Minggu, 19 Agustus 2018

Khutbah idul adha 2018

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ ايَّامَ الاعيادِ ضيافةً لعبادِهِ الصَّالِحِيْنَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
جَعَلَ الجنةَ ضيافتَهُ الْكُبْرَى لأولائك الْعَامِلِيْنَ
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى الى تلك الضيافةِ جميعَ العالمينَ
اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ  وبارك علَى سيدنا مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ اجمعين
أمَّا بعْدُ
فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah

Betapa besar karunia Allah Ta’ala kepada kita semua. Betapa tidak terhingga nikmat-Nya untuk kita semua.
Ada yang kita sadari, namun lebih banyak yang luput dari kesadaran kita.
Marilah kita renungkan betapa banyak kedurhakaan kita kepada-Nya.
Betapa hari demi hari yang kita jalani tidak pernah luput dari kelalaian untuk mengingat-Nya.
Tapi dengan semua kelalaian itu, Allah Azza wa Jalla tidak pernah lalai dan bosan untuk terus-menerus mencurahkan nikmatNya kepada kita. Semua kedurhakaan kita tidak menghalangi Dia yang Mahaperkasa untuk tetap menyelimuti kita dengan kasih sayangNya.
Dan pada hari ini,10 dzulhijjah 1439 H Allah masih mengizinkan kita untuk sekali lagi bersujud kepadaNya, untuk sekali lagi bertakbir dan bertahlil mengagungkan namaNya, dan untuk sekali lagi bertaubat kepadaNya.
Marilah kita selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan seluruh perintah2Nya dan menjauhi seluruh Larangan2Nya...

اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah

Idul Adha akan selalu mengingatkan kita pada sosok  Nabi Ibrahim alaihissalam dan keluarganya. Hari ini, di saat jutaan saudara kita kaum muslimin bergegas menyelesaikan prosesi ibadah haji yang agung, di tanah air ini, kita duduk sejenak untuk merenungkan pelajaran-pelajaran yang dititipkan Allah kepada kita melalui kisah monumental Nabi Ibrahim dan keluarganya ‘alaihimussalam.

Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang sangat wira’i, taqwa, dan cinta kepada Allah. Pada suatu ketika Nabi Ibrahim berqurban 1000 kambing, 300 sapi, dan 100 unta ke jalan Allah sehingga membuat orang-orang dan para malaikat terheran-heran. Beliau berkata “Setiap apapun yang membuat aku dekat dengan Allah, maka tidak ada sesuatu yang berharga bagiku. 
Demi Allah, jika aku mempunyai seorang anak niscaya aku akan menyembelihnya ke jalan Allah. Jika itu bisa membuatku dekat kepada Allah”. 

Waktu pun berlalu dan hari silih berganti. Beliau pun lupa akan ucapan yang telah dikatakan. Ketika beliau berada di Baitul Maqdis, beliau memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang anak.

Sebagaimana yg dijelaskan Dalam AlQur'an Surat ash-Shaffat ayat 100 sampai 102
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ.

“Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk dari orang-orang yang shalih.”

فبشَّرْناهُ بغلامٍ حليمٍ١٠١

Maka kami beri dia kabar gembira dengan anugerah kelahiran seorang anak yang amat sabar. ( ash shoffat 101 )

ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺑَﻠَﻎَ ﻣَﻌَﻪُ ﺍﻟﺴَّﻌْﻲَ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺑُﻨَﻲَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺭَﻯٰ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻡِ ﺃَﻧِّﻲ ﺃَﺫْﺑَﺤُﻚَ ﻓَﺎﻧْﻈُﺮْ ﻣَﺎﺫَﺍ ﺗَﺮَﻯٰ ۚ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺖِ ﺍﻓْﻌَﻞْ ﻣَﺎ ﺗُﺆْﻣَﺮُ ۖ ﺳَﺘَﺠِﺪُﻧِﻲ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺼَّﺎﺑِﺮِﻳﻦَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar ( ash shoffat102 )

Ketika Nabi Ismail berusia 9 tahun (ada yang mengatakan 13 tahun), pada waktu itu bertepatan pada malam tanggal 8 Dzul hijjah, Nabi Ibrahim bermimpi. Dalam mimpi tersebut, terdengar suara “Wahai Ibrahim, tepatilah janjimu !”. Setelah terbangun, berliau berpikir dan mengangan-angan, dan berkata pada dirinya “Apakah mimpi itu dari Allah ataukah dari syetan ?”. Kemudian hari itu dinamakan yaumut tarwiyyah, karena tarwiyyah artinya berpikir mengingat masa lalu.
Pada malam harinya beliau tidur dan bermimpi seperti mimpi yang pertama. Setelah terbangun, beliau mengetahui bahwa mimpi tersebut berasal dari Allah.  Maka hari itu (tanggal 9 Dzul Hijjah) dinamakan yaumu arofah.
Pada malam harinya beliau pun bermimpi dengan mimpi yang sama seperti sebelumnya. Setelah terbangun. beliau menyadari bahwa mimpi tersebut adalah perintah untuk menyembelih putra beliau. hari itu (tanggal 10 Dzul Hijjah) dinamakan yaumun nahr hari penyembelehan.

