☆☆☆Jasad & Ruh Al-Qur'an☆☆☆
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Alquran itu terdiri dari jasad dan ruh. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya, “ Lahu dzahrun wabathnun” (baginya (Alquran) mempunyai jasmani (zahir) dan ruhani (batin).” (Syarhussunnah )
Dalam kitab Fadhailul Amal , disebutkan sebagian ulama berpendapat yang dimaksud dengan jasad Alquran adalah merujuk pada kalimat-kalimat dalam Alquran yang dapat dibaca dengan baik oleh setiap orang.
Sedangkan, batin (ruh) Alquran merujuk pada maksud-maksudnya, baik yang tersurat maupun tersirat, yang pemahamannya berbeda sesuai dengan kemampuan pembacanya.
Di antara hikmah adanya jasad dan ruh Alquran ini untuk menunjukkan kepada kita bahwa Alquran bukan sekadar kitab bacaan semata, melainkan merupakan kitab pedoman hidup yang harus dijadikan rujukan dalam bersikap dan beramal yang bisa diawali dengan membaca dan memahaminya.
Oleh karena itu, Allah SWT menjadikan Alquran dengan menggunakan bahasa Arab, bukan hanya karena Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai orang Arab. Lebih daripada itu, bahasa Arab adalah bahasa yang mudah dipelajari dan dipahami setiap orang dari berbagai suku dan bangsa.
Allah SWT berfirman, “ Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Alquran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya. ” (QS Yusuf [12]: 2).
Selain itu, Allah SWT menjadikan Alquran sebagai sesuatu yang mudah dibaca, mudah untuk dipahami, dan mudah untuk dipelajari sehingga dapat memberikan kemudahan kepada kita untuk mengamalkannya.
Allah SWT berfirman, “ Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? ” (QS al-Qomar (54): 17)
Ketika kita mampu menyatukan jasad dan ruh Alquran, akan menjadikan kita mendapatkan ilmu yang luas dan mendalam.
Ibnu Masud berkata, “ Jika kamu ingin memperoleh ilmu, hendaklah kamu memikirkan dan merenungkan makna-makna Alquran karena di dalamnya mengandung ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang yang sesudahnya.''
Ketika kita mampu menyatukan jasad dan ruh Alquran, kitab suci itu akan hidup dalam diri kita yang tergambar dari akhlak-akhlak keseharian kita. Inilah yang dibuktikan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW digambarkan sebagai sosok Alquran yang berjalan.
Hal ini ini dinyatakan oleh Aisyah RA ketika ia ditanya mengenai akhlak Rasulullah SAW. Beliau menjawab, “ Budi pekerti Nabi SAW adalah Alquran.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.