Selasa, 08 Mei 2018

Mujahadah

Mujahadah

Bermujahadah, artinya berusaha keras dan bersungguh-sungguh dalam perjuangan.

Meskipun seseorang telah melewati jalan taubat, tetapi jika tidak bermujahadah, maka tak mungkin mampu mempertajam mata batinnya.

Maka, mujahadah merupakan syarat yang tidak boleh diabaikan.
Mujahadah sebagai amalan, baik lahir maupun batin.
Tujuannya untuk mencapai karunia Allah. Karunia itu bisa berupa mahabbatullah, ilmu mukasyafah, musyahadah, dan yang terakhir dalam mencapai maqam ma’rifatullah.
Jika seseorang telah mencapai maqam ini, maka daya batinnya dapat diberdayakan secara maksimal.
Kata mujahadah diambil dari ayat-ayat Al Qur'an, :

ﻭَﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺟَٰﻬَﺪُﻭﺍ۟ ﻓِﻴﻨَﺎ ﻟَﻨَﻬْﺪِﻳَﻨَّﻬُﻢْ ﺳُﺒُﻠَﻨَﺎ ۚ ﻭَﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻤَﻊَ ﭐﻟْﻤُﺤْﺴِﻨِﻴﻦَ .

waalladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa-inna allaaha lama'a almuhsiniin.

Mereka yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. [QS. Al Ankabut 69]

Di dalam ayat lain juga diterangkan:

ﻭَﺟَٰﻬِﺪُﻭﺍ۟ ﻓِﻰ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﺣَﻖَّ ﺟِﻬَﺎﺩِﻩِۦ

Bersungguh-sungguh di jalan Allah dengan kesungguhan yang sebenarnya. [QS. Al Hajj 78]

Bersungguh-sungguh dalam perjuangan dalam memelihara diri dari berbuat dosa.
Bersungguh-sungguh dalam perjuangan untuk berpindah dari kebiasaan buruk kepada kebiasaan mulia dan menguntungkan. Bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu. Karena hawa nafsu cenderung mengajak kepada keburukan dan dosa.

Seseorang yang ingin memiliki ketajaman mata batin harus bertekad bulat untuk berjuang (berjihad) melawan hawa nafsu dan melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.

Abu Said Al Khudri berkata, “Rasulullah saw. pernah ditanya tentang seutama-utama jihad.”

Rasulullah menjawab, “Kalimat adil yang disampaikan pada penguasa dzalim. ”
Maka Abu Said Al Khudri meneteskan air matanya.

Hendaknya dalam setiap sikap dan perilaku haruslah benar-benar dihiasi akhlak yang mulia, menguntungkan bagi diri sendiri dan orang lain. Perlahan-lahan di dalam jiwa akan terbentuk sua-tu kearifan. Sehingga muncullah sinar musyahadah (penyaksian).

Abu Ali ad-Daqaq berkata,
“Barangsiapa menghiasi dzahirnya dengan
mujahadah , maka Allah memperbaiki mata batinnya dengan musyahadah.
Ketahuilah bahwa seseorang yang dalam awal perjalanan hidupnya tidak pernah mengalami mujahadah , tentu tidak akan mendapati ‘cahaya’ penerang mata batinnya. ”

Nabi Muhammad saw. mendapat wahyu dan diangkat menjadi nabi Allah tidak serta merta begitu saja. Melainkan, beliau lelah melalui
mujahadah (perjuangan) berupaya secara terus-menerus menjaga diri dari perbuatan buruk, terus-menerus pula berusaha menghiasi akhlaknya dengan kebaikan. Kearifan dan kecerdasannya dalam bertindak maupun berpikir secara benar, mengantarkannya pada maqam tertinggi di antara para manusia. Maka jangan dikira bahwa mujahadah itu datang dengan begitu saja. Jangan dikira ketajaman mata batin itu dapat diraih seseorang dengan serta merta. Mustahil seseorang bisa memiliki ketajaman mata batin dan indra keenam jika ia tidak bersungguh-sungguh dalam menempuh latihan-latihan.

Barangsiapa pada awalnya tidak pernah berdiri, maka pada akhirnya dia tidak akan bisa duduk.

Masih kata Abu Ali ad-Daqaq.
“Gerak dhahir menyebabkan berkah rahasia. ” Artinya, jika akhlak senantiasa baik dan perbuatan selalu jauh dari maksiat, maka seseorang akan mendapatkan berkah yang bersifat rahasia. Berkah rahasia adalah kemurahan Allah berupa apa saja, yang membuat seseorang menjadi takjub.

Ulama-ulama salaf seringkali berpesan agar seseorang bersungguh-sungguh dalam menempuh hidup dan menjalani kebenaran.

Kata as-Sirri, “Bersungguh-sungguhlah kalian sebelum sampai pada batas akhir kemampuan yang membuat kalian lemah dan kurang sebagaimana kelemahan dan kekurangan (fisik) kalian.”

Sebagian ulama sufi, misalnya al-Qazaz memberi teori tentang bermujahadah (bersungguh-sungguh) dalam menempuh jalan menuju kebenaran.

