bulan Rajab tentu hal utama adalah kejadian Isra' Mi'raj Rasulullah Muhammad Saw.
menjelajahi 4 Alam
Tingkatan alam
Para ulama Allah yang kasyaf mengabarkan bahwa secara garis besar alam terdiri dari
alam nasut (alam mulk / alam jasad)
alam malakut (alam mitsal)
alam jabarut (alam ruh)
alam lahut
Alam lahut adalah alam derajat/tingkatan/maqom nya di atas Alam Jabarut
Alam Jabarut, adalah alam yang “paling dekat” dengan aspek-aspek Ketuhanan, penghuni alam Jabarut adalah ‘sesuatu yang bukan Allah dalam aspek Ahadiyyah’, melainkan derivasi (turunan) dari aspek Ahadiyyah yang tertinggi selain apa pun yang ada. Misal penghuni alam ini adalah Nafakh Ruh (Tiupan Ruh Allah) yang mampu manghidupkan jasad, Ruh Al-Quds.
Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari Alam Mulk.
Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah realitas/wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita.
Indera jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur secara jasad, sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampui ukuran jasad.
Misal penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs (jiwa).
Alam Mulk, adalah alam yang tingkat kedekatannya dengan aspek Allah adalah yang paling rendah. Dalam wujudnya terbagi menjadi 2, yang tertangkap oleh indera jasad dan yang gaib (dalam arti tidak tertangkap/terukur) bagi indera jasad.
Jadi karena keterbatasan indera jasad kita, ada wujud yang sebetulnya bukan penghuni alam-alam yang lebih tinggi dari alam mulk, tetapi juga tidak tertangkap kemampuan indera jasad.
Yang terukur oleh indera jasad contohnya tubuh/jasad manusia, jasad hewan, jasad tumbuhan.
Sedangkan penghuni alam mulk yang tidak terukur oleh indera jasad contohnya adalah jin dengan segala kehidupannya. Jin dengan segala kehidupannya bisa dimengerti oleh indera-indera malakuti (indera-indera an-nafs/jiwa)
Para ulama menyebut alam fisik ini sebagai alam nasut (alam mulk), alam yang bisa kita lihat dan kita raba, Kita dapat menggunakan pancaindera kita untuk mencerapnya.
Sementara itu, an nafs (jiwa) kita hidup di alam ghaib (metafisik), tidak terikat dalam ruang dan waktu. Para ulama menyebut alam ini alam malakut.
Jiwa (an nafs) kita, karena berada di alam malakut, tidak dapat dilihat oleh mata lahir kita. Jiwa (an nafs) adalah bagian batiniah dari diri kita. Ia hanya dapat dilihat oleh mata batin (ain bashirah).
Jadi manusia terdiri dari ruh di alam jabarut, jiwa (an nafs) di alam malakut dan jasad di alam mulk
Jiwa (an nafs) juga memliki bentuk seperti jasad. Jiwa (an nafs) akan tumbuh dengan memakan cahaya ruh (amr Allah), sabda-sabda Allah, perintah-perintah Allah.
Bentuk ruh atau bentuk jiwa (an nafs) yang terbentuk bagi manusia yang sempurna atau muslim yang berakhlakul karimah adalah serupa dengan bentuk jasadnya yang terbaik, mereka yang sudah dapat mengalahkan nafsu hewani atau nafsu syaitan.
Imam Malik ra berkata: “Ruh manusia yang sholeh itu sama saja bentuknya dengan jasad lahirnya.”
Ada sebagian di antara manusia yang dapat melihat bentuk ruh atau bentuk jiwa (an nafs) dirinya atau orang lain. Mereka dapat menengok ke alam malakut. Kemampuan itu diperoleh karena mereka sudah melatih mata batinya dengan riyadhah kerohanian atau karena anugrah Allah Ta’ala (al-mawahib al-rabbaniyyah).
Para Nabi, para wali Allah (shiddiqin), dan orang-orang sholeh seringkali mendapat kesempatan melihat ke alam malakut itu
*****
Tatkala Nabi Isra' alias perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha Nabi Muhammad bertemu dengan mahluk Allah dari tiga kategori.
