Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Mei 2018

KESIBUKAN MALAIKAT PADA BULAN RAMADHAN

Kesibukan Malaikat pada Bulan Ramadhan

Surga selalu dihias dan diberi harum-haruman dari tahun ke tahun karena masuknya bulan Ramadhan.
Pada malam pertama Ramadhan itu, muncullah angin dari bawah Arsy yang disebut al Mutsirah. Karena hembusan al Mutsirah ini, daun-daunan dari pepohonan di surga bergoyang dan daun-daun pintunya bergerak, sehingga menimbulkan suatu rangkaian suara yang begitu indahnya. Tidak ada seorang atau mahluk apapun yang pernah mendengar suara seindah suara itu, sehingga hal itu menarik perhatian para bidadari yang bermata jeli. Mereka berdiri di tempat tinggi dan berkata, “Apakah ada orang-orang yang melamar kepada Allah, kemudian Allah akan mengawinkannya dengan kami??”

Tidak ada jawaban dan penjelasan apapun, maka para bidadari itu bertanya kepada malaikat penjaga surga, “Wahai Malaikat Ridwan, malam apakah ini?”
Malaikat Ridwan berkata, “Wahai para bidadari yang cantik jelita, malam ini adalah malam pertama Bulan Ramadhan!!”

Para bidadari itu berdoa, “Ya Allah, berikanlah kepada kami suami-suami dari hamba-Mu pada bulan ini!!”
Maka tidak ada seorangpun yang berpuasa di Bulan Ramadhan (dan diterima puasanya) kecuali Allah akan mengawinkannya dengan para bidadari itu, kelak di dalam kemah-kemah di surga.

Kemudian terdengar seruan Firman Allah, “Wahai Ridwan, bukalah pintu-pintu surga untuk umat Muhammad yang berpuasa pada bulan ini.
Wahai Malik (Malaikat penjaga neraka), tutuplah pintu-pintu neraka untuk mereka yang berpuasa bulan ini.

Wahai Jibril, turunlah ke bumi, kemudian ikatlah setan-setan yang jahat dengan rantai-rantai dan singkirkan mereka ke dasar lautan yang dalam, sehingga mereka tidak bisa merusak (mengganggu) puasa dari umat kekasih-Ku, Muhammad!!”

Para malaikat itu dengan segera melaksanakan perintah Allah tersebut. Itulah sebabnya di dalam Bulan Ramadhan itu kebanyakan umat Islam sangat mudah untuk berbuat amal kebaikan. Suatu hal yang sangat sulit untuk diamalkan pada bulan-bulan lainnya. Gangguan setan (dari kalangan jin) dan hawa panas neraka untuk sementara ditiadakan, hawa sejuk surga yang penuh rahmat dan kasih sayang Allah melimpah ruah membangkitkan semangat untuk terus beribadah kepada-Nya. Musuh yang harus dihadapi tinggal gangguan setan dalam bentuk manusia dan hawa nafsu, yang mereka itu juga telah dilemahkan dengan adanya kewajiban puasa.
*****

Pada riwayat lain disebutkan, pada malam pertama Bulan Ramadhan itu Allah berfirman, “Barang siapa yang mencintai-Ku maka Aku akan mencintainya, barang siapa yang mencari-Ku maka Aku akan mencarinya, dan barang siapa yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya berkat kehormatan Bulan Ramadhan ini (dan puasa yang dijalankannya) !!”

Kemudian Allah memerintahkan malaikat Kiramal Katibin (malaikat-malaikat pencatat amalan manusia) untuk mencatat amal kebaikan dari tiga kelompok orang-orang tersebut dan menggandakannya, serta memerintahkan untuk membiarkan (tidak mencatat) amal keburukannya, bahkan Allah juga menghapus dosa-dosa mereka yang terdahulu.

Pada setiap malam dari Bulan Ramadhan itu, Allah akan berseru tiga kali, “Barang siapa yang memohon, maka Aku akan memenuhi permohonannya. Barang siapa yang kembali kepada-Ku (Taa-ibin, taubat) maka Aku akan menerimanya kembali (menerima taubatnya). Barang siapa yang memohon ampunan (maghfirah) atas dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya…!!”
*****

Pada malam yang ditetapkan Allah sebagai Lailatul Qadr, Allah memerintahkan Jibril dan rombongan besar malaikat untuk turun ke bumi. Jibril turun dengan membawa panji hijau yang kemudian diletakkan di punggung Ka’bah. Ia mempunyai 600 sayap, dua di antaranya tidak pernah dipergunakan kecuali pada Lailatul Qadr, yang bentangan dua sayapnya itu meliputi timur dan barat. Kemudian Jibril memerintahkan para malaikat yang mengikutinya untuk mendatangi umat Nabi Muhammad SAW. Mereka mengucapkan salam pada setiap orang yang sedang beribadah dengan duduk, berdiri dan berbaring, yang sedang shalat dan berdzikir, dan berbagai macam ibadah lainnya pada malam itu. Mereka menjabat tangan dan mengaminkan doa umat Nabi Muhammad SAW hingga terbit fajar.