Ia menyederhanakan menjadi tiga hal, yaitu bersungguh-sungguh menahan lapar, bersungguh-sungguh menjaga tidur, dan bersungguh-sungguh menjaga lisan. “

Mujahadah dibangun di atas 3 hal: Hendaknya engkau tidak makan kecuali benar-benar butuh (lapar), tidak akan tidur kecuali sangat ngantuk, dan tidak bicara kecuali sungguh-sungguh terdesak (mengharuskan).”

Bersungguh-sungguh menahan lapar dimaksudkan agar tidak terlalu memanjakan perut.
Hal ini merupakan tradisi orang sufi untuk membatasi hawa nafsunya terhadap makan. Sebab menurut mereka, seseorang yang memanjakan perutnya akan tertutup hatinya dari jalan kebenaran. Menjadi tumpul mata batinnya. Pikirannya tidak menjadi cemerlang. Begitu pula menahan tidur, dimaksudkan agar seseorang dapat memaksimalkan umurnya untuk kegiatan-kegiatan positif yang menguntungkan bagi dirinya. Kegiatan positif itu, jika siang hari tekun bermuamalah dan menjadi rejeki. Jika malam hari rajin mengerjakan ibadah.

Selain itu, seseorang hendaknya menjaga lisan. Jangan berbicara jika tidak terpaksa. Maksudnya, janganlah mengumbar kata-kata. Karena lidah itu paling mudah berbuat dosa. Dari lidah, seseorang dengan mudah terpeleset, misalnya menghasut, memarahi, mentertawakan orang lain. Di mana, obyek yang terkena pembicaraan itu menjadi sakit hati. Itulah sebabnya, mengapa seseorang harus menjaga lidahnya.

Ibrahim bin Adham berkata, “Seseorang tidak akan mendapatkan atau mampu memiliki ketajaman mata batin, jika tidak mampu mengatasi enam rintangan.

Pertama, menutup pintu nikmat dan membuka pintu kesulitan.

Kedua, menutup pintu kemuliaan dan membuka pintu kehinaan.

Ketiga, menutup pintu istirahat dan membuka pintu perjuangan.

Keempat, menutup pintu tidur dan membuka pintu keterjagaan.

Kelima, menutup pintu kaya dan membuka pintu kefakiran.

Keenam, menutup pintu angan-angan dan membuka pintu persiapan kematian. ”

Menutup pintu nikmat maksudnya, bahwa seseorang yang ingin mempertajam mata batinnya, janganlah memburu kesenangan duniawi belaka. Jangan pula memanjakan diri dengan kenikmatan-kenikmatan. Karena kenikmatan itu menumpulkan akal dan pikiran. Justru dengan adanya kesulitan, akal dan pikiran menjadi terpacu. Seseorang akan semakin cerdas dalam berpikir. Di dalam kesulitan seseorang dapat berma'rifat (arif) dalam menemukan takdir dan kekuasaan Allah terhadap nasibnya.
Seorang yang ingin mendapatkan ketajaman mata hati, harus pula mengesampingkan kemuliaan dan membuka kehinaan. Menurut pandangan kaum sufi, kemuliaan kedudukan di strata sosial cenderung membuat seseorang menjadi arogan. Karena merasa memiliki jabatan lebih tinggi, maka hawa nafsu ingin mendapat pujian dan sanjungan. Padahal keinginan yang demikian itu membutakan mata hati dan merupakan penyakit jiwa.
Mengoreksi diri sangat perlu. Seseorang tidak akan pernah menyadari kejahatannya (dosa-dosanya) jika ia selalu menganggap dirinya baik. Seseorang terus-menerus merasa sempurna dari keburukan manakala ia tidak pernah melihat ‘rahasia’ (aib) sendiri. Jika orang semacam ini tahu tentang aibnya, pasti ia akan kebingungan.

Kata Abu Hafsh, “Tidak ada kerusakan yang lebih cepat melebihi kerusakan orang yang tidak tahu aib dirinya, padahal maksiat merupakan pengantar seseorang menuju kepada kekufuran. ”

Seseorang yang tidak tahu terhadap aibnya, cenderung tidak suka menerima kebenaran. Ia enggan dikritik dan diperingatkan. Karena menganggap dirinya selalu baik dan benar, maka kebenaran yang datang dari orang lain dianggap tidak berguna baginya.

Padahal belum tentu dirinya itu benar seratus persen. Oleh karena itu, kita harus menerima segala usulan dan kritik orang lain. Apalagi usulan tersebut benar dan baik untuk diri kita.