Pertama, adalah Arwah Mujarradah, yaitu arwah haqiqiyah alias arwah yang masih berbentuk arwah belum menyatu pada penciptaan sebuah jasad sebagai tempat.
Dalam hal ini Nabi Muhammad bertemu dengan arwah Imam Ghozali yang saat itu jarak dengan kelahirannya masih terbilang kurang 451 tahun lagi.
atas permintaan Nabi Musa As yang ingin berjumpa dengan salah satu ulama dari Nabi Muhammad dimasa yang akan datang.
lalu bertemu dengan Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang saat itu jarak dengan kelahirannya masih terbilang kurang 471 tahun lagi. رجل لسانه رطبا بذكر الله وقلبه معلق بالمسجد وبر بوالديه
Bukan hanya arwah Syekh Abdul Qadir saja, Rasulullah juga menjumpai arwah Uwais Al Qarani yang akan lahir dimasa Umar Bin Khattab.
Kedua adalah arwah mutasorrifah yaitu arwah yg masih tinggal dalam raga belum berpisah dengan jasadnya seperti ruh nabi isa nabi idris bilal binrabah, ghumaisah / Rumaisah binti milhan ibunda anas bin malik
ketiga arwah mufariqah yaitu arwah yang telah berpisah dari raganya seperti arwah para nabi yang yang di jumpai Nabi SAW.
*****
والحاصل : إنّ السالك إذا أخذ فى سيره إلى مولاه ، وجدّ فى سيره ، وتأدّب مع الرقيق فى مسراه قطع العوالم حتّى يتشرف بالوصول إلى تلك العوالم :
(Dan hasilnya) bahwasanya seorang salik itu apabila mengambil pada perjalanan kepada Tuhannya dan bersungguh-sungguh ia pada perjalanannya dan beradab beserta Syaikhnya pada zahir bathinnya, diputuskan segala ‘awaalim hingga hampir dengan sampai kepada maksudnya daripada segala ‘awaalim itu.
فأوّل عالم يُقَطِّعهُ عالم الملك وهو ما يدرك بالبصر من الأجسام وغيرها وهو عالم النفس ،
Maka pertama yang diputuskan ‘Alam Mulk dan yaitu yang didapat akan dia dengan mata kepala, daripada segala ajsam dan lainnya, maka dinamakan dia ‘alam an-Nafs.
ثمّ عالم الملكوت وهو ما يدرك بالبصيرة وهو عالم القلب
Kemudian maka ‘alam malakut dan yaitu barang yang dapat akan dia dengan mata hati dan dinamakan dia ‘alam al-Qalb.
ثمّ عالم الجبروت وهو عالم الروح
Kemudian maka ‘alam jabaruut dan yaitu dinamakan ‘alam arwah.
ثمّ عالم اللاهوت وهو عالم السر وعنده يذهب الإسم والرسم ، ولايشهد هناك إلا الأحد وهذا غاية الفناء ، ومنه يرجع العارف إلى البقاء ويصير مرشدا ومقتدى ،
Kemudian maka alam lahuut dan dinamakan ‘alam as-Sir dan padanya hilang nama dan segala musamma dan tiada dilihat disana melainkan Tuhan Yang Waahidul Ahad. Dan inilah sehingga-hingga fana` dan daripadanya kembali orang yang ‘arif itu kepada baqa`nya, dan jadi ia mursyid, yakni yang menunjukkan muridin dan menjadi panutan
seperti kata syair:
ولتخلع النعلين خلع محقق – وخلا عن الكونين في مسراه
ولتفن حتى عن فنائك إنه – عين البقاء فعند ذاك تراه
Dan tanggalkan olehmu dua sandal kamu yakni ilmu dan ‘amal itu sebagai tanggal yang sebenar-benarnya,
Dan sucikan di dalam hatimu daripada dua kaun [yakni] dunia dan akhirat
Dan fana`kan olehmu hingga daripada fana`mu, bahwasanya ialah dinamakan maqam baqa`
Maka ketika itu engkau akan melihat Dia
Dan katanya lagi:
أني يغيب وليس يوجد غيره لكن شديد ظهوره اخفاه
Betapa hilang dan tiada ada dapat akan yang lainnya tetapi sangat nyataNya itu jadi tersembunyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.