Senin, 11 Oktober 2021

Nabi Musa mengusir Musa Samiri


Mulanya, Musa Samiri adalah salah satu bayi selain Nabi Musa as yang selamat dari kebijakan Fir'aun yang hendak membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Berbeda dengan Nabi Musa, Musa Samiri ditinggalkan di sebuah gua oleh ibunya tanpa ada seorang pun yang menemukannya.

Hingga akhirnya malaikat Jibril diutus oleh Allah untuk menyelamatkan bayi Samiri. Setelah dirawat dan dibesarkan oleh malaikat Jibril, Samiri tumbuh menjadi seorang pemuda yang kerap menyendiri dan tidak bisa berbaur dengan masyarakat. Dari situ pula Samiri mendapat kemampuan lebih dan mengenali malaikat Jibril layaknya seorang nabi.

Musa Samiri yang bernama asli Mikha atau Musa bin Zhafar setelah dewasa menjadi pengikut Nabi Musa as dan menjadi bagian dari kaum Bani Israil. Ketika peristiwa Nabi Musa membelah laut, Samiri pun termasuk bagian dari mereka yang diselamatkan dari kejaran Fir'aun si raja kejam.

Pada saat itu pula Samiri menyadari bahwa rombongan Nabi Musa itu didampingi malaikat Jibril yang menunggangi kuda. Hasrat sesat Samiri saat mengetahui yang menunggangi kuda adalah malaikat Jibril membuatnya mengumpulkan tanah bekas jejak langkah Jibril dan menyimpannya.

Hingga suatu hari, saat Nabi Musa beserta kaumnya hendak meninggalkan Mesir, rombongan itu melewati sebuah desa yang menyembah patung anak sapi. Melihat itu, kaum Bani Israil bukannya semakin menguatkan keimanan malah meminta Nabi Musa agar membuatkan patung sebagaimana yang penduduk desa itu sembah. Mendengar permintaan tersebut Nabi Musa pun geram dan meminta kaum Bani Israil agar selalu menjaga ketauhidan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

Saat melanjutkan perjalanan itu, Nabi Musa mendapat perintah dari Allah untuk mengasingkan diri ke bukit Thur guna mendapat mukjizat Taurat. Sebenarnya, Nabi Musa berniat pergi ke bukit tersebut selama 10 malam, tetapi karena suatu hal maka ditambah hingga 40 malam.

Sebelum pergi, Nabi Musa menitipkan Bani Israil kepada Nabi Harun agar selalu menjaga ketauhidan mereka. Namun apa boleh buat, Samiri yang teringat dengan tanah jejak langkah Jibril yang disimpannya timbul niatan buruk. Samiri meminta Bani Israil untuk mengumpulkan emas dan kemudian dileburnya. Setelah dilebur, emas itu dilempar tanah jejak langkah Jibril dan jadilah patung anak sapi.

Kaum Bani Israil yang sejak semula meminta patung itu kepada Nabi Musa terhipnotis dengan apa yang dilakukan Samiri dan menyembahnya. Nabi Harun pun tidak kuasa mengendalikan kemusyrikan itu sendirian karena Bani Israil memang kaum yang teramat sulit dikendalikan.

Setelah 40 malam Nabi Musa di bukit Thur, ia pun kembali dan betapa marahnya ia dengan apa yang dilakukan Samiri karena telah menyesatkan Bani Israil. Nabi Musa akhirnya mengusir Samiri sehingga membuatnya kembali hidup terasing dari masyarakat.

Atas apa yang dilakukan Samiri, ia kemudian mendapat azab dari Allah di mana ia mengidap penyakit aneh. Kulitnya akan terasa terbakar apabila ada orang lain yang menyentuhnya. Samiri pun selalu berteriak kepada orang lain agar jangan menyentuhnya mengingat sakit yang dideritanya akan sangat menyiksa.

Itulah kisah umat terdahulu yang terkandung di dalam Al-Qur'an semoga kita dapat mengambil hikmahnya.

Wallahu a'lam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.