اللهم افتح لنا فتوح العارفين

Minggu, 29 April 2018

Doa malam nisfu Syaban

Doa malam Nisfu Sya'ban dalam bahasa arab dan juga artinya :
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﻤَﻦِّ ﻭَ ﻻ ﻳَﻤُﻦُّ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍْﻟﺠَﻼَﻝِ ﻭَ ﺍْﻻِﻛْﺮَﺍﻡِ ﻳﺎَ ﺫَﺍ ﺍﻟﻄَّﻮْﻝِ ﻭَ ﺍْﻻِﻧْﻌَﺎﻡِ ﻻَ ﺍِﻟﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍَﻧْﺖَ ﻇَﻬْﺮَ ﺍﻟﻼَّﺟِﻴْﻦَ ﻭَﺟَﺎﺭَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﺠِﻴْﺮِﻳْﻦَ ﻭَ ﺍَﻣَﺎﻥَ ﺍْﻟﺨَﺎﺋِﻔِﻴْﻦَ . ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍِﻥْ ﻛُﻨْﺖَ ﻛَﺘَﺒْﺘَﻨِﻰ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﻓِﻲْ ﺍُﻡِّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺷَﻘِﻴًّﺎ ﺍَﻭْ ﻣَﺤْﺮُﻭْﻣًﺎ ﺍَﻭْ ﻣَﻄْﺮُﻭْﺩًﺍ ﺍَﻭْ ﻣُﻘْﺘَﺮًّﺍ ﻋَﻠَﻰَّ ﻓِﻰ ﺍﻟﺮِّﺯْﻕِ ﻓَﺎﻣْﺢُ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑِﻔَﻀْﻠِﻚَ ﻓِﻲْ ﺍُﻡِّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺷَﻘَﺎﻭَﺗِﻲ ﻭَ ﺣِﺮْﻣَﺎﻧِﻲ ﻭَ ﻃَﺮْﺩِﻱ ﻭَ ﺍِﻗْﺘَﺎﺭَ ﺭِﺯْﻗِﻲ ﻭَ ﺍَﺛْﺒِﺘْﻨِﻰْ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﻓِﻲ ﺍُﻡِّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺳَﻌِﻴْﺪًﺍ ﻣَﺮْﺯُﻭْﻗًﺎ ﻣُﻮَﻓَّﻘًﺎ ﻟِﻠْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﻗُﻠْﺖَ ﻭَ ﻗَﻮْﻟُﻚَ ﺍْﻟﺤَﻖُّ ﻓِﻰ ﻛِﺘَﺎﺑِﻚَ ﺍﻟْﻤُﻨْﺰَﻝِ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺒِﻴِّﻚَ ﺍﻟْﻤُﺮْﺳَﻞِ ﻳَﻤْﺤُﻮ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَ ﻳُﺜْﺒِﺖُ ﻭَ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺍُﻡُّ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏِ . ﺍِﻟﻬِﻲْ ﺑِﺎﻟﺘَّﺠَﻠِّﻰ ﺍْﻻَﻋْﻈَﻢِ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨِّﺼْﻒِ ﻣِﻦْ ﺷَﻬْﺮِ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﺍﻟْﻤُﻜَﺮَّﻡِ ﺍﻟَّﺘِﻲْ ﻳُﻔْﺮَﻕُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻛُﻞُّ ﺍَﻣْﺮٍ ﺣَﻜِﻴْﻢٍ ﻭَ ﻳُﺒْﺮَﻡُ ﺍِﺻْﺮِﻑْ ﻋَﻨِّﻲْ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺒَﻼَﺀِ ﻣَﺎ ﺍَﻋْﻠَﻢُ ﻭَ ﻣَﺎ ﻻ ﺍَﻋْﻠَﻢُ ﻭَﺍَﻧْﺖَ ﻋَﻼَّﻡُ ﺍْﻟﻐُﻴُﻮْﺏِ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎ ﺍَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍَﻟِﻪِ ﻭَ ﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ . ﺍَﻣِﻴْﻦَ
ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WAL IN AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SAIIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AADHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYABAANIL MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ANNII MINAL BALAA I MAA ALAMU WA MAA LAA ALAM WA ANTA ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
Artinya: Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin

Senin, 23 April 2018

Amalan Nisfu syakban

AMALAN MALAM NISFU SYA'BAN

Sya’ban berarti bulan penuh berkah dan kebaikan.
Pada bulan ini Allah membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Karenanya, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunah seperti puasa sunah.
Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits mengatakan bahwa Nabi SAW lebih sering puasa sunah di bulan Sya’ban dibandingkan pada bulan lainnya, (HR Al-Bukhari).

Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban).
Maksud menghidupkan malam di sini ialah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban.

Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Setidaknya terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Sya’ban. Tiga amalan ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Pertama , memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

ﻳﻨﺰﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﻜﻞ ﺷﻲﺀ، ﺇﻻ ﻟﺮﺟﻞ ﻣﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ ﺷﺤﻨﺎﺀ

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Kedua , membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban.
Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,

ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﻤﺴﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻐﺘﻨﻢ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻛﺔ ﻭﺍﻷﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﻔﺎﺿﻠﺔ، ﻭﺧﺼﻮﺻﺎ ﺷﻬﺮ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻭﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻨﻪ، ﺑﺎﻻﺳﺘﻜﺜﺎﺭ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﺑﻜﻠﻤﺔ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ " ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ".

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban.
Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan,

ﺍﻻﺳﺘﻐﻔﺎﺭ ﻣﻦ ﺃﻋﻈﻢ ﻭﺃﻭﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺍﻟﺤﺮﻳﺺ ﺃﻥ ﻳﺸﺘﻐﻞ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻷﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﻔﺎﺿﻠﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻣﻨﻬﺎ : ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻭﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ، ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺗﻴﺴﻴﺮ ﺍﻟﺮﺯﻕ، ﻭﺩﻟﺖ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻠﻪ ﻧﺼﻮﺹ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ، ﻭﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺳﻴﺪ ﺍﻷﺣﺒﺎﺏ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻓﻴﻪ ﺗﻜﻔﻴﺮ ﻟﻠﺬﻧﻮﺏ ﻭﺗﻔﺮﻳﺞ ﻟﻠﻜﺮﻭﺏ، ﻭﺇﺫﻫﺎﺏ ﻟﻠﻬﻤﻮﻡ ﻭﺩﻓﻊ ﻟﻠﻐﻤﻮﻡ

Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.
Demikianlah tiga amalan utama di malam nisfu Sya’ban menurut Sayyid Muhammad. Semua amalan itu berdampak baik dan memberi keberkahan kepada orang yang mengamalkannya.

