Minggu, 25 Maret 2018

Maqom Tajrid dan asbab

MAQOM SEORANG HAMBA DI DUNIA

ِﺍﺭَﺍﺩَﺗُﻚَ ﺍﻟﺘَّﺠْﺮِﻳْﺪَ ﻣَﻊَ ﺍِﻗَﺎﻣَﺔِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍِﻳَّﻚَ ﻓِﻰ ﺍﻷَﺳْﺒَﺎﺏِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻬْﻮَﺓِ ﺍﻟﺨَﻔِﻴَّﺔِ , ﻭَﺍِﺭَﺍﺩَﺗُﻚَ ﺍﻻَﺳْﺒَﺎﺏَ ﻣَﻊَ ﺍِﻗَﺎﻣَﺔِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍِﻳَّﻚَ ﻓِﻰ ﺍﻟﺘَّﺠْﺮِﻳْﺪِ ﺍِﻧْﺤِﻄَﺎﻁٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻬِﻤَّﺔِ ﺍﻟﻌَﻠِﻴَّﺔِ

“Kehendakmu untuk menggapai maqom tajrid padahal kehendak Allah SWT mendudukkanmu di maqom asbab adalah merupakan kehendak syahwat yang halus. Dan kehendakmu untuk menduduki maqom asbab padahal Allah SWT mendudukkanmu di maqom tajrid, berarti engkau telah turun dari tingkat derajat yang tinggi”.

Maqom hidup manusia di dunia yang pertama adalah tajrid dan yang kedua adalah asbab.

Yang dimaksud maqom tajrid adalah kondisi hidup atau kedudukan manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia, di mana dengan maqom itu sumber rizkinya dimudahkan oleh Allah SWT. Sumber rizki tersebut didatangkan dengan tanpa harus dicari dan diikhtiari. Meskipun datangnya melalui sebab-sebab, namun sebab-sebab sumber rizki itupun merupakan hal yang didatangkan dengan mudah.
Sebagaimana contoh kehidupan para Ulama suci lagi mulia, yang setiap hari aktifitas hidupnya hanya mengurus santri, jama’ah dan masyarakatnya, sehingga tidak kebagian waktu untuk memikirkan sumber rizki secara lahir. Namun ternyata kebutuhan hidupnya mendapatkan kecukupan. Bahkan terkadang melebihi kecukupan hidup orang-orang yang setiap hari sibuk mencari nafkah. Dengan
maqom tajrid itu, seorang hamba Allah yang ‘arifin hanya membaca sebab-sebab yang datang, kemudian menindaklanjutinya dengan amal (ikhtiar).

Adapun maqom asbab, dimana rizki seseorang tidak didatangkan kecuali melalui sebab-sebab yang diusahakan dan diikhtiari sendiri. Mereka tidak mendapatkan sumber kehidupan kecuali dari jalan ikhtiar yang dilakukan. Oleh karenanya mereka harus berikhtiar dan berusaha. Mencari dan menciptakan peluang supaya terbuka baginya sebab-sebab untuk mendapatkan kecukupan hidup. Setelah sebab-sebab itu terbangun baru ditindaklanjuti dangan amal dan usaha. Seperti itulah keadaan yang dialami kebanyakan manusia pada umumnya.

Oleh karena itu, sejak awal hidupnya seseorang yang menduduki maqom asbab itu harus mampu menciptakan sebab-sebab itu. Sejak mencari ilmu pengetahuan di bangku sekolah, melamar pekerjaan dan menciptakan sumber-sumber penghasilan. Setelah itu mereka harus menindaklanjuti lagi dengan usaha sampai mendapatkan apa-apa yang diharapkan.

Apabila kedua maqom hidup tersebut dikaitkan “usaha dan tawakkal”, sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT dalam sebuah firman-Nya: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad (ber’azam), maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (QS. Ali Imran; 159).

Maka orang yang melaksanakan maqom tajrid adalah orang yang bertawakkal terlebih dahulu baru berusaha , sedangkan maqom asbab harus ber- azam terlebih dahulu untuk menciptakan sebab-sebab baru setelah itu
bertawakkal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.