Ketika fajar telah muncul di ufuk timur, Jibril berkata, “Wahai para malaikat, kembali, kembali!!”

Para malaikat itu tampaknya enggan untuk beranjak dari kaum muslimin yang sedang beribadah kepada Allah. Ada kekaguman dan keasyikan berada di tengah-tengah umat Nabi Muhammad SAW, yang di antara berbagai kelemahan dan keterbatasannya, berbagai dosa dan kelalaiannya, mereka tetap beribadah mendekatkan diri kepada Allah, tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah.

Mendengar seruan Jibril untuk kembali, mereka berkata, “Wahai Jibril, apa yang diperbuat Allah untuk memenuhi permintaan (kebutuhan) orang-orang yang mukmin dari umat Nabi Muhammad ini?’
Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah melihat kepada mereka dengan pandangan penuh kasih sayang, memaafkan dan mengampuni mereka, kecuali empat macam manusia…!”

Mereka berkata, “Siapakah empat macam orang itu?”

Jibril berkata, “Orang-orang yang suka minum minuman keras (khamr, alkohol, narkoba dan sejenisnya), orang-orang yang durhaka kepada orang tuanya, orang-orang yang suka memutuskan hubungan silaturahmi, dan kaum musyahin!!”

Para malaikat itu cukup puas dengan penjelasan Jibril dan mereka kembali naik ke langit, ke tempat dan cara ibadahnya masing-masing seperti semula.

Ketika Nabi SAW menceritakan hal ini kepada para sahabat, salah seorang dari mereka berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah kaum musyahin itu?”

Nabi SAW bersabda, “Orang yang suka memutuskan persaudaraan, yaitu orang yang tidak mau berbicara (karena perasaan marah, dendam dan sejenisnya) kepada saudaranya lebih dari tiga hari!!”
*****

Malam berakhirnya bulan Ramadhan, yakni saat buka puasa terakhir dan memasuki malam Idul Fitri, Allah menamakannya dengan Malam Hadiah (Lailatul Jaa-izah).

Ketika fajar menyingsing, Allah memerintahkan para malaikat untuk turun dan menyebar ke seluruh penjuru negeri-negeri yang di dalamnya ada orang-orang yang berpuasa. Mereka berdiri di jalan-jalan dan berseru, dengan seruan yang didengar oleh seluruh mahluk kecuali jin dan manusia, “Wahai umat Muhammad, keluarlah kamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, yang memberikan rahmat begitu banyak dan mengampuni dosa yang besar!!”

Ketika kaum muslimin keluar menuju tempat-tempat shalat Idul Fitri dilaksanakan, Allah berfirman kepada para malaikat, “Wahai para malaikat-Ku, apakah balasan bagi pekerja jika ia telah menyelesaikan pekerjaannya??”
Mereka berkata, “Ya Allah, balasannya adalah dibayarkan upah-upahnya!!”
Allah berfirman, Wahai para malaikat, Aku persaksikan kepada kalian semua, bahwa balasan bagi mereka yang berpuasa di Bulan Ramadhan, dan shalat-shalat malam mereka adalah keridhaan dan ampunan-Ku!!”

من صام رمضان ايمانا واحتسابا وغفر له ما تقدم من ذنبه......

Jumat, 01 September 2017

Kutbah Ramadhan

 Ramadhan MERaih 5 hikmah

الحَمْدُ للهِ الَّذِىْ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاَنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. وَالَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ المُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. اِلَهُ اْلاَوَّلِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ وَرَسُوْلُ بَعْدَهُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ …أَمَّا بَعْدُ….

فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ.. اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَ اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ            لَعَلَّكُمْ تُرْ حَمُوْنَ,  اِتَّقُوااللهَ, اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum Muslimin Jamaah Jum`at Rahimakumullah

Al-Hamdulillah, syukur yang setinggi-tingginya marilah senantiasa kita pujikankehadirat Allah Swt. dimana berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta Inayah-Nya, kita masih diberikan rizqi, umur panjang, masih dapat melaksanakan ibadah shalat Jum`at serta dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan yang mulia. Oleh karenanya marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, Ketaqwaan dalam arti yang  sebenar-benarnya.. Ketaqwaan dalam pengertian yang sesungguh-sungguhnya.. Ketaqwaan yang mampu membekas di dalam diri kita, membiasakan dalam anggota tubuh kita agar senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan terpuji, baik hubungan kita sebagai hamba (Hablumminallah), maupun hubungan kita sebagai makhluk sosial (Hamblumminannas). yaitu dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Ma`asyiral Muslimin rahimakumullah…

Ketahuilah sesungguhnya puasa Ramadhan akan  melahirkan manusia yang sentiasa bersifat dengan segala sifat terpuji dan menjauhi sifat keji dengan syarat memang benar-benar berpuasa sebagaimana yang dituntut oleh agama, bukan hanya sekedar puasa perut daripada lapar dan dahaga saja melainkan puasa kaki, tangan, mulut, telinga, kehendak nafsu termasuk hati kita pun turut berpuasa.