Pada hari itu Iblis lebih sibuk dan lebih gugup, Ia menggoda dan berusaha agar penyembelihan tersebut gagal. Iblis menggoda Nabi Ibrahim, namun Nabi Ibrahim melemparinya dg batu 
Kemudian iblis pergi menemui siti Hajar, Dengan rayuan dan godaan, tetapi Iblis tak kuasa menggoda siti Hajar. Malah iblis mendapatkan lemparan batu
Kemudian iblis pergi menemui Nabi Ismail dan menggodanya Nabi Ismail mengambil batu-batu dan melemparkannya kepada Iblis sehingga mengenai mata kiri Iblis. Kemudian Iblis pun pergi dengan kecewa dan putus asa.

اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﺳْﻠَﻤَﺎ ﻭَﺗَﻠَّﻪُ ﻟِﻠْﺠَﺒِﻴﻦِ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). ( Ash shoffat 103 )
وناديناه انْ ياابراهيمُ, قد صدقتَ الرؤيا انّا كذلك نجزي المحسنين, انّ هذا لهو البلاءُ المبينُ
"Dan Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim” (104). Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (105). Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata (106). 

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ. سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ. كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ ١٠٧
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”( Ash shaffat 106 107 )
Malaikat Jibril pun datang dengan membawa seekor domba yang besar. Domba tersebut merupakan domba qurban Habil putra Nabi Adam yang masih hidup dalam surga. Kemudian domba tersebut dijadikan tebusan Nabi Ismail. Malaikat Jibril yang datang dan melihat Nabi Ibrahim berusaha memotong leher putra beliau. Dengan rasa ta’dhim dan heran Malaikat Jibril bertakbir :
الله اكبر الله اكبر الله اكبر
Kemudian Nabi Ibrahim menjawab :
لااله الا الله والله اكبر
Nabi Ismail pun mengikuti :
الله اكبر ولله الحمد
Ma'asyirol muslimin walmuslimat Rahimakumullah

Nabi Muhammad SAW melakukan kurban pada saat melaksanakan Haji Wada di Mina. Kala itu Rasul SAW menyembelih 100 ekor unta, 63 ekor di sembelih dengan tangan beliau sendiri dan sisanya disembelih oleh S. Ali bin Abu Thalib. 

Allah berfirman dalam Surat Alhajj ayat 36 :

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu termasuk bagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.

Ma'asyirol muslimin jamaah solat iduladha Rahimakumullah

Menyembelih kurban adalah suatu sunnah Rasul yang sarat dengan hikmah dan keutamaan. Diantaranya: 

1. Qurban adalah Pintu Mendekatkan Diri Kepada Allah

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".

Berqurban juga menjadi bukti ketaqwaan seorang hamba.

لَن يَنَالَ اللهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا الله ٢عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS:Al Hajj:37)

2. Qurban Sebagai sikap Kepatuhan dan Ketaaan pada Allah

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكاً لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” [QS: Al Hajj : 34]

Rosulullah bersabda

يَا يُّهَاالنَّاسُ اِنَّ عَلى كُل أهْلِ بَيْتٍ في كلِّ عَامٍ أُضْحِيَّة (رواه أبو داود)

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya atas tiap-tiap ahli rumah pada tiap-tiap tahun disunatkan berkurban”. (HR. Abu Dawud).

Hadits Nabi SAW tersebut menerangkan bahwa berkurban itu bukanlah ditentukan untuk sekali saja melainkan disunatkan tiap-tiap tahun kalau ada kesanggupan untuk berkurban. Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda:

عَنْ َأبِي هُرَيْرَة: َأنَّ رَسُوْل اللهِ صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ كَانَ لهُ سَعَةٌ وَلمْ يُضَحِّ فَلا يَقْربَنَّ مُصَلَّانَا (رواه احمد وابن ماجه)

Artinya : “Dari Abi Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang mempunyai kemampuan tetapi tidak berkurban, maka janganlah ia menghampiri tempat shalat kami” . (HR. Ahmad dan Ibn Majah)

3.Ibadah qurban mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT
Juga kelak pada hari akhir nanti, hewan yang kita qurbankan akan menjadi saksi.

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى الله مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ الله بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Siti Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117)

4. Qurban Meneladani Ajaran Nabiullah Ibrahim AS

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ قَالَ سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ

“ dari Zaid bin Arqam, dia berkata: berkata para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah, hewan qurban apa ini?” Beliau bersabda: “Ini adalah sunah bapak kalian, Ibrahim.” Mereka berkata: “Lalu pada hewan tersebut, kami dapat apa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu ada satu kebaikan.” Mereka berkata: “Bagaimana dengan shuf (bulu domba)?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu shuf ada satu kebaikan.” [HR. Riwayat Ibnu Majah dalam Sunannya No. 3127]

5. Qurban Menanamkan kepedulian pada fakir miskin
 أَنَّ عَلِيَّ بۡنَ أَبِي طَالِبٍ أَخۡبَرَهُ، أَنَّ نَبِيَّ اللهِ ﷺ أَمَرَهُ أَنۡ يَقُومَ عَلَىٰ بُدۡنِهِ، وَأَمَرَهُ أَنۡ يَقۡسِمَ بُدۡنَهُ كُلَّهَا: لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلَالَهَا فِي الۡمَسَاكِينِ وَلَا يُعۡطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنۡهَا شَيۡئًا

”bahwa ‘Ali bin Abu Thalib mengabarkan kepadanya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk mengurusi unta-unta kurban beliau dan memerintahkannya untuk membagikan semuanya: daging, kulit, dan jilalnya untuk orang-orang miskin. Dan jangan memberikan apapun dari unta hadyu tersebut untuk (upah) proses penyembelihannya."
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah

Ibadah kurban yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha sampai hari tasyrik, tiada lain bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Disamping itu, kurban juga berarti menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat individual dalam diri seorang muslim. Dengan berkurban, diharapkan seseorang akan memaknai hidupnya untuk mencapai ridha Allah semata.
Akhirnya marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan ridha dari Allah SWT.

