Ikhlas Dalam Berdoa
Ikhlas dalam berdoa maksudnya adalah:
bahwa doa yang kita panjatkan harus tertuju murni kepada Allah subhanahu wa ta’ala saja .
Bukan kepada selain-Nya.
Sebab;
Pertama: Doa adalah ibadah
Sedangkan ibadah itu harus ditujukan dan dipersembahkan kepada Allah ta’ala semata.
Banyak dalil yang menyebutkan bahwa doa itu ibadah. Di antaranya:
Firman Allah ta’ala ,
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻜُﻢُ ﺍﺩْﻋُﻮﻧِﻲ ﺃَستجبْ ﻟَﻜُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُﻭﻥَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺩَﺍﺧِﺮِﻳﻦَ
Artinya: “Rabb kalian berkata, “Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kukabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang sombong (enggan) beribadah kepada-Ku; niscaya mereka akan masuk ke dalam neraka dengan hina dina”. QS. Ghafir (40): 60.
Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻌِﺒَﺎﺩَﺓُ
“Doa adalah ibadah”. HR. Tirmidzy
Kedua: Perintah agar memurnikan doa untuk Allah saja
Selain telah menjelaskan bahwa doa adalah ibadah, dalam beberapa kesempatan bahkan Allah ‘azza wa jalla juga secara tegas memerintahkan kita agar berdoa kepada-Nya saja. Dia berfirman,
ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﻓَﺎﺩْﻋُﻮﻩُ ﻣُﺨْﻠِﺼِﻴﻦَ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ
Artinya: “Dialah yang Maha hidup, tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Maka
berdoalah kepada-Nya dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam”. QS. Al-Mu’min / Ghafir (40): 65.
Ketiga: Peringatan agar tidak berdoa kepada selain Allah
Tidak cukup hanya memerintahkan para hamba agar berdoa kepada-Nya, Allah jalla wa ‘ala
juga dengan tegas melarang untuk berdoa kepada selain-Nya
ﻭَﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﺟِﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﺪْﻋُﻮﺍ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺣَﺪًﺍ
Artinya: “Sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah. Maka janganlah kalian berdoa kepada siapapun bersama Allah”. QS. Al-Jinn (72): 18.
Sebab selain Allah tidak memiliki apa-apa. Dia berfirman,
ﻗُﻞِ ﺍﺩْﻋُﻮﺍ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺯَﻋَﻤْﺘُﻢْ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﻳَﻤْﻠِﻜُﻮﻥَ ﻣِﺜْﻘَﺎﻝَ ﺫَﺭَّﺓٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad) “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai sesembahan) selain Allah. Mereka tidak memiliki sebesar zarrah pun di langit dan di bumi”. QS. Saba’ (34): 22.
*****
Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda,
Tiga orang pergi menuju gua, mereka pun memasukinya. Namun, tiba-tiba tebing dari gua itu runtuh hingga batu-batunya menutupi gua tersebut. Mereka mengatakan, “Sesungguhnya tiada yang dapat menyelamatkan kita dari gua ini, kecuali berdoa kepada Allah swt untuk memohon dengan kebaikan amal kita.”
Seorang dari mereka berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku memiliki dua orang yang sudah tua, tidak ada seorang pun yang memberikannya makan. Mereka tidak memiliki keluarga dan harta. Pada suatu hari ada seorang yang memberitahukan kabar kematian bagiku … atau sehari setelah itu. Aku tidak pergi bersamanya hingga keduanya tertidur, tetapi aku telah memerahkan susu untuk mereka meskipun mereka sudah tidur. Aku khawatir keduanya terbangun, kemudian aku menunggunya. Susu itu tetap aku pegang sambil anak-anakku menangis karena kehausan … di telapak kakiku …. Ketika keduanya bangun, aku memberikan susu itu kepada kedua orang tua itu.”
“Ya Allah, apabila aku melakukan itu karena mencari ridha-Mu, selamatkanlah kami dari goa ini.” Batu yang menutupi goa itu pun memecahkan sesuatu, kemudian mereka tetap tidak dapat keluar darinya.
Orang kedua berdoa, “Ya Allah, aku memiliki seorang sepupu perempuan yang sangat aku cintai, sebagaimana cintanya seorang lelaki terhadap perempuan. Ketika aku ingin berjumpa dengannya, ia menolak, hingga membuatku sakit hati selama satu tahun lamanya. Setelah dua tahun, ia mendatangiku karena memerlukan harta, aku pun bersedia memberinya seratus dua puluh dinar, dengan syarat ia mau berhubungan intim denganku. Ketika aku duduk di antara kedua kakinya, wanita itu berkata, “Jangan engkau ambil kehormatanku kecuali dengan menikah,” Mendengar hal itu, aku pun meninggalkannya, sehingga ia menjadi orang yang paling aku cintai, lalu aku memberikannya emas.”
“Ya, Allah apabila aku melakukan itu karena mencari ridha-Mu, selamatkanlah aku.” Tebing itu pun runtuh, namun mereka tetap tidak dapat keluar dari goa itu.
Orang ketika mengatakan, “Ya Allah, aku mempekerjakan beberapa orang. Aku telah berikan upah kepada mereka, kecuali satu orang yang aku tinggal pergi, upahnya telah berubah menjadi bentuk perdagangan. Harta orang itu pun menjadi lebih banyak dari upah sebenarnya. Kemudian ia datang kepadaku, dan berkata, “Wahai Abdullah, bayarkanlah upahku!” Ia berkata, “Wahai Abdullah jangan menghinaku.” Aku berkata, “Aku tidak menghinamu.” Aku ambilkan seluruh hartanya sehingga tidak tersisa sedikit pun. “Ya Allah, apabila aku melakukan itu karena mencari ridha-Mu maka selamatkanlah aku.” Tebing itu pun pecah, mereka pun dapat keluar dari gua itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah peranan ikhlas dalam beramal yang bermanfaat bagi orang yang melakukannya. Karena doa dengan kebaikan amal adalah doa yang dikabulkan oleh-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.