Semoga kita termasuk orang yang menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan memperbanyak do’a, membaca dua kalimat syahadat, istighfar, dan kalimat mulia lainnya.

Wallahu a’lam

Takwa

ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺍﻟﺤﻜﻴﻢ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ، ﻋﻦ ﻭﺍﺛﻠﺔ ﺑﻦ ﺍﻷﺳﻘﻊ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻣﻦ ﺍﺗﻘﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻫﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻨﻪ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ، ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺘﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻫﺎﺑﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ .

Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu.

Jumat, 20 April 2018

Ala Ya Allah Binadhroh

♡♡♡الا ياالله بنظرة♡♡♡

الا ياﺍﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻤﺔ *** ﺗﺪﺍﻭﻱ ﻛﻞ ﻣﺎ ﺑﻲ ﻣﻦ ﺃﻣﺮﺍﺽ ﺳﻘﻴﻤﺔ

ﺃﻻ ﻳﺎﺻﺎﺡ ﻳﺎﺻﺎﺡ ﻻ ﺗﺠﺰﻉ ﻭﺗﻀﺠﺮ *** ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻠﻤﻘﺎﺩﻳﺮ ﻛﻲ ﺗُﺤﻤﺪ ﻭﺗُﺆﺟﺮ

ﻭﻛﻦ ﺭﺍﺽٍ ﺑﻤﺎ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻤﻮﻟﻰ ﻭﺩﺑﺮ *** ﻭﻻ ﺗﺴﺨﻂ ﻗﻀﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﻻﻛﺒﺮ

ﻭﻛﻦ ﺻﺎﺑﺮ ﻭﺷﺎﻛﺮ
‏( ﺃﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)
ﺗﻜﻦ ﻓﺎﺋﺰ ﻭﻇﺎﻓﺮ
‏( ﺃﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)
ﻭﻣﻦ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺴﺮﺍﺋﺮ
‏( ﺃﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)

ﺭﺟﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺫﻱ ﻗﻠﺐ ﻣﻨﻮَّﺭ = ﻣﺼﻔﻰ ﻣﻦ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺪﻧﺲ ﻃﻴِّﺐ ﻣُﻄﻬﺮ

ﻭﺫﻱ ﺩﻧﻴﺎ ﺩﻧﻴـﻪ ﺣﻮﺍﺩﺛﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﻩ = وﻣﺪﺗﻬﺎ ﻗﺼﻴﺮﻩ ﻭﻋﻴﺸﺘﻬﺎ ﺣﻘﻴﺮﻩ

ﻭﻻ ﻳﺤﺮﺹ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺳﻮﻯ ﺃﻋﻤﻰ ﺍﻟﺒﺼﻴﺮﻩ = ﻋﺪﻳﻢ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﻘﻞ ﻛﺎﻥ ﻓـﻜَّــﺮ

ﺗﻔﻜﺮ ﻓﻲ ﻓﻨﺎﻫﺎ
‏( ﺍﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)
ﻭﻓﻲ ﻛﺜﺮﺓ ﻋﻨﺎﻫﺎ
‏( ﺍﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)
ﻭﻓﻲ ﻗﻠﺔ ﻏِﻨــﺎﻫﺎ
‏( ﺍﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)

ﻓﻄـــــﻮﺑﻰ ﺛﻢ ﻃـــﻮﺑﻲ ﻟﻤﻦ ﻣﻨﻬﺎ ﺗﺤﻘّﺮ = ﻭﻃﻠﻘــــــــﻬﺎ ﻭﻓﻲ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺷﻤَّﺮ

ﻭﻟﻜﻦ ﺣﺴﺒﻲ ﺍﻟﻠﻪ
‏( ﺍﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)
ﻭﻛﻞ ﺍﻷﻣﺮ ﻟﻠﻪ
‏( ﺍﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)
ﻭﻻﻳﺒﻘﻰ ﺳﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ
‏( ﺍﻻ ﻳﺎﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ ‏)
ﺍﺗﻤﻨﻰ ﺍﻥ ﺗﻨﺎﻝ ﺍﻋﺠﺎﺑﻜﻢ
ﻭﻻﺗﻨﺴﻮ ﺍﻟﺮﺩﻭﺩ
ــــــــــــــــــــــــــــــــ