 اعوذ بالله من الشيطان الرجيم 

 بسم الله الرحمن الرحيم

 إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.

وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. 

وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. 

  (وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين)

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. 
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلي يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Rabu, 15 Agustus 2018

Qurban dulu atau Aqiqah dulu???

QURBAN DULU APA AQIQOH DULU???

Sebenarnya dalam aqiqah dan qurban ada persamaan diantara kedua ibadah ini yakni sama-sama sunnah hukumnya menurut madzhab Syafi’i (selama tidak nadzar), serta adanaya aktifitas penyembelihan terhadap hewan yang telah memenuhi syarat untuk dipotong.

Sementara perbedaan yang ada diantara keduanya lebih pada waktu pelaksanaannya. Qurban hanya dapat dilakukan pada bulan DzulHijjah saja, sedangkan aqiqah dilaksanakan pada saat mengiringi kelahiran seorang bayi dan lebih dianjurkan lagi pada hari ketujuh dari kelahirannya.

Pada dasarnya aqiqah merupakan hak seorang anak atas orang tuanya, artinya anjuran untuk menyembelih hewan aqiqah sangat ditekankan kepada orang tua bayi yang diberi kelapangan rizki untuk sekedar berbagi dalam rangka menyongsong kelahiran anaknya.

Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw:

مَعَ الغُلاَمِ عَقِيقَةٌ

Artinya: aqiqah menyertai lahirnya seorang bayi (HR. Bukhari). Para ulama memberi kelonggaran pelaksanaan aqiqah oleh orang tua hingga si bayi tumbuh sampai dengan baligh.
Setelah itu, anjuran aqiqah tidak lagi dibebankan kepada orang tua melainkan diserahkan kepada sang anak untuk melaksanakan sendiri atau meninggalkannya. Dalam hal ini tentunya melaksanakan aqiqah sendiri lebih baik dari pada tidak melaksanakanya.
Terus manakah yang didahulukan antara qurban dan aqiqah?

Jawabannya adalah tergantung momentum serta situasi dan kondisi. Apabila mendekati hari raya Idul Adha seperti sekarang ini, maka mendahulukan qurban adalah lebih baik dari pada malaksanakan aqiqah. Ada baiknya pula- apabila saudara menginginkan kedua-keduanya (qurban&aqiqah) dan boleh juga mengikuti pendapat imam Ramli yang membolehkan dua niat dalam menyembelih seekor hewan, yakni niat qurban dan aqiqah sekaligus.

Adapun referensi yang di gunakan mengacu pada kitab Tausyikh karya Syekh Nawawi al-Bantani:

قال ابن حجر لو أراد بالشاة الواحدة الأضحية والعقيقة لم يكف خلافا للعلامة الرملى حيث قال ولو نوى بالشاة المذبوحة الأضحية والعقيقة حصلا

Artinya; Ibnu Hajar berkata: “Seandainya ada seseorang meginginkan dengan satu kambing untuk kurban dan aqiqah, maka hal ini tidak cukup”. Berbeda dengan al-‘allamah Ar-Ramli yang mengatakan bahwa apabila seseorang berniat dengan satu kambing yang disembelih untuk kurban dan aqiqah, maka kedua-duanya dapat terealisasi.

Konsekuensi yang mungkin kotradiktif dari pendapat imam Romli ini adalah dalam pembagian dagingnya, mengingat daging qurban lebih afdhal dibagikan dalam kondisi belum dimasak (masih mentah), sementara aqiqah dibagikan dalam kondisi siap saji. Problem ini tentunya tidak perlu dipermasalahkan karena cara pembagian tersebut bukanlah termasuk hal yang subtantif. Kedua cara pembagian daging tersebut adalah demi meraih keutamaan, bukan menyangkut keabsahan ibadah.

Wallahu a’lam bisshawab.

Minggu, 12 Agustus 2018

Istilah silsilah jawa

Istilah Silsilah

Berikut adalah istilah untuk level keturunan (ke bawah) dan level leluhur (ke atas) dalam bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, setiap level garis keturunan mempunyai istilah sampai tingkat sepuluh ke atas dan sepuluh ke bawah.

10. galih asem (mbah galih asem)
9. debog bosok (mbah debog bosok)
8. gropak sente (mbah gropak sente)
7. gantung siwur (mbah gantung siwur)
6. udeg-udeg (mbah udeg-udeg)
5. wareng (mbah wareng)
4. canggah (mbah canggah)
3. buyut (mbah buyut)
2. embah
1. bapak

0. kita/anda

1. anak
2. putu
3. buyut (putu buyut)
4. canggah (putu canggah)
5. wareng (putu wareng)
6. udeg-udeg (putu udeg-udeg)
7. gantung siwur (putu gantung siwur)
8. gropak sente (putu gropak sente)
9. debog bosok (putu debog bosok)
10. galih asem (putu galih asem)

Melihat peristilahan ini, bisa terlihat, sejak keturunan ke tiga, baik ke atas dan/atau ke bawah, nama panggilan yang digunakan adalah sama. Untuk mencegah kekeliruan, level ke atas (leluhur) ditambahkan  embah sebelumnya (misal, mbah buyut, mbah canggah dst), sedangkan level ke bawah (keturunan) ditambahkan istilah putu di depannya (misal putu buyut, putu canggah, putu wareng, dst).

