Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan itu seperti perumpamaan hujan yang membasahi tanah di bumi. Diantara tanah tersebut ada jenis tanah yang baik yang menyimpan air dan menumbuhkan tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Diantara tanah itu juga ada (ajadib)[1] yang dapat menampung air sehingga Allah memberi manfaat kepada manusia dengan air tersebut lalu mereka meminumnya dan memberi minum hewan ternak, dan menyiram tanaman. Namun air hujan tersebut juga menimpa tanah yang lain yang disebut dengan (Qi’an) yang tidak bisa menampung air dan dan tidak pula menumbuhkan rerumputan. Permisalan itu seperti permisalan orang yang memahami ilmu agama Allah lalu dan mendapat manfaat dengan sesuatu yang Allah mengutusku dengannya, iapun mengilmui dan mengajarkannya. Dan juga permisalan orang yang enggan mengangkat kepalanya untuk ilmu serta tidak mau menerima petunjuk Allah dimana Allah mengutusku dengan hal itu” (HR. Bukhari dan Muslim).[2]
Imam Nawawiy[3] rahimahullah menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah perumpamaan petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diibaratkan air hujan. Jadi bumi itu ada tiga jenis sebagaimana manusia juga ada tiga jenis.
Adapun jenis tanah yang pertama adalah tanah yang begitu subur dan dapat menyimpan air. Gabungan antara kesuburan pada tanah dan air yang dikandungnya akan mampu memberi manfaat untuk dapat menumbuhkan pepohonan, menumbuhkan rerumputan serta dapat menjadikan tumbuh-tumbuhan itu berkembang dengan baik di atasnya. Jenis tanah inilah yang paling baik dan paling bermanfaat bagi seluruh makhluk karena kemudahannya untuk diolah untuk pertumbuhan tanaman.
Adapun jenis tanah yang kedua adalah jenis yang tidak begitu subur namun ia mampu menahan air di atasnya. Sehingga dalam jumlahnya yang begitu luas, tanah ini dapat membentuk sungai atau membentuk danau, dimana dari keberadaan sungai atau danau tersebut siapa saja dapat memanfaatkan air yang berada di atasnya, seperti untuk kebutuhan minum, memberikan minuman untuk binatang ternak, serta kebutuhan untuk mengairi lahan pertanian dan lain sebagainya.
Sedangkan jenis tanah yang ketiga adalah jenis tanah berpasir yang tidak mampu menahan air dengan baik. Ketika air disiramkan dari atasnya maka yang terjadi adalah air tersebut dengan mudahnya menerobos hingga ke bawah tanah. Sehingga amat sedikit sisa-sisa air yang ada di permukaannya. Karena sedikitnya air yang dapat tertampung dan ditahan oleh tanah berpasir ini maka tentu akan sulit bagi tumbuh-tumbuhan untuk dapat bertahan hidup di atasnya kecuali dengan siraman yang dilakukan secara terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.