ﺃﻻ ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻨﻈﺮﺓ

ﺃَﻻَ ﻳَﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑِﻨَﻈْﺮَﺓ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﻴْﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻤـَﺔ
Ya Allah ! limpahkanlah kurnia rahmat-Mu
ﺗُﺪَﺍﻭِﻱ ﻛُﻞَّ ﻣَﺎ ﺑِﻲ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺽٍ ﺳَﻘِﻴْﻤَﺔ
Yang dapat menyembuhkan semua penyakit-penyakit yang ada padaku
ﺃﻻَ ﻳﺎَ ﺻَﺎﺡِ ﻳﺎ ﺻَﺎﺡِ ﻻَ ﺗَﺠْﺰَﻉْ ﻭﺗَﻀْﺠَﺮْ
Wahai kawanku! Wahai kawanku! Janganlah engkau gelisah dan jangan bosan
ﻭﺳَﻠِّﻢْ ﻟِﻠْﻤَﻘَﺎﺩِﻳْـﺮ ﻛَﻲْ ﺗُﺤْﻤَﺪْ ﻭﺗُﺆْﺟـَﺮْ
Serahkanlah pada takdir agar engkau dipuji dan di beri pahala
ﻭَﻛُـﻦْ ﺭَﺍﺿِﻲ ﺑِﻤَﺎ ﻗَﺪَّﺭَ ﺍﻟﻤَﻮْﻟَﻰ ﻭﺩَﺑَّـﺮ
Dan jadilah hamba yang redha atas apa yang telah di takdirkan Allah, dan diaturkanNya
ﻭَﻻَ ﺗَﺴْﺨَﻂْ ﻗَﻀَﺎ ﺍﻟﻠﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍْﻷَﻛْﺒَﺮ
Dan janganlah engkau ingkar akan takdir Allah Tuhan Arsy yang
Maha Besar
ﻭَﻛُﻦْ ﺻَﺎﺑِﺮْ ﻭَﺷَﺎﻛِﺮْ
Jadilah engkau orang yang bersabar dan bersyukur
ﺗَﻜُﻦْ ﻓَﺎﺋِﺰْ ﻭَﻇَﺎﻓِـﺮْ
Maka engkau akan menjadi orang yang berjaya dan menang
ﻭَﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﺴَّﺮَﺍﺋـِﺮ
Dan menjadi kelompok orang orang ahli sir (rahsia)
ﺭِﺟَﺎﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺫِﻱْ ﻗَﻠْﺐٍ ﻣُﻨـَﻮَّﺭٍ
Yaitu hamba-hamba Allah yang memiliki hati yang bercahaya
ﻣُﺼَﻔًّﻰ ﻣِﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍﻟﺪَّﻧَﺲِ ﻃَﻴِّﺐٍ ﻣُﻄَﻬَّﺮٍ
Yang bersih dari segala noda (kotoran hati), baik dan suci
ﻭَﺫِﻩْ ﺩُﻧْﻴـَﺎ ﺩَﻧِﻴـَّﺔ ﺣَﻮَﺍﺩِﺛُﻬَﺎ ﻛَﺜِـﻴْﺮَﺓ
Dunia ini hina, dan banyak kejadian-kejadiannya
  ﻭَﻣُﺪَّﺗُﻬَﺎ ﻗَﺼـِﻴْﺮَﺓ ﻭَﻋِﻴْﺸَـﺘُﻬَﺎ ﺣَﻘِﻴْﺮَﺓ
masa untuk hidup itu singkat dan kehidupan dunia itu hina
ﻭَﻻَ ﻳَﺤْﺮِﺹْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺃَﻋْﻤَﻰ ﺍﻟْﺒَﺼِﻴْﺮَﺓ
Dan tidak ada orang yang rakus akan dunia melainkan orang yang buta hatinya
ﻋَﺪِﻳْﻢُ ﺍﻟْﻌَﻘْﻞِ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻌْﻘِﻞْ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻓْﻜـَﺮ
Yang tidak berakal, yang apabila ia benar-benar berakal ia akan berfikir
ﺗَﻔَﻜِّﺮْ ﻓِﻲ ﻓَﻨَﺎﻫـَﺎ
Berfikirlah akan dunia yang tidak kekal
ﻭَﻓِﻲ ﻛَﺜْﺮَﺓِ ﻋَﻨَﺎﻫَﺎ
Dan penderitaannya (dunia) yang banyak.
ﻭَﻓِﻲ ﻗِﻠَّﺔِ ﻏِﻨَﺎﻫـَﺎ
Dan akan kekayaannya (dunia) yang sedikit.
ﻓَﻄُﻮْﺑَﻰ ﺛُﻢَّ ﻃُﻮْﺑَﻰ ﻟِﻤَﻦْ ﻣِﻨْـﻬَﺎ ﺗَﺤَـﺬَّﺭْ
Maka beruntunglah dan sungguh beruntung bagi siapa yang berhati-hati dari
pada dunia
ﻭَﻃَﻠَّﻘَﻬَﺎ ﻭَﻓِﻲ ﻃَﺎﻋَﺔِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺷَﻤَﺮْ
Dan menceraikannya (dunia), dan bersiap-siap menuju kepada ketaatan Allah.
ﺃَﻻَ ﻳَﺎ ﻋَﻴْﻦ ﺟُﻮْﺩِﻱْ ﺑِﺪَﻣْﻊٍ ﻣِﻨْﻚِِ ﺳَﺎﺋِـﻞْ
Wahai mata! Curahkanlah dari padamu air mata yang mengalir
ﻋَﻠَﻰ ﺫَﺍﻙَ ﺍﻟْﺤَﺒِﻴْﺐِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻗَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﻧَﺎﺯِﻝْ
Untuk seorang kekasih yang telah di utus (Nabi Muhammad s.a.w.)
ﻣَﻌَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺮَﺍﺑِﻊْ ﻭَﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺳَﻔَﺮ ﺭَﺍﺣِﻞْ
Ia bersama kami dan sekarang telah pergi
ﻭَﺃَﻣْﺴَﻰ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ﻭَﺍﻟْﺒَﺎﻝُ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻩِ ﻣُﻜَﺪَّﺭ
Maka hati ini setelah kepergiannya menjadi menjadi sedih
ﻭَﻟﻜـِﻦْ ﺣَﺴْﺒِﻲَ ﺍﻟﻠﻪ
Akan tetapi cukup bagiku, Allah
ﻭَﻛـُﻞُّ ﺍﻷَﻣْﺮِ ﻟﻠـﻪِ
Dan segala urusan akan kembali pada Allah
ﻭَﻻَ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﺳِﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪ
Dan tiada yang kekal kecuali Allah
ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺸَّﺎﺭِ ﺟَﺎﺩَﺕْ ﺳَﺤَﺎﺋِﺐْ ﺭَﺣْﻤَﺔِ ﺍﻟْﺒَﺮّ
Semoga Allah memberikan curahan rahmatnya atas penghuni Bassyar (tiga tempat pengkuburan para Auliya).
ﻭَﺣَﻴَّﺎﻫُﻢْ ﺑِﺮَﻭْﺡِ ﺍﻟﺮِّﺿـَﺎ ﺭَﺑِّﻲ ﻭَﺑَﺸَّـﺮْ
Dan semoga Dia (Allah) mencurahkan keredhaannya atas mereka serta memberi khabar gembira
ﺑِﻬَـﺎ ﺳَﺎﺩَﺍﺗُـﻨَﺎ ﻭَﺍﻟﺸُّﻴُﻮْﺥُ ﺍﻟْﻌَﺎﺭِﻓُﻮْﻧَـﺎ
Disana terdapat tuan-tuan dan guru-guru kami yang ‘arif
ﻭَﺃَﻫـْﻠُﻮْﻧَﺎ ﻭَﺃَﺣْﺒـَﺎﺏِ ﻗَﻠْﺒِﻲْ ﻧَﺎﺯِﻟُﻮْﻧَـﺎ
keluarga kami dan orang-orang yang kami cintai
ﻭَﻣَﻦْ ﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﺳَﺮَﺍﺋِﺮِ ﻓُﺆَﺍﺩِﻱْ ﻗَﺎِﻃِﻨُﻮْﻧَـﺎ
Dan mereka orang-orang yang berada dalam lubuk hatiku
ﺑِﺴَﺎﺣَﺔِ ﺗُﺮْﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺫَﻛِﻲِّ ﺍﻟْﻤِﺴْﻚِ ﺃَﻋْﻄَﺮ
Mereka berada di tempat yang debunya tercium aroma bau kasturi
ﻣَﻨَﺎﺯِﻝُ ﺧَﻴْﺮِ ﺳَﺎﺩَﺓ
Tempat-tempat persinggahan bagi sebaik-baik manusia
ﻟِﻜُﻞِّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻗَﺎﺩَﺓ
Mereka pemimpin bagi umat manusia
ﻣَﺤَﺒَّﺘَﻬُﻢْ ﺳَﻌَﺎﺩَﺓ
Dalam mencintai mereka terdapat kebahagiaan
ﺃَﻻَ ﻳَﺎ ﺑَﺨْﺖ ﻣَﻦْ ﺯَﺍﺭَﻫُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼِّﺪْﻕِ ﻭﺍﻧْﺪَﺭ
Sungguh beruntung bagi siapa yang menziarahi mereka dengan tulus dan datang
ﺇِﻟَﻴْـﻬِﻢْ ﻣُﻌْﺘَﻨـِﻲ ﻛُﻞُّ ﻣَﻄْﻠُﻮْﺑِﻪِ ﺗَﻴَﺴـَّﺮْ
Kepada mereka dengan penuh perhatian maka semua permintaannya akan dipermudahkan.