..

Berikut adalah istilah untuk level keturunan (ke bawah) dan level leluhur (ke atas) dalam Bahasa Jawa :

Moyang ke-18. Mbah Trah Tumerah
Moyang ke-17. Mbah Menya-menya
Moyang ke-16. Mbah Menyaman
Moyang ke-15. Mbah Ampleng
Moyang ke-14. Mbah Cumpleng
Moyang ke-13. Mbah Giyeng
Moyang ke-12. Mbah Cendheng
Moyang ke-11. Mbah Gropak Waton
Moyang ke-10. Mbah Galih Asem
Moyang ke-9. Mbah Debog Bosok
Moyang ke-8. Mbah Gropak Senthe
Moyang ke-7. Mbah Gantung Siwur
Moyang ke-6. Mbah Udheg-udheg
Moyang ke-5. Mbah Wareng
Moyang ke-4. Mbah Canggah
Moyang ke-3. Mbah Buyut
Moyang ke-2. Simbah, dalam bahasa Indonesia disebut Eyang
Moyang ke-1. Bapak / Ibu
KITA <====

Keturunan ke-1. Anak
Keturunan ke-2. Putu, dalam bahasa Indonesia disebut “cucu”
Keturunan ke-3. Buyut, dalam bahasa Indonesia disebut “cicit”
Keturunan ke-4. Canggah
Keturunan ke-5. Wareng
Keturunan ke-6. Udhek-udhek
Keturunan ke-7. Gantung siwur
Keturunan ke-8. Gropak Senthe
Keturunan ke-9. Debog Bosok
Keturunan ke-10. Galih Asem
Keturunan ke-11. Gropak waton
Keturunan ke-12. Cendheng
Keturunan ke-13. Giyeng
Keturunan ke-14. Cumpleng
Keturunan ke-15. Ampleng
Keturunan ke-16. Menyaman
Keturunan ke-17. Menya-menya
Keturunan ke-18. Trah tumerah

Semoga manfaat.

Jumat, 10 Agustus 2018

Hukum mandi Mayit mati 2x

Nanya malih Om !!! Pak Kumis meninggal Dunia hari kamis jam 06.00 pagi hari.dimandikan dan dikafanin selesai jam 09.00.setelah selesai disholatin, tiba-tiba Pak kumis teriak sangat kenceng sekali, sehingga mengagetkan semua yang hadir ternyata Pak kumis hidup lagi, segera saat itu juga diadakan syukuran kehidupan kembali Pak kumis di dunia.

Setelah para pentakziah pulang dengan keheranan atas kejadian unik yang baru saja dilihat dengan mata kepala sendiri, Pak kumis tiba-tiba merasakan perutnya mules, serasa melilit ususnya segera beranjak ke toilet yang ada di belakang Rumahnya.ternyata lantai toiletnya sangat licin, dan terpeleset lah Pak Kumis dengan suara yang cukup keras "GEDEBUG"...!! Sehingga menarik perhatian keluarganya yang masih berkumpul setelah dilihat dan diperiksa,Ternyata Jantung Pak Kumis Berhenti berdetak, dia Mati untuk yang kedua kalinya di hari yang Sama.....!!!! (cerita di atas adalah fiktif, kesamaan nama atau gelar hanya kebetulan semata).Pertanyaaannya : Apakah Jenazah Pak Kumis harus dimandikan kembali ? Semuhun. Wassalaamu'alaikum. [Begawan Sinting AlasRoban].

JAWABAN :

Wa'alaikumussalaam, orang yang mennggal untuk kedua kalinya di hari yang sama maka hanya wajib dikuburkan saja.

فمن مات بعد الحياة الثانية لا يغسل ولا يصلى عليه وإنما تجب مواراته فقط ،

Dan harta yang sudah dibagikan ahli waris atau istri menikah lagi maka suami tidak ada haq apapun, karena hidup yang ke dua dianggap tidak ada.

ما حاصله أن [ ص: 442 ] من أحيي بعد الموت الحقيقي بأن أخبر به معصوم ثبتت له جميع أحكام الموتى من قسمة تركته ونكاح زوجته ونحو ذلك ، وأن الحياة الثانية لا يعول عليها لأن ذلك تشريع لما لم يرد هو ولا نظيره بل ولا ما يقاربه ، وتشريع ما هو كذلك ممتنع بلا شك ا

Jika sesudah mati, kemudian hidup lagi dengan kehidupan yang haqiqi dan mati lagi untuk kedua kalinya, maka wajib bagi orang lain mengurus jenazahnya baik memandikan mensholati atau menguburkan.

و لو مات موتا حقيقيا ثم جهز ثم احي حياة حقيقة ثم مات وجب تجهيز اخر  نهاية الزين ١٤٩

" Apabila seseorang mati dengan mati yang haqiqi kemudia dirawat jenazahnya dan ia kemudian hidup lagi dengan kehidupan yang haqiqi lantas ia mati lagi, maka wajib bagi yang lain untuk mengurus jenazahnya ".

