Selasa, 16 Februari 2021

Hukum wudhu setelah makan

Memang terjadi khilafiyyah (perbedaan pendapat) diantara Para Ulama apakah orang yang memakan makanan yang disinggung dengan api diwajibkan berwudhu. Namun pendapat Mayoritas Ulama wudhunya tidak batal.
قال ابن الشهاب أخبرني سعيد بن خالد بن عمرو بن عثمان وأنا أحدثه هذا الحديث أنه سأل عروة بن الزبير عن الوضوء مما مست النار فقال عروة سمعت عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم تقول : قال صلى الله عليه وسلم توضئو مما مست النار
Berkata Ibnu As-Syihab : Telah mengkhabarkan kepadaku Said bin Khalid bin Amr bin Utsman dan Aku menceitakan hadits ini. Sesungguhnya Urwah bin az-Zubair bertanya tentang berwudhu karena (memakan) apa yang disinggung api. Maka berkata Urwah, ‘Aku mendengar Aisyah Istri Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Berwudhulah kalian karena (memakan) apa yang disinggung api”.
(HR.Muslim II/262)
وقد اختلف العلماء في قوله صلى الله عليه وسلم : توضئوا مما مست النار . فذهب جماهير العلماء من السلف والخلف إلى أنه لا ينتقض الوضوء بأكل ما مسته النار . ممن ذهب إليه أبو بكر الصديق رضى الله عنه ، وعمر بن الخطاب ، وعثمان بن عفان ، وعلي بن أبي طالب ، وعبد الله بن مسعود ، وأبو الدرداء ، وابن عباس ، وعبد الله بن عمر وأنس بن مالك ، وجابر بن سمرة ، وزيد بن ثابت ، وأبو موسى ، وأبو هريرة ، وأبي بن كعب وأبو طلحة ، وعامر بن ربيعة ، وأبو أمامة وعائشة رضى الله عنهم أجمعين . وهؤلاء كلهم صحابة. وذهب إليه جماهير التابعين وهو مذهب مالك ، وأبي حنيفة ، والسافعي ، وأحمد ، وإسحاق بن راهويه ، ويحي بن يحي ، وأبي ثور ، وأبي خيثمة رحمه الله .
وذهب طائفة إلى وجوب الوضوء الشرعي وضوء الصلاة بأكل ما مشته النار ، وهو مروي عن عمر بن عبد العزيز ، والحسن اليصري ، والزهري ، وأبي قلابة ، وأبي مجلز . وأجابوا عن حديث وضوء مما مست النار بجوابين : أحدهما أنه منسوخ بحديث جابر رضى الله عنه قال : كان آخر الأمرين من رسول الله صلى الله عليه وسلم ترك الوضوء مما مسته النار ، وهو حديث صحيح رواه أبو داود والنسائى وغيرهما من أهل السنن بأسانيدهم الصحيحة . والجواب الثانب أن المراد بالوضوء غسل الفم والكفين . ثم إن هذا الخلاف الذي حكيناه كان في الصدر الأول ، ثم أجمع العماء بعد ذلك على أنه لا يجب الوضوء بأكل ما مسته النار . والله أعلم
Sesungguhnya Para Ulama berbeda pendapat tentang sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam “Berwudhulah kalian karena (memakan) apa yang disinggung api”.
Mayoritas Ulama Salaf dan Khalaf berpendapat bahwasanya wudhu tidak batal karena memakan apa yang disinggung api. Diantara yang berpendapat demikian : Abu Bakar as-Shidiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Abu Darda’, Ibnu Abbas, Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Samurah, Zaid bin Tsabit, Abu Musa, Abu Hurairah, Ubai bin Ka’ab, Abu Thalhah, ‘Aamir bin Robi’ah, Abu Umamah dan Aisyah radhiallahu ‘anhum Ajma’iin. Mereka semuanya adalah sahabat.
Mayoritas Thabi’iin juga berpendapat demikian, diantaranya : Malik, Abu Hanifah, As-SYafi’i, Ahmad, Ishaq bin Rawaaih, Yahya bin Yahya, Abu Tsur dan Abu Khaitsamah Rahimahullah.
Sekelompok Ulama mewajibkan wudhu secara syar’i wudhu shalat karena memakan apa yang disinggung api. Pendapat tersebut diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz, Hasan al-Bashri, Zuhri, Qulaibah dan Abu Mijlaz.
Mayoritas Ulama menjawab tentang hadits berwudhu karena memakanapa yang disinggung api dengan dua jawaban : (1). Hadits tersebut mansukh dengan Hadits Jabir radhiallahu ‘anhu, beliau berkata “Perkara yang terakhir dari (ketetapan) Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah meninggalkan wudhu dari memakan yang disentuh api”. Ini adalah hadits shahih, diriwayatkan Abu Dawud, Nasa’i dan lainnya dengan sanad yang shahih. (2). Yang dikehendaki dengan wudhu ialah membasuh mulut dan dua telapak tangan.
Kemudian khilaf yang kami ceritakan diatas adalah pada masa awal. Kemudian setelah itu Para Ulama sepakat tidak wajib berwudhu dari memakan apa yang disentuh api.
Al-Manhaj li an-Nawawy II/66
Wallahu A’lamu Bis Showaab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.