Imam Al-Ghazali menyatakan ada 6 hal yang harus mampu ditahan oleh orang yang berpuasa:

1.      Menahan pandangan untuk tidak menyaksikan hal-hal yang tercela.

2.      Menahan lidah untuk tidak mengucapkan perkataan sia-sia. Seperti berdusta, mengumpat, memfitnah, dan berbantah-bantahan.

3.      Menahan pendengaran dari hal-hal yang dibenci agama.

4.      Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan dosa.

5.      Menahan diri pada saat berbuka untuk tidak makan berlebih-lebihan, sekalipun itu dari makanan yang halal.

6.      Sesudah berbuka, hendaknya seorang yang berpuasa berada diantara harap dan cemas, tetapi tawakkal dan berdoa ibadah puasanya diterima oleh Allah SWT.

Bila hati bersih dan segala pancaindera yang lain dapat dikawal makaakan lahirlah insan yang bertaqwa sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT. dan inilah makna hakiki dari pada puasa Ramadhan, Allah Berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 

“Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”

(QS. Al-Baqarah : 183)

Ma`asyiral Muslimin rahimakumullah…

Ayat di atas dengan sangat jelas menerangkan kepada kita bahwa pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan merupakan sarana kita untuk mencapai derajat taqwa.

Ketahuilah hanya dengan Taqwalah Allah akan menyelamatkan kita, anak istri kita, ayah ibu kita, serta keluarga-keluarga kita baik di kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat nanti..

Ketahuilah hanya dengan taqwa itulah Allah akan memudahkan segala urusan kita. dengan taqwa pulalah Allah akan mengampuni segala kesalahan dan dosa-dosa kita. Dengan taqwa itulah Allah akan meluaskan rezqi kita dan hanya dengan takwa itu pula Allah akan membukakan pintu-pintu surga yang terserah kita mau dari arah mana saja kita memasukinya.

Kaum Muslimin Jamaah Jum`at rahimakumullah

Ramadhan juga merupakan bulan tarbiyatun nafs      ( bulan pendidikan jiwa). Puasa bukan hanya menahan haus dan lapar, akan tetapi juga menahan nafsu kita dari hal-hal yang dimurkai Allah.

Didalamnya juga terdapat banyak hikmah yang dapat kita petik sebagai pelajaran, setidaknya ada 5 hikmah dari puasa Ramadhan yang dapat kita ambil pelajaran:

1.      kedisiplin, puasa Ramadhan mendidik kita untuk hidup disiplin, itu terlihat tatkala dimulainya waktu berpuasa, mulai fajar sampai nanti terbenamnya matahari di upuk barat. Maka seluruh umat muslim pun berpuasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

2.      Kesabaran, dengan puasa Ramadhan kita dituntut untuk berlaku sabar, tidak hanya sabar dalam menahan haus dan lapar tetapi juga sabar dalam menahan hawa nafsu kita.

3.      kejujuran, puasa Ramadhan adalah ibadah yang mendidik kita untuk berlaku jujur, karena puasa adalah ibadah seorang hamba kepada Tuhannya, hanya dia dan Tuhannya yang mengetahui mengenai puasanya. Ini juga ditegaskan oleh Allah dalam hadits Qudsi, Allah berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ اَدَمَ لَهُ اِلاَّ الصِّيَامَ فَاِنَّهُ لِى وَاَنَا الَّذِىْ اَجْزِبِهِ.

Artinya: “Setiap amal anak Adam (manusia) itu untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya.”

4.      kepedulian, Puasa Ramadhan mendidik kita untuk peduli terhadap sesama, mulai dari anjuran untuk membukakan orang yang berpuasa puasa, memperbanyak sedeqah sampai nanti pada penunaian ibadah zakat fitrah. Dan yang-5 Ramadhan

5.      Ketakwaan; makna hakiki dari Ramadhan itu sendiri yaitu mengarahkan kita untuk menjadi orang yang bertakwa, yang menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan Allah SWT.

Ma`asyiral Muslimin rahimakumullah…

Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa untuk berusaha maksimal melaksanakan ibadah puasa dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. dengan selalu berusaha melakukan amal-amal serta perbuatan-perbuatan yang terpuji. dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari apa-apa yang di larang oleh Allah dan berusaha meninggalkan perbutan-perbuatan keji.

Kaum Muslimin Jamaah Jum`at rahimakumullah

Akhirnya marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. Danseraya kita berdoa kepada Allah SWT.semoga kita, istri, dan anak-anak kita serta keluraga kita selalu diberikan Allahkesehatan sehingga dapat menjalankan ibadah puasa ramadhan, semoga Allah berikan kita nikmat Iman, Islam, serta Ihsan sehingga terbentuk dalam diri kita akhlakul karimah, semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang muttaqin,sehingga kita berbahagia tidak hanya di dunia lebih-lebih kelak di akhirat.. amin ya rabbal alamin…

اعوذبالله من الشيطان ارجيم

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِى أُنْزِلَ فِيهِ اْلقُرْءَانَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ, فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ, مَنْ كَانَ مَرِيْضًا أَوْ عَلَى شَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ, يُرِيْدُاللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَيُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوْااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوااللهَ عَلَى مَا هَدَكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُم ْتِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلي يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