Orang yang hidup lagi setelah ia benar-benar mati dengan khabarnya orang yang ma'shum hal ini menetapkan hukumnya orang yang mati sesungguhnya,seperti hartanya boleh di waritsi ,istrinya boleh menikah lagi dan lain2.sedangkan hidup yang ke dua tidak di anggap.dan bila ia mati lagi setelah huidupnya yang ke dua maka tidak di wajibkan di mandikan,di sholati,namun hanya wajib di kuburkan.

Namun bila mati yang pertama belum jelas maka ia di hukumi belum mati tetapi di anggap sbagaimana orang yang pingsan. Artinya orang yang sudah mati kemudian hidup lagi

أن من أحيي بعد الموت الحقيقي بأن أخبر به معصوم ثبتت له جميع أحكام الموتى من قسمة تركته ونكاح زوجته ونحو ذلك ، وأن الحياة الثانية لا يعول عليها لأن ذلك تشريع لما لم يرد هو ولا نظيره بل ولا ما يقاربه ، وتشريع ما هو كذلك ممتنع بلا شك ا هـ : أي وعليه فمن مات بعد الحياة الثانية لا يغسل ولا يصلى عليه وإنما تجب مواراته فقط ، وأما إذا لم يتحقق موته حكمنا بأنه إنما كان به غشي أو نحوه   إعانة الطالبين ج 2 ص 109

(بعد موت مورثه) وقع السؤال عمن عاش بعد موته معجنزة لنبي أو كرامة لولي لم يعد ملكه اليه انتهى ق ل على المحلي.وقال بعضهم:بالعود لتبين بقاء ملكه لتركته ,وهو محمول على أنه بالإحياء تبين عدم موته:لكنه خلاف الفرض فى السؤال إذ لاتوجد المعجزة إلا بعد تحقق الموت وعند تحققه ينتقل الملك لورثة بالإجماع,فإذا وجد الإحياء كانت هذه حياة جديدة مبتدأة بلا تبين عود ملك,ويلزمه أن نسائه لو تزوجن أن يعدن له,وليس كذالك بل يبقي نكاهن الثاني.والحاصل أن زوال الملك والعصمة محقق وعوده مشكوك فيه فيستصحب زوالهما حتى يثبت ما يدل على العود ,ولم يثبت فيه شئ فوجب البقاء مع الأصل.   حاشية البجيرمي على الخطيب ج3 ص 260

Sedang jika ia ingin kembali bersama istrinya semasa hidup yang pertama maka ia(orang yang hidup kembali) harus mnikahinya lagi jika ingin kembali kepada istrinya. Fokus :

ويلزمه أن نسائه لو تزوجن أن يعدن له,وليس كذالك بل يبقي نكاهن الثاني.

Artinya orang yang sudah mati kemudian hidup lagi maka hidupnya yang kedua adalah hidup yang baru, dan apapun yang dimilikinya tidak bisa dikembalikan. Fokus :

فإذا وجد الإحياء كانت هذه حياة جديدة مبتدأة بلا تبين عود ملك

- Nihayatul Mukhtaj :

فرع آخر ] لو مات إنسان موتا حقيقيا وجهز ثم أحيي حياة حقيقية ثم مات فالوجه الذي لا شك فيه أنه يجب له تجهيز آخر خلافا لما توهم ا هـ . وينبغي أن مثله ما لو غسل ميت ميتا آخر . وفي فتاوى حج الحديثية ما حاصله أن [ ص: 442 ] من أحيي بعد الموت الحقيقي بأن أخبر به معصوم ثبتت له جميع أحكام الموتى من قسمة تركته ونكاح زوجته ونحو ذلك ، وأن الحياة الثانية لا يعول عليها لأن ذلك تشريع لما لم يرد هو ولا نظيره بل ولا ما يقاربه ، وتشريع ما هو كذلك ممتنع بلا شك ا هـ : أي وعليه فمن مات بعد الحياة الثانية لا يغسل ولا يصلى عليه وإنما تجب مواراته فقط ، وأما إذا لم يتحقق موته حكمنا بأنه إنما كان به غشي أو نحوه ( قوله : فمحلهما في المسلم غير الشهيد ) أي وإلا في الذمي فتحرم الصلاة عليه ويجوز غسله     نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج

Wallohu a'lam.

Menyembeleh 2x

Bagaimanakah hukum menyembelih dengan dua kali sembelihan?”

Imam Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syaraf al-Nawawi di dalam kitabnya (al-Majmu’ Syarh al-Muhaddzab) menjelaskan bahwa disunahkan agar memotong saluran pernafasan(حلقوم) dan saluran makanan(مرىء) serta 2 urat penghimpit leher(ودجين), karena itu adalah nyawa bagi sembelihan.
Jika hanya memutus tenggorokan(saluran nafas) dan saluran makanan  maka hal itu mencukupi, karena tenggorokan adalah saluran nafas/nyawa, sedang “al-mar’a” adalah saluran makanan, dan nyawa tidak akan tersisa(mati) dengan memotong keduanya.
*****
Jika pisau hanya sampai pada tenggorokan dan saluran makanan serta masih ada kehidupan yang bersifat tetap (hayatun mustaqirrah), lalu disembelih lagi maka menjadi halal, sebab hewan masih hidup..
jika tidak ada kehidupan yang bersifat tetap kecuali gerakan hewan yang disembelih ( حركة مذبوح),lalu disembelih lagi maka  tidak halal, karena hewan telah mati/bangkai sebelum disembelih yg kedua.

