya pun tetap berkenaan
dengan sebilah kapak harta yang ia
punya.
Di hari yang ke 40, datanglah
Mungkar dan Nakir sekali lagi
bertemu dengan si tukang kayu. Dan
keduanya berkata.
“Hari ini hari terakhir aku akan
bertanya masalah kapak ini. Namun
belum sempat Mungkar dan Nakir
menanyai, si tukang kapak buru-buru
kabur melarikan diri ke atas
membuka pintu kubur. Lalu di atas
sudah banyak orang-orang yang
telah menantinya.
Si tukang kayu tersebut dengan
tergesa-gesa keluar dan
meninggalkan orang-orang yang
telah menantinya, sambil berkata
“Aku tak ingin semua harta wasiat itu
dan ambillah kapakku ini aku tak
menginginkannya lagi,” sambil
berlari, maka bingunglah orang
banyak melihat muka pucat si tukang
kayu.
Sesampai di rumahnya lalu si isteri
berkata “Wahai suamiku, mana
setengah harta warisan yang telah
dijanjikan sang saudagar itu?”
Maka menjawablah si tukang kayu
“Aku tak mengambilnya wahai
isteriku. Kamu tahu bukan harta yang
kumiliki seumur hidupku hanya
sebilah kapak. Tahukah dalam kubur?
Selama 40 hari yang ditanyai oleh
Mungkar dan Nakir hanya perkara
kapak itu. Bagaimana seandainya
harta kita begitu banyak? Bagaimana
caraku menjawabnya satu persatu….”
*** Nabi Sulaiman a.s. adalah Nabi
yang paling kaya di antara seluruh
Nabi dan Rasul. Dikatakan beliau
adalah Nabi yang paling akhir masuk
surga karena lamanya waktu yang
digunakan untuk menghisab beliau,
padahal seluruh harta beliau adalah
pasti dari yang halal dan digunakan
untuk yang halal. Maka cobalah kita
hitung berapa banyak harta benda
yang kita punya di rumah, dan apa
yang kita gunakan pada harta
tersebut? Masya Allah…
membayangkannya pun sudah
sangat takutnya, semoga cerita ini
menjadi i’tibar bagi kita semua. Amin
Allahumma amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.