Tanah yang telah diikrarkan sebagai wakaf oleh orang yang mewakafkan (waqif) itu sudah menjadi kewenangan Nadhir wakaf dalam tasharrufnya bukan kewenangan waqif lagi. Waqif boleh membuat syarat ketika mewaqafkan seperti : “Kayu jati ini saya waqafkan untuk masjid dengan syarat dijadikan daun pintu pada pintu utama masjid” tetapi waqif tidak punya kewenangan menukar, menyewakan, meminjamkan dsb. Yang mempunyai kewenangan adalah nadhir.
Kemudian tanah yang telah diwakafkan -dalam pandangan ulama madzhab Syafi`i- tidak boleh ditukarkan dengan tanah yang lain لا يجوز استبدال الوقف . Tetapi dalam pandangan ulama madzhab Hanafi diperbolehkan jika membawa kemaslahatan. Dan jika mengikuti madzhab Hanafi maka yang melakukan penukaran pun harus Nadhir. Jika waqif melakukan penukaran maka harus seizin Nadhir.
Seseorang ingin menyumbangkan sejumlah uang kepada masjid apabila tanah sawahnya laku terjual. Tetapi setelah ditawarkan, tanah sawah itu tidak laku, karena termasuk tanah yang tidak produktif. Akhirnya orang tersebut mewakafkan sawah itu kepada masjid. Sekarang setelah tanah sawah itu menjadi inventaris wakaf masjid, ditawar oleh salah satu investor untuk mendirikan sebuah pabrik. Pihak nadhir masjid tidak dapat mengambil manfaat dari sawah itu kecuali dengan menjualnya lalu uang hasil penjualan dibelikan sawah yang produktif.
Dasar Pengambilan Dalil :
1 .اعانة الطالبين جزء 3 ص 179 :
(ولا يباع موقوف) اي ولا يوهب للخبر المار أول الباب وكما يمتنع بيعه وهبته يمتنع تغيير هيئته كجعل البستان دارا . وقال السبكى يجوز بثلاثة شروط ان يكون يسيرا لايغير مسماه وعدم ازالة شيئ من عينه بل ينقله من جانب الى اخر وان يكون فيه مصلحة للوقف.
- I`anatut Thalibin Juz 3 hal 179 :
Barang wakaf tidak boleh dijual dan tidak boleh dihibahkan berdasarkan Hadits yang dahulu pada Bab Pertama. Sebagaimana barang wakaf tidak boleh dijual dan dihibahkan maka tidak boleh pula dirubah keadaannya seperti kebun dijadikan rumah. As-Subki berkata: Boleh merubah dengan tiga syarat: 1. Perubahan hanya sedikit yang tidak mengubah nama, 2. Tidak menghilangkan bagian dari dzat wakaf, bahkan memindahkannya dari satu bentuk ke bentuk yang lain dan 3. Perubahan itu membawa kemaslahatan bagi barang wakaf.
2 . حاشية الشرقاوى جزء 2 ص 178:
ولا يجوز استبدال الموقوف عندنا وان خرب خلافا للحنفية وصورته عندهم : ان يكون المحل قد آل الى السقوط فيبدل بمحل اخر احسن منه بعد حكم حاكم يرى صحته ويمتنع قسمة الموقوف أو تغيير هيئته.
- Hasyiyah As-Syarqawi Juz 2 hal 178 :
Tidak boleh mengganti barang wakaf menurut ulama madzhab Syafi`i walaupun telah rusak, berbeda dengan pendapat ulama madzhab Hanafi. Contoh penggantian barang wakaf menurut ulama madzhab Hanafi seperti: Ada tempat yang akan runtuh maka boleh diganti di tempat lain yang lebih baik bagus setelah adanya keputusan hakim yang menganggap keabsahannya. Dan tidak boleh membagi barang wakaf atau merubah keadaannya.
- بغية المسترشدين ص 174 :
وتجوز بل تجب عليه المعاوضة فى ملك المسجد ان رأى المصلحة كأن كانت ارض المسجد لا تحرث أو تحرث نادرا فرغب فيها شخص بأرض تحرث دائما
- Bughyatul Mustarsyidin hal 174 :
Boleh atau bahkan wajib pertukaran wakaf milik masjid jikalau ada kemaslahatan, seperti ada tanah masjid yang tidak ditanami atau ditanami tapi jarang sekali, lalu ada seseorang yang ingin menukarnya dengan tanah yang bisa ditanami selamanya.
- الفوائد المكية ص 60 :
واعلم أن الأصح من كلام المتأخرين كالشيخ ابن حجر وغيره أنه يجوز الانتقال من مذهب الى مذهب من المذاهب المدونة ولو بمجرد التشهي سواء انتقل دواما او في بعض الحادثة
- Al-Fawaidul Makkiyyah hal 60 :
Menurut pendapat yang sangat sahih dari komentar ulama muta`akhkhirin seperti Ibn Hajar dan lainnya, bahwa perpindahan dari satu madzhab ke madzhab yang lain di antara madzhab-madzhab yang mudawwan (artinya: dibukukan, yang dimaksud adalah madzhab empat) adalah boleh meskipun karena hanya selera, baik selamanya atau sementara dalam sebuah kejadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.