Makna Tasawuf Falsafi ?
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada keterpaduan teori-teori tasawuf dan falsafah. Tasawuf falsafi ini tentu saja dikembangkan oleh para sufi yang filosof.
Ibnu Khaldun berendapat bahwa objek utama yang menjadi perhatian tasawuf falsafi ada empat perkara. Keempat perkara itu adalah sebagai berikut:
1. Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta intropeksi diri yang timbul dari dirinya.
2. Iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, misalnya sifat-sifat rabbani, ‘arasy, kursi, malaikat, wahyu kenabian, ruh, hakikat realitas segala yang wujud, yang gaib maupun yang nampak, dan susunan yang kosmos, terutama tentang penciptanya serta penciptaannya.
3. Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang brepengaruh terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan.
4. Penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar (syatahiyyat) yang dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa mengingkarinya, menyetujui atau menginterpretasikannya.
Tokoh-tokoh penting yang termasuk kelompok sufi falsafi antara lain adalah al-Hallaj (244 – 309 H/ 858 – 922 M) Ibnu’ Arabi (560 H – 638 H) al-Jili (767 H – 805 H), Ibnu Sab’in (lahir tahun 614 H) as-Sukhrawardi dan yang lainnya.
Makna Tasawuf ‘Irfani ?
Tasawuf ‘Irfani adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau ma’rifah diperoleh dengan tidak melalui logika atau pembelajaran atau pemikiran tetapi melalui pemebirian Tuhan (mauhibah). Ilmu itu diperoleh karena si sufi berupaya melakukan tasfiyat al-Qalb. Dengan hati yang suci seseorang dapat berdialog secara batini dengan Tuhan sehingga pengetahuan atau ma’rifah dimasukkan Allah ke dalam hatinya, hakikat kebenaran tersingkap lewat ilham (intuisi).
Tokoh-tokoh yang mengembangkan tasawuf ‘irfani antara lain : Rabi’ah al-Adawiyah (96 – 185 H), Dzunnun al-Misri (180 H – 246 H), Junaidi al-Bagdadi (W. 297 H), Abu Yazid al-Bustami (200 H – 261 H), Jalaluddin Rumi, Ibnu ‘Arabi, Abu Bakar as-Syibli, Syaikh Abu Hasan al-Khurqani, ‘Ain al-Qudhat al-Hamdani, Syaikh Najmuddin al-Kubra dan lain-lainnya.
Tokoh Akhlak Falsafi ?
Menurut At-taftazani,tasawuf falsafi mulai muncul dalam khazanah islam sejak abad keenam Hijriah,meskipun para tokohnya baru dikenal seabad kemudian.Sejak saat itu,tasawuf ini terus hidup dan berkembang,terutama dikalangan para sufi yang juga filosof.Adanya pemaduan antara tasawuf dan filsafat dalam ajaran tasawuf ini,dengan sendirinya telah membuat ajaran-ajaran tasawuf ini bercampur dengan sejumlah ajaran filsafat diluar islam,seperti dari Yunani,Persia,India,dan agama Nasrani.Akan tetapi,orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang,meskipun mempunyai latar belakang kebudayaan dan pengetahuan yang berbeda dan beragam,seiring dengan ekspansi Islam yang telah meluas pada waktu itu.Para tokohnya tetap berusaha menjaga kemandirian ajaran aliran mereka,apabila dikaitkan dengan kedudukannya sebagai Umat Islam.
Tokoh-tokoh penting yang termasuk kelompok sufi falsafi antara lain :
1) Ibnu’ Arabi (560 H – 638 H) ajaran tasawufnya adalah wahdat al-wujud (kesatuan wujud).
2) Al-Jili (767 H – 805 H) ajaran tasawufnya adalah paham insan kamil (manusia sempurna).
3) Ibnu Sab’in (614 - 669 H) ajaran tasawufnya adalah paham kesatuan mutlak (wujud adalah satu alias wujud Allah semata)
Ikhtitam
1. Taswuf Akhlaqi adalah tasawuf yang berorientasi pada perbaikan akhlak mencari hakikat kebenaran yang mewujudkan manusia yang dapat ma’rifah kepada allah. Tokoh-toohnya antara lain yakni hasan al-basri, al-muhasibi, al Qursyairi dan al-ghazali
2. Tasawuf irfani adalah tasawuf yang berusaha menyikap hakikat kebenaran atau ma’rifah yang diperoleh dengan melalui logik, pembelajaran dan pemikiran tetapi melalui pemberian tuhan. Tokoh-tokohnya antara lain rabi’ah al adawiyah, dzun nun al mishari.
3. Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang didasarkan kepada keterpaduan teori-teori tasawuf dan falsafah. Tasawuf falsafi ini tentu saja dikembangkan oleh para sufi yang filosof. Tokoh-tokohnyua ntara lain ibnu arabi, al-jilli, abu yazid al bustami, abu mansyur al hallaj.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q. S. 2. Al-Baqarah, A. 186).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.