Syaikh Muhammad Amin al-Qurdi al-Naqsyabandiyah di dalam kitabnya (Tanwir al-Qulub) juga menjelaskan bahwa disyaratkan dalam pemotongan tersebut harus dilakukan satu kali, dan jika melebihinya sebagaimana pisau diangkat kemudian secepatnya dikembalikan atau ia meletakkan pisau karena tumpul dan ia mengambil pisau yang lain atau pisaunya terjatuh lalu diambil atau ia ganti kemudian memotong bagian yang tersisa dan hal itu ia lakukan dengan segera, maka halal. Dan tidak disyaratkan harus adanya kehidupan dalam pemotongan yang kedua kecuali jika jarak antara dua pemotongan tersebut lama, maka disyaratkan adanya kehidupan yang bersifat tetap (hayatun mustaqirrah) saat memulai pemotongan yang kedua.

Dari pemaparan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa hukum menyembelih dengan dua kali sembelihan adalah diperinci sebagai berikut:

1. Jika jarak antara dua sembelihan tidak berlangsung lama, maka sembelihan halal.

2. Jika jarak antara dua sembelihan berlangsung lama, maka diperinci sebagai berikut:

a) Jika pada saat memulai pemotongan kedua masih ada kehidupan yang bersifat tetap حياة مستقرة, maka sembelihan menjadi halal.

b) Jika pada pemotongan yg kedua tidak  حياة مستقرة, maka tidak halal, karena sembelihan telah menjadi bangkai sebelum disembelih.

Catatan: “Hayat mustaqirrah” adalah adanya gerakan yang berdasar kemauan sendiri (ihtiyariyah) dengan adanya tanda-tanda pada hewan tersebut.

Sebagian ilmuan menyatakan bahwa “Hayat mustaqirrah” adalah seandainya hewan tersebut ditinggalkan, maka ia akan bertahan selama satu atau dua hari. Wallahu a’lam bis shawab.

Dasar pengambilan (1)

والمستحب أن يقطع الحلقوم والمرئ والودجين لانه أوحى وأروح للذبيحة فان اقتصر على قطع الحلقوم والمرئ أجزأه لان الحلقوم مجرى النفس والمرئ مجرى الطعام والروح لا تبقي مع قطعهما .........الى ان قال فان بلغ السكين الحلقوم والمرئ وقد بقيت فيه حياة مستقرة حل لان الذكاة صادفته وهو حي وان لم يبق فيه حياة مستقرة الا حركة مذبوح لم يحل لانه صار ميتا قبل الذكاة. المجموع شرح المهذب - (ج 9 / ص 83)

Dasar pengambilan (2)

ويشترط في قطع ذلك ان يكون دفعة واحدة فلو قطع باكثر كما لو رفع السكين فاعادها فورا او القاها لكللها واخذ غيرها او سقطت منه فاخذها او قلبها وقطع ما بقي وكان فورا حل ولا يشترط وجود الحياة المستقرة في دفعة الفعل الثاني الا ان طال الفصل بين الفعلين فلا بد من وجود الحياة المستقرة اول الفعل الثاني. تنوير القلوب – ص 237

Dasar pengambilan (3) 

والمراد بها ما يوجد معها الحركة الاختيارية بقرائن وأمارات. إعانة الطالبين - (ج 2 / ص 137)

Dasar pengambilan (4) 

وبعضهم فرق بينها بأن الحياة المستقرة هي التي لو ترك الحيوان لجاز أن يبقى يوما أو يومين. حاشية الباجوري-2-286

Daftar Pustaka: 1. Al-Majmu’ Syarh al-Muhaddzab. IX/ 83 2. Tanwir al-Qulub. 237 3. I’anah al-Thalibin. II/ 137 4. Hasyiyah al-Bajuri. II/ 286

Kamis, 09 Agustus 2018

Shalawat Adrikiyah/Adrikni/Khitab

Shalawat Adrikiyah-Shalawat Adrikni atau Shalawat Khitab .
#wiridsholawat

Itulah beberapa penyebutan dari shalawat yang luar biasa ini.
Ada banyak manfaat, fadhilah dan khasiat dari sholawat ini.

Sholawat ini diajarkan oleh Rasulullah kepada seorang Mufti kota Syam yang bernama Syech Hamid Affandy Al 'Imadi dalam sebuah mimpi, Beliau Rasulullah bersabda barang siapa membaca Sholawat tersebut Allah SWT akan memberikan kemudahan dalam segala hal.

Diantara manfaat dan khasiat dari shalawat Adrikiyah/Adrikni ini adalah ‘Barang siapa membaca sholawat ini 1000 x (seribu kali) pada malam Jum'at dan dilanjutkan pada malam -malam berikutnya sampai hari Jum'at sebanyak 1000 x ( delapan hari berturut-turut) maka akan dikabulkan hajatnya, dan Insya Allah dapat bermimpi ketemu Rasulullah SAW. ( Menurut Syech Ibn Syaifuddin Al Jabbary ).