Kamis, 19 April 2018

Khutbah syakban

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمدُ لله الذى وفّقَ عبادَهُ المؤمنين لأَداءِ الْأَعمال الصّالحاتِ، وشرّح صدورَ اولياءهِ المتقين للإيمان بما جاء به رسولُهُ من الحكمة والأيات، وكشف عن قلوب احبابِهِ حِبَبَ الجهالة والضلالات
احمده سبحانه واشكره على ما اسْداه من الإنعام والبركات
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له شهادة ارجوبها رفيع الدرجات
واشهد انّ محمدا عبده ورسوله صاحب الايات المعجزات
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد افضلَ الصلوات وعلى اله وصحبه ذوى الهمم العاليات
اما بعد....
فياايها الناس اتقوا الله وافعلوا الخير واجتنبوا عن السيئات واحسنوا فى العبادةِ لعلكم تفلحون

معاشرالمسلمين جماعه جمعه رحمكم الله

Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan taqwa kita Kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah perintahNYA  dan menjauhi larangan larangan NYA,
sebab taqwallah merupakan sebaik baik bekal untuk meraih kebahagian di dunia dan akherat
قال الله تعالى :
ﻭَﺗَﺰَﻭَّﺩُﻭﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟﺰَّﺍﺩِ ﺍﻟﺘَّﻘْﻮَﻯٰ ۚ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﻥِ ﻳَﺎ ﺃُﻭﻟِﻲ ﺍﻟْﺄَﻟْﺒَﺎﺏِ

Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!

