Senin, 17 Desember 2018

Sejarah Mahalul qiyam

Asal Mula Dan Sejarah Mahallul Qiyaam (Berdiri Di Dalam Acara Pembacaan Maulid).

Pembacaan kitab-kitab maulid nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti maulid Ad-Dhiba’, maulid, Al-Barzanji, maulid Simtuddhurar, maulid Adh-Dhiya’ullaami’, dll.
telah menjadi kegiatan rutin mayoritas umat Islam Ahlussunnah di seluruh penjuru dunia.
Dan kegiatan ini lebih semarak di bulan Rabi’ul awwal, bulan dimana nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. dilahirkan. Namun ada sebagian kecil umat Islam yang menganggap bahwa kegiatan maulid ini bid’ah yang sesat, karena tidak dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ketahuilah bahwa tidak semua yang tidak dilakukan oleh nabi itu dilarang. Yang dilarang adalah apabila kegiatan itu selaras dengan kaidah-kaidah hukum haram, yaitu yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Akan tetapi apabila kegiatan itu selaras dengan kaidah-kaidah hukum sunnah atau mubah, maka kegiatan itu boleh dilakukan karena tidak bertentangn dengan ajaran agama Islam.
Bahkan bisa jadi yang tidak ada di zaman nabi itu termasuk perbuatan yang dianjurkan untuk dilakukan, karena di dalamnya mengandung pengamalan perintah-perintah Allah dan sunnah-sunnah Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di akhir pembacaan kitab-kitab maulid, sebelum doa dibacakan semua jama’ah berdiri untuk membaca qasidah (syair-syair pujian kepada baginda nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.) dengan dipimpin oleh salah seorang anggota jama’ah yang memiliki suara paling bagus. Dengan harapan agar makna yang terkandung di daam qasidah itu bisa diresapi, hingga membekas di dalam hati. Banyak air-air mata yang tumpah ketika acara mahallul qiyam sedang berlangsung.

Hal ini karena kekhusu’an, ketenangan, kedamaian, dan kenyamanan yang mereka rasakan, seakan-akan menyambut kedatangan baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Timbul pertanyaan dibenak kita, siapakah yang bertama kali melakukan mahallul qiyaam pada acara pembacaan kitab maulid?.
Ia adalah Tajuddin As-Subki, seorang ulama ahli hadis yang telah mencapai derajat hujjatul islaam (orang yang telah hafal lebih dari tiga ratus ribu hadis, dengan seluruh sanad dan matannya).
Beliau adalah guru yang yang sangat alim dan terkenal di zamannya di seluruh penjuru dunia. Beliau memiliki banyak murid yang kebanyakan mereka telah mencapai derajat
huffaazh (orang yang telah hafal lebih dari seratus ribu hadis, lengkap dengan sanad dan matannya).

Pada suatu hari beliau mengajak murid-muridnya dan beberapa ulama teman-teman beliau untuk mengadakan pembacaan qasidah.
Ketika qasidah sedang dibacakan, tiba-tiba Syaikh Tajuddin As-Subki memegang tongkatnya dan berdiri. Ketika beliau berdiri seluruh jama’ah ikut berdiri.
Ketika berdiri itulah mereka merasakan kedamaian, kenyamanan, dan kekhusyuan yang dahsyat. Air mata mereka mengalir merindukan nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jadi, yang pertama kali melakukan mahallul qiyaam adalah ulama besar, Hujjatul Islaam Syaikh Tajuddin As-Subki. Beliau adalah ulama yang sederajat dengan Imam An-Nawawi, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan imam-imam besar yang lain. Semoga kita semua dijaga oleh Allah dari pendapat-pendapat yang tidak benar yang akan menggoyahkan hati dan pikiran kita, sehingga kita tetapi istiqamah untuk mengikuti jejak para ulama salafusshalih, pewaris para nabi.
Amiin ya Rabbal ‘aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.