Inilah bacaan shalawat Adrikiyah/Adrikni/Khitab:

الصلاة والسلام عليك يا سيدي يا رسول الله
خذ بيدى قلت حيلتي ادركنى

Bacaan sholawat Adrikiyah dalam latin:

Asholatu wassalamu alaika yaa sayyidi yaa rosulallah khudz biyadi qollat hilati adrikni.

Artinya:
Rahmat dan sejahtera semoga melimpah kepadamu, wahai junjunganku rosullulahu SAW, peganglah ( tuntunlah ) tanganku,sedikit sekali upayaku maka temukanlah aku…

Sholawat ini sangat ampuh luar biasa dan bermanfaat untuk banyak hal.

Bahkan seorang wali kutub/raja wali Habib Syekh Ali Al-Makkatul Mukarromah berkata : "lapangkanlah hatimu dan isilah jiwa halusmu dengan sholawat adrikiyah karena akan menjadikan kita selamat dunia dan akherat ".

Diantara khasiatnya lagi adalah mendapat rejeki yang berlimpah , membuka mata batin, membuang bahaya  ( sengkolo ) atau kesialan dan penyembuhan.

Cara membacanya adalah pada kalimat awal (Assolatu wassalamu alaika ya sayidi ya Rosululloh) dibaca dengan bersuara. Pada kalimat lanjutan (khud biyadi qoddokot khilati adrikni) dibaca didalam hati.

*****

Cobalah amalkan shalawat ini dengan dibaca 100x tiap malam jika ada masalah atau hajat dan  dibaca minimal 3x atau 11x ba’da shalat untuk wiridan sehari hari

Sebagai catatan tambahan...

jika ingin lebih afdol..

dibaca setiap malam jum'at (ada hajat atau tidak ada hajat apapun)

Cara pengamalannya:

Shalat hajat biasanya,
rakaat pertama membaca Surat Alam nasyroh atau alkafirun
rakaat kedua Surat Al kautsar atau Al Ikhlas

lalu Tawasulan dahulu dengan membaca fatihah ditujukan:

- Kepada Nabi Muhammad Salallahu alaihi wassalam
- Malaikat Muqorrobin
- Kulafaur Rasyidin ,Abubakar ra, Umar ra, ustman ra dan Sayidina Ali KW
- Syekh Abdul Qodir Jailani
- Para Aulia,shalihin terdahulu
- Para guru dan pengijazah amalan...
- Ayah dan ibu,

Istigfar 100x
Tasbih 100x
Laa ilaaha illallaahu 100x

Lebih baik lagi ditambah dengan:

Laa ilaaha illallaahu wahdahulaa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai in qadiir 100x

Sholawat Di atas baca 100x atau 1000x

*****

Beberapa fadhilah, manfaat dan khasiat dari Sholawat Adrikiyah ini:

1. Apabila dibaca 333x secara istikomah sehabis sholat subuh maka Allah akan memberikan rejeki yang berlimpah ruah datang tanpa disangka-sangka.

2. Jika sedang menghadapi masalah apapun, bacalah sholawat ini pada malam hari pukul 23.00 sampai selesai sebanyak 221x. Lakukan terus, Insya Allah akan diberikan jalan keluar.

3. Apabila dibaca 103x tiap hari maka mata batin akan terbuka dan mampu menembus dimensi alam astral.

4. Agar keinginan anda terkabul, bayangkanlah keinginan anda dan bacalah 7x ketika hendak tidur. Insya Allah akan terkabul.

5. Untuk menghilangkan sial/sengkolo dalam diri kita bacalah 21x tiap hari.

6. Untuk penyembuhan non medis (santet, kesurupan, teluh dll) bacalah 9x lalu tiupkan pada segelas air putih dan minumkan ke pasien.

7. Bagi yang ingin bermimpi dengan para Nabi dan Wali maka bacalah 11x sebelum tidur. Lakukan secara istikomah sampai benar-benar ditemui.

Itulah beberapa fadhilah dari shalawat yang luar biasa ini.

Mari kita amalkan bacaan shalawat ini sebagai bentuk kecintaan kita kepada Nabi.

الصلاة والسلام عليك يا سيدى يا رسول الله
خذ بيدى قد ضاقت حيلتي ادركنى...

*****
ﺍﻟﺼَﻼَﺓُ ﻭَﺍﻟﺴﻼﻡُ ﻋﻠَﻴْﻚَ ﻳَﺎﺳَﻴِّﺪِﻱْ ﻳَﺎﺭَﺳْﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺧُـــﺬْ ﺑِﻴَﺪِﻱْ ﻗَﻠَّﺖْ ﺣِﻴْﻠَﺘِﻲْ ‏( ﺃَﺩْﺭِﻛْﻨِﻲْ ﺃَﺩْﺭِﻛْﻨِﻲْ ﺃَﺩْﺭِﻛْﻨِﻲْ ‏)
"Ash-sholaatu wassalaamu’alaika yaa sayyidi yaa rosulallooh khudz biyadi qollat hiilatii adrikni adrikni adrikni"
Keterangan :
Satu putaran ADRIKNINYA di baca 3 kali. Itu sirr-nya supaya cepet bertemu rahmat Allah SWT dan cepat merasakan ruhnya sholawat tersebut mendapatkan syafaat Nabi yang ruh nur Muhammadnya di Alam Ajaibul Malakut. Insyallah berkahnya cepet dipertemukan yang di carinya untuk tujuan baik di dunia dan akhirat.
Ibarat jasad kita kalau tidak ada ruhnya akan mati. Begitupun dalam setiap amaliah zikir . Wirid dan amalan lain kalau kita tidak mndapatkan berkah ruhnya tentu kita tidak akan merasakan nikmatnya sebuah amaliah. Jika kenikmatan amaliah ibadah Allah SWT berikan pada seorang hamba yang dikehendakinya maka -InsyaAllah- Allah bukakan dan tunaikan 30 hajat di dunia 70 hajat akhirat nya.
Amin ya Robbal'alamiin...