معاشرالمسلمين جماعه جمعه رحمكم الله

Bulan Rajab telah berlalu...
sekarang kita telah memasuki bulan syaban...
Bulan syaban adalah bulan yg cukup penting bagi umat islam
Syaban merupakan bulan kedelapan dalam urutan kalender qamariyah.
Syaban berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung. Bulan ini menjadi jalan umat Islam untuk kian mempersiapkan diri menghadapi bulan paling istimewa sesudahnya, yakni Ramadhan.

Syaban adalah bulan yang dekat dengan Ramadhan dan sebagai bulan persiapan untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan, ada beberapa hal yang sering diperingati secara rutin setiap bulan Syaban, yaitu malam nisfu Sya’ban.

Pada bulan ini Allah membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Karenanya, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunah seperti puasa sunah.

Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits mengatakan bahwa Nabi SAW lebih sering puasa sunah di bulan Sya’ban dibandingkan pada bulan lainnya, (HR Al-Bukhari).

Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu Sya’ban.

Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban;
Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta rahmatNya, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Setidaknya terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Sya’ban.

Tiga amalan ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Pertama , memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

ﻳﻨﺰﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﻜﻞ ﺷﻲﺀ، ﺇﻻ ﻟﺮﺟﻞ ﻣﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻪ ﺷﺤﻨﺎﺀ

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Kedua , membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya.
Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban.

Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,
ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﻤﺴﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻐﺘﻨﻢ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻛﺔ ﻭﺍﻷﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﻔﺎﺿﻠﺔ، ﻭﺧﺼﻮﺻﺎ ﺷﻬﺮ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻭﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻨﻪ، ﺑﺎﻻﺳﺘﻜﺜﺎﺭ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﺑﻜﻠﻤﺔ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ " ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ".

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban.
Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan,
ﺍﻻﺳﺘﻐﻔﺎﺭ ﻣﻦ ﺃﻋﻈﻢ ﻭﺃﻭﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺍﻟﺤﺮﻳﺺ ﺃﻥ ﻳﺸﺘﻐﻞ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻷﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﻔﺎﺿﻠﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻣﻨﻬﺎ : ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻭﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ، ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺗﻴﺴﻴﺮ ﺍﻟﺮﺯﻕ، ﻭﺩﻟﺖ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻠﻪ ﻧﺼﻮﺹ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ، ﻭﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺳﻴﺪ ﺍﻷﺣﺒﺎﺏ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻓﻴﻪ ﺗﻜﻔﻴﺮ ﻟﻠﺬﻧﻮﺏ ﻭﺗﻔﺮﻳﺞ ﻟﻠﻜﺮﻭﺏ، ﻭﺇﺫﻫﺎﺏ ﻟﻠﻬﻤﻮﻡ ﻭﺩﻓﻊ ﻟﻠﻐﻤﻮﻡ
Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.

Demikianlah tiga amalan utama di malam nisfu Sya’ban menurut Sayyid Muhammad.
Semua amalan itu berdampak baik dan memberi keberkahan kepada orang yang mengamalkannya.
Semoga kita termasuk orang yang menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan memperbanyak do’a, membaca dua kalimat syahadat, istighfar, dan kalimat mulia lainnya.

Selain malam Nisfu Sya’ban ada juga beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Sya’ban.

dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menyebutkan tiga peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang Muslim.

Berikut tiga peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang Muslim :
1. Peralihan Kiblat
Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke
Masjidil Haram terjadi pada bulan Sya’ban. Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.
Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.

ﻗَﺪْ ﻧَﺮَﻯ ﺗَﻘَﻠُّﺐَ ﻭَﺟْﻬِﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻓَﻠَﻨُﻮَﻟِّﻴَﻨَّﻚَ ﻗِﺒْﻠَﺔً ﺗَﺮْﺿَﺎﻫَﺎ ﻓَﻮَﻝِّ ﻭَﺟْﻬَﻚَ ﺷَﻄْﺮَ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ

Artinya, “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram.”

2. Penyerahan Rekapitulasi Keseluruhan Amal kepada Allah
Salah satu hal yang menjadikan bulan Sya’ban utama adalah bahwa pada bulan ini semua amal kita diserahkan kepada Allah SWT. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW.

“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”

Kemudian Rasulullah SAW menjawab,
ﺫﺍﻙَ ﺷﻬﺮ ﺗﻐﻔﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓِﻴﻪ ﻋﻨﻪ ، ﺑﻴﻦ ﺭﺟﺐ ﻭﺭﻣﻀﺎﻥ ، ﻭﻫﻮ ﺷﻬﺮ ﺗﺮﻓﻊ ﻓﻴﻪ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺇﻟﻰ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﺃﺣﺐ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﻋﻤﻠﻲ ﻭﺃﻧﺎ ﺻﺎﺋﻢ —

“Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.”
ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ و ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban. Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antar bulan Rajab dan Ramadhan.