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1385882994873454&id=100003553012064

Sabtu, 04 Agustus 2018

Kisah Istighfar

"KISAH ISTIGFAR MBAH KHOLIL BANGKALAN"

Suatu hari Kyai Kholil kedatangan tiga tamu yang menghadap secara bersamaan. Sang kyai bertanya kepada tamu yang pertama:

Mbah Kholil : "Sampeyan ada keperluan apa?"

Tamu 1 : "Saya pedagang, Kyai. Tetapi hasil tidak didapat, malah rugi terus-menerus," ucap tamu pertama.

Beberapa saat Kyai Kholil menjawab,

"Jika kamu ingin berhasil dalam berdagang, perbanyak baca istighfar,"

pesan kyai mantap.

Kemudian kyai bertanya kepada tamu kedua:

Mbah Kholil : "Sampeyan ada keperluan apa?"

Tamu 2 : "Saya sudah berkeluarga selama 18 tahun, tapi sampai saat ini masih belum diberi keturunan," kata tamu kedua.

Setelah memandang kepada tamunya itu, Kyai Kholil menjawab,

"Jika kamu ingin punya keturunan, perbanyak baca istighfar," tandas kyai.

Kini, tiba giliran pada tamu yang ketiga. Kyai juga bertanya,

Mbah Kholil : "Sampeyan ada keperluan apa?"

Tamu 3 : "Saya usaha tani, Kyai. Namun, makin hari hutang saya makin banyak, sehingga tak mampu membayarnya, " ucap tamu yang ketiga, dengan raut muka serius.

"Jika kamu ingin berhasil dan mampu melunasi hutangmu, perbanyak baca istighfar," pesan kyai kepada tamu yang terakhir.

Berapa murid Kyai Kholil yang melihat peristiwa itu merasa heran. Masalah yang berbeda, tapi dengan jawaban yang sama, resep yang sama, yaitu menyuruh memperbanyak membaca istighfar.

Kyai Kholil mengetahui keheranan para santri. Setelah tamunya pulang, maka dipanggillah para santri yang penuh tanda tanya itu. Lalu, Kyai Kholil membacakan al-Qur’an Surat Nuh ayat 10-12 yang artinya:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)

“Maka aku katakan kepada mereka:
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu. dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

Mendengar jawaban kyai ini, para santri mengerti bahwa jawaban itu memang merupakan janji Allah bagi siapa yang memperbanyak baca istighfar. Memang benar. Tak lama setelah kejadian itu, ketiga tamunya semuanya berhasil apa yang dihajatkan.
smg Allah Swt mudahkan hajat hajat kita berkat orang orang soleh aamiin

*****
Terdapat sebuah atsar dari Hasan Al Bashri rahimahullah yang menunjukkan bagaimana faedah istighfar yang luar biasa.

أَنَّ رَجُلًا شَكَى إِلَيْهِ الْجَدْب فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر الْفَقْر فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر جَفَاف بُسْتَانه فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر عَدَم الْوَلَد فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، ثُمَّ تَلَا عَلَيْهِمْ هَذِهِ الْآيَة

“Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.

Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri membacakan surat Nuh di atas. (Riwayat ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di Fathul Bari, )

*****

Juga dapat kita lihat dari perkataan sahabat mulia Umar bin Al Khottob berikut.

Dari Asy Sya’bi, ia berkata, “’Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu suatu saat meminta diturunkannya hujan, namun beliau tidak menambah istighfar hingga beliau kembali, lalu ada yang mengatakan padanya, ”Kami tidak melihatmu meminta hujan.” ‘Umar pun mengatakan, “Aku sebenarnya sudah meminta diturunkannya hujan dari langit”. Kemudian ‘Umar membaca ayat,

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا, يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat”

Umar pun lantas mengatakan,

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

“Wahai kaumku, mintalah ampun kepada Rabb kalian. Kemudian bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan pada kalian hujan lebat dari langit.” (HR. Al Baihaqi 3: 352)

Ketika menjelaskan surat Nuh di atas, Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Jika kalian meminta ampun (beristigfar) kepada Allah dan mentaati-Nya, niscaya kalian akan mendapatkan banyak rizki, akan diberi keberkahan hujan dari langit, juga kalian akan diberi keberkahan dari tanah dengan ditumbuhkannya berbagai tanaman, dilimpahkannya air susu, dilapangkannyaharta, serta dikaruniakan anak dan keturunan. Di samping itu, Allah juga akan memberikan pada kalian kebun-kebun dengan berbagai buah yang di tengah-tengahnya akan dialirkan sungai-sungai.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 388)

Mengenai ayat di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan, “Maksud ayat niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, yaitu Allah akan menurunkan hujan dengan ucapan istighfar tersebut. Oleh karenanya, dianjurkan ketika shalat istisqa’ (shalat minta hujan) untuk membaca surat Nuh ini.”

بارك الله لنا ولكم...