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh. Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

3. Penurunan Ayat tentang Anjuran Shalawat untuk Rasulullah SAW
Pada bulan Sya’ban juga diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ۚ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤًﺎ

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya’ban adalah bulan shalawat. Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan. Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah.

Para hadirin jamaah jumah Rahimakumullah

Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT.
Memperbanyak sholawat pada  Nabi Muhammad SAW...
Dan Pada bulan ini, sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar
(pembebasan dari siksaan api neraka).

قال بعض الحكماء ان رجب للإستغفار من الذنوب و شعبان لإصلاح القلب من العيوب ورمضان لتنوير القلوب وليلة القدر للتقرب الى الله تعالى ( درة الناصحين ٢٠٨)

Sebagian hukama berkata : sungguh bulan rojab untuk memohon ampun dari dosa dosa... bulan syaban untuk membaguskan hati dr sifat tercela bulan ramadlan untuk mencemerlangkan hati dan malam lailatul qadar untuk mendekatkan diri pada Allah SWT...

اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان

جَعَلَنَا اللهُ وَاِيّاكُمْ مِنَ الفَائِزِينَ الْاَمِنِيْنَ واَدْخَلَنَا فِى عِبادِهِ الصَّالحينَ

أعوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطانِ الرَّجيم؛ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
ﻭَﺃَﻧْﻔِﻘُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻻ ﺗُﻠْﻘُﻮﺍ ﺑِﺄَﻳْﺪِﻳﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺘَّﻬْﻠُﻜَﺔِ ﻭَﺃَﺣْﺴِﻨُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺤْﺴِﻨِﻴﻦَ ‏( ١٩٥

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

وَقُل رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

20 4 2018

Jumat, 13 April 2018

New alal Madinah

RINDU MADINAH

ﻋﻠﯽ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

ﻋﻠﯽ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻋﻠﯽ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ
ﺭﺏ ﺑﻠﻐﻨﺎ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﻧﺒﻴﻨﺎ

‘Alâl Madînah ‘Alâl Madînah
Robbi ballighnâ ziyâroh nabînâ

ﺭﺏ ﺑﻠﻐﻨﺎ ﻧﺰﻭﺭ ﺍﻟﺤﻀﺮﻩ
ﻭﻣﺸﺎﻫﺪ ﺍﺣﻤﺪ ﻭﺍﻟﻘﺒﺔ ﺍﻟﺨﻀﺮﺓ

Robbi ballighnâ nazûrul hadl-roh
Wa masyâhid Ahmad wal qubbatal hadl-roh

ﻧﻬﺘﻒ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻳﺎﺍﺑﺎ ﺍﻟﺰﻫﺮﺍﺀ
ﻧﺤﻦ ﺯﻭﺍﺭﻙ ﻓﮑﻦ ﺿﻤﻴﻨﺎ

Nahtif jamî’an yâ Abaz-Zahrô
Nahnu zuwwârok fakun dlomînâ

ﺭﺏ ﺑﻠﻐﻨﺎ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﻃﻪ
ﻭﻧﺸﻮﻕ ﺍﻟﺮﻭﺿﺔ ﻭﻧﺼﻠﯽ ﺣﺪﺍﻫﺎ

Robbi ballighnâ ziyâroh Thôhâ
Wa nasyûqur-roudlota wa nushollî haddâhâ

ﻭﻧﻘﻮﻝ ﻳﺎﻋﻈﻴﻢ ﺍﻟﺠﺎﻩ
ﮐﻦ ﻟﯽ ﻣﺠﻴﺮا ﮐﻦ ﻟﯽ ﻣﻌﻴﻨﺎ

Wa naqûlu yâ ‘adhîmal jâh
Kun lî mujîron kun lî mu’înaa

ﻗﺼﺪﯼ ﺇﻟﯽ ﻧﺤﻮﮐﻢ ﺃﺳﻴﺮ
ﻭﺍﻟﺪﻣﻊ ﻣﻦ ﻣﻘﻠﺘﯽ ﻏﺰﻳﺮ

Qoshdî ilâ nahwikum asîrun
Wad-dam’u min muqlatî ghozîrun

ﻭﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﯽ ﺣﺒﮑﻢ ﺃﺳﻴﺮ
ﻳﺎﻗﻠﺒﯽ ﺇﻓﺮﺡ ﻫﺬﺍ ﻧﺒﻴﻨﺎ

Wal qolbu fî hubbikum asîrun
Yâ qolbî ifroh Hâdzâ nabînâ

ﺳﺎﻗﯽ ﺍﻟﺤﻤﻴﺎ ﻋﺮﺝ ﻋﻠﯽّ
ﻭﺍﺳﻘﻨﯽ ﻫﻴﺎ ﮔﺄﺳﺎ ﻭﺍفيا

Sâqîl humayyâ ‘aroja ‘alaya
Wasqinî Hayyâ ka,san wâfîyya

ﻭﺍﻣﺪﺡ ﻣﺤﻤﺪ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﺒﺮﻳﺔ
ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺸﻔﻴﻊ ﻓﻲ ﺍلمذﻧﺒﻴﻦ

Wamdah Muhammad khoirol bariyyah
Fa huwas-Syafî’u fîl mudnibîna

https://youtu.be/MJEGiqsHDgo